Inventing A Millionaire - Bab 34 Reaksi Orangtua
"Itu karena ulahku sendiri, aku tidak akan menyalahkan mereka. Sebenarnya kalau aku menjadi mereka, kalau aku tahu putriku telah menikah dengan seorang pria seperti ini, mungkin aku juga akan sangat ingin mematahkan kaki putriku." Robert Huo berkata sembari tersenyum: "Jadi kamu tidak perlu khawatir, aku akan menunjukkan kebaikanku dengan baik, untuk mengubah kesan burukku di mata mereka."
Saat ini, Gaby yang terus makan daging kepiting dengan serius mulai mengangkat kepala, melihat Robert Huo dengan bingung. Bertanya: "Ayah, kenapa kamu ingin memukulku?"
Robert Huo tertawa terbahak-bahak, mengelus kepala putrinya, dan berkata dengan penuh kasih sayang: "Ayah mana mungkin tega memukulmu, kamu telah salah dengar."
"Baiklah." Gaby menggelengkan kepala sejenak, lalu kembali membereskan kaki kepiting di depan matanya.
Melihat sepasang ayah dan putri yang terlihat akrab ini, hati Natalie Ning menjadi lebih tenang. Kekhawatiran dalam lubuk hati sirna dalam sekejab.
Setelah selesai makan, Natalie Lie sengaja menelepon Eugene Ning di tengah perjalanan pulang, mengabarkannya bahwa beberapa hari lagi dia mungkin akan pulang mengunjungi orangtuanya bersama Robert Huo.
Kabar ini membuat Eugene Ning sangat senang, dia tidaklah peduli apakah Robert Huo bakalan datang atau tidak. Tapi saat mengetahui kakak kandungnya bakalan pulang, dia tentu saja sangat menantikannya.
Meskipun orangtuanya selalu bersikap kesal di hadapan orang lain, sering mengeluh atas masalah Natalie Ning, tapi sebenarnya kedua orangtuanya ini sangatlah merindukannya.
Tapi karena mereka adalah orangtua, dan harus menjaga gengsi, jadi mana mungkin mereka bakalan memperlihatkan suasana dalam lubuk hati mereka yang sebenarnya secara terus terang di hadapan generasi muda.
Eugene Ning adalah putra mereka, karena telah hidup bersama begitu lama, jadi kalaupun mereka tidak mengatakannya, sang pria tetap saja mengetahuinya bagaikan mampu membaca pikiran.
"Baik, kalau begitu saat kalian jadi datang, kabari aku sejenak, aku akan pergi menjemput kalian!" Eugene Ning berkata dengan riang.
"Tidak perlu, nanti kami cukup menaiki taxi saja, mungkin akan pulang di hari Minggu, karena hari Sabtu Gaby masih harus masuk les bahasa Inggris." Natalie Ning berkata.
"Baik, kapan pun boleh-boleh saja!" Eugene Ning berkata sambil tertawa lepas.
Setelah menutup panggilan, Natalie Ning memalingkan kepala berkata terhadap Robert Huo: "Eugene begitu senang, kelihatannya kesanmu di matanya cukup bagus, dulu saat tahu kamu akan pulang, dia selalu berekspresi seperti telah menelan lalat."
"Ucapanmu ini telah menyinggung dua orang sekaligus lho, aku nanti akan memperhitungkannya dengan Eugene." Robert Huo pura-pura merasa kesal.
Natalie Ning tersenyum, tidak berdalih, karena dia tahu, suaminya tidaklah benar-benar merasa marah, ini hanya sekedar candaan antara suami istri.
Saat Gaby mengetahui dia akan segera menemui kakek dan neneknya, Gaby pun merasa sangat gembira.
Sebelumnya dia selalu di bawa pulang ke sana melewati akhir pekan oleh Eugene Ning, bagi sang gadis, pergi ke rumah nenek seorang diri tidaklah berarti, akan lebih membahagiakan jika bisa pergi bersama ayah dan ibu.
Saat ini, Eugene Ning berlari turun dari lantai 2, berkata terhadap ibu-ibu yang sedang memberikan buah-buahan yang sudah ditimbang terhadap pembeli, setelah menerima bayaran baru melirik sang pria, berkata: "Dia pulang sendirian?"
"Bukan, dia pulang bersama kakak ipar." Eugene Ning menjawab.
"Dia bukan kakak iparmu!" Sebuah kaki menendang pantatnya Eugene Ning, kemudian, Ardi Ning berkata dengan ekspresi wajah dingin: "Telepon kakakmu, suruh dia jangan pulang!"
