Inventing A Millionaire - Bab 129 Tenang
Robert tidak menanyakan mengapa Jack jelas adalah asisten dari Thiago, mengapa bilang tidak berhubungan dengannya.
karena pertanyaan ini untuk sementara tidak berhubungan dengna keselamatan Natalie, jika tidak berhubungan, maka dia tidak ingin tahu jawabannya.
"Beritahu aku lokasinya, terus laporkan tempatnya, teleponnya tidak boleh dimatikan."
Suara Robert keras bagai besi, terdengar penuh dengan perintah.
Namun Jack tidak merasa tidak nyaman, dia malah merasa sedikit masuk akal.
Lelaki ini, seharusnya menggunakan nada bicara yang seperti ini untuk berbicara dengan orang lain, dia adalah pemimpin sejak lahir.
Setelah ragu-ragu sejenak, Jack tidak menanyakan kapan memberitahunya urusan Four Dong, dia hanya mengatakan lokasi saat ini saja serta arah yang mungkin pergi.
Didalam telepon, dia mendengar Robert sedang memberitahu seseorang untuk melewati jalan mana, setelah lewat sekitar 10 detik, hpnya berbunyi lagi.
"Jika hal ini memnag tidak berhubungan denganmu, setelah kejadian ini, aku jamin seluruh hidupmu akan tenang dan aman."
Nada bicaranya tetaplah tenang, namun hal yang begitu susah ketika berkata lewat mulutnya, namun jelas terlihat begitu biasa saja, asalkan seolah dia mau, akan mudah untuk dilakukan.
Yang paling membuat orang bingung adalah ketika mendengar kata ini, Jack benar-benar merasa lega.
Yang dia mau sebenarnya bukanlah jawaban, namun melainkan adalah untuk menghilangkan rasa tidak tenang dalam hatinya.
Nama yang dulu, masa lalinya, dia tidaklah menyesal, namun juga tidak berharap mempengaruhi kehidupannya nanti.
Usianya sudah semakin besar, dia tentu saja akan memperhatikan banyal hal, baik orang yang mindsetnya sekuat apapun juga tetap sama saja.
Seamus mengendarai dengan cepat, mobilnya melaju dengan cepat diantara mobil, hanya waktu 15 menit saja mereka sudah menemukan mobil Jack.
Mobilnya melaju lebih cepat lagi, dan bersampingan dengan mobil Jack, Seamus melirik kearah lelaki dalam mobil tengah menunjuk kearah sebuah mobil didepan sana.
Seamus menatai Robert, dan bertanya, "Apakah perlu menghalangi mereka?"
"Tidak perlu, ikuti mereka." Kata Robert dengan tenang.
Seamus menganggukkan kepalanya, dia mengikuti mobil itu dari belakang dengan jarak yang tidak jauh dan tidak terlalu dekat juga, bersamaan dengan itu, dia juga melirik Robert dengan sedikit penasaran.
Tadi perbincangan didalam telepon didengar semua olehnya.
Sampai saat ini, dia sudah mengerti bahwa didalam mobil itu pasti ada orang yang sangatalah penting bagi Robert.
Seharusnya, dia harus berekspresi sangat marah ataupu sangat khawatir.
Namun sampai saat ini, Seamus masiih belum melihat ekspresi seperti itu yang harusnya ada diwajah Robert, dia terus saja tenang, biasa saja, palingan saja tatapannya yang terkadang berubah marah.
ini bukanlah ekspresi orang biasa, sekalipun adalah Seamus sendiri, ketika bertemu dengan masalah serupa juga sangatlah susah untuk mempertahankan kondisi seperti ini.
Kalau begitu, seorang lelaki dari keluarga biasa, bagaimana caranya dia melakukannya?
Dia sudah mencari tahu latar belakang Robert, Seamus sudah mencari tahu untuk Yacob, istrinya termasuk penganggur, mertuanya membuka sebuah toko buah-buahan kecil, dirinya sendiri adalah anak yatimpiatu, dikota ini sama sekali tidak punya saudara.
