Inventing A Millionaire - Bab 65 Tipikal Kegagalan
Fernaldy Fang tidak sepenuhnya mempercayai pernyataan Robert Huo tentang kota barat laut, alasan mengapa dia meminta orang untuk menyelidikinya adalah karena perusahaannya bertanggung jawab atas pengembangan komunitas Jalan Hongyuan.
Kemampuan Fernaldy Fang untuk tumbuh dari kontraktor biasa sampai punya aset bernilai 1 miliar RMB sekarang tidak hanya bergantung pada tren perencanaan, tetapi juga karena minat bisnisnya yang tajam.
Pada dasarnya proyek-proyek yang dikembangkan oleh perusahaan telah menghasilkan keuntungan yang besar. Ada kalanya kamu kehilangan uang tanpa menghasilkan uang.
Dia sangat merasa bahwa kota kecil yang tidak pernah dia perhatikan ini mungkin benar-benar akan terjadi sesuatu.
Karena sudah ada ide di benaknya, lebih aman untuk memeriksanya. Meskipun salah, tapi tidak ada salahnya.
Saat ini, Robert Huo telah tiba di ruang kelas.
Gaby menyeretnya ke kursinya, lalu menunjuk ke teman sekelasnya untuk memperkenalkan mereka satu per satu.
"Ini ayahku!" Gaby memperkenalkan ayahnya dengan bangga.
Semua anak memandang Robert Huo dengan penuh rasa ingin tahu, mereka melihat ayah Gaby untuk pertama kalinya. Sedangkan orang tua murid-murid itu juga ikut mengamati.
Karena Natalie Ning sangat cantik, diamati adalah hal yang wajar.
Banyak orang bertanya-tanya pria seperti apa yang bisa menikahi istri secantik Natalie Ning.
Jika bukan karena Natalie Ning beberapa kali datang dengan motor listrik tuanya itu, mereka pasti mengira pria ini orang kaya.
Sekarang tampaknya apa yang mereka pikir benar, rupanya hanya orang yang kurang beruntung.
Pakaian Robert Huo sama dengan Fernaldy Fang, termasuk jenis yang paling umum, bukan merek terkenal, atau tren baru.
Orang tua para siswa di sekitar berpakaian glamor. Pertemuan orang tua tampaknya menjadi pameran dagang mereka sendiri, tidak ada yang ingin tampil lebih lemah dari yang lain.
Anak-anak bersaing, orang tua juga demikian.
“Ayah, dia adalah Stella Yue, teman baikku! Ini ayahku!” Gaby menarik Robert Huo lagi dan memintanya untuk melihat gadis kecil yang duduk di deretan kursi lain itu.
Robert Huo melihat ke arah jari-jarinya, selain melihat seorang gadis kecil yang tampak seperti boneka kerajinan, di sampingnya ada seorang wanita cantik sedang duduk.
Wanita itu berwajah seputih salju dengan pipinya yang gembul, rambut hitamnya diikat ke atas dengan beberapa helai rambut jatuh di pipinya. Mata besarnya terlihat sangat cerah, namun ada jejak kesedihan yang tersembunyi.
Meski ada aura melankolis, tetap saja menarik perhatian banyak orang tua laki-laki.
Ketika Robert Huo menoleh, wanita itu juga mengangguk sedikit untuk menyapa.
Robert Huo juga mengangguk sebagai bentuk jawaban, kemudian dia menarik Gaby dan berkata, "Duduk dulu, gurunya sudah datang."
Langkah ini membuat Freya Gu sedikit terkejut.
Dia tahu bahwa dirinya cantik dan menarik perhatian pria, setiap dia datang ke pertemuan orang tua-guru, selalu ada yang berani dan menatapnya tanpa henti, mereka yang penakut juga meliriknya dari waktu ke waktu.
Tetapi dia belum pernah menemui yang mengangguk saja seperti Robert Huo, lalu melakukan aktifitas lain.
Tetapi dia tidak terlalu peduli, dia hanya berpikir bahwa orang tua ini cukup dingin.
