Inventing A Millionaire - Bab 226 Tidak Bisa Diobati
Kalimat yang mengingatkan untuk jaga kehangatan itu diucapkan Robert Huo secara sengaja.
Ia tahu betul Zila Tang sering berpikir terlalu jauh. Mendengar kalimatnya itu, dia pasti bakal berpikiran yang macam-macam dan absurd.
Tujuan Robert Huo adalah meninggalkan benih keraguan dan keingintahuan di hati wanita itu.
Hanya dengan cara ini, mereka kedepannya akan bisa terus berhubungan, lalu dirinya bisa menariknya secara bertahap.
Jika tidak, melihat perasaan Zila Tang pada dirinya, jika ia di masa depan ingin menggunakan identitas untuk berbuat sesuatu pada keluarga Huo, mungkin wanita inilah yang akan menjadi orang pertama yang menghadang.
Robert Huo juga sangat memedulikan kata-kata Griffin Huo. Pria itu sempat melaporkan berbagai hal yang dilakukan merek imitasi pada orang-orang sekitarnya.
Dari tindakan-tindakan ini, merek imitasi terlihat sudah bersiap menggetarkan kantor CEO. Pertama, mereka ingin mengusir orang-orang terdekatnya satu per satu. Kedua, setelah orang-orang ini sudah diusir, mereka akan menyusupi orang-orang mereka ke posisi-posisi yang kosong. Pada saat itu, benar-benar akan jatuh ke tangan mereka.
Jelaslah, kantor CEO paling menarik untuk digetarkan karena itu tempat kerja pribadi Robert Huo. Andai ia mengubah orang setiap hari, tidak akan ada yang berani berkomentar.
Dengan mulai bergeraknya lawan, waktu yang tersisa untuk si pria tidak banyak.
Dengan perasaan terdesak, Robert Huo mengulurkan tangannya untuk memanggil taksi, lalu bergegas naik dengan tujuan kantor.
Hal yang perlu ia urusi kelewat banyak. Andai bisa, pria itu ingin punya delapan tangan seperti halnya seekor gurita.
Melihat kedatangan Robert Huo, Natalie Ning jelas merasa sangat senang. Tetapi, begitu terpikir sesuatu, suaranya jadi agak rendah: “Bagaimana pertemuanmu dengan Pan Simi hari ini?”
Tahu apa yang ingin istrinya tanyakan, si suami mengangguk: “Cukup oke.”
“Sungguh?” Si wanita terlihat sangat bahagia. Entah apa yang dipikirkannya, wajahnya tiba-tiba merona. Ia terlihat cantik dengan wajah merah ini.
Si pria jadi pusing sendiri. Apakah wanita ini benar-benar penuh nafsu?
“Halo, CEO Li.” Sisilia Jian berjalan mendekat dan menyapa Robert Huo terlebih dahulu. Kemudian, wanita itu menyerahkan sebuah berkas ke Natalie Ning dan menjelaskan: “Ini adalah rancangan kerangka manajemen yang kamu minta.”
Natalie Ning menerimanya, lalu menyerahkannya pada Robert Huo berbarengan dengan satu berkas lain yang ada di meja. Ia bertutur: “Momen kedatanganmu sangat pas. Aku menyuruh Sisilia Jian dan Owen Ning secara terpisah membuat rancangan kerangka manajemen. Bisakah kamu membantuku untuk melihat hasil kerja mereka? Volume pertanyaan hari ini telah meningkat sampai ke level di mana para staf layanan konsumen sudah kewalahan. Aku harus menghubungi perusahaan penyedia staf untuk mendiskusikan penambahan staf.”
“Baik, kamu urus saja, biar aku yang lihat.” Si suami mengangguk dan mulai membuka lembaran-lembaran dua berkas yang ada di tangan.
Sisilia Jian berdiri di sisi dan menatap Robert Huo dengan penuh harap. Saat melihatnya mengangguk, ia tidak bisa menahan senyum. Sebaliknya, saat ia mengerutkan kening, wanita itu akan menahan nafas.
Momen menanti “penghakiman” memang teramat menegangkan……
Owen Ning, yang duduk di kursi kerja sembari merapikan laporan, tidak sepeduli Sisilia Jian. Walau begitu, ia tetap merasa tidak tahan untuk tidak mendongak dan mengamati raut Robert Huo ketika mengecek rancangan miliknya.
