Inventing A Millionaire - Bab 279 Bertemu.
Orang palsu itu berbalik dan meliriknya dengan ekspresi wajah penuh ketidakpedulian: "Sudah kukatakan, aku sangat sibuk, jika aku mendengar kamu membuat keributan seperti itu lagi, aku akan segera menelepon ayahmu untuk membatalkan pernikahan kita, segera pergi dari sini!"
Bagaimanapun, dia tidak lagi peduli dengan reaksi Zila Tang, dia langsung masuk ke kamar dan menutup pintu.
Tidak ada jawaban. Pintu yang tertutup menimbulkan suasana sunyi dan pengawal berbaju hitam itu begitu saja mendorong Zila Tang keluar dari sana.
Dia tidak tahu apakah mereka yang mengeluarkan tenaga terlalu besar, atau langkah Zila Tang yang goyah, sehingga wanita itu tersandung dan terduduk di atas tanah.
Dia terlihat hampa, sedih, dan tersakiti, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun ini, dia mengalami kesedihan seperti itu, dan hal ini sebabkan oleh tunangan tercintanya.
Begitu banyak orang di sekitar sana melihatnya, betapa memalukannya dirinya?
Seseorang dari Keluarga Huo bergegas untuk membantunya, bahkan jika Zila Tang tidak bisa menjadi istri Robert Huo, dia akan tetap menjadi permata Tang's Corp, jika terdengar oleh orang-orang bahwa Zila Tang di aniaya seperti ini, takutnya hal ini akan menimbulkan masalah.
"Nona Tang, jangan terlalu bersedih, dia mungkin sibuk akhir-akhir ini, jadi kamu harus panjang sabar. Kamu bisa menunggunya sampai dia selesai bekerja, lalu datang lagi kesini."
Bujukan orang itu tidak membuat hati Zila Tang merasa lebih baik.
Dia melihat ke pintu yang tertutup itu, firasatnya mengatakan mungkin mulai dari hari ini, dia akan sulit untuk bertemu dengan pria itu.
Hal ini membuat Zila Tang semakin panik dan merasa lebih sedih.
Dia baru saja mengalami hal yang berbahaya, jadi dia membutuhkan seseorang untuk menghibur dirinya, tetapi orang yang paling ingin dia temui memperlakukannya dengan sangat kasar dan tidak peduli padanya.
Mengapa dia melakukan hal ini?
Apakah dia telah melakukan suatu kesalahan?
Zila Tang tidak percaya bahwa dia sangat sibuk, karena perasaan pria itu menjauhinya dapat dirasakannya dengan sangat jelas. Pria itu hanya tidak ingin melihat dirinya, bahkan mungkin saja dia memang memiliki pemikiran untuk membatalkan pernikahan mereka.
Semakin dia memikirkannya, Zila Tang semakin merasa sedih.
Dari kecil hingga saat ini, dia hampir menganggap dirinya adalah milik Keluarga Huo. Dan sekarang, dia tiba-tiba tahu. Dia sama sekali bukan milik Keluarga Huo.
Bahkan sepatah kata dari pria itu saja, dapat membuatnya tidak akan bisa memasuki pintu gerbang rumah ini lagi
Kekasih masa kecil dan tunangannya, semuanya hanyalah khayalan.
Dia mendorong orang yang membantunya berdiri, melihat tanda memar di lututnya, samar-samar terlihat luka yang tergores mengeluarkan darah, wajah Zila Tang terlihat kusam, dia berjalan keluar dari rumah itu dengan putus asa.
Anggota Keluarga Huo yang lain merasa ragu-ragu sejenak, tetapi pada akhirnya mereka tidak melangkah maju untuk menghalanginya.
Karena mereka sendiri juga mengetahuinya, sia-sia saja mereka membujuknya.
Orang-orang itu menoleh dan melirik ke rumah Tuan Muda mereka itu. Banyak yang ingin mereka katakan, tetapi tidak ada yang berani mengatakannya.
Dia adalah Bintang Harapan Keluarga Huo, bahkan jika mereka tahu bahwa pria itu tidak melakukan hal yang benar, tapi siapa yang berani menegurnya?
Untuk zaman sekarang saat jarang orang mau membahayakan nyawanya demi hal yang seperti ini, dengan begitu banyak keuntungan yang terjerat, siapa yang bersedia membayarnya.
