Inventing A Millionaire - Bab 229 Pilih Satu Saham
Arogansi Joel Miao membuat Robert Huo sedikit mengernyit. Pria itu membalas: “Dirut Miao adalah seseorang yang punya kedudukan dan kekuasaan, jadi kamu jelas paham bahwa Tuan Zhao punya hak untuk menugaskan seseorang menjadi agennya dan mengurusi hal semacam ini. Aku tidak perlu sampai memperlihatkan surat kuasa darinya padaku kan? Lagipula, meski beredar desas-desus bahwa hubunganmu dengan Tuan Zhao rusak, kamu tetap menghormatinya sebagai seorang mantan guru. Perkataan Dirut Miao barusan, bila tersebar ke luar, akan terdengar sangat tidak mengenakkan.”
Nada bicara Robert Huo ringan, namun kata-katanya berat dan serius.
Kedua manajer investasi terhenyak. Dalam hati, mereka bertanya-tanya apakah pemuda yang datang entah dari mana ini sadar dia sedang berbicara dengan siapa?
Nadya Feng menghampirinya dan menegur keras: “Tuan Li, harap perhatikan bicaramu. Jika tidak, aku bisa menyuruh orang untuk segera menyeretmu pergi!”
Robert Huo tidak menoleh ke Nadya Feng. Tidak peduli seberapa tinggi kedudukan dia di perusahaan ini, ia merasa tidak memiliki urusan dengan seorang sekretaris.
Masih terus menatap Joel Miao, pria itu melanjutkan: “Jika Dirut Miao masih ingat persahabatanmu dengan Profesor Zhao waktu itu, mohon berikan apa yang menjadi hak dia. Jika tidak, begitu keluar dari kantormu, aku bisa menceritakan kisah ini ke media. Nama baik dan reputasimu akan dipertaruhkan besar-besaran!”
“Tuan Li, kamu sudah kelewatan. Tolong segera keluar!” Nadya Feng membentak.
Pada momen ini, Joel Miao mengangkat tangan untuk menghentikan Nadya Feng Dengan ekspresi wajah yang menyiratkan ketertarikan, ia membalas: “Diam-diam saja dari dulu, pak tua Zhao ternyata tiba-tiba mengutus seseorang dengan keberanian yang berlimpah. Pemuda, siapa namamu? Kamu belum memperkenalkan diri.”
“Di mata Dirut Miao, aku hanya seseorang yang berderajat rendah. Jadi, tidak ada gunanya bagimu untuk mengetahui namaku.” Robert Huo menjawab.
Ia membenci orang yang kejam dan tidak berperasaan, jadi tentu saja ia tidak bersedia memberi wajah yang baik pada Joel Miao.
Terlepas dari statusmu sebagai direktur utama sebuah perusahaan terbuka dengan aset miliaran yuan, aku punya alasan dan bukti untuk menuntut hak Profesor Zhao. Jadi, aku berhak-berhak saja tidak meladeni pertanyaan dan basa-basimu!
Dada Nadya Feng naik dan turun dengan hebat. Ia tidak sabar untuk segera menyuruh petugas keamanan mengusir Robert Huo.
Satu dari dua manajer investasi bangkit berdiri dan mengkritik, “Pemuda, jangan songong seperti itu. Kamu pikir ini rumahmu? Kamu pikir semua yang ada di sini terbiasa dengan gayamu?”
Robert Huo melirik manajer investasi itu dan menyindir, “Saat Dirut Miao memakimu, kamu tidak punya keberanian untuk membalasnya. Mengapa sekarang kamu berani? Oh, kamu seorang pengecut ya.”
Sindiran ini sangat menghina kehormatan diri si pria, namun pria itu juga tidak bisa mendebat.
Dengan wajah yang kebiru-biruan dan kemerah-merahan, ia menatap penyidirnya dengan tatapan ingin menelannya hidup-hidup.
Segan repot-repot meladeni “orang kecil”, Robert Huo menatap Joel Miao lagi. Sudah meluangkan waktu datang kemari, ia ingin urusan ini selesai hari ini juga. Siapa sih yang punya banyak waktu untuk pergi ke kota lain di tengah kesibukannya sendiri?
