Inventing A Millionaire - Bab 113 Dendam Dan Kebencian
Meninggalkan keluarga Ji dan kembali menyusun semuanya, masih ada satu minggu.
Nova Ji tidak perlu melakukan hal yang lain, yang harus dilakukan wanita itu adalah melaporkan perkembangan perusahaan secara mendetail kepada Colin Ji. Dan dia juga sudah membahas tahap pekerjaan berikutnya dengan Robert Huo.
Akhir-akhir ini orang yang ada diperusahaan sangat patuh, diminta melakukan apa mereka pu melakukannya, tidak ada yang bertindak lain didepan lain dibelakang.
Apalagi sejak Colin Ji berhasil mendapatkan persetujuan, Charles Ji juga pernah mengatakan isi hatinya secara pribadi, kemudian mendengar dan mengikuti arahan yang diberikan oleh Nova Ji.
Meskipun tidak tahu entah mengapa Charles Ji yang biasanya selalu bertentangan dengan Nova Ji, tiba-tiba membantu wanita itu berbicara, tetapi memikirkan kalau akhir-akhir ini Colin Ji sering datang ke perusahaan. Setiap kali sebelum beranjak, Nova Ji selalu mengantarkannya sambil tersenyum, mereka semuapun kemudian membuat kesimpulan kalau keluarga ini sepertinya telah berdamai satu dengan yang lain.
Jika dipikirkan sepertinya benar juga, mereka semua bermarga Ji, anak cucu dari kakek yang sama, hal apa yang tidak bisa dibicarakan antara mereka.
Sebaliknya dirinya ini, dulu melakukan banyak hal ketika bersama dengan Charles Ji, sekarang Nova Ji yang memegang tampuk kekuasaan, jika dia tidak bekerja sungguh-sungguh. Mungkin dia bisa dipecat.
Dan dilihat dari kondisinya sekarang, jika Nova Ji berpikir untuk memecatnya, mungkin Charles Ji juga tidak bisa membantunya berbicara.
Karena itu, rasa optimis dari setiap anggota perusahaan seperti terpancing, setiap hari sibuk tidak henti. Performa perusahaan juga meningkat dalam beberapa hari yang singkat.
Jika terus seperti ini, masalah Nova Ji akan semakin sedikit.
Sebagai asisten GM, hal-hal yang bisa dikerjakan oleh Robert Huo, otomatis akan ikut berkurang.
Karenanya, Nova Ji pun meliburkan pria itu dan menggunakan embel-embel menghadiahkannya liburan agar terdengar lebih enak.
Sebenarnya, Natalie Ning yang sudah meminta izin pada Nova Ji, wanita itu mengatakan pada Nova Ji kalau dia ingin membawa Robert Huo melihat kakeknya.
Psikolog yang bernama Pan Simi itu, bertemu dengan Robert Huo untuk kedua kalinya, kali ini, Pan Simi kelihatan lebih professional.
Begitu sampai diatas, dia langsung menyusun diagram kegiatan untuk hari ini.
Pertama-tama ke TK menemaninya anaknya berperan, kemudian pergi ke panti jompo dan membantu bersih-bersih, setelah makan siang, berjalan-jalan ditaman, dan memberi makan burung merpati.
Setelah itu, pergi karoke di KTV, kemudian malamnya pergi BBQ lagi.
Robert Huo juga paham tentang psikologi, kalau tidak dia pasti akan merasa, orang ini menggunakan semua pendapatannya untuk berhura-hura.
Itu karena Natalie Ning juga memikirkan hal yang sama, setelah melihat diagram tersebut, dengan kesal wanita itu pun bertanya: “Apa gunanya melakukan semua ini?”
“Yang paling penting adalah membuatnya rileks, dan menurunkan tekanan.” Pan Simi menjelaskannya secara singkat.
Natalie Ning sepertinya tidak terlalu paham mengapa untuk rileks mereka harus pergi ke TK dan bermain dengan anak-anak. Atau pergi ke panti jompo dan bersih-bersih disana. Tapi jika dipikirkan bagaimanapun teman kuliahnya ini pernah sekolah diluarnegeri, tidak mungkin menggunakan hal-hal itu untuk menggodanya.
“Oh ya, setelah lewat beberapa saat aku ingin berkumpul dengan teman-teman kuliah, setelah tamat sudah bertahun-tahun tidak berjumpa, semuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.” Ujar Pan Simi.
“Reuni ya?” Natalie Ning seperti teringat pada sesuatu, dan bertanya: “Apa kamu masih berhubungan dengan Nova Ji sekarang?”
Senyuman di wajah Pan Simi tiba-tiba menghilang, Natalie Ning pun sadar kalau dia telah mengatakan sesuatu yang salah, wanita itu pun segera meminta maaf.
“Aku harap ini adalah kali terakhir kamu mengungkit wanita itu dihadapanku.” Ujar Pan Simi.
Natalie Ning tidak mengatakan apapun, dia tahu kebencian diantara kedua teman kuliahnya ini cukup besar, meskipun waktu sudah bertahun-tahun lamanya, dan sudah seharusnya rasa benci mereka telah memudar. Tetapi Natalie Ning juga bukan salah satu diantara mereka, dia juga tidak ingin menasehati mereka karena dia sendiri tidak berada diposisi mereka.
“Jangan bahas itu dulu, kita pergi ke TK, di sana seharusnya sudah masuk kelas. Jam 8.40 nanti, anak-anak akan melakukan outdoor activity.” Pan Simi melihat jam tangannya.
“Bisa tidak tidak usah pergi?” Robert Huo tiba-tiba bertanya: “Sebenarnya aku tidak merasa, kalau aku membutuhkan pengobatan psikologi seperti ini. Sebenarnya, tubuhku benar-benar sangat sehat, meskipun ada sedikit masalah, juga tidak bisa disebut sebagai masalah.”
Mungkin karena masalah Natalie Ning sebelumnya, mood Pan Simi sudah lumayan jelek, mendengar Robert Huo mengatakan hal ini, dia kemudian berbalik mengatakan: “Tuan Li, kamu adalah suami Natalie Ning, sesungguhnya. Aku orang luar tidak boleh ikut campur masalah rumah tangga kalian. Tapi sebagai seorang suami, kamu juga tidak seharusnya menyembunyikan situasimu sendiri dihadapan istri dan doktermu. Kamu seharusnya mengerti, yang kamu katakan sehat itu, bukan kenyataan. Kamu tahu hal ini, Natalie Ning juga paham, kalau tidak, dia tidak akan datang dan membawamu untuk menemuiku. Oleh karena itu, aku harap kamu bisa bekerja sama menyembuhkan penyakitmu, dan aku harap kamu juga bisa mempercayai profesionalitasku!”
“Shawn Li, percayalah pada Pan Simi, ini sebenarnya tidak sulit. Aku hanya berharap kamu bisa menjadi lebih baik, tidak ada maksud lain.” Natalie Ning kemudian menasehatinya.
Robert Huo tersenyum pahit, tetapi dia tidak bisa mengatakan hal yang lain, dia hanya bisa mengangguk: “Baiklah kalau begitu.”
Kedua wanita itu kemudian mengangguk, dan tidak mengatakan apapun lagi.
Karena Natalie Ning harus menjaga toko Taobaonya, dan pengobatan ini juga sesuatu yang berkepanjangan, meskipun mereka adalah suami istri, mereka juga memiliki urusan pribadi masing-masing.
Setelah mendengar nasihat Pan Simi, Natalie Ning pulang terlebih dahulu.
Sementara Robert Huo, naik ke mobil Audi Pan Simi. Mereka berangkat menuju sebuah TK yang terletak didalam kota.
Diatas mobil, Robert Huo dengan penasaran bertanya: “Apa hubunganmu dan Nova Ji sangat buruk?”
“Jika aku tidak tertarik akan hal ini, tentu akan sangat aneh. Karena perkerjaanku sekarang, adalah asisten Nova Ji. Dia adalah teman kuliah istriku, juga adalah atasanku, sementara psikologku malah bermusuhan dengannya, tentu tidak heran jika aku ingin menanyakan sebuah kejelasan.” Ujar Robert Huo.
Pan Simi lantas mengerutkan alisnya, Robert Huo adalah asisten Nova Ji, Natalie Ning tidak pernah mengatakan hal ini.
Tentu saja, dia juga tahu, dia tidak mengatakannya karena takut dirinya sampai marah, oleh karena itu dia sengaja tidak mengatakannya.
Tetapi Natalie Ning pasti tidak menyangka. Suaminya yang mengatakan hal ini dengan sendirinya.
