Inventing A Millionaire - Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
Sebelum tiba di kantor Nova Ji, Robert Huo mengangkat tangannya dan mengetuk pintu.
Jika orang lain memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Nova Ji, apalagi dia adalah orang yang sangat di andalkan wanita itu, maka mungkin saja orang itu akan langsung membuka pintu dan masuk, tetapi Robert Huo tidak akan melakukannya, dia selalu menekankan prinsipnya, yaitu, tidak rendah hati atau sombong, menghormati dan teratur.
Tidak peduli seberapa besar rasa bergantung Nova Ji padanya, karena dia sekarang adalah bawahan dari pihak lawan, dia harus tetap menjaga rasa hormatnya.
Suara Nova Ji terdengar dari dalam kantor: "Silakan masuk."
Robert Huo kemudian menekan pegangan pintunya, mendorong pintu dan berjalan masuk.
Nova Ji sedang duduk di belakang mejanya, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, dia terlihat sedikit linglung.
Dia bahkan tidak melihat siapa yang berjalan memasuki kantornya, jawabannya barusan mungkin hanya jawaban asal-asalan.
“CEO Ji, bagaimana dengan perencanaan jadwal hari ini?” Tanya Robert Huo.
Mendengar suaranya, tubuh Nova Ji bergetar dan tiba-tiba dia mengangkat kepalanya untuk melihat ke arahnya. Saat dia bisa melihat Robert Huo dengan jelas, ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat aneh.
Ketika Robert Huo melihat ekspresinya, dia juga merasa bingung.
Pagi-pagi seperti ini, kenapa tampangnya seperti ini?
“Ada apa denganmu?” Tanya Robert Huo dengan curiga.
"Tidak. Tidak ada..." Nova Ji menggeleng kepalanya cepat, lalu bertanya: "Apa yang ingin kamu tanyakan?"
“Aku ingin bertanya kepadamu bagaimana dengan jadwalmu hari ini?” Robert Huo secara singkat memikirkan beberapa hal yang belum diputuskan sebelumnya, kemudain berkata: “Jika tidak ada perencanaan yang khusus, aku sarankan untuk pergi ke Dynasty Entertainment dan membicarakan tentang promosi kerjasama. Waktu itu kita tidak membuat janji, jadi seharusnya tidak ada masalah kali ini. "
Nova Ji meng-iyakannya dan berkata: "Kamu saja yang mengurusnya."
“Satu hal lagi, rencana departemen pemasaran sudah keluar beberapa hari yang lalu, dari segi pendanaan, menurutku kita bisa menambahkan 5 juta RMB, sehingga keuntungan yang didapat dari dana yang besar bisa di manfaatkan keuntungannya. Lagipula, pada beberapa waktu ini, perusahaan yang berani mengeluarkan dana yang besar untuk mendukung departemen pemasaran sudah tidak banyak lagi, pas sekali untuk kita mengunakan kesempatan ini!"
“Baiklah, kamu saja yang mengurusnya.” Nova Ji masih menjawabnya seperti itu.
Robert Huo awalnya ingin mengatakan hal ketiga, tetapi melihat sikapnya seperti ini, mau tidak mau dia berhenti, Nova Ji sepertinya tidak memperhatikannya.
Penampilannya yang linglung ini benar-benar berbeda dari dengan dirinya yang biasa.
Nova Ji yang dulu jika menemukan masalah, dia akan selalu berpikir dengan hati-hati, dengan serius dan hati-hati memikirkannya selama beberapa waktu, salah satu alasannya adalah memastikan bahwa keputusannya ini tidak salah, kedua, jika pendapatnya bertentangan dengan Robert Huo, dia akan berpikir keras tentang siapa yang benar dan siapa yang salah, apakah alasan pihak lawan untuk melakukan ini lebih dapat dipertahankan daripada alasannya sendiri.
Tapi hari ini, dia tidak berpikir dulu, dua masalah ini di serahkan pada Robert Huo, seolah-olah GM perusahaan ini adalah Robert Huo dan dia hanyalah seorang asisten.
Tidak perlu mengungkit bahwa Robert Huo adalah orang yang teliti, bahkan walaupun saat ini dia adalah orang yang cerobohnya, saat ini dia tetap dapat melihat ada yang salah dengan keadaan pihak lawan.