Eugene Ning tahu ayahnya tidak bisa menurunkan gengsinya, jelas-jelas dia sangat mengharapkan kepulangan Natalie Ning, tapi malah selalu keras kepala.
Sang pemuda menepuk-nepuk jejak sepatu di pantatnya. Berkata: "Sebenarnya Shawn Li itu sudah banyak berubah belakangan ini, kalian mungkin tidak tahu, dia sangat berbakat dalam berbisnis, beberapa hari sebelumnya dia telah membantu pabrik kami mendapatkan orderan besar, bahkan CEO Huang saja memujinya. Apalagi, saat aku pergi ke tempat kakak sana beberapa hari lalu, perlakuannya terhadap kakak lumayan baik, sepertinya dia bukanlah si pecundang seperti dulu lagi."
"Jangan mengelabuiku, memangnya aku tidak pernah melihat orang seperti apa Shawn sebenarnya?" Ardi Ning berkata dengan galak: "Kalau kakakmu ingin pulang, maka pulanglah bersama Gaby saja, kita mampu memenuhi pangan dan pakaiannya. Tapi kalau pulang bersama Shawn si brengsek itu, maka jangan pulang saja! Aku tidak mau merasa malu!"
"Ayah, yang kukatakan ini benar, Shawn benar-benar sudah banyak berubah, kamu akan mengetahuinya selah bertemu dengannya!" Eugene Ning mempertahankan pendapatnya.
"Kamu minta dipukul ya?" Ardi Ning mendorongnya, berkata: "Enyah keluar. Malas mendengar omong kosongmu!"
Dalam hati Ardi Ning, semua perkataan putranya hanyalah demi membuat Natalie Ning bisa memiliki alasan untuk pulang.
Orang seperti Shawn Li itu memangnya bisa memiliki perubahan seperti apa?
Dari orang payah yang tak tertolong, menjadi orang bodoh tak berguna?
Memangnya ada perbedaan?
Kalau seorang menantu seperti ini datang berkunjung, mukanya harus diletakkan di mana? Kalau tetangganya tahu, pasti akan menertawakannya.
Dulu setelah membuang seluruh hadiah pemberian Shawn Li ke luar rumah, Ardi Ning telah berkata dengan sangat tegas, asalkan dirinya masih hidup, jangan harap Shawn Li bisa memasuki pintu rumah Keluarga Ning!
Jadi, tidak peduli seberapa rindunya dia terhadap putrinya, Ardi Ning tetap tidak akan bersedia bertemu dengan Robert Ning.
Eugene Ning tahu maksudnya, makanya tidak banyak berkata. Lagipula tidak bisa hanya mengandalkan ucapan, tetap harus diperlihatkan agar bisa mengetahui ini benar atau palsu.
Eugene tidak mempermasalahkan hal ini panjang lebar, lalu mengambil jeruk dalam rak di sampingnya dan mengelupas kulitnya, sambil memasukkannya dalam mulut sambil berkata: "Kakak bilang mungkin akan pulang hari Minggu, karena hari Sabtu Gaby masih harus mengikuti les bahasa Inggris, nanti aku akan duluan mencari orang membeli makanan laut, bah, jeruk apa ini. Kenapa begitu masam! Ma, dari mana kamu membelinya?"
Dia memuntahkan jeruk dalam mulutnya, Eugene Ning merasa sangat masam hingga giginya nyaris copot.
"Beli makanan laut apaan, makan jeruk saja masih pilih-pilih, entah!" Ardi Ning langsung memberikan tamparan pada Eugene Ning.
"Pada dasarnya memang sangat masam, kalau tidak percaya, cobalah sendiri!" Eugene Ning berkata dengan ekspresi sedih.
"Di pesan dari luar kota, kali ini benar-benar mampus!" Cornelia Deng yang ada di samping berkata dengan murung.
"Hah? Kalian bukannya selalu memesan barang dagang dari Paman Yang? Kenapa ganti?" Eugene Ning bertanya.
"Jangan ungkit lagi, lahan kebun buah di daerah kita mengalami longsor, seluruh hasil panen menjadi rusak, Pak Yang sudah panik hingga pendarahan otak dan masuk rumah sakit. Sekarang bukan hanya toko kita yang tak bisa memesan barang dagang, toko lain di seluruh kota pasti akan membeli dari luar kota ataupun membeli dari kebun kecil." Cornelia Deng menghela napas.
