Inventing A Millionaire - Bab 127 Persiapan
Jika Robert tahu apa yang dipikirkan oleh Freya saat ini, entah apa yang akan ada dibenaknya, munkgin dia akan merasa pemikiran wanita sungguh random sekali.
"Sebenarnya juga tidak sebaik yang kamu katakan......." Freya merendah dengan sedikit malu-maliu.
"Tidak perlu merendah, kamu seharusnya memanfaatkan kelebihanmu dengan baik, ayo, bersemangatlah, aku percaya tidak perlu waktu lama kehidupanmu pasti akan berubah." kata Robert menyemangati.
Menatapi tatapan tulusnya, hati Freya berdetak cepat.
Sejenak kemudian, barulah dia menganggukkan kepalanya, "Aku akan berusaha!"
"Semangat!" Kata Robert sambil tertawa, dia lalu kembali memutarkan kepalanya untuk memasak.
Tampangnya sibuk memasak begitu mudah untuk menenangkan orang, itu membuat Freya tidak tahan untuk berpikir andai saja detik ini bisa selamanya terhenti saja.
Namun ini hanya adalah sebuah impian yang tidak akan pernah terwujudkan saja, dia juga tidak pernah memimpikan terlalu banyak.
Satu jam kemudian, Robert sudah membuat beberapa masakan yang disukai oleh Stella, dan membersihkan kompor, setelah bersih-bersih dan mengeringkan air ditangannya, dia baru berkata, "Masakannya sudah jadi, kalian cepat makan, aku pulang dulu."
Freya baru bersiap untuk pergi mengambil sumpit, dia tercengang, "Kamu tidak mau ikutan makan?"
"Tidak perlu, Gaby si gadis cilik itu setiap malam harus makan masakan kentang aku, jika tidak selalu marah, jika aku masih tidak pulang, si gadis cilik itu mungkin akan ribut."
Ekspresi sayang diwajah Robert terlihat jelas, dia benar-benar menyayangi Gaby si gadis cilik itu dengan tulus.
Sekalipun mati, Robert juga tidak akan bisa melupakan setengah sosis waktu itu.
"Paman Li, apakah kamu mau pergi? Aku tidak menginginkanmu pergi!" Ketika sedang ragu harus maakn masakan yang mana, Stella berdiri dan menarik baju Robert.
Robert berjongkok, dia berkata sambil tersenyum, "Paman masih akan datang setelah pergi, lain kali apa yang ingin kamu makan tinggal bilang ke Gaby saja."
"Asalkan aku memberitahunya kamu pasti akan datang kah?"
"Tentu saja, asalkan ibumu tidak merasa kacau saja."
Stella bergegas memutarkan kepalanya dan menatapi Freya, dia bertanya, "Freya, apakah kamu akan membenci jika paman Li sering datang?"
Freya mana mungkin akan benci, dia sering tanpa sadar berharap Robert bisa sering datang kerumah, tidak untuk yang lain, setidaknya jika ada seorang lelaki saja dirumah, maka akan terlihat tidak begitu sepi.
Namun dihadapan Robert, dia juga malu untuk mengatakannya langsung, dia hanya bisa berkata, "Kita tidak boleh menyibukkan Paman Li, Tapi jika kamu kangen dengan Gaby, kita boleh mengundang paman Li dan juga Gaby untuk bertamu kerumah, kalau begitu, tidka hanya Paman Li bisa membuatkan makanan yang enak untukmu, kamu juga bisa membuatkan cookies untuk Paman Li."
"Bagus sekali kalau begitu! Paman Li, ibu sudah setuju! Kamu cepat pergi!" Kata Stella dengan senang.
Anak kecil tidak menjaga perkataan, Robert tahu bahwa dia mengusir orang karena untuk segera bisa bertemu nanti, Robert lalu bangkit dan tersenyum dia berkata kepada Stella, "Kalau begitu aku pergi dulu, kalian makan dulu saja>"
Freya mengantarkannya Robert keluar, dia sambil berjalan sambil berkata, "Terima kasih Tuan Li, sudah banyak menyibukkan kamu, aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara untuk membalas budimu."
