Inventing A Millionaire - Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
Melihat kepergian Daniel Huang, Natalie Ning menarik lengan Robert Huo, ketika dia menoleh dan melihat, dia tersenyum dan berkata, “Tidak terlihat betapa lapang dadanya kamu, di mana kamu belajar berpikir demikian?"
Lengan Robert Huo dipeluk dalam pelukannya, sentuhan lembut membuatnya sedikit canggung, dan tanpa sadar ingin menarik lengannya ke belakang.
Tapi Natalie Ning memeluknya lebih erat, seolah-olah dia takut melarikan diri, “Kenapa. Memandang rendah aku?"
"Tidak, bagaimana mungkin aku berpikir begitu.” Robert Huo menjelaskan, "Hanya saja ada orang lain di toko …."
“Memang kenapa, kita ini pasangan yang sah dan dilindungi undang-undang,” kata Natalie Ning membenarkan.
Robert Huo tersenyum pahit di dalam hatinya, hubungan yang dilindungi hukum inilah yang membuatnya sakit kepala.
Mengetahui bahwa dia seharusnya tidak terlalu banyak berpikir, namun kelembutan itu tetap membuatnya cepat kehilangan daya tahan.
Akhirnya dia membiarkan Natalie Ning merangkul, keduanya berbalik dan berjalan menuju toko.
Saat melewati meja kasir, Natalie Ning berkata, "Ayah, ada orang bertanya berapa harga 1/2kg anggur ini."
Ardi Ning baru tersadar kembali, melihat . ekspresi lucu di wajah putrinya, dia sedikit malu dan berkatam, “Dasar gadis ini, apa yang kamu lakukan!”
"Menurutku sangat menarik melihat ayah bengong begitu."
"Siapa yang bengong! Aku sedang menghitung!" Ardi Ning bersikeras.
Natalie Ning mencibir. Tadi, aku tidak tahu siapa yang menatap seseorang tadi, seperti melihat hantu saja, sekarang malah tidak mengaku.
Saat ini, Gaby berlari dan memeluk lengan Robert Huo dan bertanya, "Ayah, apakah kita akan tidur di tempat kakek sini malam ini?"
Natalie Ning sangat tegas terhadap Gaby, setiap hari paling telat tidur jam setengah sepuluh.
Sekarang hampir pukul sembilan, biasanya gadis kecil itu tampak gila sepanjang hari, tapi sekarang raut wajahnya tampak kelelahan.
Cornelia Deng datang dan berkata, "Ini sudah larut, bagaimana kalau menginap dulu di sini hari ini."
Ini adalah pertama kalinya dia mengizinkan pasangan itu menginap setelah beberapa tahun berlalu. Ardi Ning di pintu melirik, setelah ragu-ragu sejenak, akhirnya dia tidak berbicara.
Dia belum kembali sadar akan hal yang terjadi tadi.
Para pelanggan yang datang untuk melihat-lihat penasaran, lalu bertanya dengan berani, “Yang tadi itu putra atau menantu?"
“Itu kakak iparku!” jawab Eugene Ning saat dia lewat.
"Oh. Sikapnya tidak biasa, baru kembali dari luar negeri ya? Sekali lihat jelas tidak biasa!" puji tamu itu.
Sikap luar biasa Robert Huo dan Daniel Huang saat mengobrol mengejutkan semua orang di ruangan ini. Orang yang akrab dengan situasi Keluarga Ning akan bertanya-tanya bagaimana kutu buku ini tiba-tiba berubah temperamennya.
Sedangkan orang asing yang lewat sangat iri dengan Keluarga Ning yang memiliki menantu seperti itu.
“Apanya yang kembali dari luar negeri, belum pernah keluar.” Ardi Ning berusaha keras untuk membuat nada suaranya tenang, tidak ingin orang-orang melihat bahwa dia sedikit bersemangat sekarang.
"Belum pernah ke luar negeri? Itu bahkan lebih hebat lagi! Hanya temperamen ini, benar-benar seperti dirut perusahaan besar di TV." kata tamu itu lagi.
Melihat Ardi Ning menjawab pertanyaan pelanggan sambil mencoba menyembunyikan emosinya yang sebenarnya, Eugene Ning diam-diam senang di samping, dia tidak keberatan jika Ardi Ning kemari.
