Inventing A Millionaire - Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
Lama-kelamaan, membayangkan proses pemukulan si anak, Nicho Huo kembali menjadi lebih marah pada pemukul Thiago Huo daripada Thiago Huo-nya sendiri.
“Ayah, ini semua salah Griffin Huo. Ia dan pemuda itu ada di satu kubu, jadi ia pasti macam-macam di belakang. Kalau tidak, bagaimana bisa Jack Dong membantu pemuda miskin itu! Ayah, kamu harus membantuku membalas dendam!” Thiago Huo bertutur dengan sedih. Karena tubuhnya bergerak agak banyak, lukanya kembali terasa nyeri dan ia pun mengaduh kesakitan.
Gigi Thiago Huo, yang sebelumnya rapih, jadi renggang karena dipukuli Robert Huo. Angin kini keluar dari sela-sela giginya ketika ia berbicara. Dokter bilang, semua gigi yang bentuk dan letaknya sudah berantakan ini harus dicabut.
Dengan kata lain, Thiago Huo akan memakai gigi palsu di sisa hidupnya.
Nicho Huo memandangi gips di tubuh putranya, lalu berkata dengan suara yang dalam: “Kamu yang salah, karena kamu tidak mau berjuang. Berhadapan dengan pemuda miskin itu saja tidak mampu!”
“Aku……”
Si ayah menyela tanpa menunggnya kelar berbicara: “Baiklah, aku sudah paham soal ini. Tetapi, keluarga Huo kita memiliki aturan internal yang ketat. Siapa pun tidak ada yang boleh melanggarnya, termasuk aku. Aku akan meugaskan orang untuk menangani orang itu, jadi kamu tenang saja. Kedepannya, ingat baik-baik bahwa ada banyak orang yang bersedia menjadi pion keluarga Huo, jadi buat apa kamu sendiri turun ke medan peperangan? Jangan idiot lagi!”
Thiago Huo tidak berani membalas apa pun ketika dimarahi. Dalam urusan ini, dirinya memang ada salah di awal. Ingin membalas dendam lawannya, ia malah “dibunuh balik”. Kondisi tragisnya ini sejatinya bisa dibilang membawa kebaikan, sebab jika ia kembali dalam keadaan baik, Nicho Huo bisa murka dengan tindakan impulsifnya dan mematahkan kakinya.
Tetapi, berhubung ayah sudah bilang akan menugaskan orang untuk menangani perkara ini, ia merasa si ayah sudah berada di pihaknya. Bagus, perkara ini akan bisa diselesaikan dengan adil.
Hati Thiago Huo penuh dengan kebencian. Pria sialan itu, tunggu saja meomen pembalasanku. Berani memukuliku sampai seperti ini, aku tidak akan berhenti sebelum membuatmu mati!
Tidak peduli di mata Nicho Huo atau pun Thiago Huo, Robert Huo tidak punya kesan yang baik.
Meski telah merasakan kengerian si pria secara langsung, si anak merasa dia pasti mengkhianati Jack Dong dengan bantuan Griffin Huo. Jika tidak, yang terbaring di rumah sakit sekarang ini sudah pasti bukan dirinya!
Belum lama berada di dalam ruang pasien, Nicho Huo sudah keluar lagi. Sekretarisnya, yang berdiri di depan pintu, bergegas menghampiri dan memasang gestur ingin berkonsultasi.
Tanpa menandangnya, si pria paruh baya bertanya: “Periksa luar dan dalam orang bernama Shawn Li itu. Selain itu, cek juga siapa yang bisa membantu kita di sana.”
“Sudah diperiksa. Pria itu seorang yatim piatu. Ia kehilangan orangtua sedari kecil, juga tidak punya teman dan kerabat. Istrinya bernama Natalie Ning, sementara kedua orangtuanya dulu buka toko buah. Mereka orang biasa.” Sembari menge-scroll ponselnya untuk membaca berkas, sekretaris itu bicara lagi: “Kita tidak memiliki cabang langsung di sana, tetapi ada seorang pengusaha kecil bernama Dave Tong yang memiliki urusan bisnis dengan cabang kita di ibu kota provinsi. Aku sudah menelepon cabang itu. Di telepon, mereka bilang Dave Tong memiliki kepribadian yang biasa, bahkan malah jago menjilat. Ia merupakan mantan gangster. Di kemduain hari, setelah kakaknya menikah dengan seorang pengusaha besar lokal bernama Alex Liao, kehidupannya baru berjaya. Orang ini selalu berharap bisa memuaskan cabang kita, jadi diberi permintaan apa pun bakal ditanggapi dengan responsif.”
