Inventing A Millionaire - Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
Lalu Robert Huo sebaliknya sedikit menggelengkan kepala, berkata : “Perusahaan memang sangat sibuk, biarkan dia mengurusnya dulu, nanti masih banyak waktu untuk berterima kasih.”
Nova Ji tidak bisa menahan diri memutar matanya, namun tidak berkata apa-apa lagi, hanya berkata pada Natalie Ning : “Kalian sibuk dulu, aku pergi dulu.”
“Hai, Nova...” Natalie Ning menariknya, Nova Ji menyahut sambil lalu, kemudian bergegas pergi.
Ini membuat Natalie Ning sedikit canggung, tanpa bisa ditahan mengeluh pada Robert Huo : “Nova sudah dua hari dua malam tidak dapat tidur dengan tenang karena kamu, kenapa berbicara seperti ini padanya.”
“Kepribadiannya sangat kuat, bila aku sengaja menyenangkannya, sebaliknya semakin tidak senang, lebih baik seperti sekarang. Lagipula bukankah aku sudah berkata, masih banyak kesempatan di masa depan untuk berterima kasih padanya.” Kata Robert Huo.
Dengan kemampuannya, asalkan Nova Ji tidak berbuat hal yang bodoh, hubungan keduanya hanya akan lebih baik, tidak akan lebih buruk.
Jangankan melihat rupa Nova Ji tidak senang sekarang, tunggu saat besok kembali bekerja, pasti akan kembali ke sikapnya yang semula.
Natalie Ning tidak dapat berbuat apa-apa pada Robert Huo, ditambah dia barusan luput dari bencana, juga tidak ingin karena hal sepele seperti ini menjadi ribut dan tidak senang.
Keluar dari kamar sambil membawa baju bersih, Natalie Ning mendorong Robert Huo masuk ke dalam kamar mandi, dia ragu sejenak. Kembali bertanya : “Apa kamu bisa sendiri? Kamu sedang terluka.”
Mungkin karena luput dari bahaya, suasana hati Robert Huo saat ini sedikit rileks, dia bercanda : “Kenapa, kamu ingin membantuku?”
Wajah Natalie Ning sedikit memerah, melirik Cornelia Deng yang sedang mengupas kacang untuk Gaby, lalu dengan malu berkata dengan suara rendah :”Tunggu setelah Ayah dan Ibu pergi...”
Selesai berbicara, dia mendorong Robert Huo masuk ke dalam dengan malu, sekalian menutup pintu.
Robert Huo melongo di belakang pintu, selanjutnya tidak tahan ingin menampar dirinya sendiri, benar-benar bodoh, hal yang tidak dapat dihindari, bagaimana mungkin begitu teringat langsung berinisiatif mengungkitnya?
Tapi bila dipikir-pikir, rupa Natalie Ning barusan yang malu membuat hati Robert Huo sedikit bergetar.
Beberapa hari tidur di ranjang yang sama, walaupun keduanya tidak pernah benar-benar melewati batas, tapi Natalie Ning selalu menempel ke tubuhnya.
Robert Huo lebih tahu dari siapapun betapa menggodanya tubuh itu.
Menahan berhari-hari, dia sudah menahannya hingga panas dalam, sekarang sangat baik, satu kalimat “Tunggu setelah Ayah dan Ibu pergi”, seorang Robert Huo pun tidak bisa menahan diri untuk tidak memiliki fantasi.
Dia menunduk melihat sebentar, dia menghela napas dalam-dalam, menyedihkan!
Saat mandi, luka di kening dan pergelangan kakinya terkena air panas, rasa sakit yang pedas menyerang.
Rasa menderita ini tidak membuat perubahan di wajah Robert Huo, dia sungguh-sungguh memandikan tubuhnya, berganti baju. Di dalam cermin, dia melihat wajahnya yang tetap menunjukkan perasaan asing, luka yang jelas terlihat di keningnya akhirnya membuat matanya mulai berubah menjadi dingin.
Sebelum memiliki kemampuan yang cukup, Robert Huo tidak ingin membuat marah Keluarga Huo.
Terakhir kali saat menampar Thiago Huo, murni karena dia sudah melewati batasnya.
Tapi sekarang, Keluarga Huo menemukan Paman kecil Alex Liao, walaupun untungnya dapat kabur, namun bagaimana dengan lain kali?