Zila Tang menikahi Robert Huo memang untuk membawa keuntungan bagi Keluarga Huo, tapi itu juga keuntungan bagi keluarga secara keseluruhan, bukan hanya satu individu saja.
karena itu. Orang pintar tidak akan mau mengambil risiko menyinggung perasaan orang yang paling berkuasa dalam keluarganya untuk wanita ini yang bahkan tidak yakin apakah dia masih bisa menikah dengan anggota Keluarga Huo itu.
Pada akhirnya, orang-orang itu bubar di bawah pengawasan para pengawal berbaju hitam itu.
Halaman yang barusan masih berisik, dengan cepat menjadi tenang.
Di perusahaan cabang Keluarga Ji, Robert Huo tidak menunda pekerjaannya karena suasana aneh antara Nova Ji dan dirinya, hal-hal yang harus diatur tetap di aturnya dengan tertib.
Meskipun dia hanya seorang asisten GM, nyatanya, semua orang di perusahaan sekarang tahu bahwa dia adalah seorang yang memiliki kemampuan luar biasa.
Terkadang kekuasaan tidak bergantung pada posisimu, tetapi pada siapa yang kamu kenal dan dengan siapa kamu dapat berbicara.
Pada dasarnya semua orang di perusahaan telah mendengar tentang hubungan antara Robert Huo dan Yacob Zhao. Ketika Colin Ji datang untuk mengirim uang untuk meminta bantuan atas nama markas Keluarga Ji, orang-orang besar melihatnya.
Oleh karena itu, tidak peduli ke departemen mana Robert Huo pergi. Orang-orang di departemen itu, dari direktur hingga karyawan biasa, memperlakukannya dengan standar tertinggi, berbicara dengan begitu ramah padanya, bahkan bersikap sangat hormat seperti aturan pada umumnya.
Robert Huo sudah terbiasa dengan hal ini. Ada begitu banyak pujian untuk dirinya dulu daripada yang sekarang, jadi mengapa dia bisa tergerak karena hal kecil ini.
Setelah dia mengubah sistem manajemen perusahaan, efisiensi setiap departemen juga meningkat pesat.
Setelah pengaturan perencanaan kerja dengan benar, Robert Huo ingin pergi ke Departemen Logistik untuk melihatnya.
Meskipun logistik adalah bagian yang paling tidak mencolok dan paling tidak menguntungkan dari seluruh perusahaan, tapi di mata Robert Huo, itu adalah departemen yang sangat penting.
Tidak peduli saat sebuah perusahaan melakukan perjalanan bisnis, keluar untuk pemasaran, atau untuk menyambut tamu, hal itu membutuhkan ikut campur staf logistik.
Jika logistik dilakukan dengan baik maka efisiensi kerja bisa ditingkatkan minimal 20%, jika logistik tidak dilakukan dengan baik seluruh aktivitas akan hancur, itu hal yang wajar.
Pada saat ini, ponselnya berdering, dia mengambil ponsel dan meliriknya, Robert Huo tersenyum.
Setelah terhubung, ada suara yang sedikit bersemangat berkaya: "Guru, aku berada di kota saat ini, di mana dirimu sekarang?"
Saat ini, Timmy Wang adalah satu-satunya orang yang dapat memanggil Robert Huo dengan sebutan guru.
Setelah serangan pasar saham terakhir terhadap Andreas Wang, Robert Huo berjanji akan bertemu dengan Timmy Wang lagi.
Di mata banyak orang, Timmy Wang hanyalah seorang yang memiliki modal panas sebesar beberapa miliar tunai, tetapi di mata Robert Huo, anak ini adalah anak peluru yang luar biasa.
Selama dia bisa menggunakannya dengan baik, dia bisa membunuh seseorang dengan satu tembakan!
Terlebih lagi, kemampuan Timmy Wang yang hanya dalam beberapa tahun saja sudah bisa mendapat keberhasilan yang seperti ini, hal ini membuktikan kemampuan pribadinya.
Untuk seseorang yang memiliki bakat, Robert Huo tidak pernah menolak orang seperti itu.
Selain itu, apa yang harus dia lakukan sekarang adalah melawan Keluarga Huo, jadi secara alami semakin banyak orang berbakat yang dia miliki, maka akan semakin baik.
"Ada Sixth Road Tea House di jalan Huichang, mari kita duduk di sana nanti, aku akan sampai di sana sekitar setengah jam lagi," kata Robert Huo.
"Baiklah! Aku akan segera kesana!" Kata Timmy Wang dengan gembira.
