Inventing A Millionaire - Bab 35 Jalan Buntu
"Kamu cukup percaya juga padanya." Natalie Ning berkata.
"Tak berdaya, fakta lebih meyakinkan daripada teori yang kuat, aku bahkan ingin menghajarnya beberapa kali, sayangnya sekarang sepertinya sudah tak ada kesempatan lagi." Eugene Ning berkata dengan penuh penyelasan.
"Pandai bicara, kamu jangan macam-macam ya, Gaby sekarang sedang sangat lengket dengannya. Kalau sampai Gaby tahu kamu memukul ayahnya, dia pasti tidak akan meladenimu paling sedikit selama beberapa bulan!" Natalie Ning memperingatinya dengan serius.
"Aduh, aku hanya sekedar bercanda. Kamu menganggapnya serius pula." Eugene Ning tersenyum sembari berkata: "Aku sekarang membuka toko dengan mengandalkannya sepenuhnya, aku sendiri saja ingin merayunya, mana mungkin bakalan menghajarnya. Kalau benar-benar ingin menghajar, pasti sudah kulakukan dari dulu. Oh iya, masalah tentang kamu akan pulang sudah kukatakan pada ayah dan ibu."
Pergerakan tangan Natalie Ning yang sedang menuangkan teh sedikit berhenti, lalu kembali normal, bertanya: "Bagaimana tanggapan mereka?
"Memangnya mau bagaimana lagi. Masih seperti biasa, pokoknya, sebaiknya kamu melakukan persiapan mental dengan baik saat membawa Shawn pulang." Eugene Ning berkata.
Natalie Ning tak bersuara, dia sudah mendiskusikan masalah ini dengan Robert Huo dari awal, juga telah melakukan persiapan mental.
Baik atau buruk harus tetap dihadapi oleh mereka berdua bersama-sama.
Di sisi lain, hari ini merupakan hari pertama Robert Huo menjabat posisi baru.
Sesuai dengan peraturan perusahaan, asisten GM ada hak untuk memiliki ruang kantor pribadi.
Setelah Robert Huo pergi ke Departemen Personalia untuk melapor, pihak dari Departemen Personalia malah hanya mengutus seorang pegawai biasa untuk membawanya pergi ke ruang rapat.
Di sudut ruang rapat, terdapat sebuah meja, komputer, dan beberapa map dokumen.
"Sekarang ruang kantor yang baru sedang direnovasi, jadi Asisten Li untuk sementara bekerja di sini dulu. Setelah ruang kantor itu selesai direnovasi, aku akan membantumu memindahkan barang-barang Anda ke sana." Pegawai itu berkata dengan senyuman ramah, nada bicaranya juga terdengar sopan, sama sekali tidak ada kekurangan.
Tapi Robert Huo tahu, bahwa dirinya sedang ditindas.
Perusahaan sebesar ini bahkan tidak bisa memberikan satu pun ruang kantor?
Setidaknya dia merupakan asisten GM, menurut tingkatan kedudukan, dia kurang lebih setara dengan para direktur departemen mana pun, tapi malah harus bekerja di ruang rapat, bukankah ini sebuah lelucon!
Kalau perusahaan cabang Keluarga Ji begitu miskin sampai tahap ini, perusahaan ini pasti sudah bangkrut dari awal.
Robert Huo tahu, masalah ini pasti berkaitan dengan Charles Ji, Robert Huo tidak banyak berkata, dan menerima kondisi ini dengan lapang dada.
"Oh iya, ini adalah laporan piutang tahun lalu yang dilaporkan oleh Departemen Keuangan, Wakil CEO Ji berkata dia kurang enak badan, belakangan ini mungkin tidak akan bisa bekerja, makanya menyuruh orang mengalihkannya ke sini." Kata pegawai itu.
"Mengerti." Robert Huo menanggapi dan duduk, membuka dokumen di atas meja dan membacanya.
Melihat dia membacanya dengan serius, pegawai itu tidaklah mengatakan apapun, hanya tersenyum sinis secara spontan, lalu keluar dari ruang rapat.
Di mata para pegawai lainnya dalam perusahaan, Robert Huo tidak pantas menjadi asisten GM, dia dulu menjadi supir saja tidak kompeten!
Di bawah penyebaran kabar dari Charles Ji, sudah banyak orang yang tahu bahwa Robert Huo adalah suami temannya Nova Ji, kenaikan pangkat ini didasari oleh hubungan pribadi.
