Inventing A Millionaire - Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya

Karena Ardi Ning telah menyetujuinya, setelah Cornelia Deng memikirkannya, dan dibujuk kembali oleh Natalie Ning, jadi dia tidak menolak lagi.

Bagaimanapun, buah-buahan kelas atas itu tidak dapat dijual keluar, meletakkan disini juga sia-sia.

Tentu saja, meski telah memastikan ada kegiatan, bukannya sesuatu yang bisa dilakukan dengan hanya mengatakannya saja.

Paling tidak, harus menyiapkan nampan untuk buffet buah, yang memerlukan penyesuaian tertentu pada tata letak di dalam toko.

Robert Huo sekalian membantu mereka menyesuaikan tata letak agar toko terlihat lebih rapi dan menyegarkan, dan juga lebih menarik orang lain.

Orang yang membeli buah sedikit banyak lebih mementingkan kebersihan, jika dalam toko terlihat lebih berantakan, akan langsung menghilangkan pemikiran mereka untuk membelinya.

Kemampuannya mengatur tata letak tidak perlu diragukan lagi, baik Cornelia Deng maupun Ardi Ning tanpa sadar mengangguk puas akan dekorasinya.

Sisanya, harus menunggu Cornelia Deng untuk membeli kembali barang-barang.

Setelah sibuk beberapa saat, waktu berlalu dengan cepat dan telah menunjukkan siang hari.

Cornelia Deng keluar sebentar, dan tidak butuh waktu lama sebelum dia kembali dengan pasangan yang seumuran dengannya.

“Natalie, beri salam pada Paman Hu.” Kata Cornelia Deng mengingatkan.

Natalie Ning mengambil inisiatif untuk berjalan mendekat, dan menyapa Jason He.

Jason Hu adalah pria yang sangat cerdik, Dia berkata dengan riang: "Gadis kecil, sudah beberapa tahun tidak kembali? Baguslah kalau telah kembali, orang tuamu selalu membicarakanmu setiap hari, tidak bisa tidak pulang ketika telah menikah, bukannya begitu?”

Sambil mengatakannya dia melirik ke arah Robert Huo, kemudian menatap Ardi Ning, dan bertanya: “Oh, ini menantumu? Siapa namanya?”

“Shawn Li.” Jawab Ardi Ning, nadanya terdengar sedikit tidak rela. Dapat dilihat, dia tidak terlalu suka untuk mengakui menantunya Shawn Li di depan orang lain.

“Baik, cukup baik.” Kata Jason Hu tertawa, juga tidak tahu apa yang baik.

Cornelia Deng berkata di sampingnya: "Waktu juga tidak pagi lagi, bagaimana kalau kita ke restoran dulu? Tuan Hu, kapan putramu akan datang?”

"Setelah dia pulang kerja, mungkin bentar lagi.” Kata Jason Hu.

Cornelia Deng juga tidak banyak bicara lagi, dia pergi ke atas untuk mengambil dompetnya, dan kemudian bersama Ardi Ning menutup toko.

Mereka naik dua taksi dan pergi menuju restoran.

Restoran itu tidak terlalu mahal tapi cukup layak, dan juga merupakan merek lokal yang sudah cukup lama.

Setelah keluar dari mobil, Jason Hu merenggangkan pinggangnya, dan berkata ke Ardi Ning: “Pada usia seperti sekarang, pinggang sudah sering sakit, naik mobil listrik saja merasa lelah. Luke bersikeras agar aku mempunyai SIM, bilang apa, dua tahun lagi akan membelikanku mobil listrik. Menurutmu, orang setu aku belajar mengemudi, bukannya sia-sia? Jika aku ingin keluar, cukup naik taksi, dan juga bisa menghemat tempat parkir. "

Ardi Ning bukannya tidak tahu bahwa dia mengambil kesempatan ini untuk memamerkan kemampuan putranya dibandingkan dengan dua anaknya sendiri, Eugene Ning telah beberapa tahun bekerja, dan belum juga menghasilkasn sesuatu.

Adapun mengenai Natalie Ning, setelah menikah dengan Shawn Li, mereka hampir tidak bisa mengangkat kepala mereka kepada tetangga sekitar mereka.

