Inventing A Millionaire - Bab 94 Psikiater.
Adapun aktivitas Koi tersebut juga menarik perhatian banyak orang. Setiap hari, untuk pelanggan yang menang, Cornelia Deng sengaja meminta orang itu untuk berfoto dan berteriak dengan pengeras suara.
Itu tidak hanya memuaskan gengsi para pelanggan, tetapi juga sekaligus mengiklankan tokonya.
Belum lagi, hasilnya sangat bagus, semakin banyak orang yang tertarik untuk datang. Bahkan jika mereka tidak ingin membeli barang disana, mereka tetap ingin menontonnya.
Ciri terpenting orang cina membeli barang adalah apa yang banyak orang lain beli maka itulah yang akan mereka beli, karena dahulu ada sebuah kata iklan, yang sampai sekarang masih di ingat oleh orang-orang.
Artinya, mata orang-orang banyak itu paling tajam.
Karena itu, semakin banyak orang menyaksikan kehebohan itu. Hal ini juga dapat meningkatkan angka penjualan toko secara tidak langsung.
Secara keseluruhan, Robert Huo sekali lagi membuktikan dengan nyata bahwa dia memang ahli dalam berbisnis. Bahkan Ardi Ning yang suka mencari kesalahan orang saja tidak bisa mengatakan apapun.
Kondisi bisnis buah di rumah cukup baik, maka Natalie Ning secara otomatis pasti merasa sangat bahagia, bagaimanapun juga, semua ini karena jasa suaminya.
Semakin banyak buah yang dijual, semakin besar penghargaan untuk suaminya dan semakin baik hubungan antara orang tuanya dengan pria itu.
Sebagai seorang anak perempuan, sebagai seorang istri, bukankah itu yang paling ingin dia lihat?
Jika saat ini ada penyesalan, mungkin itu adalah tubuh suaminya, jadi setelah mengirim Gaby ke toko buah, Natalie Ning bahkan tidak sempat meminum air, dia langsung bergegas ke klinik psikologi bersama Robert Huo.
Klinik Psikologi itu dibuka oleh teman kuliahnya. Saat S1 ia mengambil jurusan manajemen keuangan. Tapi tidak tahu apa yang terjadi. Ia mengambil jurusan Psikologi saat ia S2.
Dari manajemen keuangan hingga psikologi, itu adalah hal itu cukup sulit untuk di lakukan, juga bukan sesuatu yang bisa dilakukan orang biasa begitu saja.
Lagipula temannya ini sepertinya cukup berprestasi dan dengar-dengar dia juga pernah belajar di luar negeri selama beberapa waktu.
Di mata orang awam, belajar di luar negeri mungkin merupakan hal yang luar biasa, jika digambarkan dengan istilah yang lebih mudah dipahami dia itu “Menakjubkan!"
Tapi untuk Robert Huo. Hal ini bukanlah apa-apa.
Sejauh yang dia tahu, banyak anak orang kaya yang bisa belajar di luar negeri, mengatakan bahwa mereka kesana untuk pendidikan selanjutnya, tetapi kenyataannya mereka berbohong. Mereka memanfaatkan perasaan kagum orang terhadap siswa yang pernah belajar di luar negeri untuk mendapatkan keuntungan.
Klinik psikologi terletak di jalan yang tidak terlalu ramai di dalam kota, ia dikelilingi oleh toko buku dan toko pakaian. Dibandingkan dengan pusat kota, tempat ini jauh lebih tenang.
Dari segi pemilihan lokasi saja, hal ini terlihat tidak terlalu buruk.
Setelah turun dari taksi, Natalie Ning membawa Robert Huo ke klinik, begitu masuk, ia menghadap meja yang berada di ruangan dengan besar sekitar 30 meter persegi.
“Ada yang bisa aku bantu?” petugas pelayanan berkata dengan sopan.
Natalie Ning dengan cepat berkata, "Ini suamiku Shawn Li. Kami telah membuat janji dengan Simi untuk datang hari ini."
"Dr. Pan sudah berpesan pada kami, silakan kalian berdua naik dari kanan. Dr. Pan sedang menunggu kalian berdua di atas sana." Kata petugas pelayanan di meja depan sambil tersenyum.