Putra bos dipukuli sampai seperti ini, sebagai seorang bawahan, si sekretaris secara alamiah melakukan penelusuran informasi sedari awal.
Nicho Huo mengagumi kepintaran sekretarisnya. Pria itu mengangguk setuju, lalu memberi instruksi: “Kalau begitu, perintahkan Dave Tong dan minta dia urus masalah ini.”
“Urus sampai sejauh mana?” Si sekretaris berusaha mendetailkan perintah.
Si bos menjawab tanpa pikir panjang: “Anakku jadi bagaimana, dia harus jadi sedikit lebih tragis.”
Suaranya sangat suram, ekspresinya pun begitu. Sekretaris mengangguk tanpa keberatan.
Satu orang kecil yang tidak berdaya berani memprovokasi keluarga Huo…… Apalah usaha yang mereka perlukan untuk menghabisinya? Usahanya semudah menjentikkan jari!
Sehabis bercakap, sekretaris langsung menelepon cabang dan meminta mereka menyampaikan permintaan ke Dave Tong.
Alasan mengapa ia tidak menghubungi pria itu secara langsung adalah karena dalam urusan ini, ia tidak merasa perlu muncul ke “panggung”.
Seperti yang dikatakan Nicho Huo, berhubung ada banyak orang yang bersedia menjadi pion bagi keluarga Huo, mengapa mereka harus turun sendiri ke medan perang?
Entah menjadi penonton atau pun wasit, dua alternatif ini lebih baik daripada turun sendiri.
Robert Huo tidak tahu bahwa Nicho Huo akan menugaskan seseorang untuk melakukan sesuatu padanya. Itu karena dalam benaknya, petinggi-petinggi keluarga Huo tidak mungkin melakukan hal kotor macam itu.
Aturan rumah masih eksis. Siapa pun yang melanggar akan dihukum berat.
Dulu, kedudukan Robert Huo di sana teramat tinggi. Mana berani orang-orang di sekitarnya melakukan kesalahan?
Akibat statusnya yang ketinggian, ia tidak tahu bahwa anggota-anggota kelas menengah keluarga Huo sudah busuk. Meski tidak berani terang-terangan melanggar aturan keluarga, “memutar jalan” untuk melakukan hal-hal yang tidak tahu malu sudah umum bagi mereka.
Keesokan pagi, Natalie Ning menerima telepon dari pabrik. Telepon itu mengabarkan bahwa GM mereka sudah tiba.
Mengingat ini adalah pengalaman pertamanya menandatangani sebuah kontrak, Natalie Ning memperlakukan situasi dengan sangat serius. Ia menugaskan Eugene Ning untuk menyewa Mercedes-Benz E-Class sebagai mobil yang antar-jemput GM.
Wanita itu awalnya bahkan ingin menyewa yang S-Class, namun tidak disetujui oleh Robert Huo.
Kata suaminya itu, istrinya adalah orang yang merangkak dari pemilik toko Taobao yang dipandang sebelah mata oleh pemilik-pemilik toko lain. Dia pada dasarnya bukan seorang pengusaha besar, jadi buat apa repot-repot melakukan pencitraan macam ini?
Jika seseorang benar-benar lihai, sekali pun berangkat naik bus umum untuk menemui seseorang, tidak akan ada yang berani komentar. Bisa-bisa, mereka malah memujimu karena menjadi agen penurunan karbon dioksida kendaraan pribadi.
Sebaliknya, jika seseorang tidak lihai, mau ia naik helikopter pun, orang-orang akan berkomentar miring dan menuduhnya cari muka.
Eugene Ning sendiri tidak menimpali apa-apa. Apa pun tugasnya, ia akan melaksanakannya.
Ia buru-buru menelepon pusat penyewaan mobil, juga membayarkan uang sewanya dengan kocek pribadi. Bukan hanya itu, ia juga bilang bahwa uang sekecil ini tidak perlu diganti oleh kakak dan kakak ipar.
Natalie Ning dan Robert Huo sama-sama tahu bahwa anak ini tengah mencari simpati.
Tetapi, bagaimana pun juga, dia adalah seorang kerabat. Robert Huo mengikuti saja kemauannya.
