Inventing A Millionaire - Bab 72 Kegiatan Toko Buah
“Aku sudah bilang ke Tuan Hu, setelah siang nanti putranya pulang kerja, kita akan makan bersama. Nanti setelah bertemu dengannya, berbasa-basilah sedikit, tidak mudah memilih rumah yang bagus sekarang, kesempatannya jauh lebih besar dari rumah biasa.” Cornelia Deng menjelaskan.
Natalie Ning melirik Robert Huo yang tidak berbicara.
Dan Robert Huo tersenyum berkata: "Benar yang ibu katakan, memang berbeda rumah yang bagus dengan rumah yang kurang bagus, terima kasih atas perhatian Ayah dan Ibu.”
Menerima ucapan terima kasih dari menantunya, Cornelia Deng merasa sangat gembira, setidaknya dia tidak melakukan hal yang sia-sia.
Ardi Ning bergumam: "Siapa yang peduli padamu. Tanpa putriku, aku peduli pantatmu!"
“Jangan pedulikan dia, orang yang seperti ini!” Cornelia Deng memlototi Ardi Ning, berkata: “ Tidak tahu siapa yang setelah putrinya pergi, menyeka air matanya. Sekarang putrinya telah datang, malah bergumam tidak jelas, anjing pemarah!”
Wajah Ardi Ning memerah, dan berkata: "Siapa yang menyeka air mata, aku hanya kelilipan debu saja. Lagi pula, bukannya karena putrimu menemukan pria yang baik, bahkan tidak bisa membeli rumah, kalau tidak perlukah aku khawatir?”
Cornelia Deng memandang Robert Huo dengan canggung, dan ketika dia hendak menjelaskan, Robert Huo tersenyum dan berkata: "Benar apa yang dikatakan Ayah, memangg aku yang belum melakukan yang terbaik. Menyusahkan mereka ibu anak, aku akan berusaha, berjuang untuk mendapatkan rumah yang lebih baik!”
Pengakuannya membuat Ardi Ning tidak bisa lagi menegurnya, ditambah lagi dengan bantuan Robert Huo, usaha di toko baru membaik kembali, samar-samar Dia bergumam, dan akhirnya berhenti berbicara.
Kemampuan Robert Huo untuk memahami hati orang-orang berada di luar imajinasi, Dia tahu betul bagaimana "menangani" sifat keras kepala Ardi Ning.
Melihat ayah dan suaminya tidak bertetangan lagi, Natalie Ning merasa lega, lalu membuka topik baru, bertanya: “Ibu, bagaimana bisnis dua hari ini?"
“Lumayan, pelanggan lama perlahan kembali lagi, ditambah lagi tidak sedikit pelanggan baru.” Cornelia Deng melirik ke arah Robert Huo dan memuji berkata: “Ini berkat barang-barang dari Howard’s Fruit, kalau tidak sekarang toko harus ditutup.”
Robert Huo melihat tata letak toko buah, lalu bertanya: “Sekarang dalam sehari berapa banyak yang bisa terjual?”
“Ada sekitar lima hingga enam ratus, karena kehilangan banyak pelanggan tetap beberapa waktu lalu, jika tidak, seharusnya bisa terjual hingga tujuh atau delapan ratus.” kata Cornelia Deng.
Robert Huo dengan cepat menghitung dalam hati, keuntungan bersih dari toko buah biasanya sekitar 30%, dan jika menjual 600 per hari, untung 180, itu tidak banyak.
Alasan mengapa toko buah besar itu menghasilkan lebih banyak uang, kecuali jumlah pelanggan yang banyak, itu juga karena ada lebih banyak buah-buahan kelas atas yang dijual.
Harus diketahui, margin keuntungan antara buah-buahan mewah dan buah-buahan biasa pada dasarnya sekitar dua kali lipat.
Ada banyak buah-buahan kelas atas dari Howard’s Fruit yang diantar kemari, jadi seharusnya sedikit banyak ada yang membeli, jadi tidak seharusnya hanya menjual sebanyak ini.
Cornelia Deng menjelaskan: "Ini adalah kawasan tua, kebanyakan adalah orang tua dan anak kecil yang tinggal, biasanya juga hanya membeli anggur dan apel. Seperti ceri, loquat dan durian, hanya sedikit orang yang membelinya. Sehari menjual enam atau tujuh ratus juga sudah banyak. "
Robert Huo mengangguk, jika hanya menjual anggur dan apel, maka setiap pembelian sekitar puluhan dan dua puluh Rmb, maka ini juga termasuk cukup baik.
