Inventing A Millionaire - Bab 108 Tamparan
Setelah kembali ke rumah, Robert Huo masuk ke dalam rumah dan memanggil Natalie Ning, lalu menyampaikan bahwa ada teman yang mengundangnya makan dan berharap bahwa dia dapat ikut serta.
Menurut seorang wanita, seorang suami yang dapat membawa dirinya makan bersama dengan temannya itu adalah sebuah hal yang membahagiakan, ini membuktikan pengakuan suaminya terhadap dirinya.
Namun, ketika teringat kembali bahwa Gaby belum kembali, ditambah sisanya waktu yang masih cukup lama hingga waktu makan tiba, jadi Robert Huo pun kembali melangkah keluar dan mengundang Griffin Huo untuk masuk.
Setelah masuk ke dalam ruangan, Griffin Huo terlihat sedikit terkejut ketika melihat ke arah sekeliling.
Ini bahkan adalah hasil dari dirinya yang sudah berusaha keras untuk menyembunyikan rasa terkejutnya dalam hati, jika tidak, rahang bawahnya mungkin sudah terjatuh ke atas permukaan lantai.
Robert Huo menyadari isi pikirannya, dia pun tersenyum dan berkata,”Kamu pasti merasa sangat kecil, bukan?”
“Walaupun kecil, namun semuanya berada dalam kondisi lengkap, terlebih lagi, kakak ipar juga sangat menawan, tidak peduli bagaimanapun, rumah sendiri tetap paling nyaman,”jawab Griffin Huo.
Walaupun ucapannya ini tergolong pantas dengan situasinya, namun semua itu hanyalah kata-kata, rasa terkejut yang muncul dalam hati tetap saja tidak dapat dielak.
Dia awalnya mengira orang seperti Robert Huo, sekalipun tidak tinggal di vila bertingkat tiga miliknya sendiri, setidaknya dia seharusnya menetap di sebuah komplek yang sangat bagus.
Siapa yang menyangka bahwa dia ternyata menetap di dalam rumah tua yang sudah sangat lusuh seperti ini. Terlebih lagi, luas rumahnya juga sangat kecil, perabotan di dalam rumah sangat tua, terlihat jelas sudah dipakai selama bertahun-tahun.
Kemampuan dan tempat Robert Huo ini benar-benar tidak cocok. Sebaliknya, istrinya terlihat sangat menawan, bahkan terlihat seperti seorang selebriti.
“Duduk saja terlebih dahulu, kini masih ada waktu bagimu untuk melihat-lihat,”ucap Robert Huo sambil tersenyum, Griffin Huo duduk dengan sedikit perasaan canggung, lalu berkata,”Aku jarang minum the di rumah, berikan air minum saja untukku.”
Saat sedang berbicara, Natalie Ning sudah terlebih dahulu berinisiatif meletakkan air minum di atas meja, Griffin Huo tidak berani bersikap sombong, dia pun langsung bergegas berkata,”Terima kasih, Kakak Ipar.”
Ini mungkin adalah pertama kalinya Natalie Ning disapa sebagai kakak ipar dengan sangat akrab, hatinya tiba-tiba merasa sedikit tersentuh, hingga kesannya terhadap Griffin Huo juga sangat baik.
“Kalian berbincang saja terlebih dahulu, masih ada orang yang mengajukan pertanyaan di Toko Taobao, aku akan pergi membalasnya sejenak,”ucap Natalie Ning.
“Lanjutkan saja kegiatanmu, aku akan menemaninya,”ucap Robert Huo.
Natalie Ning menganggukan kepalanya kepada Griffin Huo, lalu kembali ke depan hadapan komputer.
Ketika melihatnya sibuk mengetik, Griffin Huo merasa semakin terkejut,”Kakak ipar menjalankan toko Taobao?”
“Tekanan dari kehidupan, maaf terasa memalukan,”ucap Robert Huo sambil tersenyum, namun dia tidak merasa bahwa membuka toko Taobao adalah sebuah hal yang memalukan.
Namun ucapannya ini membuat Griffin Huo tidak tahu harus bagaimana menjawabnya, apakah dia harus memuji ketekunan mereka, atau mengikuti pikiran yang berada dalam hatinya dan berkata bahwa toko Taobao itu tidak ada masa depannya?
Setelah berpikir sejenak, dia pun akhirnya memutuskan untuk menutup mulut dan tidak membahas permasalahan ini.
Dia juga tidak bertanya mengenai bisnis toko Taobaonya, jika tidak, dia khawatir dia akan semakin terkejut setelah mengetahui jawabannya.
Seiring dengan pertambahan popularitas Natalie Ning yang tidak kunjung berhenti, penjualan harian toko juga terus bertambah dengan stabil setiap harinya, dia kini sudah stabil di lima puluh ribuan. Robert Huo sudah mempersiapkan Promosi Tahunan 618 yang akan meningkatkan penjualan mereka hingga tingkat ratus ribuan.
