Inventing A Millionaire - Bab 60 Membujuk
Nova Ji juga melihat Colin Ji, dia menghentikan pidatonya dan menunggu direktur keuangan keluarga menyulitkannya.
Colin Ji tidak semarah yang dia bayangkan, dia menatap ketiga teman asing itu sebentar, lalu mengalihkan pandangannya ke Nova Ji, dan berkata dengan serius, “Apa kamu tahu apa yang kamu lakukan!"
“Sangat jelas.” Nova Ji menjawab dengan tenang.
"Kamu yakin ingin melakukan ini?"
“Kalian yang memaksaku melakukan ini.” Nova Ji menatap langsung ke arah Colin Ji, tanpa rasa takut sedikit pun, tetapi dengan ketenangan yang menguasai.
Colin Ji melihat ketegasan di matanya. Lalu melihat lagi ke arah ketiga teman asing yang tersenyum itu.
Semakin tenang orang-orang ini, semakin heboh suara drum di dalam hatinya.
Tumpukan berkas informasi ditempatkan di atas meja, semua terkait dengan akuisisi, dan bahkan di depan Nova Ji, ada proposal rencana akuisisi yang diletakkan di sana.
Meskipun bahasa Inggris Colin Ji tidak terlalu bagus, dia masih bisa memahami kata akuisisi.
Dia menatap Nova Ji dengan ekspresi cemberut, ingin sekali melempar wanita dari Keluarga Cabang itu ke sungai, tapi dia hanya bisa memikirkannya. Dia tidak berani melakukannya dan tidak bisa melakukannya.
Para tetua Keluarga Ji sudah lama mempertimbangkan bahwa akan ada persaingan dalam keluarga di masa depan. Mereka tidak berpikir untuk sepenuhnya menghilangkan persaingan, lagipula, atmosfer ini ada. Dalam arti, itu membantu perkembangan keluarga.
Namun untuk mencegah salah satu pihak mendapatkan keuntungan yang luar biasa, atau untuk mencegah pihak yang lebih rendah memiliki kesempatan untuk melawan, Keluarga Ji telah membuat aturan unik dalam sistem perusahaan untuk pertimbangan keseimbangan.
Itu adalah GM dari setiap perusahaan cabang. Selama masa jabatannya, dia memiliki 51% ekuitas perusahaan. Setelah mengundurkan diri, ekuitas secara otomatis akan ditransfer ke GM berikutnya.
Oleh karena itu, Nova Ji tidak memiliki kekuatan nyata dalam Keluarga Ji, tetapi di cabang kantor ini, dia berada pada posisi dominan absolut.
Charles Ji dapat membuat bawahannya bertindak melawannya, dapat membuat klien tidak membayar piutangnya, tetapi tidak dapat menghentikan Nova Ji untuk menjual perusahaan.
Kecuali, dia bisa mengusir wanita ini sebelum Nova Ji menjual perusahaannya.
Sayangnya, waktunya tidak keburu.
Untuk bisnis keluarga besar seperti ini, jika ingin memberhentikan seorang GM, harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari direksi perusahaan. Colin Ji lebih tinggi levelnya darinya pun tetap tidak bisa membuangnya sesuka hati.
Dan membentuk rapat dewan direksi juga tidaklah mudah.
Sebagian besar direksi adalah anggota keluarga inti, tetapi ada juga sebagian kecil dari keluarga cabang, karena keluarga menetapkan bahwa keluarga cabang harus tersisa 40% dari posisi pengurus.
Itu bisa dibayangkan sepenuhnya. 40% keluarga cabang itu pasti senang melihat Nova Ji melakukan pemberontakan seperti itu.
Memperingati seseorang dengan menghukum, agar keluarga inti tahu bahwa keluarga cabang dipaksa untuk melakukan apa saja!
Meskipun menjual perusahaan adalah pengkhianatan terhadap Keluarga Ji, tetapi Nova Ji membawa pergi uangnya, siapa yang peduli apa yang kamu pikirkan?
Sebaliknya, Charles Ji dan Colin Ji, dua tokoh yang terkait erat dengan cabang, akan dikritik oleh Keluarga Inti.
Banyak orang yang menunggu kesempatan untuk posisi mereka, ada orang dari keluarga cabang, juga ada yang dari keluarga inti.
Itu berarti nasib mereka berdua lebih parah dari Nova Ji.
Bohong kalau bilang tidak marah, tapi jika marah, Colin Ji sudah tidak berani lagi memaksa Nova Ji sekarang.
Sudah berjalan ke tepi tebing, kalau memaksanya mati, bukankah itu sama saja mati bersama?
Jadi, dia menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan suasana hatinya. Lalu dia berkata kepada Nova Ji, "Kurasa kita perlu bicara."
"Aku rasa tidak ada yang perlu dibicarakan, ketiga orang ini adalah perwakilan akuisisi Shenggao Capital, aku sudah setuju dengan perkiraan rencana mereka. Aku sangat puas dengan persyaratan mereka, kalau paman ketiga tidak ada urusan apapun lagi, aku mau menandatangani perjanjian akuisisinya. Kalau ada urusan lainnya, nanti ada waktunya sendiri.”
“Berani kamu tanda tangan!” Charles Ji meraung.
Nova Ji mencibir padanya, mengungkapkan rasa jijiknya.
Colin Ji melambaikan tangannya untuk menghentikan perilaku kelanjutan Charles Ji, dia menatap Nova Ji dan berkata, "Apa pun yang terjadi, kurasa kita harus bicara dulu, aku pamanmu, kamu itu keponakanku, apa di antara keluarga tidak boleh ada yang dibicarakan?"