Toko buah yang mereka kelola tidaklah besar, luas bidang toko paling hanya sebesar 70 sampai 80 meter persegi.
Pak Yang yang biasanya merupakan supliernya memiliki kebun buah, rasa buah kebunnya cukup enak, harganya pun stabil, dan mendapat penilaian baik dari banyak orang.
Sekarang kebun buah lokal terbaik telah hancur. Toko buah yang lebih besar masih baik-baik saja, karena sumber supliernya banyak. Tapi kalau toko buah kecil seperti miliknya Cornelia Deng juga ikut menyuplai buah dari kota lain, modal yang keluar terlalu besar. Makanya terpaksa memilih kualitas yang tak begitu baik untuk dijual.
Kebun buah yang awalnya tertekan hingga hampir tak memiliki ruang untuk berkembang, sekarang malah berubah menjadi banyak diminati.
Harganya tidak hanya ditingkatkan, bahkan tidak membiarkan pembeli memilih-milih kualitas.
Dia langsung memberikan sekeranjang sekaligus tanpa peduli apakah berisi yang baik atau yang buruk. Enak atau tidak tergantung pada keberuntungan.
Dan keberuntungan Cornelia Deng tidaklah begitu bagus, sekeranjang jeruk yang dibelinya terasa sangat masam, hanya nektarin yang masih bisa dijual, tapi ukurannya terlalu kecil. Jika dibandingkan dengan yang sebelumnya, kualitasnya jauh berkurang.
Namun harga membeli malah lebih tinggi daripada sebelumnya, kalau menjualnya dengan harga rendah, mereka tidak hanya tidak mendapatkan laba, mungkin saja akan merugi. Tapi kalau tetap dengan harga awal, pembeli tidak akan bersedia membeli.
Menjual atau tidak sama-sama memusingkan.
Ardi Ning dan Cornelia Deng sedang memusingkan masalah di toko mereka selama beberapa hari ini, ditambah lagi sekarang mendengar Shawn Li akan datang, tentu saja langsung membuat suasana hati lebih memburuk.
Eugene Ning tidak memiliki cara penyelesaian yang baik terhadap masalah ini, pekerjaannya adalah dalam bidang water heater, tidak berkaitan dengan toko buah, ingin membantu pun tetap tak berdaya.
"Sudahlah, tidak ada gunanya mengatakan hal ini denganmu, pergi sana, lihatlah muntahanmu yang berserakan ini, menjijikkan!" Cornelia Deng berkata dengan kesal.
Eugene Ning tahu suasana hati ibunya sedang buruk, makanya tidak banyak bicara.
Keesokan harinya di pagi hari, Eugene Ning melihat berita yang dikirimkan oleh pihak Toko Taobao saat bangun tidur, pendaftaran toko telah disetujui, dan sudah boleh memulai bisnis kapanpun saja.
Ini merupakan kabar yang sangat baik baginya.
Tanpa ragu sama sekali, Eugene Ning memakai baju dan keluar rumah, lalu langsung pergi ke rumahnya Robert Huo.
Saat tiba di sana, kebetulan bertemu dengan Natalie Ning yang baru saja pulang seusai mengantar Gaby masuk sekolah.
"Kenapa datang ke sini?" Natalie Ning menghentikan motor listrik ke samping sambil menanyakan
"Datang mencari Shawn, pendaftaran toko resmi kami sudah disetujui, CEO Huang menyuruhku mencarinya untuk segera menyelesaikan masalah tentang perekrutan pegawai!" Eugene Ning melihat Natalie Ning dengan sedikit kebingungan, bertanya: "Kamu kenapa tidak pergi bekerja hari ini?"
"Sudah mengundurkan diri." Natalie Ning mengeluarkan kunci dan membuka pintu sambil menanggapinya.
"Mengundurkan diri?" Eugene Ning tidak terlihat begitu terkejut, hanya menganggukkan kepala dan berkata: "Mengundurkan diri pun bagus juga, kamu bisa mengelola Toko Taobao bersama dengan Robert pun lumayan bagus, dalam sehari bisa mendapatkan laba sebanyak ribuan RMB, bukankah ini lebih menyenangkan daripada merendahkan diri terhadap pembeli?"
Novel Terkait
My Greget Husband
Dio ZhengMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeLelaki Greget
Rudy GoldBretta’s Diary
DanielleThe Revival of the King
ShintaHanya Kamu Hidupku
RenataCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li