Namun, buah-buahan kelas atas yang benar-benar menghasilkan uang tidak dapat dijual, maka terlalu boros.
Cornelia Deng tampaknya juga mencemaskan hal ini, berkata: " Howard’s Fruit setiap hari mengirimkan banyak buah-buahan kelas atas, dan hanya sedikit orang yang membelinya di sini. Sebaliknya, lebih banyak dimakan oleh Eugene Ning. Shawn Li, kamu lihat, bisakah kamu berdiskusi dengan Howard’s Fruit disana, cukup minta mereka mengirimkan buah-buahan biasa saja ....”
Ketika Cornelia Deng berbicara, dia merasa sangat segan. Lagipula, mereka bersedia menjual barang dengan harga yang wajar sudah lumayan, masih memilih-milih benar-benar tidak tahu harus bagaimana mengatakannya.
Ardi Ning melihat raut wajahnya yang tidak wajar, awalnya ingin memarahinya, untuk apa malu pada menantunya ini.
Tetapi kesulitan menjual buah-buahan kelas atas juga merupakan kesulitannya, semua ini dibeli dengan uang. Walaupun harga belinya tidak tinggi, itu semua adalah uang! Tidak mungkin terus menerus meminta Eugene Ning memakannya ketika tidak laku?
Bahkan jika dia tidak takut kehilangan uangnya, dia juga takut akan membuat Eugene Ning diabetes.
Natalie Ning meliriknya, seharusnya dia juga berharap Robert Huo dapat membantu menyesuaikan jenis barangnya.
Namun, Robert Huo tersenyum dan menggelengkan kepalanya, berkata: "Ibu, Aku rasa tidak perlu menyesuaikan jenis pembeliannya, cukup ubah metode penjualannya saja."
“Apa maksudmu?” Tanya Cornelia Deng dengan bingung, cara apa lagi untuk menjual buah?
“Pernahkah mendengar tentang buffet buah-buahan?” Tanya Robert Huo.
“Buffet buah-buahan?” Cornelia Deng tampak bingung, sepertinya tidak pernah mendengarnya.
Natalie Ning sepertinya sedikit mengetahuinya, bertanya: “Apakah itu sejenis, semua buah-buahan telah dipotong dengan baik, yang seharga 10 Rmb/500 gr, membiarkan pelanggan bebas memilih buahnya sendiri?”
“Benar.” Robert Huo mengangguk.
Cornelia Deng mengerti, tapi langsung menggelengkan kepalanya, berkata: "Bagaimana bisa, jika pelanggan memilih yang bagus, maka akan rugi!”
"Jadi kita tidak bisa memasukkan semua buah-buahan kelas atas ke dalam daftar, 80% buah-buahan biasa, 20% buah-buahan kelas atas. Mengontrol total variasi sekitar 20 jenis sudah cukup. Biasanya, pelanggan akan merasa sungkan mengambil buah-buahan kelas atas, takut dibicarakan orang lain. Sedangkan orang yang yang tidak tahu malu, jumlahnya sangat sedikit. Jika ditotalkan, masih cukup menghasilkan uang, karena akan membuat pelanggan bebas memilih buah-buahannya, ditambah lagi dapat melihat dengan jelas buah-buahan kelas atas bercampur, membuat mereka merasa lumayan murahNamun, ini saja hanya meningkatkan penjualan masih tidak cukup. Ingin membuat bisnis menjadi lebih baik, pada saat yang bersamaan perlu membuat suatu kegiatan.
“Kegiatan apa?” Tanya Natalie Ning dengan semangat.
“Koi.” Jawab Hobert Huo, dia tersenyum berkata: “Kamu seharusnya tahu, Taobao baru-baru ini meluncurkan koi paling beruntung sedunia, yang lebih menimbulkan sensasi besar. Kita tidak perlu melakukan yang terlalu besar, Kita hanya perlu memberitahu Pelanggan, tidak peduli siapa mereka, meskipun mereka hanya membeli satu buah apa pun, dapat berpartisipasi dalam lotere koi ini. Setiap hari satu koi dan pemenangnya akan menerima 500gr dari semua buah yang ada di dalam toko! "
Cornelia Deng yang tadi ragu-ragu, sekarang terkejut dan menggelengkan kepalanya tanpa sadar: “Tidak bisa tidak bisa, bagaimana bisa seperti ini. Membeli satu buah, dan memberinya semua buah di toko, sama sekali tidak bisa! Kedua metodemu terlalu mudah membuat kerugian, jika tidak hati-hati kita akan rugi banyak.”