Natalie Ning dengan sopan mengucapkan terima kasih, kemudian ia pergi ke lantai dua bersama Robert Huo.
Anehnya, lantai pertama yang hanya seluas 30 meter persegi, berbeda dengan lantai dua yang memiliki luas hampir 100 meter persegi.
Meskipun di lantai bawah yang memiliki luas lebih dari 30 meter persegi itu sebenarnya tidak terlalu kecil, tapi saat ia naik ke lantai dua, ia langsung merasa lega. Bahkan suasananya menjadi jauh lebih baik.
Robert Huo mengangguk dengan diam-diam, tata letak lantai atas dan lantai bawah gedung ini sudah sesuai dengan kebutuhan dasar psikologi.
Pengetahuan psikologi milik Robert Huo tidak kalah dengan dokter pada umumnya, tetapi ia lebih cenderung ke psikologi bisnis daripada menyembuhkan masalah psikologis seseorang.
“Simi!” Begitu dia naik ke atas, Natalie Ning menyapa dokter wanita yang duduk di belakang meja komputer.
Wanita berjas profesional itu berdiri dan berjalan sambil tersenyum ketika dia melihat Natalie Ning. Dia melirik ke arah Robert Huo, kemudian secara ramah ia mengulurkan tangannya dan berkata, "Kamu Tuan Li bukan? Aku telah mendengar tentangmu dari Natalie, ternyata kamu benar-benar seperti yang dia katakan, kamu terlihat seperti orang yang berbakat."
Dia pasti adalah Pan Simi, teman sekelas Natalie Ning, ia berpakaian dengan rapi dan terlihat sangat profesional.
Wajahnya terlihat sedikit merah muda dan terlihat sangat halus.
Tidak seperti Natalie Ning yang cantik tapi rendah diri, Pan Simi tampak sedikit mempesona. Tahi lalat yang cantik terlihat di dagu kanannya, yang menambahkan beberapa gaya berbeda pada dirinya.
Begitu berbicara langsung mengatakan sebuah sanjungan, dari segi psikologi hal ini dapat meringankan beban psikologis pasien. Merupakan awal yang baik untuk perawatan.
Teknik kecil seperti ini, bagaimana mungkin Robert Huo tidak mengetahuinya.
Dia tersenyum, menjabat tangan Pan Simi dan berkata: "Tidak heran jika istriku selalu memperkenalkan aku sebagai teman kuliah. Aku tidak menyangka Pan Simi terlihat luar biasa. Aku beruntung bertemu denganmu."
Pan Simi tersenyum dan menjabat tangannya, lalu memandang Natalie Ning dan berkata, "Suamimu tidak kuno seperti yang kamu katakan. Aku pikir dia cukup humoris."
“Mungkin di depan wanita cantik, dia berbicara dengan humoris.” Natalie Ning bercanda.
Padahal, saat di rumah, Robert Huo melakukan hal yang serupa, sering kali ia mengatakan hal-hal yang membuatnya tertawa terbahak-bahak.
Terkadang dia bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan ingatannya sendiri.
Setelah bertahun-tahun menikah, bagaimana dia bisa baru menyadari bahwa suaminya orang yang begitu meng-asikkan?
“Kalian berdua telah bersatu untuk memujiku. Sepertinya hubungan kalian sangat baik, hal ini membuatku iri,” kata Pan Simi.
Ini terdengar normal. Sebenarnya, dia sengaja menurunkan sikap tegang pasien dengan cara seperti ini.
Bagi pasangan suami dan istri, hal termudah untuk menarik mereka tidak lebih dari perasaan mereka.
Dilihat dari sudut pandangnya saat ini, perilaku Pan Simi masih sejalan dengan kualitas dasar seorang psikiater, hal ini membuat Robert Huo merasa sedikit lega. Setidaknya, Natalie Ning belum "dibutakan karena pertemanan".
Setelah itu Pan Simi membawa mereka berdua ke arah barat laut, dimana terdapat kursi-kursi yang sudah diatur berdasarkan struktur tubuh manusia, sangat nyaman untuk duduk maupun tiduran.
Sinar matahari tidak dapat menyinari ke sini melalui jendela, cahayanya tidak terlalu terang, ditambah lapisan kuning di sekelilingnya, juga dapat secara efektif mengurangi penolakan hati pasien.