Kalau dia bukanlah suami temannya Nova Ji, dia mana pantas naik pangkat! Atas dasar apa naik pangkat!
Orang seperti dia ini sudah banyak di dunia, orang yang senang menggunakan kecemburuan dan meremehkan untuk meninggikan posisi diri sendiri pun sangat banyak.
Mereka tidak bisa mengerti alasan kenapa Robert Huo naik pangkat, makanya menyimpulkan semua ini sebagai persekongkolannya dengan Nova Ji untuk keuntungan pribadi, dari belakang, entah berapa banyak orang yang mempergunjingkan Robert Huo, bahkan memakinya.
Seorang supir yang sama sekali tidak memiliki kemampuan dan pengalaman apapun bahkan bisa naik pangkat menjadi asisten GM, yang benar saja perusahaan ini!
Semua gunjingan ini, pakai jari kaki pun Robert Huo tetap mampu menebaknya, tapi dia tidak menaruhnya dalam hati.
Bagaimana pemikiran dan perkataan orang lain bukanlah suatu hal yang bisa dia kontrol, juga tidak perlu dia pedulikan.
Sekarang, dia sedang membaca dokumen di atas meja dengan teliti, setelah melihatnya sekilas, keningnya sedikit berkerut.
Berdasarkan data dalam dokumen, piutang tahun lalu yang belum ditagih paling sedikit ada 60%.
Bagi perusahaan mana pun, piutang sebesar 60% ini merupakan sebuah nominal yang sangat besar.
Robert Huo tidak menunda waktu sedikit pun, langsung mengambil dokumen dan pergi ke ruang kantor Nova Ji.
Setelah mengetuk pintu dan masuk ke dalam, Nova Ji mengangkat kepala memandangnya, lalu kembali menundukkan kepala mengetik di komputer, sambil menanyakan: "Pihak Departemen Personalia sudah selesai mengurus prosedur?"
"Sudah selesai." Setelah Robert Huo mengatakannya, dia langsung menyerahkan dokumen. Berkata: "Ini adalah data piutang tahun lalu yang diberikan oleh Departemen Keuangan, aku telah melihatnya sekilas, menyadari ada piutang kira-kira sebesar 60% yang belum diterima."
"Ini adalah masalah yang diurus oleh Charles, untuk apa Departemen Keuangan memberikannya padamu?" Nova Ji mengangkat kepala menanyakannya dengan bingung.
Robert Huo melongo. Bertanya: "Orang Departemen Personalia mengatakan Charles sedang kurang enak badan, mungkin beberapa hari ini tidak akan bisa masuk kerja, kamu tidak tahu?"
Nova Ji mendengarnya hingga raut wajah memburuk, Charles Ji sama sekali tidak mengabarinya sedikit pun, jadi mana mungkin dirinya bisa mengetahuinya.
Tapi apa yang hendak dilakukan oleh Charles Ji tetap diketahui jelas oleh Nova Ji.
Seluruh masalah yang berkaitan dengan keuangan diurus oleh Charles Ji, terutama tentang piutang di setiap tahun. Nova Ji sebagai GM tidak pernah melihat seperak uang pun. Hanya pada saat ingin menandatangani laporan akhir tahun Departemen Keuangan saja, baru dia memiliki kesempatan untuk melihatnya.
Dalam laporan keuangan tahunan perusahaan, ada sekitar 60% piutang yang tak bisa dibayar, menurut penjelasan dari Charles Ji, itu semua adalah pelanggan lama dan kostumer besar, akan menunda pembayaran selama setengah tahun. Jadi memangnya bisa bagaimana?
Nova Ji bukan orang bodoh, dia dari awal sudah tahu ini adalah rencananya Charles Ji.
Orang ini sengaja meninggalkan 60% piutang yang belum diterima, asalkan Nova Ji berani menekannya, dia akan membuat nominal ini menjadi hutang mati!
Hal semacam ini sering terjadi di perusahaan cabang Keluarga Ji lainnya, dan inilah salah satu alasan utama kenapa anggota keluarga cabang sulit berkembang.
Kalau piutang dengan jumlah sebesar ini menjadi hutang tak terbayar, keluarga inti sangat mudah mencari orang untuk dikambing hitamkan.
Sekarang Charles Ji menggunakan alasan sakit, menyuruh Departemen Keuangan menyerahkan data kepada Robert Huo, tujuan di balik hal ini sangatlah jelas.