“Tidak akan, sama seperti buffet buah-buahan, tidak banyak orang yang hanya ingin memanfaatkannya dan hanya membeli satu buah saja. Setidaknya, juga membeli 8 atau 10 Rmb kan? Tentu saja, ingin menghasilkan uang dari kegiatan ini, harus banyak orang yang berpartisipasi. Semakin banyak orang, semakin kecil kerugian kita. Karena jika 10.000 orang yang datang membeli buah, setiap hari hanya ada satu orang yang bisa menang undian. Jadi, harus dipromosikan secara bersamaan, misalnya setelah meneruskannya melalui WeChat, datang ke toko dan setelah membeli buah, bisa mendapatkan dua peluang undian tambahan, dll. Selama promosinya bagus, pasti akan berhasil!”
Cornelia Deng adalah orang yang sangat tradisional. Pemikirannya relatif lebih sederhana, sangat sulit baginya menerima apa yang dikatakan Robert Huo.
Karena Natalie Ning beberapa waktu ini mengikuti Taobao, jadi dia memahami hal-hal ini dengan cepat.
Matanya berbinar ketika mendengar metode penjualan Robert Huo. Memang sangat mungkin untuk berhasil. Satu-satunya ketidakpastian adalah apakah promosi tersebut dapat menarik banyak orang atau tidak.
Dan Natalie Ning tidak meragukan hal ini.
Karena toko Taobao-nya dapat menjual dua ratus hingga puluhan ribu Rmb sehari, sebagian besar tergantung pada promosi Robert Huo.
Tidak diragukan lagi kemampuan promosi Robert Huo!
"Ibu, Aku rasa ini bisa dilakukan, berdasarkan kemampuan prmosi Shawn Li, tidak akan rugi!” Natalie Ning dengan semangat membujuknya.
Cornelia Deng masih khawatir. Dia tidak pernah terlibat dalam kegiatan promosi seperti itu, selama ini dia hanya pernah menjualnya dengan menimbangnya saja.
Ini adalah Buffet buah, dan lagi undian koi, ini membuatnya kebingungan.
Saat itu, Ardi Ning tiba-tiba berkata: "Koi apa yang kamu bicarakan, apakah sama dengan membeli tiket lotere?"
Cornelia Deng menoleh dan meliriknya dengan terkejut, dia tidak menyangka, lelaki tua yang keras kepala itu juga akan mengajukan pertanyaan.
Raut wajah Ardi Ning sedikit memerah, berkata: “Kenapa, saat kita muda, bukannya banyak yang melakukan hal seperti ini. Sekelompok orang berkumpul membeli lotre, ingin mendapakan mobil, merasa tidak masalah menghabiskan 1 Rmb, jika bisa memenangkan hadiah besar. Kurasa, Koi apa itu, bukannya sama saja dengan membeli tiket lotre? "
Robert Huo tersenyum dan berkata: "Benar apa yang dikatakan Ayah, intinya sama, Mereka semua memanfaatkan keberuntungan dan keserakahan orang. Tapi ini mengingatkanku, bahwa sebenarnya bisa diperluas ke jenis lain, misalnya jika setiap hari membeli buah di toko buah, bisa menarik satu atau undian untuk gratis. Dengan cara ini, ketika orang membeli buah, mereka secara tidak sadar akan membeli lebih banyak. Banyak kegiatan yang seperti ini, bisa mengurangi kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh koi. Ternyata masih pedas jahe tua, jika bukan karena ayah mengingatkan, aku benar-benar tidak kepikiran ini.”
Ardi Ning tampak bangga dan berkata: "Ketika aku membuka toko buah, tidak tahu di mana kamu bermain lumpur! Bukankah itu hanya melakukan kegiatan, biasanya aku hanya malas memikirkannya saja, kalau tidak bisa terpikirkan olehmu?”
Natalie Ning tidak bisa menahan tawa dengan kearoganannya.
Jelas perkataan Robert Huo tadi merupakan pujian yang berlebihan, hanya Ardi Ning saja yang tidak menyadarinya, dan menganggapnya dengan serius.
Tapi karena pujian Robert Huo, sikap Ardi Ning menjadi jauh lebih baik. Setidaknya saat berbicara, dia tidak terlalu dingin lagi.
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuAwesome Guy
RobinPernikahan Kontrak
JennyHidden Son-in-Law
Andy LeeMenantu Hebat
Alwi GoIstri Pengkhianat
SubardiInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li