"Apa yang salah denganmu? Tidak bisa fokus, apa yang terjadi?” Tanya Robert Huo dan berjalan lebih dekat.
Dia baru saja berjalan dua langkah, Nova Ji tanpa sadar mundur seperti kelinci yang ketakutan dan bersandar ke belakang.
Melihat rasa panik di mata wanita itu, kebingunan Robert Huo semakin muncul.
Dari pengelihatannya semenjak dia memasuki pintu tadi, sudah terlihat ada yang salah dengan wanita ini..
“Sebenarnya ada apa?” Tanya Robert Huo lagi.
Nova Ji tidak menjawab dan hanya menatap Robert Huo.
Kabar dari Natalie Ning kemarin membuatnya terlalu panik dan membuatnya terjaga sepanjang malam.
Bahkan sekarang, dia masih tenggelam dalam kecemasan.
Hari ini Robert Huo berdiri di depannya, dia hanya ingin mengetahui dengan jelas apakah pria itu hanya berpura-pura bodoh.
Mereka masih terdiam, tapi hal itu tidak berlangsung lama, Nova Ji orang pertama yang memecah keheningan itu.
“Aku dengar kamu hilang ingatan?” Tanya Nova Ji.
“Betul, aku tidak bisa mengingat banyak masa laluku, kenapa, Natalie memberitahumu?” Tanya Robert Huo.
Nova Ji tidak bermaksud menjawab pertanyaannya sama sekali, sehingga dia balik bertanya: "Apa yang kamu ingat?"
“Ingat apa?” Robert Huo menatapnya, dengan sebuah pemikiran sama-sama di hatinya, sepertinya keanehan Nova Ji terkait dengan ingatannya.
Tetapi dia tidak berpikir terlalu banyak, sehingga hanya berkata: "Aku tidak banyak mengingat masa laluku, hal pertama yang ku lihat saat aku membuka mata di ranjang rumah sakit adalah Natalie yang sedang membantuku membasahi bibirku. Aku bertanya padanya kemarin dan dia berkata dulu kita adalah teman baik. Tapi aku tidak ingat sama sekali, aku bahkan tidak tahu siapa keluargaku atau di mana aku berkuliah dulu. apakah dirimu tahu hal-hal itu?"
"Bagaimana mungkin aku tahu! Aku tidak tahu apa-apa!" Nova Ji langsung menyangkalnya, nada bicaranya menjadi lebih meninggi.
Reaksinya menyebabkan pandangan mata Robert Huo berangsur-angsur menunjukkan makna menyelidiki.
Berdasarkan pengetahuan psikologisnya sendiri, jika tidak salah reaksi Nova Ji. Seharusnya dia tahu lebih banyak dari sekedar berita Natalie Ning, sehingga membuat dia khawatir.
Dia sepertinya memiliki sesuatu yang lain tentang hal ini?
Mungkin Nova Ji sendiri merasakan reaksinya sedikit berlebihan, sehingga dengan cepat dia berkata: "Aku bergabung dengan perusahaan setelah lulus kuliah, kemudian aku baru bisa berhubungan lagi dengan Natalie Ning, saat itu kalian sudah menikah dan memiliki anak. Kita berkenalan pada saat itu, jadi bagaimana mungkin aku tahu"
"Benarkah." Robert Huo tidak bertanya lagi, dengan ekspresi wajahnya yang tenang dia berkata: "Kalau begitu, lupakan saja, tidak masalah bagiku apakah aku mengingatnya atau tidak, yang penting adalah saat ini aku cukup bahagia."
Robert Huo mengatakan ini untuk menghibur Nova Ji, tidak peduli apakah dia ada hubungannya dengan ingatan atau tidak, dia tidak perlu mengkhawatirkan masa lalunya, karena Robert Huo belum berpikir untuk mengetahui hal-hal itu.
Tetapi bagi Nova Ji, kata-kata Robert Huo terdengar seakan-akan dia mengetahui segala hal.
