Inventing A Millionaire - Bab 245 Pekerjaan Kayu
Keesokan paginya, Robert sadar akan teriakan dari Gaby.
Setelah membuka matanya, dia melihat bocah ini dengan bahagia memeluk dia.
“Gaby, kemarin malam papa baru kembali, jangan menganggu dia beristirahat!” Natalie berkata.
“Tidak apa-apa.” Robert tersenyum lalu memeluk bocah ini dan mengecup wajah bulatnya itu dan bertanya : “Merindukan papa?”
“Iya!” Gaby dengan cepat menganggukan kepalanya lalu mengecup Robert dan berkata dengan serius : “Sangat amat merindukanmu!”
“Seberapa banyak kamu merindukannya?”
“Seperti mama merindukan papa!” Gaby berkata.
Wajah Natalie memerah, apalagi ketika melihat ke arah Robert, dia terasa malu.
Robert sendiri tidak menggoda dia, lalu bermain sejenak bersama bocah ini dan mengajak dia untuk menyikat giginya.
Setelah menganggu Robert pagi ini, hingga mengantarkan dia ke depan pintu sekolah, suasana mulai terasa lebih tenang.
Dia tidak menuju ke perusahaan keluarga Ji, juga tidak menuju ke New Hope Corp, melainkan Robert menuju ke tempatnya Yacob.
Tuan besar yang mengalami kanker stadium lanjut, dan hidupnya tidak akan lama lagi, jadi lebih baik menjengguknya.
Setibanya di kediaman Yacob, Robert melihat dia sedang mendorong pintu di daerah tanaman bunga ini.
Sayuran di tanaman bunga telah di cabutnya, kemudian kembali menanamkan dua biji kayu rosewood.
Pohon seperti ini sangat mahal, tetapi ini akan tumbuh dengan lama dan dengan jangka usianya Yacob mungkin tidak akan bisa melihat mereka tumbuh besar.
Robert menuju ke sana, lalu membantu Yacob untuk mengambil air.
Melihat dia datang, Yacob tidak merasa aneh, juga tidak menghentikan gerakan Robert.
Setelah menyirami bunga, dia memberikan sebuah gelas dan bertanya : “Aku dengar kamu mendapatkan masalah?”
“Tidak apa-apa, hanya urusan kecil.” Robert meneguk minumannya, sambil menyeka keringat di kepalanya dan berkata : “Jika anda ingin menyirami ini, katakanlah kepadaku, mungkin dalam beberapa waktu ini, aku akan pindah ke sini.”
“Ketika kamu pindah ke sini, mungkin aku telah tiada, dan lagi aku hanya terkena kanker saja, bukannya kenapa-napa, lalu masih bisa menyirami semua ini.” Yacob berkata.
Robert tahu, maksud dari tiada ini adalah pergi dari dunia ini, dan untuk penyakit di tubuh ini, Yacob mengetahuinya lebih dalam.
Dia tidak terlihat seperti orangtua lainnya, setelah mengetahui dirinya terkena kanker seharusnya akan terlihat sedih tetapi ketika memikirkan dia berantem dengan Joel, membuat dia terlihat lebih terbuka.
Bahkan otaknya saja masih terlihat bagus, jika orang lain melihat ini mungkin saja akan merasa penyakitnya itu telah menghilang.
Tetapi Robert tahu, dengan keadaan seperti ini dan sikap Yacob yang terlihat lebih membaik, maka waktunya akan semakin dekat.
Hal ini membuat dia merasa sedih, dengan kehidupan Yacob yang sangat hebat ini terlihat begitu jelas.
Dia tersenyum dan berkata : “Tidak perlu mengasihani aku, selama hidup ini prestasi yang telah aku dapatkan sangat memuaskan, tetapi kamu bukankah aku telah mengatakan, setengah dari saham itu aku berikan untuk uang kerja kerasmu, lalu sisanya berikanya kepada The Hope Project, lalu kenapa bahkan Joel membawa 2.000.000 Rmb itu kembali.”