Ketika guru masuk ke kelas, Fernaldy Fang ikut masuk.
“Maaf, maaf.” Fernaldy Fang meminta maaf kepada guru, lalu dengan cepat berlari ke arah Chris Fang dan duduk.
Yang memakai kacamata memiliki bibir dan kelopak mata yang tipis. Guru wanita berwajah masam itu melirik ke arah Fernaldy Fang, lalu menepuk meja, dan berkata, "Sekarang rapat dimulai, semuanya harap tenang!"
Para siswa dan orang tua dengan cepat menghentikan suara mereka, kelas yang berisik dengan cepat kembali menjadi tenang.
Guru itu mengangguk puas, dan kemudian berkata, "Pertemuan orang tua kali ini terutama membahas tentang sumbangan untuk panti jompo dan perwakilan siswa yang akan menyampaikan belasungkawa kepada para manula dalam beberapa hari mendatang. Sekarang aku akan mengumumkan daftar spesifik dan jumlah sumbangan."
Setelah berkata begitu, guru mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membaca satu per satu, "Murid yang paling banyak menyumbang adalah Clarissa Tang, yang menyumbang tiga ribu RMB, tolong beri tepuk tangan dan semangat kepada murid ini!"
Seorang siswi yang duduk di barisan depan berdiri dengan gembira dan melihat sekeliling dengan bangga. Orang tua yang duduk di sebelahnya adalah seorang wanita dengan pakaian trennya, dan masih memakai kacamata hitam meski sudah di dalam kelas.
"Siswa kedua yang menyumbang adalah Erick Ma. Menyumbang sebesar 2.300 RMB, tolong beri tepuk tangan dan semangat kepada siswa ini!"
Seorang siswa laki-laki lainnya berdiri, meski tidak menduduki peringkat pertama, dia sangat senang bisa menempati peringkat kedua. Orang tua laki-laki yang duduk di sebelahnya sangat ceria dan bahkan bertepuk tangan lebih semangat dibanding yang lain, “Bukan apa-apa, bukan apa-apa, hanya sedikit uang saja."
Gaby, Chris Fang, dan Stella Yue yang ada di sisi lain, semuanya memperhatikan ponsel guru dengan tegang, mereka bertiga juga sangat memperhatikan peringkat mereka.
Guru membacanya satu per satu. Kecuali tiga teratas yang menyumbang lebih dari dua ribu RMB, sisanya menurun drastis.
Setelah membaca sekitar empat puluh orang, guru itu berhenti, lalu cemberut, dia berkata, "Siswa yang tersisa menyumbang kurang dari dua ratus RMB, aku tidak perlu membacakannya. Sekarang, aku akan mengumumkan daftar perwakilan siswa yang berbela sungkawa kepada para lansia. Tempat pertama milik …."
“Tunggu sebentar!” Fernaldy Fang berdiri dan berteriak.
Perhatian semua orang terfokus padanya, kecuali Robert Huo.
Karena Gaby sedang depresi sekarang, namanya masuk dalam daftar orang yang menyumbang kurang dari dua ratus RMB.
Shawn Li hampir kehilangan semua uang di keluarga sebelumnya, untuk sumbangan biasa, Natalie Ning juga mengertakkan gigi dan menyumbangkan 200 RMB, merasa sudah cukup banyak. Siapa sangka, siswa lainnya ternyata menyumbang begitu banyak.
Tidak hanya Gaby, tapi juga Chris Fang dan Stella Yue.
Beberapa anak ini semuanya menundukkan kepala, air mata Stella Yue bahkan mengalir turun.
Wanita melankolis itu menghiburnya dengan lembut, wajahnya penuh ketidakberdayaan.
"Apakah anda ayah Chris Fang? Ada apa?" tanya guru.
“Meskipun anak saya menyumbang tidak lebih dari dua ratus RMB, itu juga merupakan semacam niat baik, siswa lain dibacakan, tapi yang angkanya rendah tidak dibacakan, bukankah itu tidak terlalu baik?” kata Fernaldy Fang.
