Inventing A Millionaire - Bab 324 Maaf
“Bila ada waktu pergi cari aku, nanti aku traktir makan!” Kata Zila Tang sambil menjulurkan kepala dari jendela mobil.
Robert Huo mengangguk sambil tersenyum, mencari Zila Tang itu pasti, walaupun bukan demi gadis yang tumbuh besar bersamanya, juga harus demi hubungan dengan Perdagangan Internasional Tang's Corp.
Bila ingin mengandalkan kekuatan Perdagangan Internasional Tang's Corp untuk melawan Keluarga Huo, kemungkinannya tidak besar. Perusahaan dengan tingkatan seperti itu, keuntungan tidak bisa diputuskan oleh orang tertentu, walaupun Gordon Tang adalah Direktur Utama, juga harus melalui keputusan Dewan Direksi.
Yang Robert Huo inginkan adalah menarik Perdagangan Internasional Tang's Corp. Paling tidak jangan biar mereka membantu barang palsu.
Setelah melambaikan tangan pada Robert Huo, Jeffrey Hou naik ke mobil.
Setelah naik ke mobil, dia melihat Zila Tang yang menoleh ke belakang masih merasa tidak rela, Jeffrey Hou berkata : “Nona Besar tidak perlu terburu-buru, nanti masih ada banyak kesempatan bertemu.”
Zila Tang seakan sedikit terkejut, dia bergegas mengalihkan tatapan, bahkan membantah berkata : “Aku terburu-buru apanya, aku tidak tahu kamu sedang bicara apa.”
Jeffrey Hou tersenyum, tidak banyak bicara.
Dia dapat melihat, Nona Besar sepertinya memiliki perasaan suka pada anak muda bernama Shawn Li ini.
Walaupun secara logika, dia lebih berharap Zila Tang dan Tuan Muda Keluarga Huo menjadi suami istri, untuk keuntungan perusahaan lebih memberikan bantuan yang lebih besar.
Tapi Direktur Utama Gordon Tang bukanlah orang yang suka mengambil kebahagiaan keluarganya untuk ditukarkan dengan keuntungan. Bila meminjam ucapannya berkata, uang sudah cukup dicari, masih belum pensiun karena ingin mengusahakan segala kemungkinan meningkatkan prestasi diri sendiri, lihat perusahaan bisa sampai ke langkah mana.
Sekarang perkembangan Perdagangan Internasional Tang's Corp sangat lumayan, bisnis luar negeri berjalan lancar, ada Keluarga Huo bergabung, tentu saja lebih baik. Bila tidak ada, juga tidak ada ruginya.
Kalau tidak, tahu putrinya merasa sedih di Keluarga Huo, Gordon Tang juga tidak mungkin segera pergi
sendiri mengungkapkan amarahnya.
Melihat mobil Zila Tang pergi, Robert Huo juga menyetir kembali ke rumah.
Saat sampai di rumah, dia melihat Natalie Ning yang duduk melamun di sofa.
Ini membuat Robert Huo merasa sedikit aneh, karena biasanya di saat ini, walaupun Natalie Ning pulang ke rumah, dia juga akan segera membuka komputer, antara live streaming, atau merapikan data.
Hari ini dia duduk di atas sofa melamun, sedangkan putrinya, Gaby, menunduk di atas meja makan mie.
Melihat Robert Huo kembali, Gaby segera berlari memeluknya, dengan sangat sedih berkata : “Ayah, mie yang dibuatkan Ibu sangat tidak enak!”
Kemampuan memasak Robert Huo sebanding dengan koki Michelin, satu rumah sudah terbiasa makan masakannya. Biasanya bahkan makanan restoran pun tidak bisa dimakan.
Mie yang dibuat Natalie Ning hari ini bahkan tidak perlu memasak, hanya dengan mudah merebus air lalu menambah telur, Gaby tentu saja tidak suka memakannya.
Robert Huo menepuk-nepuk kepalanya, berkata : “Kalau begitu Ayah buatkan lagi untukmu, tunggu yang manis ya.”