Apakah maksudnya itu. Dia sudah mengetahui masalah dulu, jadi sekarang dia tidak ingin mengingatnya lagi? Atau, dia lagi mengisyaratkan bahwa dia tidak ingin mengingatnya lagi, sehingga berkata pada dirinya untuk membuat persiapan di hatinya?
Bagaimanapun, Nova Ji mendengar kata-kata ini lebih seperti sebuah ancaman, dia hampir setengah yakin bahwa pihak lawan telah memulihkan ingatannya.
Memikirkan hal ini, wajah Nova Ji menjadi pucat, dia tahu bahwa jika pihak lawan benar-benar memulihkan ingatannya, maka dia hanya perlu menunggu dirinya berakhir dengan menyedihkan.
Jangankan balas dendam dari pria itu, hanya dengan kehilangan pertolongan darinya saja, itu adalah kerugian yang tidak terbayangkan besarnya
Mengapa Keluarga Ji mengirim begitu banyak modal saat itu? Semuanya itu karena ada rumor bahwa Robert Huo mewarisi pewaris Yacob Zhao, jadi Cedric Ji dan yang lainnya ingin menjalin hubungan yang baik dengan Robert Huo.
Saat ini di mata Keluarga Ji, Robert Huo bukan lagi asisten Nova Ji, atau seseorang yang berbakat dengan kemampuan yang baik di perusahaan cabang Keluarga Ji.
Status dan pengaruhnya sendiri, sampai batas tertentu, dapat dibandingkan dengan Cedric Ji.
Ini karena Robert Huo masih terlalu muda, dan waktu untuk mendapatkan warisan dari Yacob Zhao tidak lama lagi, jika dia benar-benar bersatu dengan orang itu. Maka pengarusnya bisa di bilang hampir sama dengan Cedric Ji.
Jika Robert Huo mengatakan bahwa dia membenci Nova Ji, maka reaksi Keluarga Ji seperti apa, tidak perlu dibayangkan juga sudah tahu.
Saat itu juga, mereka pasti akan mengusir Nova Ji dari Keluarganya.
Tidak peduli berapa banyak usaha yang dia berikan sebelumnya, tidak peduli berapa besar kemampuan pribadinya. Selama dia melakukan sesuatu yang merugikan keluarganya, dia pasti akan langsung di keluarkan dari keluarganya.
Kehilangan penerimaan dari Keluarga Ji, menghadapi balas dendam pria ini, dia tidak ada berbeda dengan orang biasa.
Memikirkan hal ini, tubuh Nova Ji menjadi sedikit bergetar.
Dari sudut pandang ini, Nova Ji dan Pan Simi adalah orang yang sama.
Kedua orang suka berpikir yang berlebihan terhadap suatu hal, sebenarnya, apa yang mereka pikirkan, sebenarnya itu salah, tidak ada bukti yang bisa mendukung hal itu akan terjadi.
Tapi keduanya termasuk tipe orang yang memiliki harga diri yang kuat, juga memiliki kemampuan pribadi yang baik dan sikap yang sedikit sombong.
Orang seperti itu tidak akan pernah mengakui bahwa dia salah meskipun dia memang telah salah.
Singkatnya, Nova Ji juga sudah memasuki pola pikiran yang berlebihan.
Dia hanya memikirkan satu hal sekarang, yaitu apakah dia harus segera merobek topengnya di depan Robert Huo.
Jika pria ini benar-benar sudah memulihkan ingatannya, cepat atau lambat dia akan melawan dirinya, tetapi sekarang pria itu benar-benar tidak melakukan hal yang tidak menguntungkan bagi dirinya, dia juga belum benar-benar mengakui bahwa dirinya telah memulihkan ingatannya, jika dirinya sendiri yang bergerak duluan untuk melawannya, apakah hal ini pantas?
Apakah lebih baik dia menundanya sebentar lagi?
Yang terpenting adalah saat ini Nova Ji tidak terlalu percaya diri, bahwa dirinya bisa melawan Robert Huo dan menang dari pria itu.
Jadi setelah merasa ragu-ragu untuk beberapa saat, dia melepaskan rencananya itu dan berkata: "Begini juga bagus."
Novel Terkait
Pernikahan Tak Sempurna
Azalea_Back To You
CC LennyMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniLoving The Pain
AmardaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li