Tidak lama kemudian, Eugene Ning kembali dengan delegasi pabrik.
Mereka berjumlah tiga orang, terdiri dari GM, asisten, dan pengacara.
GM bernama Wesley Mu memberi kesan yang energik. Walau sudah berusia empat puluhan, ia sama sekali tidak tua. Dengan postur tegak dan wajah tampan nan dewasanya, ia tipe pria paruh baya yang disukai gadis muda.
Ketika melihat Natalie Ning, mata Wesley Mu juga berbinar. Ia tidak menyangka bahwa pemilik toko Taobao yang sering berurusan dengannya adalah seorang wanita cantik yang masih muda.
Tetapi, ia tidak gimana-gimana menunjukkan kegirangannya. Kedatangannya kemari adalah untuk urusan bisnis, apalagi di sebelah Natalie Ning adalah Robert Huo.
Si wanita telah memberitahunya bahwa semua kegiatan toko, termasuk pengalihan saham kali ini, diurusi oleh suaminya.
Sebelum kemari, Wesley Mu terus memikirkan orang macam apa yang bisa sehandal ini.
Melihat Robert Huo, yang berdiri di samping Natalie Ning dengan senyuman di wajah, si GM langsung mengulurkan tangan dan memuji: “Memang benar generasi tua akan selalu digantikan oleh generasi muda. Kita tidak bisa menghindari dinamika ini……”
“Ah, GM Mu berlebihan. Keberhasilanku hanya kebetulan. Jika kalian tidak ditipu orang, aku juga tidak akan bisa berbuat apa-apa. Aku merasa aku hanya orang kecil.” Robert Huo menanggapi.
Kata-kata ini ditujukan untuk memuji Wesley Mu. Ini biar suasana GM yang jauh-jauh datang kemari ini bertambah positif. Dengan begitu, proses pendatanganan kontrak diharapkan bisa berjalan selancar-lancarnya.
Dengan kesan yang sangat positif pada Robert Huo, ketidaksenangan Wesley Mu untuk mengalihkan saham perusahaan ke dia melemah drastis.
Dari sisi samping, Natalie Ning mengajak: “Bagaimana kalau kita masuk dan berbicara? Kita tidak boleh membiarkan GM Mu terus berdiri di depan pintu.”
Kesan pertama dari delegasi pabrik cukup baik. Mereka masuk ke dalam sambil tertawa.
Ruang kerja sudah disapu bersih, bahkan Robert Huo tadi pagi sengaja membeli beberapa lukisan dan dekorasi untuk digantung di dalamnya. Meski tidak mewah, ruang kerja ini sangat berciri khas.
Wesley Mu mengamati sekeliling dan memuji lagi: “Ruang kerja ini simpel dan rapi. Pantas saja kalian berdua bisa mengelola toko Taobao dengan sangat baik, ruangan kerjanya saja sangat mendukung.”
“Tuan Mu sangat jago memuji orang, kamu jadi tidak enak hati. Silahkan diminum tehnya.” Natalie Ning menunjuk teko teh dengan telapak tangan. Wanita itu terlihat amat santai.
Penampilan Robert Huo di reuni kelas kemarin membuatnya bangga pada suaminya, juga bertambah percaya diri.
Suami serba bisa dan serba tahu…… Apa yang lebih membahagiakan dibanding memiliki suami seperti ini?
Jangankan Wesley Mu yang eranya sudah mau kelar, didatangi pengusaha kelsa kakap saja, Natalie Ning tidak akan demam panggung lagi seperti sebelumnya.
Orang-orang sekitar yang kuat memang akan menambah kepercayaan diri seseorang!
Sebelum berangkat, Wesley Mu sebenarnya berencana untuk tawar-menawar lagi dengan keduanya. Ia ingin melihat apakah bisa menjual lebih sedikit porsi saham.
Akan tetapi, ketika benar-benar bertemu mereka, ia langsung menangguhkan rencana ini.
Meski belum bercakap panjanga, namun dari gerak-gerik dan tutur katanya, pada kedua orang ini, khususnya Robert Huo, ia bisa merasakan aura superior yang luar biasa dan sulit dideskripsikan.
Novel Terkait
Hanya Kamu Hidupku
RenataMata Superman
BrickLove Is A War Zone
Qing QingCinta Yang Tak Biasa
WennieBlooming at that time
White RosePerjalanan Selingkuh
LindaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li