“Baik!” Selesai berkata, Gaby seakan teringat sesuatu. Dia sembuny-sembunyi melirik Natalie Ning, lalu menarik Robert Huo, dengan suara kecil berkata : “Ibu sepertinya sedang sedih, kalau tidak kamu menghiburnya dulu, aku barusan sudah makan kenyang, makan agak malaman juga tidak apa-apa.”
Gaby selalu begitu menurut, Robert Huo mengangguk sedikit, berkata : “Aku tahu.”
Selanjutnya, Gaby dengan pintar mengambil tasnya dan masuk ke kamar, meninggalkan ruang tamu pada suami istri itu berdua.
Robert Huo berjalan ke sisi Natalie Ning, dia berjongkok melihatnya.
Sebenarnya Natalie Ning sudah tahu dia kembali, orang sebesar ini berjalan kesana kemari di dalam rumah, bagaimana mungkin tidak melihatnya.
Tapi dia tidak tahu harus menggunakan sikap seperti apa menghadapi Robert Huo. Jadi hanya bisa berpura-pura bodoh.
Walaupun sekarang Robert Huo berjongkok di depannya, dia juga tetap menunduk tidak bersuara.
Robert Huo melihat kejanggalannya, dia tidak bertanya alasannya, hanya berkata : “Tidak peduli apa yang terjadi, asal kamu ingat, kita adalah suami istri. Kamu bisa mengatakan padaku masalah apapun, asalkan kamu mengatakannya, aku pasti akan membantumu menyelesaikannya.”
Ucapannya membawa rasa percaya diri dan perhatian, membuat Natalie Ning akhirnya tidak tahan melihat padanya.
Robert Huo baru menyadari matanya merah, mungkin habis menangis.
Natalie Ning memang habis menangis, dia sangat takut kehilangan semua yang dia miliki sekarang, rasa takut dan gelisah di hatinya sudah mencapai puncak.
Semakin Robert Huo perhatian, semakin dia lembut, semakin dia tidak tahu harus bagaimana lebih baik.
Robert Huo juga tidak mendesaknya, dia memberinya waktu untuk berpikir. Bila dia tidak bicara, dia juga tidak akan meneruskan bertanya.
Bicara atau tidak adalah haknya, dia adalah suaminya, lebih tidak seharusnya merebut hak seperti ini.
“Apa masih belum makan? Kamu duduk sebentar dulu, aku pergi membuatkan mie untuk kalian.” Sambil berkata, Robert Huo bangkit akan berjalan ke dapur.
Dia baru berbalik, namun ditarik oleh Natalie Ning.
Dia menoleh melihat Natalie Ning tetap menunduk, namun tetap tidak melepaskan tangannya, pada saat yang bersamaan berkata dengan suara bergetar : “Aku, ada hal yang ingin kukatakan padamu....”
Robert Huo tidak meronta, dengan hati-hati berbalik, lengannya tidak terlalu menggunakan tenaga agar menghindari Natalie Ning merasa dia ingin melepaskannya.
“Katakanlah, aku mendengarkanmu.” Kata Robert Huo.
Napas Natalie Ning terlihat jelas memburu, dia sengaja menarik napas dalam-dalam beberapa kali, lalu kembali menggertakkan gigi, menyingkirkan semua keraguannya, terakhir mengumpulkan keberanian bertanya : “Apa Nova Ji sudah mengatakannya padamu?”
“Berkata apa?” Tanya Robert Huo.
“Mengenai Paman Keempatmu.” Kata Natalie Ning.
“Paman Keempatku?” Mendengarnya, Robert Huo tertegun, dia masih megnira apa yang Natalie Ning maksud adalah Keluarga Huo, lewat dua detik dia baru tersadar, yang dia katakan adalah Paman Keempat Shawn Li.
Bukankah berkata Shawn Li adalah yatim piatu, sudah lama tidak memiliki teman dan kerabat? Paman Keempat dari mana?
Robert Huo tidak menunjukkan ekspresi terlalu curiga, dia sudah merasakan, ada yang tidak beres pada Shawn Li orang ini.