Bukan setiap orang yang gundul suka mendengar omong kosongmu, orang yang bersedia membantu Keluarga Huo melakukan urusan tidak lain adalah orang bengis yang setelah menculikmu akan membuatmu cacat lalu membuangmu ke tumpukan sampah.
Yang paling penting adalah, Robert Huo bisa kira-kira menebak, hal ini pasti bukan hal yang dapat dipimpin oleh orang seperti Thiago Huo.
Kekuasaan Keluarga Huo memang sangat kuat, tapi di kota ini, tidak memiliki fondasi sedikitpun.
Thiago Huo hanya seorang tingkatan kedua saja, pengaruhnya memiliki batas, bagaimana dia bisa menemukan Hiram Tong?
Apa lagi dia memiliki kelemahannya di tangannya, dengan sifat bocah itu, dalam waktu yang singkat seharusnya tidak berani berinisiatif membuat masalah.
Jadi, orang di belakang masalah ini, masih ada orang lain.
Dulu orang Keluarga Huo bila bertemu dengan orang yang melukai junior di Keluarga Huo, bila orang tersebut tidak memegang kelemahan mereka, tentu saja mereka akan turun tangan. Tapi bila tahu junior mereka yang melakukan kesalahan dulu, bahkan kelemahan mereka diketahui, biasanya mereka akan memilih jalan damai, bahkan memberi hukuman yang serius pada junior ini.
Tidak lain karena kamu membuat Keluarga Huo malu!
Karena ini, di dalam situasi normal, Thiago Huo yang salah duluan, tidak seharusnya ada orang yang membantunya.
Sekarang Hiram Tong menunjuk, berkata orang-orang di Keluarga Huo sudah tidak begitu peduli seperti dulu lagi.
Karena ada perubahan dalam keluarga, atau, dia tidak terlalu mengerti keluarganya?
Posisi berdirinya terlalu tinggi, dia dapat melihat pemandangan yang orang lain tidak dapat lihat, tapi kamu berada di puncak gunung, sangat sulit melihat sampah di kaki gunung.
Keluarga Huo yang sekarang, jelas sudah menumpuk tidak sedikit sampah, hanya saja dulu kedudukannya berbeda, tidak memperhatikan.
Sekarang posisinya berbeda, yang pertama Robert Huo pikirkan bukanlah membalas dendam, melainkan ingin mengumpulkan kekuatan.
Tunggu sampai Hiram Tong sudah mengurus video, dia tidak berencana pergi mencari Keluarga Huo meminta penjelasan, melainkan menyembunyikan senjata ini.
Bila bisa, paling baik membuat beberapa senjata, tunggu sampai pionnya cukup, akan membalikkan Keluarga Huo sekaligus!
Robert Huo tidak pernah lupa dendam yang harus dibalaskan, lagipula pasti akan membuat musuh membayar harga yang sulit dibayangkan!
Keluar dari pintu kamar mandi, Natalie Ning melihat luka di keningnya, dia langsung berseru terkejut, akan menariknya pergi ke rumah sakit.
Robert Huo menggeleng menolak, luka di keningnya hanyalah luka luar, menjadi bekas luka, beberapa hari lagi akan membaik. Natalie Ning tidak dapat membujuknya, hanya bisa mengambil plester dan menempelkannya.
Gaby berlari menghampiri dengan perhatian. Dia meniup kening Robert Huo beberapa kali, lalu menepuk-nepuk kepalanya, berkata : ”Ayah, tidak sakit.”
Rupanya yang lucu membuat Robert Huo gembira, dia memeluknya dalam dekapannya, ayah dan anak itu bercanda, suara tawa tidak hentinya terdengar.
Melihat hubungan ayah dan anak ini begitu baik, wajah Natalie Ning dipenuhi senyum, termasuk Cornelia Deng, juga merasa senang.
Tidak lama, Ardi Ning dan Eugene Ning kembali dari membeli makanan.
Selain barang-barang yang dipesan Robert Huo, Eugene Ning menjinjing sekotak ginseng, dia melemparkannya pada Robert Huo saat masuk, berkata : “Ini barang untuk kesehatanmu yang dibelikan Ayah.”
Robert Huo mengangkat kepala melihat, ekspresi Ardi Ning sedikit aneh, tidak lama sebelumnya, dia masih sangat tidak puas dengan menantu ini. Sekarang berbalik sangat peduli padanya, bagaimanapun agak sedikit malu.