Ketika saat itu tiba, mereka dapat langsung mencari pabrik dan meminta hak agen, keuntungan yang didapatkan akan jauh lebih besar dibandingkan menjadi agen saat ini.
Selama mereka sudah mempunyai hak agen, mereka dapat ikut terjun ke pasar Tmall, dan membuka sebuah toko resmi sama seperti Eugene Ning.
Namun Robert Huo masih sedang mempertimbangkan apakah mereka akan membuka toko resmi atau tidak.
Karena modal yang diperlukan untuk membangun toko resmi sangat besar, semua itu dilakukan hanya untuk menciptakan merek, sedangkan produk pengurangan berat badan milik Natalie Ning ini hanyalah sebagai agen distributor saja.
Pada saat sedang berbicara, pintu pun diketuk.
Robert Huo pergi membukakan pintunya dan melihat Thiago Huo sedang berdiri sambil tersenyum.
Griffin Huo juga melihat pria ini, dia langsung bergegas berjalan menuju ke arah pintu dan berkata,”Untuk apa kamu datang kemari!”
“Kita semua kebetulan sudah bertemu ketika bermain catur di rumah Tuan Zhao, kita sudah pernah ditakdirkan bertemu. Terlebih lagi, aku adalah kakakmu, jika kamu dapat datang bertamu, apakah aku mungkin tidak disambut?”
“Jangan banyak omong kosong, tempat ini tidak menyambutmu!” ucap Griffin Huo dengan nada rendah.
“Ini bukanlah rumahmu, ucapanmu itu tidak terhitung,”ucap Thiago Huo dengan sikap tidak peduli, lalu menatap ke arah Robert Huo,”Kakak, bagaimana, apakah kamu mungkin benar-benar akan menolakku dan membiarkanku di luar?”
Ketika melihat wajahnya yang hampir saja dia hancurkan di dalam ingatannya, Robert Huo ingin sekali menghantam hidungnya sekali lagi.
Walaupun dia sudah hidup kembali, namun pria yang satu ini masih saja tetap sangat membencinya.
Pada saat ini, Natalie Ning berjalan masuk dan bertanya,”Siapa itu? Mengapa kamu tidak mempersilahkan dirinya masuk?”
Ketika melihat Natalie Ning yang ramping dan menawan, mata Thiago Huo langsung terlihat bergemilang, tanpa mempedulikan Robert Huo mempersilahkan dirinya masuk atau tidak, dia langsung memaksa masuk, lalu mengulurkan tangannya kepada Natalie Ning,”Wanita cantik ini adalah?”
Robert Huo bergeser selangkah tanpa mengubah ekspresinya, menghalangi Thiago Huo sambil berkata,”Dia adalah istriku.”
Ketika melihat Robert Huo yang berekspresi dengan datar, namun gerakan yang sangat melawan, Thiago Huo pun tertawa terbahak-bahak, sekaligus menyingkir ke samping. Dia kemudian berjalan masuk ke dalam rumah,”Ternyata kakak ipar, aku tidak menyangka kakak iparku secantik ini, aku benar-benar merasa sangat iri. Apakah ini rumahmu, terasa sedikit sempit, tidak cocok untuk wanita secantik kakak ipar. Kak, apakah kamu tidak ingin membeli rumah yang sedikit lebih luas? Orang selalu berkata bahwa rumah yang terbuat dari emas dapat menampung wanita cantik, walaupun tidak sesungguhnya terbuat dari emas, namun setidaknya luas dua hingga tiga ratus meter persegi......”
“Thiago Huo, apakah kamu sudah selesai berbicara! Keinginan orang lain untuk menetap di mana itu tidak ada hubungannya denganmu, jangan mencampuri terlalu banyak urusan di sini!” Griffin Huo mengomel dengan suara yang tajam.
Thiago Huo meliriknya dan berkata,”Apa hubungannya antara ucapanku denganmu, ini bukanlah istrimu, apakah kamu mempunyai hak untuk mengatur?”
“Kamu!”
Griffin Huo masih ingin mengatakan sesuatu, namun Robert Huo langsung menghalanginya.
Ketika melihat sikap Robert Huo, Thiago Huo pun langsung tersenyum bangga. Menurutnya, Griffin Huo boleh saja tidak menghargai dirinya, lagipla dia adalah anggota dari tingkatan kedua.
Namun pria yang tinggal di rumah tua seperti ini tentu saja masih harus mencoba untuk menyanjungnya.
Mengenai hubungan Robert Huo dengan Yacob Zhao, Thiago Huo tentu saja merasa semakin tidak peduli lagi.