Orang hidup di dunia ini pasti memiliki beberapa bekas. Bagaimana mungkin tidak kenal dengan siapapun, lagi pula semua ingatan sebelum mengenal Natalie Ning hilang, hal ini sendiri sangat aneh.
Dari ucapannya, Natalie Ning dapat menebak, Nova Ji sepertinya sama dengan dirinya, tidak berani mengatakan kenyataan.
Tapi sekarang Robin Li sudah mencarinya, dia bisa mencari Nova Ji berarti sudah menemukan beberapa hal, mungkin tidak lama lagi akan mencari kemari.
Bila cepat atau lambat akan mati, untuk apa menyembunyikannya lagi.
Natalie Ning kembali menggertakkan gigi, berkata : “Paman Keempatmu bernama Robin Li, dia mencari Nova Ji, ingin bertemu denganmu.”
“Bila hanya masalah Paman Keempat ini, seharusnya tidak sampai membuatmu seperti ini bukan?” Tanya Robert Huo.
Tubuh Natalie Ning terlihat jelas bergetar, tanpa sadar berkata : “Maaf...”
“Ini ada yang bisa dimaafkan apanya, aku hanya merasa...”
“Maaf...” Natalie Ning tetap berkata seperti ini, pada saat yang bersamaan juga kembali menunduk, suaranya lebih terdengar rendah diri : “Menyembunyikan darimu begitu lama, seharusnya meminta maaf padamu.”
Saat mengucapkan kalimat ini, hatinya sangat panik, dia sudah memiliki persiapan akan ditanya, dimaki, bahkan dipukul.
Tapi semua yang ada di bayangannya tidak terjadi, hanya sebuah lengan yang hangat memeluknya.
Suara suaminya yang lembut masuk ke dalam telinganya : “Aku pernah berkata, tidak peduli apa yang terjadi dulu, sudah tidak penting lagi. Aku tidak ingat masa lalu, juga tidak ingin ingat. Bila orang bernama Robin Li ini membuat gangguan untukmu, kita tidak perlu bertemu dengannya. Aku hanya berharap, kamu bisa gembira, ini lebih penting dari apapun.”
Natalie Ning tertegun, sebelum Robert Huo pulang, dia membayangkan sekali lagi semua kemungkinan paling buruk.
Setiap kemungkinan, membuatnya tersiksa seakan jatuh ke dalam neraka.
Tapi sekarang, Robert Huo tidak membiarkannya tenggelam dalam neraka, melainkan menggunakan semua kelembutan melindunginya.
Hasil yang seperti ini membuat rasa takut di hati Natalie Ning hilang, digantikan oleh rasa bersalah dan tersentuh yang kuat.
Dia secara naluriah memeluk leher Robert Huo, menangis tersedu-sedu : “Maaf...Maaf...Aku tidak seharusnya menyembunyikannya darimu, ini salahku, maaf....”
Robert Huo menepuk-nepuk punggungnya dengan ringan, mengelus rambutnya, menghiburnya.
Penghiburan tanpa suara, sangat lembut.
Terkadang saat orang berada dalam kepanikan, kamu tidak perlu bicara terlalu banyak, hanya satu gerakan sederhana dapat membuatnya merasakan rasa aman yang begitu besar.
Natalie Ning menangis tidak lama, kira-kira dua tiga menit, dia bangkit, dengan berkaca-kaca berkata : “Sebenarnya kamu bukan yatim piatu, aku dan Nova Ji yang membohongimu. Kamu jangan menyalahkan Nova, dia bukan orang jahat, hanya saja sama denganku, tidak tahu bagaimana mengurus hal ini.”
Saat Natalie Ning menjelaskan sambil terisak, Robert Huo baru mengetahui, Shawn Li sebelum hilang ingatan adalah orang yang bagaimana.
Novel Terkait
My Secret Love
Fang FangYama's Wife
ClarkMr Huo’s Sweetpie
EllyaLoving The Pain
AmardaThe Winner Of Your Heart
ShintaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li