"Bukan semua hal butuh balas budi, manusia memang adalah makhluk sosial, saling membantu itu sangatlah normal." kata Robert.
Freya juga tidak banyak berkata, dia juga tidak bertanya mengapa tidak pergi membantu orang lain yang membutuhkan bantuan, dia malah datang untuk membantunya.
Ada banyak lelaki yang tertarik dengan kecantikannya, tatapan mesum mereka selalu membuat Freya merasa jijik.
Jadi sekalipun seberapa susahnya kehidupan, dia juga tidak menerima lelaki manapun.
Robert ketika sedang bersama dia, tatapannya hanya penuh dengan menghargai, perkataannya penuh penyemangatan, perasaan seperti ini sangatalah tulus dan bersih, tidak boleh ada sedikitpun kotoran.
Asalkan Robert tidak memperlihatkan ciri khas yang sama dengan lelaki lain, maka Freya tidak akan pernah mencurigai dia.
Mereka berdua sambil mengobrol dan juga turun kebawah, Freya menatapi kepergian lelaki ini, dia terus berdiri didepan tangga, setelah beberapa saat, bahkan hingga sosoknya menghilang, barulah Freya naik keatas.
Setelah kembali kerumah, Gaby protes terhadap Robert karena tidak membawanya pergi mencari temannya, Robert hanya bisa membuat sebuah cincau yang enak barulah membuatnya senang kembali.
Awalnya keesokan harinya, hari minggu, Natalie mau membawa Robert pergi mencari Pan Simi, namun Pansimi menelepon, dia mengatakan hari ini tidak perlu Robert pergi lagi, dia hanya perlu mengobrol bersama Natalie saja.
Natalie tidak mengerti apa yang terjadi, tidak jelas juga jika dibicarakan lewat telepon, dia hanya bisa mengantarkan Gaby ke tempat Ardi.
Sedangkan Robert pergi ke kantor karena dipanggil oleh Nova.
"Hari senin? Mengapa dipercepat?" tanya Robert tidak mengerti.
Sesuai dengan peraturan dulu, kenaikan keluarga Ji seharusnya adalah hari rabu terakhir dibulan 4.
Namun entah kenapa pada tahun ini, ini baru senin minggu ketiga saja sudah mau mulai.
Nova sebagai salah satu anggota yang pasti akan naik pasti harus pulang ke keluarga Ji, dia mencari Robert adalah untuk memberitahunya hal ini, dan sekalian mengobrol mengenai hal spesifik setelah pulang nanti.
Yang paling dilihat ketika kenaikan adalah kemampuan ketika bekerja, hasil kerja, semua ini bisa diatasi oleh Nova.
Satu-satunya yang membuatnya tidak yakin adalah kenaikan kali ini, orang yang merekomendasikannya adalah Colin, sampai saat itu pasti akan ada banyak masalah.
Robert sekarang sudah bagaikan orang sakti yang bisa menyelesaikan semua masalah dimata Nova, jika tidak tenang, maka tentu saja harus memanggil Robert untuk mendiskusikannya.
"Poin yang bisa mereka gunakan untuk mempersulit kamu tidaklah terlalu banyak, aku percaya asalkan kamu menghadapinya dengan hati-hati, pastilah bisa melewatinya semua." Robert berkata sambil mengerutkan keningnya, "Satu-satunya yang membuat aku merasa kurang baik adalah kenaikan kali ini dipercepat hampir satu minggu, pasti ada sedikit kejanggalan."
"Apakah mungkin karena Colin?" Tanya Nova.
"Kamu tidak meneleponnya untuk bertanya?"
"Sudah ditanya, namun dia juga tidak tahu."
Robert berpikir sebentar lalu berkata, "Kalau begitu tidak perlu dipikirkan dulu, kamu persiapkan data-data yang berhubungan dulu, untuk mencegah mereka mencari masalah dibidang ini, sisanya, hadapi saja nanti satu persatu, nanti aku akan bersama kamu, dan ada bantuan Colin juga, seharusnya tidak ada masalah."