“Uang itu milik anda, aku hanya menghabiskan 2.000 Rmb saja untuk uang tiket, maka dari itu akan sungkan untuk menerimanya, dan untuk donasi anda sendiri harus mengantarkannya, jika tubuh ini tidak kuat, aku akan mengantarkan anda ke sana.” Robert berkata.
“Baiklah.” Yacob melambaikan tangannya juga tidak berlarut dalam pembicaraan ini dan berkata : “Karena kamu sudah disini, maka ambillah kayu yang tidak berguna itu, sebenarnya aku ingin membuat sebuah kotak kecil, karena tubuh ini yang tidak kuat, bantu aku untuk memotongnya, semua peralatan dan kayu itu ada di sana.”
Robert menganggukan kepalanya, setelah memasuki ruangan dia mengambil kayu dan peralatan yang di katakan Yacob, lalu memalukan pemotongan.
Kayu ini merupakan cottonwood yang sangat umum, dan kayu seperti ini biasa di gunakan untuk kertas, dan kualitasnya terbilang rendah, sungguh tidak di sangka orang seperti Yacob akan menggunakan barang seperti ini.
Robert sendiri tidak memberikan pendapat apapun di pembuatan ini, menurut dia apapun permintaan tuan besar ini, akan dia lakukan dan bukan membuatkan apa yang kita suka agar tidak meninggalkan penyesalan untuknya.
Tetapi Yacob melihatnya dengan tenang dan bertanya : “Apakah menurutmu kayu seperti ini yang di jadikan kotak, terlihat tidak cocok?”
Robert tidak menutupi pemikiran dia dan berkata : “Memang benar.”
“Kamu tidak takut aku marah.” Yacob tersenyum, tentu saja dia tidak marah karena Robert berkata dengan jujur lalu berkata : “Sebenarnya ketika aku masih muda, cottonwood ini menjadi kayu terbaik di dalam negeri ini, bukan karena harga satuan mereka yang mahal, dan terlihat biasa, tetapi sebenarnya dia sangat membantu negara ini, apalagi beberapa pembuatan juga mengandalkan cottonwood, dan juga memiliki Populus Nigra Var, kemudian memiliki spritual yang gigih maka dari itu orang seusia aku akan merindukan hal seperti ini.”
Yacob seperti orangtua biasa, lalu memindahkan kursi, sambil duduk melihat Robert bekerja, kemudian menceritakan masa mudanya.
Suaranya tidak cepat juga tidak lambat, terkadang juga bertanya beberapa hal, kedua orang yang bertanya dan menjawab ini, terlihat seperti guru dan muridnya.
Robert sendiri tidak terbilang bisa mengenali pemotongan kayu ini, dia lebih bisa membuat Porselen.
Pekerjaan kayu ini terlihat begitu mudah, tetapi sebenarnya cukup sulit.
Hingga siang hari, Yacob sendiri membuatkan makanan.
Daging kepala babi, dengan tumis sayur kubis yang dibuatkan pedas asam juga 2 mangkuk nasi.
“Banyak orang yang mengatakan, jika memakan daging itu tidak bagus dan harus memakan sayuran, sebenarnya semua ini salah, kamu lihatlah para binatang buas itu, mereka pemakan daging terbesar dengan kekuatan yang luar biasa. Begitu juga dengan manusia jika tidak memakan daging, dari mana asal kekuatan mereka, kata orang dulu nasi putih itu menyehatkan sebenarnya yang terjadi adalah karena dulu kami ini miskin dan tidak mampu membeli daging, begitu juga dengan anakmu, berikan dia asupan daging yang banyak, jangan berikan dia asupan bubur yang tidak jelas itu, kamu pahamkan.” Yacob sambil berkata sambil mengambil sayuran untuk Robert.