Setelah menutup telepon, Robert Huo tidak jadi pergi ke Departemen Logistik lagi, melainkan pergi ke bagian administrasi. Dia mengatakan pada mereka bahwa dirinya akan keluar. Jika CEO Ji ada perintah nanti, telepon saja ke dia.
Orang-orang di departemen administrasi secara otomatis setuju dan mengantar Robert Huo keluar dengan sopan.
Begitu meninggalkan perusahaan, Robert Huo langsung menuju ke Sixth Road Tea House.
Robert Huo menemukan kedai teh ini secara tidak sengaja, dia merasa dekorasinya cukup bagus, dia sempat berpikir untuk mencari waktu, datang kesana dan mencobanya.
Meskipun dengan hartanya saat ini, membeli teh dengan harga beberapa ribu hingga beberapa puluh ribu RMB setengah kilo bukanlah hal yang besar, tapi menum teh di rumah. Dengan minum teh di rumah teh, memiliki dua rasa yang berbeda.
Melakukan hal yang paling pas di lingkungan yang paling tepat, itulah yang di sebut dengan suasana.
Suasana sangat penting!
Dia memarkirkan mobil di pintu masuk rumah teh, Robert Huo berjalan masuk. Sekilas, dia melihat Timmy Wang terduduk di pojok.
Sudah beberapa tahun tidak bertemu, waktu itu dia hanya orang yang selalu mengikuti di bokongnya, seperti anak bayi yang penasaran, sekarang dia sudah tumbuh dewasa. Hari ini dia mengenakan jas, memakai dasi, rambutnya terlihat rapi, dia terlihat seperti pria yang sudah sukses.
Hanya saja dia memiliki penampilan yang tampan, wajahnya lebih terlihat seperti seorang pelajar.
Robert Huo berjalan mendekat, duduk di depan Timmy Wang, memandang cangkir teh pendek di depannya, dan berkata, "Sudah berapa lama kamu berada di sini?"
Timmy Wang masih melihat tamu yang tidak diundangnya ini, tapi begitu dia mendengar suara ini, dia tiba-tiba terlihat heran: "Apakah kamu?"
Dia telah bertemu Robert Huo dan tahu seperti apa rupa gurunya itu, tetapi sekarang Robert Huo benar-benar berbeda dari sebelumnya.
Untungnya suara itu masih sama dengan yang ada di telepon. Jika tidak, Timmy Wang tidak akan percaya sama sekali.
Tetapi meskipun suaranya sama seperti di telepon, tapi ini berbeda dari sebelumnya.
Kecurigaan dan perasaan menyelidik terungkap di pandangan mata Timmy Wang.
“Jangan terlalu banyak berpikir, ada beberapa hal yang tidak bisa ku beritahukan padamu sekarang, tetapi aku masih ingat dulu ketika kamu menjatuhkan ponselmu ke dalam lubang wc, kemudian kamu menjawab telepon pelanggan sebelum menbersihkan ponselmu.” Robert Huo tersenyum.
Tubuh Timmy Wang bergetar saat dia mendengarnya, kemudian semua keraguan di matanya lenyap, di digantikan oleh ekspresi senang.
Apa yang dikatakan Robert Huo adalah apa yang terjadi saat keduanya bertemu untuk pertama kalinya.
Saat itu, Timmy Wang masih dalam bisnis kecil jual beli, suatu hari ketika dia pergi ke kamar mandi, seorang pelanggan menelepon. Dia buru-buru mengangkat ponsel tersebut dari celananya, tapi tidak sengaja dia menjatuhkan ponselnya ke lubang wc.
Timmy Wang mengeluarkan telepon dari kotoran dengan panik, mengabaikan kotoran yang menempel itu, dia langsung menjawab teleponnya.
Justru karena kejadian inilah Robert Huo berpikir bahwa dia pantas dan untuk di berikan kesempatan.
Dan peristiwa ini adalah rahasia kecil di antara mereka berdua. Lagi pula, sedikit memalukan untuk membicarakan hal ini. Selain mereka, tidak ada yang tahu bahwa Timmy Wang, yang terkenal di dunia orang yang memiliki modal panas, mengalami kejadian yang begitu menarik.
Novel Terkait
Kisah Si Dewa Perang
Daron JayWahai Hati
JavAliusIstri ke-7
Sweety GirlRahasia Istriku
MahardikaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraCinta Dan Rahasia
JesslynInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li