Demi melawan Griffin Huo, dia bahkan sudah memberanikan diri untuk menyinggung Yacob Zhao, bagaimana dia mungkin peduli dengan pria miskin yang hanya mengenal Profesor Zhao.
“Mari berkenalan sejenak, wanita cantik, namaku Thiago Huo. Kamu tahu keluarga Huo, bukan? Keluarga yang paling terkenal itu. Ayahku adalah salah satu Dirut yang bertanggung jawab atas pasar penjualan!” Thiago Huo memperkenalkan dirinya dengan eksrpesi yang penuh rasa angkuh.
Natalie Ning menatap Robert Huo, lalu kembali menatapnya, hingga akhirnya terpaksa mengulurkan tangannya dan bersalaman dengannya, kemudian menjawab,”Halo, Tuan Huo.”
Akal sehat Thiago Huo berkurang karena rasa terpesaonanya, dia terus menggenggam tangannya tanpa bermaksud melepaskannya, bahkan tenaganya ikut semakin menguat, membuat Natalie Ning mengerutkan alisnya, lalu langsung menarik tangannya kembali.
Thiago Huo tidak merasa keberatan, dia bahkan meletakkan tangannya pada hidungnya dan mencium aromanya, lalu mendesit,”Tidak heran memang merupakan seorang wanita yang cantik, aroma Natalie Ning ini benar-benar......”
Ucapannya ini benar-benar terlalu tiba-tiba, wajah Natalie Ning langsung memerah, perasaannya bahkan terasa kurang tenang.
Sikapnya yang pemalu ini sebaliknya memicu rasa tertarik Thiago Huo.
Pada saat baru saja bersiap-siap untuk berjalan selangkah lebih maju dan berbincang sedikit lebih lama dengan wanita cantik ini, sebuah bayangan tiba-tiba muncul di depan hadapannya, orang itu adalah Robert Huo.
Ketika melihat Robert Huo yang menghalanginya, Thiago Huo mengulurkan tangannya dengan perasaan tidak senang dan hendak menyingkirkannya. Pada saat yang bersamaan, dia juga berkata,”Apakah kamu tidak mempunyai mata, atau tidak berpendidikan, mengapa kamu selalu saja......”
“Phak!”
Setelah terdengar suara yang nyaring, keadaan di dalam ruangan itupun menjadi jauh lebih tenang.
Semua orang tercengang menatap ke arah asalnya suara, hanya ada seorang Robert Huo yang masih bersikap tenang.
Setelah menarik kembali telapak tangannya, Robert Huo berbicara dengan sikap datar,”Berdasarkan tingkatan generasi, kamu seharusnya memanggilnya sebagai kakak ipar. Berdasarkan usia, kamu seharusnya memanggilnya sebagai kakak. Berdasarkan kontribusinya dalam masyarakat, dia sudah melahirkan anak dan bekerja keras, jauh lebih kuat dibandingkan dirimu. Dengan demikian, kamu tidak seharusnya menyepelekannya. Namun, sekalipun kamu tidak menyepelekannya, aku tetap saja inin memukulmu. Kini hanya tersedia lebih banyak alasan yang masuk akal saja.”
Natalie Ning tahu suaminya sebenarnya sangat mempedulikannya, ketika kulitnya tergesek akibat keponakan dari penjaga gerbang, tatapannya terlihat penuh dengan rasa sakit hati.
Thiago Huo kini berani berbicara dengan sikap menyepelekannya di depan hadapannya, bukankah itu hanya mencari masalah?
Namun orang-orang lainnya kini terlihat merasa sangat terkejut, terutama Griffin Huo yang langsung sepenuhnya tercengang.
Walaupun pernah dididik oleh Robert Huo beberapa kali, namun dia merasa bahwa tempramen pria ini masih sangat baik.
Dia juga ahli dalam bermain catur, serta bekerja, dia tergolong ke dalam jenis yang tenang.
Siapa yang menyangka bahwa dia ternyata langsung menampar Thiago Huo yang merupakan seorang Tuan Muda Tertua.
Berdasarkan ekspresi dan nada bicaranya, dia sepertinya sudah ingin memukul Thiago Huo sejak lama.
Namun, walaupun banyak sekali orang ingin memukulnya, apakah kamu perlu menuturkan kata-katanya dengan berterus terang seperti itu?
Thiago Huo mengangkat tangannya dengan sedikit kesal, dia mengelus wajahnya, seakan-akan tidak terlalu percaya bahwa pria miskin ini baru saja menamparnya.
Novel Terkait
Behind The Lie
Fiona LeeWonderful Son-in-Law
EdrickThick Wallet
TessaMy Secret Love
Fang FangMy Lifetime
DevinaDark Love
Angel VeronicaBack To You
CC LennyLoving Handsome
Glen ValoraInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li