Tidk ada perbandingan, maka tidak akan ada yang terluka, ini membuat Ardi Ning tidak dapat menahan diri untuk memelototi Robert Huo.

Cornelia Deng takut dia mengacaukannya, lalu berkata: “Luke Hu memang lumayan, dia memiliki kemampuan, dan juga sangat berbakti. Tuan Hu, kamu akan menikmati sisa hidupmu."

"Tidak, tidak, hanya seperti itu saja, bukannya Eugene kalian tiap hari sibuk bekerja?”

"Dia?" Ardi Ning mendengus: "Entag apa yang disibukannya sepanjang hari, tidak tahu yang dikerjakannya itu berguna atau tidak."

Natalie Ning yang mendengarnya, diam-diam melirik Robert Huo, melihat raut wajahnya seperti biasa, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Setelah masuk ruang VIP, Ardi Ning menerima buku menu dari pelayan, dan berkata kepada Jason Hu: “Kamu saja yang memesannya.”

"Kalian saja yang pesan, aku bisa makan apa saja. Jika Luke tidak sibuk, biasanya dia suka membeli seafood secara online, snack impor. Kamu juga tahu, anak muda sekarang suka membeli makanan yang aneh, makanan yang sangat mahal, membuatku sekarang setiap hari ingin memakan sayuran, asinan lobak, dll.” Kata Jason Hu.

“Kalau begitu kita pesan beberapa sayuran, sayuran hijau dengan jamur tumis, akar teratai goreng, dll?” Tanya Ardi Ning.

"Baik, makan apa saja boleh, kita bukannya orang luar, tidak perlu memilih-milih.” Jason Hu melambaikan tangannya, tampak seolah-olah dia bisa makan apa saja.

Istrinya, Emma Li bertanya pada Natalie Ning disampingnya: “Sekarang anakmu masuk TK atau SD?”

“Sudah kelas dua SD.” Jawab Natalie Ning.

“Cepat sekali, biasanya siapa yang menjemput?” Tanya Emma Li lagi.

"Lebih banyak aku yang menjemputnya, pekerjaan Shawn Li lebih sibuk.”

Emma Li kembali melirik Shawn Li, meskipun ekspresi wajahnya tidak aneh, tapi dapat dilihat, dia tidak mempercayai jawaban Natalie Ning.

Siapa yang tidak tahu bahwa Shawn Li adalah seorang kutu buku, dia sangat jarang keluar, mengendarai mobil listrik saja bisa jatuh, mungkin saja dia bodoh.

Orang seperti ini, bisa seberapa sibuk pekerjaannya? Apa yang bisa dihasilkannya dari kesibukannya?

Tapi dia memiliki hubungan yang baik dengan Cornelia Ning, tentu saja ucapan semacam ini tidak akan diucapkan dengan jelas, hanya bisa berkata: “Baguslah kalau sibuk, tempat kalian sana akan segera dibongkar, kelak minta ke Luke untuk mengatur nomor untuk memilih rumah. Tapi sedikit banyak harus menambah uang, sekitar dua atau tiga ratus ribu Rmb, apakah uangnya cukup?”

Pertanyaan ini membuat Natalie Ning merasa canggung, dia tidak suka berbohong, tapi jika dia mengatakan tidak cukup, sepertinya cukup memalukan.

Ardi Ning kesal dalam hati, berkata: “Tidak cukup, tapi masih ada aku sebagai ayahnya.”

Jason Hu menggelengkan kepalanya dan berkata: "Tuan Ning, bukannya aku ingin mengatakanmu, sekarang tekanan dan persaingan sosial begitu besar, kamu tidak bisa selalu melindungi anak-anak. Mereka harus belajar menanggungnya sendiri, dengan begini baru bisa tumbuh dewasa. Sama seperti Luke Kami, sejak kuliah aku hanya memberinya 200 Rmb untuk makan, ingin membeli pakaian, membeli laptop, maka dia sendiri pergi menjadi pelayan ataupun mencuci piring untuk mendapatkan uang! Jika tidak membiarkan anak muda sekarang banyak latihan, bagaimana bisa melihat pelangi.”