Melihat wajah Robert Huo yang diliputi oleh rasa penasaran, Pan Simi lantas menggertakkan giginya, menarik nafas dalam, mengatakan: “Aku tidak terlalu ingin membahasnya, jika kamu tertarik, pulang nanti kamu tanyakan saja pada istrimu. Sekarang, adalah waktu pengobatanmu, aku tidak ingin membahas masalah pribadi yang akan mengganggu waktu kerja.”
“Apa ini karena masalah cinta?” Robert Huo tiba-tiba bertanya.
Pan Simi tiba-tiba saja menginjak remnya, kemudian membanting stir, dan menghentikan mobil disamping jalan.
Wanita itu kemudian berpaling, melihat Robert Huo dengan wajah penuh kemarahan, mengatakan: “Kamu sudah selesai belum!”
“Sepertinya benar yang kukatakan barusan.” Robert Huo kemudian tertawa, mengatakan: “Setahuku, Nova Ji itu adalah orang yang sangat bangga dengan dirinya sendiri, seharusnya dia tidak akan mau berebut dengan orang lain. Karena itu, kamu pasti kalah darinya. Karenanya harga dirimu terluka. Dan pasti sebelumnya kalian sangat dekat, makanya rasa sakitnya bisa sebesar ini.”
Pan Simi memperlihatkan ekspresi kaget dan terbengong, itu karena meskipun Pan Simi memang tidak mengatakannya secara mendetil, tetapi dari kata-katanya, tebakan pria itu sudah mengena.
Ketika mereka berkuliah, Pan Simi, Nova Ji, Natalie Ning, sama-sama adalah mahasiswa yang bertanggung jawab sebagai bendahara, mereka adalah mahasiswi paling cantik dan juga mahasiswi yang memiliki hubungan persahabatan paling akrab.
Tiga bunga kampus, adalah julukan mereka bertiga.
Ketika mereka di tingkat tiga, Pan Simi diam-diam menyukai seorang junior. Dia yang tidak pernah berpacaran selama tiga tahun ini, berniat menyatakan rasa sukanya pada junior itu.
Akhirnya dihari wanita itu menyatakan cintanya, dia melihat Nova Ji berpelukan dengan junior itu dikoridor.
Penemuan ini, membuat wanita itu benar-benar marah, dia pun lantas mendekati Nova Ji dan bertanya mengapa wanita itu berebut pria dengannya.
Ketika dia diam-diam menyukai junior itu. Dia sudah memberitahukan perasaannya pada kedua sahabatnya, jelas Nova Ji tahu kalau dia menyukai pria itu, tetapi mengapa dia melakukan hal ini!
Dan lagi, Nova Ji tidak menjelaskan, dia hanya mengatakan: “Kamu terlalu bodoh.”
Pan Simi marah sekali dan ingin memukul Nova Ji. Tetapi wanita itu malah ditampar oleh juniornya.
Pemandangan ini, dilihat oleh orang-orang yang berlalu lalang.
Mereka semua pun menyebarkannya, dalam waktu singkat semua orang disekolah pun akhirnya mengetahui kejadian ini, Pan Simi tidak berhasil memenangkan junior yang disukainya dari Nova Ji, dan dia juga ditampar.
Di tingkat empat, karena sering mendengar ledekan dan olok-olokan orang-orang, marah dia pun pergi keluar negeri, dan mengambil jurusan psikolog disana.
Disaat itu dia memutuskan semua hubungannya dengan masa lalu, dan tidak lagi ingin berhubungan dengan masa lalu.
Masalah ini memang bukan hal besar, tetapi di wanita seusia itu, tidak dipungkiri adalah penghinaan paling besar seumur hidupnya.
Oleh karena itu sampai sekarang, Pan Simi tidak bisa memaafkan Nova Ji.
Bahkan ketika Natalie Ning mengungkit namanya, suasana hatinya akan terpengaruh, sekarang Robert Huo bukan hanya mengungkitnya sekali, tetapi berkali-kali, hal ini membuat Pan Simi benar-benar sangat marah.
Dia berbaik hati, membantu sahabatnya yang juga merupakan teman kuliahnya, siapa sangka, suami Natalie Ning bisa tidak tahu diri seperti ini, di pertemuan kedua mereka, tidak henti-hentinya memancing kesabarannya.
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaDewa Perang Greget
Budi MaGet Back To You
LexyCinta Yang Tak Biasa
WennieInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li