Jarang sekali melihat ayah bertingkat lucu begitu.
“Sebaiknya tidak, Gaby akan masuk kelas besok, buku dan tas ada di rumah semua. Setelah bermain seharian, harus pulang ganti baju."
Natalie Ning benar-benar ingin tinggal, sayang seselama hubungan hangat, frekuensi kepulangan putrinya pasti akan meningkat pesat.
"Baiklah, kalau begitu biarkan Eugene mengantar kalian pulang. Eugene, ini bawakan beberapa buah untuk kakakmu," ucap Cornelia Deng.
Eugene Ning mengiyakan dan mengambil sterofoam secara langsung, lalu mengemas sekotak besar apel, ceri, dan nektarin yang paling disukai Natalie Ning dan Gaby.
Dengan membawa kotak berisi buah-buahan ke mobil, Natalie Ning dan Robert Huo berjalan keluar. Ketika mereka melewati meja kasir, dia berhenti dan berkata, "Ayah, Gaby masih ada kelas besok, kita pulang dulu.”
“Oh,” jawab Ardi Ning acuh tak acuh, berpura-pura konsentrasi menjual buah-buahan.
Adapun sapaan Robert Huo, Ardi Ning malah tak menanggapi.
Tidak ada antusiasme seperti yang dibayangkan, ini membuat Natalie Ning agak kecewa.
Robert Huo menepuk punggung tangannya dengan ringan, memberi isyarat masih ada hari esok.
Keduanya berjalan keluar toko, Cornelia Deng yang mengikuti di belakang menatap Ardi Ning dengan tegas, dia bergumam, “Keras kepala!"
Eugene Ning mengemudikan mobil kemari, Robert Huo dan Natalie Ning naik ke mobil, jendela diturunkan, Natalie Ning melambai ke Cornelia Deng dan berkata, "Bu. Kembalilah, di luar dingin."
“Mengerti, akhir-akhir ini cuacanya berubah, nanti tambah lagi pakaianmu saat pulang ya.” Cornelia Deng tampak sedih, matanya memerah.
“Nenek, kita akan datang lagi dalam beberapa hari, simpankan aku beberapa kepiting ya!” Gaby bersandar di Natalie Ning, masih tidak lupa makan.
“Mengerti. Dasar kamu kucing kecil!" Cornelia Deng terhibur olehnya.
"Oke, ayo pergi," kata Eugene Ning, menyalakan mobil.
Saat hendak menginjak pedal gas, pintu mobil dipukul orang.
Menoleh kepalanya untuk melihat, entah sejak kapan Ardi Ning datang dan menarik pintu mobil, lalu melemparkan amplop tebal dengan wajah dingin, dia berkata, “Pulang dan belikan Gaby makanan. Lihat anak kalian sampai kelaparan!"
Natalie Ning membuka amplop dan melihat, dia terkejut menemukan ada beberapa gumpalan uang tunai di dalamnya. Diperkirakan secara kasar, ada sekitar 20.000 hingga 30.000 RMB.
"Ayah, kita tidak kekurangan uang sekarang, Shawn baru saja memberikan bonus …." Natalie Ning berkata demikian sambil ingin mengembalikan amplop itu.
“Ini bukan untukmu, sudah kubilang beli makanan untuk Gaby! Untuk apa berceloteh, cepat pergi!” ucap Ardi Ning sambil menutup pintu mobil dengan keras, lalu berbalik pergi.
Melihat Natalie Ning seperti akan turun dari mobil, Eugene Ning berkata, "Kak, bagaimanapun juga ini adalah niat baik ayah, kamu kan juga tahu sifat dia? Kalau dikembalikan, dia akan lebih marah."
Natalie Ning ragu-ragu sedikit, dan akhirnya tidak keluar dari mobil, tapi dia masih menjulurkan kepalanya ke luar jendela. Dia berteriak menghadap punggung Ardi Ning, "Ayah, kami akan menemuimu beberapa hari lagi, kurangi minum!"
“Banyak omong!” Ardi Ning melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang.
"Ayo pergi" Cornelia Deng juga melambai pamit.
