Inventing A Millionaire - Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
Setelah itu, Robert menyuruh Seamus pulang sendiri, dia akan pergi menjemput Gaby bersama Natalie menggunakan mobil Jack.
Seamus melirik kearah Jack dan menatapi Robert lagi, "Yakin?"
"Yakin." Robert mengangukkan kepalanya.
Seamus mengiyakan, dia tidak banyak berkata lagi, dia memutarkan badannya dan naik kemobil, dia lalu menurunkan jendela mobil sambil berkata kepada Jack, "Lain kali sparing dulu."
Jack meliriknya, "Tidak tertarik."
Seamus lalu menutup jendela mobil dan pergi.
Robert lalu mengandeng Natalie kesamping mobil, dia membuka pintu mobil dan menyuruhnya masuk dulu.
Jack terus berdiri disamping tempat duduk kemudi, dia tidak naik kemobil dan hanya terus melirik Robert saja.
Tatapannya terus saja ragu-ragu, seolah dia sedang melakukan sebuah keputusan yang susah saja.
Robert setelah menutup pintu mobil untuk Natalie, dia juga tidak menatapi Jack, dia hanya berkata, "Kamu sebaiknya pikirkan dengan baik, menjadi musuhku akan jauh lebih ribet daripada menjadi temanku."
"Kita tidak bisa menjadi teman, aku juga tidak ingin menjadi temanmu." Kata Jack dengan teanng, "Aku hanya ingin tahu siapa yang memberitahumu nama itu? Sebanyak apa yang kamu tahu? Siapa lagi yang tahu akan itu?"
"Jika aku bilang hanya aku saja yang tahu, apakah kamu akan membunuhku?" Tanya balik Robert.
Jack terus meragukan ini, ketika Seamus pergi, dia sebenarnya ingin sekali langsung membunuh Robert dan Natalie, untuk menyelesaikan semua masalah.
Namun dia tidak berani melakukan itu, karena dia tidak tahu ada siapa lagi yang mengetahui hal ini.
Sekalipun ingin membunuhnya, dia juga harus mencari tahu semuanya dulu!
"Kehidupan tenang yang begitu lama apakah kurang baik? Mengapa harus mengulangi jalan lama itu lagi? lupakan masa lalu barulah bisa mendapatkan kehidupan baru." kata Robert.
Jack tercengang, alasan lain dia ragu-ragu adalah karena kehidupan sekarang lumayan enak.
Sekalipun dipecat oleh Thiago, lalu kenapa? sesuai kemampuannya, tidaklah susah untuk mencari pekerjaan, ada banyak bos besar yang ingin mempekerjakannya dengan gaji tinggi.
Orang yang kehidupannya semakin bagus, semakin tidak ingin pula dia merubah kehidupannya.
"Untuk mencegah kedepannya terjadi lagi hal seperti itu, aku harap kamu bisa tinggal untuk melindunginya, mereka tidak ada apa-apa maka tidak akan ada orang yang membocorkan rahasiamu." kata Robert.
Jack menyipitkan matanya dan menatapinya, "Kamu sedang mengancamku?"
"Kamu boleh mengartikannya sebagai undangan." kata Robert, "Satu-satunya yang aku suka darimu hanyalah kemampuan tempurmu, itu saja, terhadap orang yang hanya punya satu kemampuan saja, aku tidak tertarik untuk mengancamnya."
Seusai berkata, Robert masuk kedalam mobil ditempat duduk depan disamping tempat kemudi, setelah naik keatas mobil, dia berkata kepada Jack yang masih berdiri, "Kamu punya banyak waktu untuk mempertimbangkannya, tapi putriku mungkin sudah panik menunggunya."
Jack memutarkan kepalanya dan menatapinya, setelah 10 detik kemudian, barulah dia membuka pintu dan masuk kemobil.
Jika supirnya adalah Seamus, Natalie pasti akan banyak berbicara dengan penolongnya untuk menunjukkan kehormatan baginya.