Dia berdeham sebentar, berkata : “Terakhir kali bukankah meminum beberapa botol Moutai nya, sekarang membelikan ginseng anggap sebagai mengembalikan.”
“Kalau peduli bilang saja peduli, untuk apa berputar-putar, tidak ada orang yang menertawakanmu.” Cornelia Deng berjalan menghampiri, dia membantu membawa sayur ke dapur.
Ardi Ning sangat canggung, untungnya Robert Huo segera menyelamatkan suasana, berkata : “Terima kasih Ayah, nanti aku akan membuat arak dari ginseng ini, saat liburan akan mencarimu untuk minum bersama.”
Ucapan yang menyenangkan dan tidak terlihat hina ini membuat rasa gelisah di hati Ardi Ning berkurang banyak, nada suara dan ekspresinya menjadi lebih hangat. Dia mengangguk berkata : “Baik, nanti aku akan membawakan botol arak dari rumah untukmu, kamu tidak perlu membelinya, membuang-buang uang.”
Percakapan keduanya, perlahan-lahan lebih seperti mertua dan menantu yang normal. Natalie Ning melihatnya, tentu saja lebih gembira.
Suasana di rumah perlahan menjadi normal, tidak ada yang lebih membuatnya gembira daripada ini.
Satu hari kemudian, Simon Huo mendengarkan laporan sekretaris di dalam ruang rawat Rumah Sakit Yanhai. Dia mengangguk sedikit, menunjukkan ekspresi yang puas.
Selanjutnya, dia melihat Thiago Huo yang berbaring di ranjang, berkata : “Masalah sudah diurus, tapi masalah ini harus kamu sembunyikan. Jangan mengatakannya pada orang lain seperti orang bodoh, apa kamu mengerti!”
Walaupun memiliki nyali yang lebih besar lagi dan menganggap orang sebelah mata, namun Thiago Huo pada akhirnya tetap mengkhawatirkan pengaruh keluarga.
Wajah Thiago Huo penuh dengan ekspresi senang, dia mengangguk berkali-kali, berkata : “Aku pasti tidak akan mengatakan pada orang lain! Bajingan itu, berani memukulku, sayang tidak melihat dengan mata kepala sendiri rupanya yang cacat!”
“Setiap hari, hanya tahu hal yang memalukan ini!” Simon Huo mendengus berat, berkata : “Aku menyuruhmu pergi ke sana, demi membangun hubungan yang baik dengan Yacob Zhao, hasilnya, berapa kali kamu bertemu dengan profesor tua itu? Sudah tidak membangun hubungan yang baik, masih dipukuli orang, singkatnya benar-benar membuatku marah!”
Thiago Huo berkata dengan ekspresi tidak peduli : “Bukankah hanya seorang pensiunan profesor saja? Aku tahu Anda tidak ingin membiarkan Griffin Huo terlihat unik, tapi walaupun mengalah padanya lalu bagaimana, seorang pensiunan tua, aku sudah pernah melihatnya, setiap hari hanya tahu menanam bunga dan sayur-sayuran, dengan orang biasa tidak ada bedanya!”
“Kamu tahu apa!” Simon Huo mengangkat tangannya, tanpa sadar ingin menampar, Thiago Huo ketakutan dan langsung memeluk kepalanya.
Sekretaris di sebelahnya membujuk berkata : “Dia masih terluka.”
Simon Huo baru melepaskan tangannya dengan bengis, dia menunjuk pada Thiago Huo berkata : “Bagaimana aku bisa memiliki putra yang tidak memiliki wawasan sepertimu! Yacob Zhao itu, adalah satu-satunya profesor sastra yang tersisa di antara generasi tua di dalam negeri, tidak membicarakan dia mengoleksi barang antik yang tak ternilai harganya, hanya buku yang diajarkannya seumur hidup, murid-murid yang dia bimbing, itu semua sumber koneksi yang tidak dapat kamu bayangkan besarnya! Berapa banyak orang yang ingin bertemu dengannya, ingin memiliki sedikit koneksi dengannya pun sangat sulit, kamu sebaliknya, sudah memberimu kesempatan masih meremehkan, benar-benar bodoh!”
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharityUnperfect Wedding
Agnes YuJalan Kembali Hidupku
Devan HardiCinta Tak Biasa
SusantiMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li