Mendengar apa yang ayah katakan, Chris Fang mengangkat kepalanya, melihat guru dengan mata penuh harap.
Namun, guru itu melengkungkan bibirnya dan berkata, “Apanya yang tidak baik, aku tidak mengatakan kalian, setahun hanya menyumbang beberapa kali. Bahkan 200 RMB saja tidak bisa disumbang, apa yang bagus untuk disebutkan.”
Beberapa orang tua yang mendonasikan banyak uang semuanya tersenyum dengan rasa superior.
Orang tua yang menyumbang lebih sedikit menunjukkan rasa malu atau bersalah.
Tubuh Fernaldy Fang gemetar karena marah. Dia mengirim putranya ke SD biasa bukan karena dia tidak punya uang untuk bersekolah di sekolah aristokrat, tetapi karena dia berharap anaknya akan lebih banyak berhubungan dengan orang biasa. Tapi sekarang malah merasa terpukul hanya karena sumbangan beberapa ratus RMB.
Melihat keputusasaan di wajah Chris Fang. Fernaldy Fang tidak bisa tahan untuk memukul meja, lalu ingin sekali meminta sekretaris untuk mengirim uang tunai sebesar 100.000 RMB.
Robert Huo mengulurkan tangannya dan bergumam, "Sudahlah, duduk dulu."
Fernaldy Fang ragu-ragu, lalu duduk dengan marah. Seandainya bukan karena dia menyembunyikan identitasnya dan memberi putranya peluang pertumbuhan yang lebih baik, dia pasti akan menghabiskan banyak uang untuk itu dari awal.
Seorang bos dengan aset lebih dari satu miliar masih kekurangan uang yang sedikit ini?
Banyak orang mencibir saat melihat Fernaldy Fang duduk.
Menurut mereka, Fernaldy Fang sedang menghina diri sendiri.
Sedikit sumbangan berarti keluargamu tidak punya uang, karena tidak ada uang, untuk apa masih maju begitu? Memalukan bukan?
Guru perempuan itu juga hanya melirik ke arah Fernaldy Fang, mengungkapkan rasa jijiknya dengan mulut melengkung, lalu melanjutkan, "Oke, mari kita lanjutnya, sekarang kita akan mengumumkan daftar perwakilan siswa yang ikut berbela sungkawa. Murid pertama, Clarissa Tang! "
Gadis di barisan depan berdiri lagi dan melihat sekeliling dengan bangga.
"Murid kedua adalah Erick Ma."
Dia membaca nama satu per satu, dan tiga nama teratas adalah tiga siswa yang paling banyak menyumbang. Tujuh orang berikutnya diberi peringkat berdasarkan donasi dan dipilih berdasarkan kinerja akademis mereka.
Tidak ada keraguan lagi, baik Gaby, Chris Fang, atau Stella Yue tidak memenuhi syarat untuk kesempatan ini.
Jumlah donasi mereka telah diputuskan untuk keluar dari game lebih awal.
“Harap sepuluh nama tadi datang ke sekolah bersama orang tua untuk berkumpul pada hari Sabtu jam 7 pagi.” Guru perempuan itu menyimpan ponselnya dan melirik Fernaldy Fang yang tidak senang, dia berkata dengan dingin, “Selain itu, kuharap beberapa orang tua yang tidak menyumbang banyak uang tidak perlu bertele-tele. Ini hanyalah bentuk rasa cinta pada orang yang sudah tua, kamu bahkan tidak ada rasa cinta, jadi tidak usah bicara lagi. Jika kamu punya waktu untuk mengungkapkan ketidakpuasanmu padaku, lebih baik belajar banyak dari orang tua para siswa yang lain, bagaimana mereka mengembangkan karir dan menjaga kehidupan mereka. Orang tua yang tidak ingin mencoba memberi contoh kepada anak-anak mereka adalah tipikal kegagalan pendidikan keluarga!"
Novel Terkait
Habis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Greget Husband
Dio ZhengPerjalanan Selingkuh
LindaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaIstri kontrakku
RasudinInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li