Nova Ji mencibir lagi, sekarang mulai bawa-bawa keluarga? Dulu panggil kamu paman ketiga saja, seolah aku mempermalukanmu. Sekarang dia mengambil inisiatif untuk bawa-bawa hubungan darah, lucu sekali.
Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak ingin menunda waktu, aku percaya ketiga orang ini tidak punya banyak waktu untuk menunda-nunda."
“Kamu!” Colin Ji mengernyitkan alisnya. Secara naluriah dia ingin marah. Tapi melihat pena di tangan Nova Ji, dia harus menenangkan diri dengan cepat, "Nova, ayahmu melakukan banyak hal untuk keluarga saat itu, kita semua ingat. Dia selalu berharap kamu bisa melakukan hal yang sama seperti dia, apakah kamu benar-benar tega membuang harapannya? "
Nova Ji terdiam, ayahnya, Arya Ji, adalah permata yang bersinar di Keluarga Cabang waktu itu, dan dikenal sebagai harapan bagi Keluarga Cabang.
Seluruh Keluarga Ji memiliki lebih dari 40% bisnis besar. Semuanya karena Arya Ji, dan tidak ada yang bisa menandingi pencapaian dan kontribusinya untuk keluarga saat itu.
Namun, karena dia terlalu hebat, dia disembunyikan oleh Keluarga Ji, depresi selama lebih dari sepuluh tahun.
Sampai Nova Ji masuk perusahaan keluarga, dia gagal mengembalikan kejayaannya yang dulu.
Tapi Arya Ji tidak membenci keluarga itu, dia tahu itu adalah hasil dari persaingan yang gagal. Selalu berpikir bahwa dirinya tidak kompeten. Oleh karena itu, dia memiliki ekspektasi yang besar untuk Nova Ji, dia menuangkan semua ambisinya yang belum selesai padanya.
Dengan ekspektasi yang begitu besar, Nova Ji memang telah menorehkan banyak prestasi, namun sayangnya Charles Ji terlalu tersandung dan membuatnya frustasi dengan keluarga ini.
Sekarang, Colin Ji menyebut Arya Ji, ini membuat Nova Ji ragu-ragu.
Namun, dia tidak menyerah atas keputusannya karena kegelisahan kecil ini.
Dia mengangkat kepalanya dan menatap Colin Ji, Nova Ji berkata dengan dingin, “Ayahku sangat berharap aku bisa menjadi pilar keluarga, tapi aku bisa melihat lebih jelas dari dia, keluarga ini tidak butuh pilar, setidaknya keluarga cabang tidak perlu jadi pilar. Jadi, aku tidak ingin banyak …. "
Saat ini. Sebuah tangan tiba-tiba menekan dokumen yang berada di depan Nova Ji.
"Kamu kecewa dengan keluarga, karena di sini penuh dengan orang yang kamu benci. Tapi ini bukan alasan kamu menjadi orang seperti mereka."
Suara ini mengejutkan semua orang.
Colin Ji, Charles Ji, atau direktur departemen itu, mereka semua memandang Robert Huo dengan heran.
Robert Huo berjalan ke arah Nova Ji dan mengambil pena dari tangannya. Dia berkata pelan, "Menjual perusahaan memang bisa memberimu kehidupan tanpa kegelisahan. Tapi bagaimana dengan keluargamu? Apa kamu pikir, paman Arya bersedia meninggalkan keluarga dan pergi jauh? Kalau dia tidak bersedia, apa kamu bersedia membiarkan dua penatua menanggung rasa sakit tidak bisa bertemu dengan putrinya?
Nova Ji berdiri dan berkata dengan marah kepada Robert Huo, "Siapa yang memintamu untuk datang! Kamu tidak punya hak untuk berkata begini padaku, keluar!"
Kemarahannya tidak banyak mengubah ekspresi Robert Huo, dia berkata lagi, “Berbakti itu yang utama, ada pepatah lama yang mengatakan, di saat anak ingin berbakti, orang tuanya malah sudah tiada, perpisahan dengan orang tua itu bukanlah hal yang ingin kamu lihat. Awalnya aku ingin mengembalikan cek ini padamu, dari awal ini bukan milikku. Selain itu, aku juga tidak berharap melihatmu menyesal karena dorongan sesaat ini. Jadi, bicarakan dulu dengan mereka. Tidak ada yang tidak bisa dibicarakan. Shenggao Capital seperti ini, Keluarga Ji lebih seperti ini"
Setelah berkata demikian, Robert Huo meletakkan cek di atas meja.
Dan apa yang dia katakan membuat Colin Ji dan Charles Ji terkejut.
Orang yang secara tak terduga dipromosikan menjadi asisten GM ini belum pernah terlihat oleh mereka, dua puluh menit yang lalu, Charles Ji masih bersikap buruk terhadap Robert Huo.
Dia selalu berpikir bahwa Robert Huo berdiri di perahu yang sama dengan Nova Ji, tetapi dia tidak menyangka Robert Huo akan mengambil inisiatif membujuk Nova Ji untuk berbalik di saat kritis seperti itu.
Apalagi, apa yang dikatakan Robert Huo sangat menyentuh, dan banyak orang mengangguk diam-diam.
Bahkan Colin Ji tahu betul, mungkin hanya kata-kata seperti ini yang bisa membuat Nova Ji berubah pikiran.
Seorang wanita dengan kepribadian yang kuat tidak akan menundukkan kepalanya hanya karena ada yang lebih kuat darinya, sederhananya, wanita itu tidak bisa dikerasin.
Kasih sayang keluarga mungkin menjadi satu-satunya kelemahan Nova Ji sekarang.
Novel Terkait
The Great Guy
Vivi HuangInnocent Kid
FellaMr Huo’s Sweetpie
EllyaMy Only One
Alice SongLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaPejuang Hati
Marry SuAfter Met You
AmardaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li