“Namanya Gaby dan sekarang berumur 8 tahun, minggu ini aku akan mengajak dia untuk bertemu denganmu.” Robert berkata.
Yacob tidak menolaknya juga tidak mengiyakan, dia seperti sedang berkata sendirian.
Sebenarnya dia juga termasuk kasihan.
Setelah mengajar selama hidup ini, dirinya yang akan pergi itu malah terlebih dulu mengantarkan orang yang lebih muda.
Setelah pasangannya pergi, dia malah berselisih paham dengan muridnya lalu sekarang selain Robert, sudah tidak ada lagi yang berkunjung ke tempat Yacob.
Sudah tahu jika pekerjaannya tidak akan bisa, lalu sekarang malah berantem secara hebat dengan Joel, jadi siapa yang akan membuar kesenangan lagi.
Melihat Robert yang terus hadir, membuat orang-orang menertawai anak muda yang tidak mengerti kondisi ini.
Setelah ini orang yang akan hiduplah yang akan memegang dunia ini.
Seseorang yang mati, bagaimanapun dia hidup tetap hanya akan menjadi masa lalu.
Semua hal ini tidak ingin di pikirkan oleh Robert, dia melihat ke arah Yacob, hanya sebuah cara untuk menghormati orang yang lebih tua dan tidak lebih dari itu.
Dan untuk orang seperti Joel, Robert tidak memasukannya ke dalam hati, jika tidak ketika dirinya membutuhkan uang tetap tidak ingin membutuhkan bantuan dari Joel.
Setelah sibuk seharian di tempat Yacob, Robert akhirnya menyelesaikan kotak ini.
Walaupun pekerjaan ini tidak terbilang bagus, tetapi ukurannya tidak terlalu berbeda dan jika dilihat lagi masih terbilang bagus.
Hanya saja Yacob bersih keras ingin menggunakan irisan kayu dan tidak ingin tambahan apapub.
Pembuatan kayu ini sangat susah, dan orang biasa pasti akan membutuhkan waktu 3 hingga 5 tahun untuk melatihnya, dengan arahan dari Yacob, Robert hanya bisa memaksakan diri dan tetapi tidak bisa berkumpul jadi satu.
Melihat malam yang telah tiba, Yacob tidak memaksa lagi lalu melambaikan tangannya dan berkata : “Pergilah untuk beristirahat lagi, besok saja di lanjutkan.”
Robert menganggukan kepalanya, lalu memindahkan barang ke dalam ruangan, setelah itu mencuci tangan dan berpamitan.
Setelah keluar dalam beberapa jarak Robert memutarkan kepalanya dan terlihat bayangan orangtua ini.
Pada saat ini hatinya merasa tidak tenang, karena bayangan ini membuat orang merasa kesepian.
Robert ingin sekali kembali untuk menemani orangtua ini sejenak lagi, tetapi ketika dia berpikir urusan dia selanjutnya, dia berpikir akan kembali besok, apalagi setibanya dirumah masih harus memasak untuk anak dan istrinya, lalu menyelesaikan urusan kantor.
Dia ikut melambaikan tangan lalu pergi.
Hingga ketika bayangan Robert menghilang, Yacob bersandar di dekat pintu dan terbatuk-batuk.
Dia telah menahan untuk tidak batuk karena dirinya tidak ingin terlihat lemah di depan Robert.
Tetapi ketika di sisinya tidak ada lagi orang, dia kehilangan kendali dan tubuhnya perlahan melemah.
Dengan pelan dia menutup pintu, lalu dari dalam ruangan ini terdengar suara batuk.
Tirat tertutup, akan segera di mulai.
Novel Terkait
My Tough Bodyguard
Crystal SongCinta Yang Dalam
Kim YongyiCEO Daddy
TantoPerjalanan Selingkuh
LindaThat Night
Star AngelBack To You
CC LennySuami Misterius
LauraInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li