Satu-satunya pencapaiannya adalah menjadi supir bagi General Manager di kantor cabang keluarga Ji.
Baik dari segi manapun, dia jelas terlihat sangatlah biasa sajaa.
Namun Yacob malah sangatlah menyukainya, Tuan muda dari keluarga Huo itu juga sangatlah menyukainya, bahkan pak tua penjaga pintu yang biasanya hanya suka berjemuran di balkon dan tidak peduli dengna para tamu juga sangatlah menyukainya.
Orang ini mempunyai daya tarik yang susah dikatakan, setiap orang yang mendekatinya pasti akan dengan tidak langsungnya tertarik dengannya.
Sedangkan setiap gerak geriknya juga tidak pernah membuat orang yang menyukainya kecewa.
Sekalipun Seamus tidak pernah ada komunikasi dengan Robert, namun beberapa kali pertemuan ini tetaplah membuatnya merasa orang ini terasa nyaman.
Namun ketenangannya ini sungguh keterlaluan.
"Apakah kamu yakin tidak menghalangi mereka? Mungkin mereka akan melakukan sesuatu didalam mobil." Kata Seamus.
"Sebelum mereka membayar atas apa yang telah mereka lakukan, aku harus menemukan orang yang menyuruh mereka itu." Jawab Robert, ini juga adalah sebuah jawaban simple.
Seamus mengiyakan, dia tidak bertanya lagi.
Karena dia tahu bahwa sekalipun dirinya bilang bahwa kamu seharusnya tidak boleh begitu tenang, Robert juga hanya akan berbalik bertanya, apakah tidak tenang akan membantu untuk hal seperti ini?
Seamus tidak ingin mendengar perbincangan seperti ini.
Jack yang berada disisi lain, terus saja melirik kearah ini, dia melihat Seamus yang sedang menyetir dan juga melihat Robert yang duduk dikursi sebelah kursi stir.
Kaca jendela mobil sangatlah bersih dan tidak ada sticker, sehingga bisa dilihat dengan jelas bagian dalamnya.
Wajah Seamus yang tenang membuat Jack merasa takut.
Sama seperti Seamus, dia tidak bisa mengerti, sudah sampai saat ini, mengapa orang ini bisa begitu tenang?
Satu-satunya penjelasannya adalah keadaan diluar dugaan seperti ini baginya hanyalah sebuah masalah kecil saja, semua masalahnya berada dalam pengendalian dia
Atau dengan kata lain, dia punya kepercayaan diri untuk mengontrol kondisi seperti ini.
Ini membuat Jack merasa sedikit beruntung, dia tidak memilih untuk membantu Thiago, seharusnya itu adalah sebuah pilihan yang sangat benar.
Tiga buah mobil, satu didepan dua dibelakang, bersama-sama melewati area kota dan pergi kearah area barat laut yang agak sepi.
Disekitar sini ada banyak bangunan yang sedang dibangun dan juga ada banyak pabrik tua, perumahan tua yang belum dibongkar, namun nyaris sudah tidak ada orang lagi disini.
Mobil yang menculik Natalie itu dengan cepat meninggalkan jalan raya dan berjalan disebuah jalanan kecil yang tidak diaspal dan bahkan tidak bisa disebut adalah jalanan semen, terakhir mobil masuk kedalam sebuah pabrik yang paling tidak sudah tidak dipakai hingga 7 8 tahun.
Seamus dan Jack sangat pintar dan tidak mengikutinya untuk tidak ketahuan.
Mereka menghentikan mobil didepan pabrik dan berjalan masuk kedalam bersama Robert.
Ketika turun mobil, Seamus dan Jack saling bertatapan dan merasakan aura tajam dari lawan tatapnya.
Mereka berdua sama-sama adalah orang yang hebat, dan sama-sama pernah membunuh, seolah insting dasar dari binatang buas, mereka tahu bahwa lawan tatap mereka sama-sama bukanlah orang yang mudah untuk disinggung.
Sembari hatinya merasa siaga, mereka juga kaget dengan kemampuan Robert.