Sambil berjalan, Pan Simi mengatakan sesuatu di telinga Natalie Ning.
Setelah Natalie Ning mendengar hal itu, dia berhenti melangkah dan berkata kepada Robert Huo: "Aku akan turun untuk membeli dua botol air. Kamu dan Pan Simi berbicaralah dulu, aku akan kembali ke sini nanti."
Setelah itu, keduanya berpura-pura mengucapkan selamat tinggal, Robert Huo tidak tahu harus tertawa atau menangis saat melihatnya.
Sangat jelas bahwa pengobatannya akan segera dimulai. Pan Simi mengira untuk seseorang dengan penyakit semacam ini, jika istrinya berada disini, pasien akan merasa canggung, kenapa mereka bergerak dengan penuh sembunyi-sembunyi?
Tapi dia tidak mau membongkar rencana mereka. Bagaimanapun, dia datang ke sini untuk membuat Natalie Ning merasa tenang, sehingga ia hanya duduk langsung di kursi.
Pan Simi mendekat dan melihat Robert Huo duduk dengan sendirinya, dia tersenyum dan berkata: "Sepertinya. Tuan Li masih sangat cemas. Aku rasa, jika Natalie adalah istriku, aku mungkin juga akan cemas."
Dia tiba-tiba berbicara dengan ambigu, tapi Robert Huo sedikit terkejut, Apakah cara pengobatan saat ini begitu "canggih"?
“Sayangnya kamu adalah seorang wanita dan dia juga seorang wanita,” kata Robert Huo.
Pan Simi menatapnya sambil tersenyum dan berkata: "Bagaimana kamu tahu bahwa seorang wanita tidak bisa mempunyai istri? Apakah pemikiran Tuan Li begitu tradisional?"
Rober Huo kaget. Arti dari kata-kata ini... apakah dia lesbian?
Salah……
Setelah melihat ada sorotan yang tidak bisa di jelaskan dari pandangan mata Pan Simi, Robert Huo langsung paham bahwa Pan Simi ingin memulai dengan topik yang mudah memancing hasrat pria, sehingga mempermudah proses pengobatan.
Robert Huo yang belum terlalu mendalami pengetahuan psikoterapi ini cukup tertarik dengan hal ini.
Dia hari ini datang ke sini bukan untuk bertemu dokter, tapi untuk bermain.
Mengenai dia yang mempermainkan orang, atau orang lain yang mempermainkannya, hal itu masih belum pasti.
Setelah memikirkannya, Robert Huo memutuskan untuk bekerja sama dengan Dr. Pan. Bagaimanapun, orang biasa tidak akan setenang dia dalam situasi ini.
Oleh karena itu, Robert Huo berkedip dan terlihat sedikit gugup dan penuh harap: "Bagaimana mungkin, aku tidak mengerti kata-kata Dr. Pan?"
“Tidak mengerti atau berpura-pura tidak mengerti? Kalian para pria munafik, jadi kalian tidak bisa jujur di depan wanita.” Pan Simi tersenyum dan duduk di samping Shawn Li.
Sedikit bau parfum melayang dari tubuhnya. Jika dia tidak menciumnya dengan hati-hati, dia mungkin tidak akan menyadarinya. Bahkan jenis yang ini lebih menarik orang.
Kalau dipikir-pikir, parfum jenis ini juga harus di racikkan secara khusus.
“Mari kita obati penyakitnya, tapi sebenarnya aku tidak punya penyakit apapun, aku cukup sehat,” kata Robert Huo.
"Tentu saja, aku hanya ingin mengobrol bersamamu dengan santai, mengapa kamu berpikir begitu banyak."
Inilah yang dikatakan Pan Simi, tetapi di matanya, Robert Huo melihat ada makna penghinaan yang sulit kelihatan.
Mungkin di mata psikiater ini, semua pria itu munafik.
Dia jelas tidak dalam keadaan sehat, tetapi dia terus mengatakan bahwa dirinya sehat, kalau kamu sehat mengapa istrimu membawa dirimu ke sini?
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddyMy Secret Love
Fang FangThe Winner Of Your Heart
ShintaLoving The Pain
AmardaLove Is A War Zone
Qing QingAwesome Husband
EdisonHarmless Lie
BaigeInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li