Eugene Ning menginjak pedal gas dan mobil perlahan melaju pergi.
Natalie Ning tidak bisa menahan kepalanya untuk tetap menengok. Tidak butuh waktu lama untuk melihat Ardi Ning berhenti di depan toko dan berbalik.
Dia menatap ke sini, mengantar kepergian putrinya.
Meski karena langit malam membuatnya tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas, tapi darahnya terhubung, Natalie Ning masih bisa merasakan cinta ayahnya.
Rasa sayang yang tak perlu diucapkan. Itu adalah kepedulian seorang ayah terhadap anaknya.
Eugene Ning menghela napas di depannya, "Sebenarnya terakhir kali aku mengatakan bahwa rumahmu bocor, ayah diam-diam mengambil puluhan ribu RMB. Dia merasa tidak enak dan memintaku untuk mengirimkannya padamu, lalu melempar uang itu ke atas rak TV di lantai atas. Satu hari sebelum kedatangan kalian, dia masih sengaja mengingatkanku. Mengatakan untuk mengambil puluhan ribu RMB. Meski dia tidak berkata dengan jelas, tapi aku dan ibu tahu, uang itu untukmu."
Natalie Ning tidak berbicara, tetapi air mata sudah menetes tanpa sadar.
Sejak kecil, Ardi Ning mencintainya lebih dari Eugene Ning.
Banyak orang lebih memilih anak laki-laki daripada anak perempuan, tetapi di rumah mereka, tidak demikian.
Natalie Ning akan selalu mendapatkan makanan terbaik dan pakaian terindah lebih dulu.
Dalam kata-kata Ardi Ning menegur Eugene Ning, “Kakakmu lebih pintar dan cantik, atas dasar apa kamu bisa bersaing dengannya. Kalau mau, kamu harus mendapatkannya sendiri, uang yang kuhasilkan, akan kuberikan untuk putriku!"
Ini untuk berharap Eugene Ning bisa mandiri, karena dia laki-laki.
Di saat yang sama, Ardi Ning juga sangat mencintai putrinya.
Memikirkan kekecewaan yang dia bawa selama bertahun-tahun, Natalie Ning merasa lebih bersalah.
Gaby menyeka air matanya dan menghiburnya, "Bu, ayah luar biasa, lain kali kakek pasti tidak akan marah lagi padanya!"
Robert Huo mengambil pundaknya dan menggunakan kekuatan untuk mengekspresikan hatinya.
Natalie Ning perlahan bersandar di bahunya, menghapus air mata dari sudut matanya, dan tersenyum pada putrinya, "Aku tahu, ayah selalu hebat."
Dia tidak tahu siapa ayah yang dia maksud.
Mungkin mengacu pada Ardi Ning yang selama ini melindunginya dari angin dan hujan, mungkin mengacu pada masa depan dengan mengandalkan Robert Huo, atau keduanya.
Di depan toko buah, Cornelia Deng berbalik dan memandang Ardi Ning yang masih menatap ke kejauhan, dia menghela nafas, “Sudah jangan lihat lagi, beberapa hari lagi masih akan kembali. Nanti saat orangnya datang, raut wajahmu dingin lagi. Kulihat Shawn memang banyak berubah. "
“Orang memang mudah berubah, siapa yang tahu bisa bertahan berapa lama!” Ardi Ning masih menggeram.
Bagaimanapun juga, dia tidak lagi menentang menantunya kemari, ini adalah suatu perubahan.
Cornelia Deng telah tinggal bersamanya selama bertahun-tahun, tentu saja dia memahami pikiran suaminya yang sebenarnya.
Dia tertawa dan tidak membantah.
Tidak ada yang tahu seperti apa masa depan, tapi waktu yang akan memberi tahu segalanya.
Ketika menantu datang lain kali, mungkin segalanya akan lebih berbeda.
Cornelia Deng sangat menantikan pertemuan berikutnya, dan berharap suatu hari, dia dapat dengan bangga memberi tahu semua orang bahwa putrinya tidak menikahi orang yang salah!
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaDiamond Lover
LenaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraMy Lady Boss
GeorgeKisah Si Dewa Perang
Daron JayMata Superman
BrickInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li