Seamus mengira bahwa Jack adalah bawahan Robert, begitu juga dengan Jack merasa seperti begitu.
Didalam kesalahpahaman seperti begini, Mereka berdua semakin siaga terhadap Robert.
Sedangkan Robert sendiri sama sekali tidak peduli dengan mereka berdua.
Setelah masuk kedalam pabrik, dia langsung melangkah cepat kearah tempat mobil berhenti.
Saat ini, Natalie tengah ditarik oleh beberapa lelaki kekar kedalam pabrik.
Didalam pabrik sangatlah kosong, barang yang berharga sudah dijual semua.
Selain plastik yang tidak berharga, atau sampah-sampah yang entah ditinggalkan oleh siapa, yang tersisa hanya ada sebuah kursi saja.
Thiago terbaring disana, disampingnya ada sebuah ember yang berisi es, didalam sana juga ada sebotol wine.
ditangannya memegang gelas wine, ketika melihat Natalie dibawa masuk kedalam, Thiago menyicip wine, dan tersenyum.
Wine yang nikmat membuatnya semangat, kedatangan Natalie membuat tatapannya bersinar.
Wanita ini sungguh menggoda sekali, ini membuatnya membayangkannya berhari-hari.
Siapa bilang hanya wanita muda saja yang menggoda? Wanita yang sudah dewasa yang sudah pernah beranak dan pernah melewati senang dan susahnya kehidupan seperti ini lebih cocok dengan selera Thiago.
"Tuan muda Huo, orangnya sudah dibawa kesini." Seorang lelaki kekar berkata kepadanya dengan ekspresi membaik-baikannya.
"Hmm, lumayan." Thiago mengangukkan kepalanya, dia memujinya, dia lalu bertanya, "Tidak ada yang melihatnya kan?"
"Tenang saja jika kami yang mengurusnya, yang kami pilih adalah sebuah tempat yang terpencil dan sekitarnya tidak ada orang, bahkan kamera saja juga tidak ada, kami jamin pasti aman!" Kata lelaki kekar itu.
Thiago tidak lagi mempedulikannya, saat ini Natalie sudah dibawa kehadapannya, dia melihat wanita ini dengan teliti, ekspresi didalam hati Thiago semakin senang.
Dia awalnya ingin menculik Natalie untuk memberi pelajaran kepada Robert, namun ketika melihat wanita ini lagi, pemikiran jorok dibenaknya bangkit lagi.
Sungguh orang yang indah, mengapa hanya boleh dimiliki oleh pecundang seperti itu?
Wanita cantik seperti ini seharusnya dinikmati olehnya!
Sedangkan Natalie ketika melihat Thiago, dia juga langsung mengenal orang ini.
Dia tahu lelaki ini sedikit berlatar belakang, sepertinya adalah keturunan dari sebuah keluarga besar, dan dia ingat bahwa suaminya pernah menamparnya beberapa kali karena orang ini berkata mesum kepadanya.
Didalam hatinya sedikit takut, namun Natalie tahu bahwa takut tidak bisa menyelesaikan masalah.
Masalah ini pasti karena orang ini ingin membalas dendam kepada suaminya.
Dia berusaha terliaht tenang, dan berkata, "Hal yang kamu lakukan ini melanggar hukum, jika kamu melepaskan aku sekarang, akan aku anggap tidak ada yang terjadi."
Natalie pernah melihat didalam penjelasan kasus perlindungan diri, ketika menghadapi orang jahat, yang paling amannya adalah berusaha untuk mengikuti maksudnya, jangan bilang akan melapor polisi atau mau menuntutnya.
Hal itu hanya akan membuat orang itu marah dan melukai dirinya saja.
Thiago tertawa dan berkata, "Reaksimu berada diluar dugaanku, aku mengira kamu akan meminta ampun atau memaki, tidak disangka bahwa kamu terlihat lumayan tenang."
Novel Terkait
Sang Pendosa
DoniUnperfect Wedding
Agnes YuLoving The Pain
AmardaSuami Misterius
LauraSi Menantu Dokter
Hendy ZhangCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaMy Perfect Lady
AliciaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li