Namun sekarang supirnya adalah Jack yang bagaikan adalaha patung, setelah berbincang beberapa kata, perbincangan terasa semakin canggung, Natalie lalu berhenti bicara.
Dan dengan begini, perlahan mobil menyetir hingga ketoko buah Ardi.
Setelah promosi beberapa hari ini, toko buah sekarang lumayan ramai, beberapa hari lagi jumlah pelanggan sudah nyaris ribuan.
Sekarang Ardi sampai pegal menerima uang, dia terus tertawa, bahkan dagunya hampir lepas.
Ketika Robert turun dari mobil dan melihat Gaby tengah berlari-lari didalam toko, dan mengambilkan kantong untuk pelanggan, dan juga membantu Cornelia menyapu lantai juga.
dan juga membantu menjelaskan kepada pelanggan bahwa buah mana yang paling enak.
Tentu saja yang dia perkenalkan semuanya adalah jenis buah yang dia suka.
Gadis cilik ini sepertinya gemar berbisnis, ucapannya jelas dan mulutnya manis, ada banyak pelanggan yang karena adanya dia sekalipun tidak ingin membeli buah, tetaplah terakhir memilih beberapa buah.
Setiap bisnis yang berhasil, Gaby akan senang hingga melompat-lompat, seolah melakukan sesuatu yang sangatlah bermakna besar.
Dan para pelanggan ketika melihat tampangnya semuanya juga merasa senang.
Robert tersenyum ketika melihat didepan pintu, tidak disangka putrinya ini lebih punya bakat berbisnis dibandingkan dengan ibunya.
Gaby jeli, ketika melihat Robert, dia langsung meletakkan buah ditangannya dan sambil memanggil ayah sambil berlari kearah luar.
Diluar sana ada tangga, Robert takut dia terjatuh, dia bergegas maju kedepan dan berjongok didepan tangga sambil melapangkan kedua tangannya.
Beberapa pelanggan itu berbalik badan dan sebelum mereka bertanya, Cornelia langsung menjelaskan, "Ini adalah menantuku, buffet buah dan lainnya semuanya dibuat olehnya, otak anak muda memang hebat, kami berdua orang yang tua tidak mampu memikirkan begituan."
Ekspresinya tersenyum sambil sedikit pamer, para pelanggan juga sangatlah baik dan mengiyakan, "Kalau begitu menantumu lumayan hebat juga."
Ardi menghempaskan nafasnya, "Tidak ada heabt-hebatnya, hanya saja kebetulan saja, dan membuat dua acara, jika bukan karena dia menjadi asisten manager dari General Manager perusahaan cabang keluarga Ji, aku tidak akan menikahkan putriku kepadanya."
Hanya melakukan kedua acara begituan saja memang tidak banyak orang yang merasa hebat, bagaimanapun juga event sejenisnya memang jarang dilihat disini namun mereka juga pernah melihatnya di internet.
Namun sebagai asisten manager dari General Manager perusahaan, jabatan ini sepertinya lumayan hebat.
Seorang pelanggan yang usianya nyaris seperti Ardi berkata dengan iri, "Menantumu ini hebat, muda dan berkarya, sungguh jauh lebih hebat daripada yang dicari oleh putriku."
"Iya tuh, begitu muda sudah menjadi asisten manager dari general manager, nanti kedepannya bahkan mungkin bisa menjadi general manager saja."
"Mau jadi apa jika hanya General manager saja, menurutku anak ini akan pasti akan membuka perusahaan sendiri dan menjadi bos besar!"
Beberapa pelanggan itu terus berdiskusi, Ardi semakin tersenyum lebar ketika mendengarkannya.
Tadi nada bicaranya sepertinya kurang puas, sebenarnya semua orang mengerti bahwa dia juga sedang pamer.
Bahkan Cornelia saja juga melototnya karena merasa lucu, jika ingin puji tinggal puji saja, mengapa masih harus menutup-nutupi!
"Ayah, ibu, kami datang menjemput Gaby pulang." Natalie berdiri didepan pintu.