Ia selalu bilang bahwa ia tidak menyukai Robert Huo dan Natalie Ning. Pria itu merasa mereka hanya bernasib baik dan bersikap sangat oportunis. Tetapi, dengan pengumpulan rancangan hari ini, tidak peduli karena identitasnya sebagai pria atau pun karena kepribadiannya yang angkuh, Owen Ning berharap karyanya dinilai lebih baik.
Dengan hasil ini, ia akan bisa membuktikan bahwa visinya lebih baik daripada Sisilia Jian!
Robert Huo membaca kedua rancangan dengan sangat cepat. Dengan levelnya sekarang, ia bisa menilai sebuah rancangan bisnis semudah seorang mahasiswa mengoreksi kertas ulangan milik siswa sekolah dasar.
Hanya dengan melihat sekilas, ia bisa mendapat pemahaman yang memadai.
Kelar membaca karya kedua bawahan, Robert Huo berkomentar kepada Sisila Jian: “Ada beberapa kesalahan kecil dalam jalan berpikirmu. Menurutku, kesalahan-kesalahan ini seharusnya tidak muncul. Terimalah rancangan ini kembali, lalu cek dengan seksama, revisi, dan kumpulkan lagi ke aku. Jika kesalahan-kesalahan itu bisa kamu perbaiki, aku anggap rancanganmu lulus ujian. Jika gagal diperbaiki, bonus lima ratus yuanmu terpaksa kupotong.”
Andai yang dikritisi adalah orang lain, sudah bersusah payah menulis rancangan namun tidak beroleh satu pun pujian, bahkan diancam bonusnya akan dipotong, orang itu pasti sudah mengumpat-umpat dalam hati.
Tetapi, tingkat kedewasaan Sisilia Jian jauh di atas mereka. Wanita itu buru-buru menerima sodoran rancangannya dan membalas: “Baik, aku segera memeriksa semuanya. Dalam pengumpulan selanjutnya, aku berani jamin kamu tidak akan kecewa!”
Setelahnya, ia langsung berjalan menuju meja kerja.
Si bos pria tidak membeberkan kesalahnnya secara konkrit karena berkeyakinan membiarkannya mencari tahu sendiri akan membuatnya lebih paham alasan poin itu dinilai salah. Alhasil, ia kedepannya akan berhenti melakukannya.
Sebaliknya, jika setiap kali kesalahan para bawahannya disebutkan secara eksplisit, begitu menghadapi situasi atau pun pekerjaan yang sama, bawahan-bawahan itu akan masih bingung harus berbuat apa.
Metode pengajaran ini merefleksikan pepatah “mengajari orang cara memancing lebih baik daripada langsung memberinya ikan.”
Habis mengevaluasi Sisilia Jian, Robert Huo berjalan menuju Owen Ning.
Tiba di depan mejanya, pria itu meletakkan berkas ke tangannya dan berkata: “Keseluruhan pemikiranmu cukup oke. Kamu terlihat punya fondasi teori yang sangat kokoh. Beberapa data internasional dan bagan perbandingan di dalamnya juga sangat bagus. Kerjaanmu pantas dijadikan template rancangan kerangka manajemen.”
Mendengar evaluasi ini, Sisilia Jian menundukkan kepala dengan sedikit putus asa. Sementara itu, sudut bibir Owen Ning agak terangkat akibat menahan senyum.
Si pria melirik si wanita. Ia sangat ingin menanyainya, sudah tahu kan kamu apa yang kubilang talenta alamiah?
Tetapi, detik berikutnya, Robert Huo menuturkan sesuatu yang tidak terduga: “Masalahnya, yang kita perlukan bukan template. Kalau hanya butuh template, kita bisa mencari berbagai template dalam hitungan detik di Internet. Situasi setiap perusahaan berbeda, jadi kita harus berproses dari situasi riil, termasuk dengan menganalisis kondisi psikologis, komposisi keluarga, dan situasi internal keluarga para pekerja. Setelah menganalisis semua itu barulah kita buat penilaian yang menyeluruh, lalu menyusun kerangka yang ideal. Jika tidak, yang kita dapatkan dari kegiatan ini bukanlah perbaikan, melainkan kehancuran. Rancanganmu harus kamu buat ulang dari awal. Jangan cuma caplok hal-hal yang ada di buku pelajaran, melainkan gabungkan juga dengan data-data yang tersedia di berbagai sumber untuk mengakomodasi realitas yang kompleks dan dinamis. Paham tidak!”