Benar-benar sudah tidak tahan dengan keangkuhan tamu ini, si asisten memandang si direktur utama dan memanggil: “Dirut……”
Joel Miao paham apa yang ingin dia lakukan, yakni memanggil petugas keamanan untuk mengusir pemuda ini. Tetapi, bukannya menuruti rencana asistennya itu, ia malah menertawai si tamu: “Pemuda, apa yang kamu katakan benar. Dia memang pengecut yang pilih-pilih lawan, yang satunya lagi juga sama pengecutnya. Tetapi, mereka bagaimana pun juga merupakan manajer investasi yang ada di bawah kendaliku. Kalau kamu berpikir dia tidak oke, kamu apa coba? Kamu tidak oke pangkat dua?”
“Meski tidak paham aspek mana yang kamu maksud, aku pikir aku lebih oke darinya.” Robert Huo bertutur yakin.
Dalam hati, kedua manajer telah bersumpah-serapah semua kata kasar pada tamu ini.
Joel Miao tertawa kencang. Pria itu tiba-tiba memutar layar komputernya ke arah Robert Huo, kemudian menepuk-nepuk ujungnya dan menantang: “Baik, berhubung kamu sangat percaya diri, aku akan memberimu kesempatan untuk mempertontonkan kelihaian. Berhubung kamu menilai dirimu lebih oke dari manajer investasiku, pilihkan aku saham yang besok akan naik minimal delapan persen. Perdagangan saham hari ini baru akan berakhir setengah jam lagi. Jika pilihanmu benar, aku akan mencairkan saham bapak tua Zhao. Tetapi, jika kamu keliru, begitu perdagangan saham besok tutup, aku akan menyuruh orang untuk memukulimu, lalu menyobek-nyobek perjanjian kepemilikan saham yang kamu bawa dan menyumpalkannya ke mulutmu. Biarlah kamu sadar bahwa kesombonganmu yang tidak berdasar itu bisa mengundang bencana!”
Robert Huo menatap waktu pada layar komputer. Sekarang sudah pukul dua lewat dua puluh tiga menit, jadi bila dihitung dengan detil, dirinya cuma punya waktu dua puluh delapan menit dan bukan setengah jam.
“Bagaimana? Jika kamu merasa waktu yang tersisa hari ini tidak cukup, kamu boleh memilih besok pagi.” Joel Miao memberi tawaran sambil menepuk sisi layar lagi.
Robert Huo mengambil langkah ke komputer dan berkata, “Waktu hari ini sangat cukup.”
Setibanya di depan komputer, si pria mulai membuka aplikasi saham dan mengubah tampilan harga terkini saham jadi grafik k-line harian. Lalu, ia memperbesar tampilan grafik itu demi pengamatan yang lebih akurat.
Robert Huo menukar-nukar grafik k-line emiten dengan sangat cepat. Begitu grafik salah satu emiten muncul, ia akan mengecek grafik emiten lain. Orang biasa pasti tidak mampu melihat grafik-grafik itu dengan jelas.
Kedua manajer investasi dalam hati mencibirnya. Membolak-balik emiten dengan cepat, pria ini pasti sedang berspekulasi. Bayangkan saja, petunjuk apa yang bisa dilihat dengan ketergesa-gesaan seperti ini?
Jika ingin melihat saham yang seratus persen akan naik besok, mereka yang sudah bertahun-tahun berkecimpung dalam pasar saham saja harus melakukan pengamatan yang cermat dan analisis yang komprehensif. Beberapa indikator perlu mereka gabungkan, sebut saja candlestick, grafik tren, grafik volume, dan grafik pembelian pihak asing.
Meski sudah menganalisis dengan serumit itu, tingkat keberhasilan mereka juga tidak seratus persen. Sering disebut bisa dianalisis secara saintifik, memperoleh profit di pasar saham sejatinya lebih bergantung pada keberuntungan.
Sebabnya, ada begitu banyak bandar di pasar saham dalam negeri.
Yang disebut bandar saham adalah orang bermodal besar yang memegang saham emiten dengan jumlah banyak dan harga rendah. Ketika ingin harga saham ini naik atau pun jatuh, ia bisa melakukannya dengan mudah.