Bukankah Nova Ji sangat hebat, bukankah dia sudah berhasil menjalin kerja sama dengan perusahaan dagang Donglai, dan telah menjadi perwakilan dari dewan perdagangan.
Baiklah, 60% piutang ini pergi tagih saja sendiri.
Kalau mampu menagihnya, ini akan membuktikan kemampuannya, tapi kalau gagal...... maka tunggu saja saatnya dipecat!
Tak diragukan lagi, ini merupakan siasat licik yang digunakan Charles Ji akibat merasa kesal.
Setelah mendengar penjelasan dari Nova Ji. Robert Huo bertanya: "Hutang ini sulit ditagih?"
"Bukan sulit ditagih, melainkan sama sekali tidak mungkin berhasil ditagih." Nova Ji berkata dengan raut wajah memucat: "60% piutang ini kebanyakan adalah pelanggan lama yang bersekongkol dengan keluarga inti, dan sangat mengerti terhadap taktik ini. Tanpa pernyataan dari keluarga inti Keluarga Ji. Kalaupun aku mengajukannya ke pengadilan, mereka pasti tidak akan memberikan uangnya."
Robert Huo diam, tingkat persaingan dalam Keluarga Ji telah melebihi dugaan orang biasa. Bahkan siasat selicik ini pun tega digunakan, tidak takut ditertawakan sama sekali.
Tapi harus diakui, taktik yang digunakan Charles Ji ini memang sangat memusingkan.
"Tidak boleh. Aku harus pergi mencari Charles, jelas-jelas ini adalah hal yang seharusnya dipertanggung jawabkan olehnya, atas dasar apa melemparkannya padaku begitu saja!" Nova ji menepuk meja dan berdiri, dan hendak keluar.
Robert Huo segera menghadangnya, berkata: "Tidak ada gunanya kamu mencarinya sekarang, karena dia memang berniat ingin menyulitkanmu, alasan apa yang tidak akan digunakan? Sekarang yang terpenting adalah berpikir bagaimana menangani masalah ini."
"Menangani? Bagaimana cara menanganinya? Para pelanggan lama itu merupakan anjing pengikutnya keluarga inti Keluarga Ji, hanya satu kalimat dari Charles, mereka akan menggigit siapapun yang menjadi targetnya, memangnya aku ada solusi apa!" Nova Ji berkata dengan nada marah.
Wajar kalau dia marah, sebelumnya ada banyak keluarga cabang yang didesak sampai menghadapi jalan buntu karena masalah semacam ini.
Bahkan ada anggota keluarga inti yang sangat kejam, dia tidak menagih piutang seperak pun, lalu melemparkan seluruh tanggung jawab kerugian pada keluarga cabang, membuatnya menebus dengan uang pribadi.
Hebat kalau mampu menebusnya, tapi kalau tidak, maka dia harus masuk penjara.
Charles Ji bakalan melakukannya dengan kejam atau tidak, siapapun tidak bisa menjaminnya, satu-satunya hal yang bisa dipastikan adalah, kalau masalah ini tidak ditangani dengan baik, jabatan Nova Ji sebagai GM akan sulit dipertahankan.
Robert Huo pada dasarnya memang berniat memanfaatkan Keluarga Ji, semakin besar persaingan dalam keluarga, maka ini merupakan saat yang lebih tepat baginya untuk memperlihatkan kemampuannya.
Jadi, setelah menghadang Nova Ji, Robert Huo berkata: "Serahkanlah masalah ini padaku, aku yang akan mengatasinya."
"Kamu?" Nova Ji spontan ingin menyindirnya, bahkan aku sebagai seorang GM saja tidak mampu mengatasinya, jadi memangnya siapa kamu?
Setelah kembali mengingat masalah terkait perusahaan dagang Donglai dan Dewan Perdagangan, yang awalnya mengira ini merupakan jalan buntu. Tapi alhasil, Robert Huo lah yang maju dan turun tangan, menyelamatkannya dari lautan api.
Pria ini seakan-akan memiliki pesona yang misterius, berbagai masalah yang membuatnya sangat pusing malah bisa diatasi olehnya.
Sekarang masalah ini merupakan jalan buntu bagi Nova Ji, tapi bagaimana bagi Robert Huo?
Sang pria bisa kembali menciptakan keajaiban dan mengatasi masalah ini tidak?
Novel Terkait
After The End
Selena BeePejuang Hati
Marry SuMy Charming Lady Boss
AndikaThe Revival of the King
ShintaPredestined
CarlyAkibat Pernikahan Dini
CintiaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li