"Sudah datang yasudah makan bersama dulu baru pualng, jika tidak aku telepon Eugene untuk membawa pulang beberapa masakan yang kamu suka, bocah ini sering menyibukkan masalah e-commerce, sering pulang subuh, dia sering tidak kelihatan orangnya." Kata Cornelia menyalahkan.
"Toko dia itu dibantu khusus oleh Direktur Huang dari pabrik, dia tengah mau menghasilkan sesuatu yang hebat, jangan menggangu dia dulu, Gaby besok masih harus sekolah, toko juga begitu sibuk, kita tidak tinggal disini untuk menambah masalah lagi, tunggu saja nanti akhir pekan saja." Kata Natalie.
Sebenarnya dia sangatlah ingin menemani orang tuanya untuk makan bersama dan mengobrol, namun tadi dia baru saja menangis, dia juga takut ketahuan.
Meskipun tindakan yang dilakukan Thiago tidak menimbulkan masalah besar, namun lumayan menakutkan jika dibicarakan.
Natalie adalah seorang wanita yang berbakti, dia tidak berharap orang tuanya khawatir karena urusan dirinya.
Didalam toko memang sangatlah sibuk, ditambah lagi Natalie menjadikan anaknya sebagai sebuah alasan, Cornelia juga tidaklah memaksa.
Disaat mobil akan pergi, Ardi memanggilnya.
Sang mertua membawakan sekotak buah dan ketika melihat Jack, dan menganggukkan kepalanya, dia lalu meletakkan buah didalam mobil dan sambil berkata, "Aku dengar dari Gaby, rumahnya sudah dibeli?"
"Iya, tiga kamar, setelah selesai didekorasi, kamu dan ibu juga boleh datang tinggal disana."
"Kami berdua punya rumah, untuk apa tinggal ditempat kamu." Ardi berkata sedikit ganas seperti biasanya, dia lalu merasa nada bicaranya kurang baik, barulah dia merendahkan nada bicaranya, "Kerjalah dengan baik nanti, jangan membuatku malu!"
Meskipun perkataannya tidak enak didengar, namun Robert tetaplah mengerti maksud lain darinya, masalah dulu sudah leawt, asalkan kedepannya tidak mengulang kesalahannya lagi anggap saja semuanya tidak pernah terjadi.
Robert semakin tersenyum lebar, dia berkata, "Tenang saja, kedepannya hanya akan semakin bagus saja."
"Membual saja kamu!" Ardi menghempaskan nafasnya, dan berbalik berkata kepada Natalie, "Nanti jika uang dekorasi kurang, tinggal bilang saja padaku saja, jangan bertemu masalah dan simpan dihati, kamu menggangap aku dan ibumu adalah orang luar?"
"Tidak, kami sebenarnya lumayan baik......." Kata Natalie.
"Sudahalah, terus saja berkata seperti begini, pergilah, pulanglah dan mandi lalu istirahatlah." Ardi mundur dan menutup pintu mobil.
Mereka sekeluarga saling melambaikan tangan dan pergi.
Waktu itu ketika Robert pergi, Ardi masih berpura-pura tidak datang mengantarkannya pergi, kali ini dia berdiri disana dengan tulus dan menatapi mobilnya pergi.
Setelah sejenak kemudian, hingga mobil menghilang barulah diwajah Ardi terlihat senyuman, "Bocah ini ......"
Perlakuan Robert belakangan ini memang membuat orang kaget, berbakat dibidang bisnis, dan pekerjaannya naik dan gajinya tambah, bahkan sebentar saja rumah baru saja juga sudah dibelinya.
Meskipun belinya di kawasan barat laut, dan Ardi bukanlah terlalu puas, namun itu juga jauh lebih baik daripada tinggal dirumah jelek itu.
Imagenya terhadap menantunya ini akhirnya berubah.
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyCinta Seorang CEO Arogan
MedellineMy Charming Wife
Diana AndrikaCutie Mom
AlexiaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyKembali Dari Kematian
Yeon KyeongDoctor Stranger
Kevin WongInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li