Alhasil, harga saham yang dikendalikan bandar saham umumnya sangat sulit ditebak. Jika mudah ditebak, tidak mungkin ada cerita pemegang-pemegang saham bermodal kecil yang “nyangkut” di harga yang terlalu tinggi.
Joel Miao hanya mengamati Robert Huo selama beberapa detik sebelum akhirnya buang muka. Ia dulu sempat bermain saham, namun di kemudian hari tersadar bahwa emosinya tidak cukup stabil untuk menghadapi permainan para bandar.
Jadinya, ketika perusahaannya menambahkan layanan investasi saham, ia mencari orang untuk menjalankan investasi itu.
Meski sudah bukan pemain aktif, Joel Miao tetap punya pengetahuan yang mendalam tentang saham.
Seperti halnya kedua manajer investasi, pria itu juga merasa pendekatan Robert Huo murni spekulasi.
Dengan pendekatan ini, mau diberi kesempatan mengamati selama sepuluh jam pun, tingkat keberhasilan pilihannya akan sangat rendah. Jika ia ditugaskan untuk mencari saham yang harganya besok minimal bisa naik delapan persen, peluangnya mungkin hanya akan sedikit lebih tinggi daripada peluang memenangkan lotere.
Apalagi, kondisi pasar saham beberapa hari terakhir kurang bagus. Berita yang beredar tidak begitu positif, jadi harga saham-saham unggulan sudah turun selama beberapa hari berturut-turut. Saham-saham yang harganya bisa naik hingga mencapai batas atas hanya beberapa saham baru.
Saham-saham lain, jangan diharapkan deh……
Sejujurnya, Joel Miao sedikit suka dengan sifat ngotot yang dipertunjukkan Robert Huo barusan. Berencana menukar kepemilikan sahamnya dengan uang tunai, ia tahu sebenarnya si profesor tua ingin mengirimkannya sebuah sinyal.
Pesan itu adalah: “Pemuda ini merupakan calon penerusku, coba kamu tes kelayakannya.”
Bagaimana pun juga, ketika wafat nanti, kekayaan terbesar Profesor Zhao adah koneksinya dengan dirinya dan murid-murid unggulan lain.
Andai pemuda ini tidak lulus dalam tes kelayakannya, maka statusnya sebagai calon penerus berpeluang dialihkan.
Sekarang, melihat Robert Huo membolik-balik saham, tatapan Joel Miao menyiratkan sedikit kekecewaan.
Di balik hujatan orang-orang karena hubungannya dengan Profesor Zhao yang memburuk, pria itu tetap berharap mantan dosennya itu bisa menemukan penerus yang berkualitas.
Nampaknya, pencarian penerus sama sekali tidak mudah.
Pria di hadapannya ini memang punya keberanian dan kekuatan hati, namun kualitas moralnya agak rendah. Selain itu, mukanya juga kelewat tebal untuk mengakui kelemahan diri. Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, jadi buat apa sih berpura-pura memahami sesuatu yang sebenarnya tidak dikuasai?
Joel Miao diam-diam menggeleng. Ia sudah menyiapkan alasan untuk mengusir tamu ini.
Pada momen ini, gerakan Robert Huo membolak-balik saham tiba-tiba berhenti.
Selama sepuluh detik, pria itu menatap grafik k-line harian saham United Industrial Corp. Ini adalah saham yang ia tatap paling lama sejauh ini.
Ketika melihat gelagatnya, manajer investasi berkomentar dengan semakin dingin: “Ada apa? Menurutmu saham ini akan naik?”
Tanpa memedulikannya, yang ditanya mengamati grafik k-line harian saham itu dari kiri ke kanan dengan mata menyipit.
Kedua manajer investasi bertatapan dan tertawa ngakak.
United Industrial Corp adalah emiten bidang industri dengan total aset sekitar dua puluh miliar yuan. Sekitar setengah tahun lalu, akibat masalah serius pada produk-produknya, mereka kehilangan uang dalam jumlah yang sangat banyak. Harga saham emiten itu pun turun drastis dari tiga puluh dua yuan ke tiga belas koma sembilan yuan. Persentase penurunan ini melebihi angka lima puluh persen!
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangLoving The Pain
AmardaDemanding Husband
MarshallSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiKamu Baik Banget
Jeselin VelaniThat Night
Star AngelI'm Rich Man
HartantoInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li