Adanya perkataan ini, Nova juga lega, dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baguslah, kalau begitu aku persiapkan doumen, kamu blang dulu ke Natalie nanti, besok akan pergi ke keluarga Ji bersamaku, mungkin harus beberpaa hari baru bisa pulang."
Robert menganggukkan kepalanya, setelah pergi dari kantor, dia tidak langsung pulang, dia langsung pergi ke pasar dan memilih dua ekor ayam betina muda, dan membawanya kerumah Yacob.
Beberapa hari ini dia sudah sangatlah jarang bertamu ke rumah professor tua, Griffin malah sering pergi, hingga kemarin barulah karena ada hal lain dan pergi.
Pak tua penjaga pintu ketika melihat Robert datang, dia terlihat sangatlah senang, "Sudah datang, professor, Shawn datang, kamu ini, datang tinggal datang saja, mengapa masih membawa dua ekor ayam betina."
Sambil berkata, Yacob sudah bangkit dari kebun dan melirik Robert, dia lalu menghempaskan nafasnya, "Aku pikir masih harus meneleponmu dan mengundangmu barulah kamu akan datang."
Robert tentu saja mengerti bahwa Yacob sedang bercanda, Robert lalu berkata sambil tertawa, "Justru karena merasa tidak enakan, barulah aku membawakan hadiah untukmu."
Yacob melirik kearah dua ekor ayam betina itu, "Kenapa, mau memasak ayam untukku? Orang lain memberi hadiah biasanya mempunyai makna khusus, kamu ini malah pertama kali memberi resep makanan, kedua kali memberi ayam betina, apakah nanti ketiga kali jangan-jangan kamu mau kasih aku micin?"
Robert berkata sambil tertawa, "ini bukan dijadikan sup untukmu, aku hanya merasa tempat ini luas, namun tidak ada binatang unggas, jelas terlihat tidak bagus, jadi aku membawa dua ekor ayam muda ini untuk kamu pelihara, mereka bisa memakan serangga dan membuang kotoran untuk membantu ekosistemnya."
Yacob tercengang, ini adalah pertama kalinya ada orang yang memberikannya ayam dan menyarankannya untuk dipelihara.
Dia tidak merasa wow jika memelihara kucing ataupun anijng atau bahkan kuda, tapi memelihara ayam malah membuatnya merasa seru.
Asalkan orang yang datang kekediaman Zhao, semuanya berusaha untuk membuat dirinya terlihat berkelas, dan berlevel, sekalipun Griffin juga terkadang menunjukkan hal seperti itu.
Hanya ada Robert saja yang setiap kali memberikan hadiah dan mengeluarkan kata-kata yang berada diluar dugaan orang.
Namun cara Robert ini sangatlah cocok dengan Yacob.
professor tua itu tertawa, "Baiklah, ketika aku muda pernah juga memelihara beberapa waktu, nanti kalau sudah melahirkan telur ayam, kamu ambil kesini saja, tidak perlu uang."
"Kalau begitu kedua ayam betina ini aku juga tidak terima uang darimu." Jawab Robert.
Yacob tertawa lagi, "Kamu ini, memang tidak mau rugi, baiklah, kita berdua sama-sama tidak hutang satu sama lain, jika sudah datang, kebetulan siang nanti makan disini saja, aku akan memasak mie untukmu."
Robert juga tidak menolaknya, dia datang kesini memang untuk memperdalam hubungannya dengna Yacob, jika dia mengundang sendiri, Robert tentu saja senang untuk menerimanya.
Bersamaan dengan itu, Natalie juga baru turun dari klinik psikologi Pan Simi, dia bersiap untuk pergi ke tempat Ardi.
Dia tidak memperhatikan bahwa disebuah mobil diseberang sana, ada beberapa lelaki yang meliriknya dengan tatapan seram.
Novel Terkait
His Soft Side
RiseCutie Mom
AlexiaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongIstri kontrakku
RasudinYou're My Savior
Shella NaviKing Of Red Sea
Hideo TakashiInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li