Ekspresi Owen Ning membeku. Ia sungguh tidak bisa berkata-kata.
Bawahan pria itu pikir, Robert Huo datang padanya untuk memuji. Siapa yang tahu, bagian awal evaluasinya sangat positif, tetapi bagian akhirnya luar biasa negatif!
Dengan kata-kata yang lebih sederhana, rancangan dirinya dinilai terlihat seperti emas di luar, namun busuk dan burik di dalam.
Sejujurnya, Robert Huo lebih memandang hebat Owen Ning.
Fondasi teori pemuda ini sangat kokoh, otaknya pun sangat encer. Yang jadi masalah adalah ia terlalu bergantung pada pengetahuan yang dipelajari dari guru dan dosen. Pria ini tidak begitu memahami cara berubah dan cara beradaptasi dengan situasi riil.
Kabar baiknya, masalah ini “hanya” disebabkan oleh pengalamannya yang masih sedikit. Robert Huo yakin, dengan menjalani banyak latihan, Owen Ning akan mampu jadi asisten yang baik.
Oleh karena itu, ia punya standar yang lebih tinggi buat si pria daripada si wanita.
Sayang, Owen Ning tidak berpikir sejauh itu. Ia menganggap evaluasi Robert Huo seratus persen merupakan wujud penghinaan.
Daripada positif di awal dan negatif di akhir, lebih baik kamu langsung bilang kualitas karyaku setara dengan sampah!
Wajahnya berubah menjadi merah, ekspresinya super kaku.
Melihat keanehannya, si bos pria mengerutkan kening dan bertanya, “Tidak ada komentar?”
Tangan Owen Ning yang memegang mouse sedikit memegang. Pria itu menjawab datar: “Aku paham. Aku akan membuat rancangan baru.”
“Untuk pendekatan manajemen yang bersifat manusiawi, kamu bisa berdiskusi dengan Sisilia Jian. Sebagai seorang wanita, dia lebih peka dengan hal-hal emosional macam ini. Berdiskusi dengannya akan memberimu perspektif yang lebih sesuai.” Robert Huo mengarahkan.
“Paham.” Owen Ning merespon dengan semakin singkat.
Sadar bawahan prianya tengah kesal, bos pria tidak banyak bicara lagi.
Melatih seseorang itu sangat sederhana. Asalkan orang ini bersedia mendengarkan masukan dengan sungguh-sungguh, sebodoh apa pun dirinya, Robert Huo tetap akan punya kepercayaan diri untuk melatihnya.
Tetapi, jika seseorang sombong dan tidak mau dikritik, ia tidak akan menyia-nyiakan banyak waktu untuk orang itu.
Setelah Robert Huo berbalik dan bergegas pergi, jari-jari Owen Ning semakin tegang.
Sisilia Jian, yang duduk di seberangnya, tahu bahwa dia tidak suka diajar seperti ini, apalagi oleh seseorang yang ia pandang sebelah mata.
Keduanya belum sepenuhnya berbaikan selepas pertengkaran terakhir. Tetapi, mereka bagaimana pun juga pernah berpasangan selama bertahun-tahun. Sempat ragu sejenak, Sisilia Jian membulatkan niat untuk berusaha menenangkan: “Niat CEO Li sebenarnya baik. Dia……”
“Diam!” Owen Ning membalas dengan dingin, “Kualifikasi apa yang kamu miliki untuk menghiburku? Dipuji satu dua kalimat, kamu benar-benar berpikir bahwa kamu lebih baik dariku? Jangan terus pakai kata-kata “niat dia sebenarnya baik”. Aku tidak butuh penenangan darimu, lebih-lebih simpatimu!”
“Kamu, kamu benar-benar tidak bisa diobati!” Paru-paru Sisilia Jian hendak meledak. Berniat menetramkan hati lawan bicaranya, ia malah kena makian. Siapa yang tidak emosi coba!
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyAdore You
ElinaMeet By Chance
Lena TanYama's Wife
ClarkCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinThe Gravity between Us
Vella PinkyPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Inventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li