Setelah mendengarnya Ardi Ning menjadi semakin kesal, hanya memberinya 200 Rmb, bukannya karena miskin! Selain memiliki 2 rumah, mengandalkan gaji yang sebulannya lebih dari 1000 Rmb, mana ada uang lebih yang bisa diberikan padanya.

Setiap ucapannya hanya ada Luke kami begini Luke kami begitu, ini membuat Ardi Ning menjadi tidak senang.

Mengapa semua orang suka membanggakan anak-anak mereka dihadapannya?

Bukannya karena Natalie Ning menikahi orang yang tidak berguna seperti Shawn Li, apakah menurut kalian dia bisa bangga dengan ini?

Tapi, jika bukan karena Shawn Li yang tidak berguna, dia tidak akan ditekan orang sampai seperti ini.

Oleh karena itu, pada akhirnya, Ardi Ning melampiaskan amarahnya pada Robert Huo.

"Kenapa kamu diam saja disana, tidak bisakah kamu menuangkan air untuk Paman Hu dan Bibi Li! Sama seperti kayu!” Kata Ardi Ning dengan tegas.

Robert Huo tidak keberatan, dia berdiri dan mengambil teko, dan menuangkan teh untuk Jason Hu dan Emma Li.

“Cukup cukup cukup, cukup bagus.” Jason Hu menerima tehnya, menatap Robert Hu dan tersenyum, lalu berkata: “Kamu telah bekerja, kan? Berapa banyak uang yang kamu hasilkan dalam sebulan?”

“Tidak banyak, cukup digunakan.” Kata Robert Huo dengan rendah hati.

Gaji bulanan di cabang perusahaan Ji masih bagus, dulu, saat menjadi supir setidaknya menghasilkan sekitar 7000 Rmb, sekarang setelah dipromosikan menjadi Asisten GM langsung naik menjadi 14000 Rmb.

Selain itu, masih ada tunjangan dinas keluar kota, tunjangan keselamatan, tunjangan makan, dan sejenisnya.

Jika ditotalkan, mendapatkan sekitar 16.000 Rmb dalam satu bulan.

Adapun bonus akhir tahun, itu hitungan lain.

“Tidak bisa hanya cukup digunakan, anak muda tidak bisa puas begitu saja.” Jason Hu menggelenggkan kepalanya, berkata: “Sama seperi Luke kami, bekerja di real estat, setiap hari bertemu dengan pelanggan, bisa mendapatkan sekitar 20.000 Rmb sebulan. Ini saja dia masih belum puas, dia bilang ingin menjadi pemenang dalam penjualan, komisi satu bulannya sekitar puluhan ribu Rmb, Komisinya harus selaras dengan tujuan yang lebih tinggi. Bukannya aku memujinya, tapi Luke kami, memang sangat termitivasi. Shawn Li, kalian sama mudanya, kamu harus banyak belajar dari dia. Gadis kecil, ini adalah gadis yang terkenal pada masanya, orang yang datang melamarnya berbaris panjang di toko buahnya. Sekarang dia menikah denganmu, kamu harus membuatnya hidup dengan baik!”

Jason Hu selalu menbandingkan putranya Luke dengan Robert Huo, ini membuat Natalie Ning tidak begitu menyukainya.

Yang paling penting adalah dia tidak merasa Luke Hu lebih baik dari Robert Huo.

Baik itu kemampuan menghasilkan uang, maupun motivasi, Robert Huo yang sekarang sangat baik.

Dia tidak bisa menahan diri untukberkata: "Paman Hu, Shawn Li Cukup baik, belakangan ini dia membantuku membuka toko di Taobao, ini juga menghasilkan banyak uang.”

"Toko Taobao? Apa gunanya? Apakah sebulan bisa menghjasilkan 2000 Rmb? Sekarang banyak yang melakukan yang seperti ini, aku tahu ini, tetangga sebelah kita itu siapa, putrinya Tuan Lu, dia tidak bekerja, dirumah menjaga anak, juga membuka Toko Taobao, sedikit banyak sebulan menghasilkan 1000 Rmb, biaya listrik saja tidak cukup.” Kata Jason Hu seolah-olah dia sangat memahaminya.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu