Inventing A Millionaire - Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
Setelah 20-30 menit kemudian dan kembali kerumah, Natalie dan Gaby masuk terlebih dahulu, Robert malah pergi mengangkat buah kebelakang.
Ketika baru mengeluarkan buah dari mobil, terlihat Jack berdiri dibelakangnya.
Tadi ketika Robert membelakanginya, lelaki yang pernah membunuh orang ini ada terpikiran untuk membunuh Robert dan kabur saja.
Faktanya, daritadi dia belum menghilangkan pemikiran ini secara total, sekalipun ketika menyetir, dia juga sedang berpikir apakah membuat sebuah kejadian seolah kecelakaan mobil, apakah dengan begitu bisa kabur dari hukuman.
Tapi hingga saat ini dia masih belum bisa membulatkan tekadnya.
Resikonya terlalu besar, dan yang terpenting adalah ekspresi tenangnya Robert yang terlihat tidak takut apapun, itu membuatnya tidak berani melakukan apapun.
"Ayo nongkrong dirumah?" Tanya Robert.
"Tidak mau pergi."
"Kalau begitu tolong minggir, kamu menghalangiku." kata Robert.
Jack minggir secara diam, dan Robert memeluk buah kedalam rumah.
Disaat dia akan masuk kerumah, dibelakangnya terdengar suara, "Tadi kamu menyuruhku melindungi istrimu, selain menjaga rahasia, apa kelebihan yang bisa aku dapatkan?"
Robert menghentikan langkahnya, dia memutarkan kepalanya dan tersenyum, "harga pasaran, satu bulan 30 ribu rmb, tapi harus dihutang dulu, nanti tunggu setelah ada uang lebih barulah aku beri kamu sekaligus, tenang saja, aku akan membayarnya dengan bunga bank juga."
Jack ragu-ragu, satu bulan 30 ribu rmb, sungguh tidaklah rendah, Thiago juga hanya memberikannya 20 ribu rmb saja.
Tapi Thiago setidaknya setiap bulan membayarkan gajinya, apa maksud dihutang dulu ini?
"Terserah kamu mau kerjakan atau tidak, aku hanya bisa menjamin tidak akan tidak membayarnya, paling cepat 3-5 bulanan, paling lama satu tahunan, uangnya tidak akan kurang." Sambil berkata Robert melangkah masuk kedalam rumah.
Pintunya langsung ditutup tanpa sungkan, melihat pintu yang tertutup rapat, Jack mengepalkan tangannya.
Setengah menit kemudian barulah Jack melepaskan tangannya dan pergi.
Ketika mendengar suara mobil diluar sana, Natalie bertanya, "Apakah tidak suruh temanmu duduk sebentar dirumah?"
"Tidak perlu, dia lebih suka sendirian." Kata Robert.
"Oh......."
Robert menatapi Natalie, dia berkata, "Aku kira kamu akan bertanya siapakah sendirian itu."
Natalie tercengang sejenak, dia lalu tertawa, dan menabrak Robert dengan pelan, "Sungguh bandel, lelucon yang garing begini juga berani kamu ucapkan."
Meskipun begitu, sebenarnya Natalie sekarang sangatlah menyukai suasana keluarganya.
Harmonis, bisa diandalkan, bahagia dan puas.
Bukankah inilah semua yang diinginkan oleh seorang wanita?
Dia sangatlah mudah terpenuhi.
"Oh iya, kamu tidak bertanya mengapa Simi tidak menyuruhmu ikut pengobatan psikologi?" Tanya Natalie.
Robert sambil menemani Gaby memilih buah yang dia suka, dia sambil mengelengkan kepalanya, "Tidak pergi tinggal tidak pergi saja, untuk apa ditanyakan."
"Simi bilang masalahmu mungkin karena konflik antar suami istri, dia berharap aku bisa ikut bergabung dalam proses ini, Shawn, dulu apakah aku benar-benar memberimu tekanan yang sangatlah besar?"
Robert mengangkat kepala dan menatapi Natalie yang penuh ekspresi murung, dan ekspresi merasa bersalah.
Dia bangkit dan berkata, "Jangan dengar dia sembarangan bicara, aku mana ada tekanan, jika dulu ada yang tidak menyenangkan, itu bukanlah bohongan, tapi aku tahu juga itu semua karena diriku juga, jadi sekarang aku mengubahnya, jika bersedia merubahnya, maka mana mungkin ada tekanan lagi, hanya saja waktu itu ketabrak mungkin terjadi trauma dalam hati, kamu jangan begitu panik, kasihlah aku sedikit waktu lagi."
Wajah Natalie langsung merah, "Apa yang perlu aku khwatirkan, aku hanyalah perhatian terhadap kondisi badanmu saja......"
Robert juga mengerti perkataan tadi punya maksud ganda, dia lalu tertawa dan tidak melanjutkan perkataannya lagi.
Natalie juga tidak banyak terpaku dengan perkataan itu, jika suaminya merasa tidak berhubungan dengan masalah dulu, dia percaya saja.
Hanya saja, Natalie tidak tahu bahwa Simi sebenarnya curiga bahwa Robert pura-pura sakit, terutama ketika setelah mengobrol bersama dengan Natalie, dia semakin menyakini hal ini.
Konflik keluarga mungkin saja akan membuat seorang suami kehilangan ketertarikan terhadap istrinya, namun aktivitas psikologi Robert tidak cocok dengan ciri khas nya.
Jadi antara dia adalah jenis penyakit psikologis baru atau mungkin pura-pura saja.
Terhadap dugaan tadi, Simi tidak membicarakannya dengan Natalie, dia berenca untuk menyakinin itu pas perawatan selanjutnya dulu.
Natalie membuka komputer dan bersiap menjalankan pekerjaan hari ini.
"Kalau tidak hari ini istirahat saja, jangan urus bisnis dulu saja." Kata Robert.
Tadi baru saja mengalami masalah yang begitu bahaya, kondisi psikologinya pasti sangatlah lelah, istirahat sehari saja juga tidak ada apa-apanya.
Natalie mengelengkan kepalanya, "Tidaklah mudah untuk bisa membangun toko online, ada banyak pedagang yang sibuk setahun dua tahun namun terakhir bangkrut juga, aku tidak ingin karena malas-malasan dan mensia-siakan kesempatan ini, terlebih sekarang semua indikator toko masih dalam tahap perkembangan, jika sehari tidak bekerja, maka mungkin saja akan mengubah seluruhnya."
Melihat Natalie berkata, Robert sangatlah tersentuh.
Dibandingkan dengan awalnya baru berada dibadan Shawn, Natalie sekarang telrihat lebih normal.
Dia punya pemikirannya sendiri, dan punya impiannya sendiri, dia juga punya pemahaman serta pendapat sendiri terhadap bisnis.
Orang seperti ini tidak seharusnya dihentikan, sekalipun sedikit lebih capek dia juga lebih berharap bisa menunjukkan kontribusi dirinya sendiri.
Sekali terpikiran ini, Robert tidak lagi membujuknya, dia berkata, "Kalau begitu aku masakan sedikit bubur untukmu."
"Ayah, aku ingin makan bubur buah naga campur jeruk campur mangga campur jagung!" Kata Gaby.
Robert tertawa, dia mengelus kepalanya, dan berkata, "Apakah kamu sedang memberikan ujian terhadap kemampuan masak ayah? Tapi demi putri kecilku, sekalipun susah, aku tetaplah harus membuatkan buburnya!"
Gaby tertawa dengan senang, dia sebenarnya tidaklah terlalu suka makan bubur yang aneh-aneh, dia sebenarnya inginlah mendengarkan nada bicara menyayangi dari Robert saja.
Bagi gadis cilik, tidak ada hal lebih menyenangkan hatinya daripada mendapatkan kasih sayang ayahnya.
Disaat Robert akan mengambil buah dan masuk kedalam dapur, Natalie tiba-tiba berteriak, "Shawn, Shawn! Kamu cepat datang!"
"Ada apa?" Robert memeluk buah dan sambil berjalan sambil bertanya.
"Pemilik pabrik mencariku untuk menanyakan mengenai penjualan belakangan ini yang bertambah drastis." Natalie melihat pesan dihalaman website dan berkata dengan senang, "Mereka ingin bertanya kepadaku apakah mau menjadi agen tunggal dan langsung mengambil barang dari toko saja, jika mau boleh menelepon atau langsung bertemu saja>"
Robert melihatnya dan berkata, "Telepon dulu tanyakan harga seberapa yang bisa didapatkan jika mendapatkan agen tunggal."
"Baik!" Natalie langsung menanyakannya.
Sangat cepat telepon terhubung, dia bergegas bertanya, "Halo, aku adalah........"
Setelah berbincang-bincang, Natalie menutup hpnya dan berbisik kepada Robert, "Agen tunggal biasa bisa mendapatkan potongan 40%, mereka bersedia kasih aku 50%, tapi harus menjamin penjualan setiap bulan tidak kurang dari penjualan rata-rata dari bulan lalu! jika tidak setelah 3 bulan tidak capai target akan ditarik kembali hak agen tunggal."
Natalie sangatlah senang, pemilik pabrik akan menghubunginya, itu sungguh tidak terpikiran olehnya.
Yang lebih diluar dugaannya adalah Robert tidak langsung menjawabnya melainkan berkata, "Aku pakai dulu komputernya."
Meskipun tidak tahu apa yang ingin dilakukannya, namun Natalie tetaplah memberikannya tempat.
Setelah Robert duduk, dia langsung mulai mencari informasi mengenai pabrik itu, dia mencari informasi hingga sangatlah detail, tidak hanya berita mengenai pabrik itu, dan juga berbagai barang bakunya.
Karena kecepatan mencari informasinya sangatlah cepat dan membacanya juga cepat, Natalie sampai pusing melihatnya, dan tidak tahu juga apa yang sedang dilakukannya.
Setelah lewat kurang lebih 3 menit, Robert menghentikan gerakannya, dia berkata kepada Natalie, "Bilang ke mereka, paling tidak 70%, jika tidak beralih untuk membuat brand lain, jika mereka bersedia, boleh menjamin paling banyak setelah dua bulan lagi, penjualan harian bisa mencapai nominal 150.000 rmb!"
Natalie tercengang, pabrik bisa memberikan harga yang lebih rendah 10 % dari agen tunggal biasanya saja sudah sangatlah biak, namun Robert malah meminta 70%, dan tampangnya seolah tidak bisa didiskusikan lagi.
Dan yang terpentingnya adalah sekarang tokonya baru dengan susah payah bisa mencapai penjualan harian sebanyak 60.000 rmb, dua bulan bisa bertambah satu lipat lebih, bagaimana mungkin?
Melihat Natalie yang ragu-ragu dan tidak berani bicara, Robert berkata sambil tertawa, "Tenang saja, dengarkan saja kata-kataku, bilang saja begitu kepada mereka."
Belakangan ini, semua keputusan yang dilakukan oleh Robert tidak pernah salah.
Berdasarkan kepercayaan terhadapnya, meskipun hatinya tegang, Natalie tetaplah berkata, "Halo, setelah kami berdiskusi, kami berharap bisa mendapatkan harga agen potongan 70%."
Sebelum selesai berkata, disisi lain telepon sudah terdengar suara yang tidak senang, "Bercandaan apa ini yang kamu katakan?"
Novel Terkait
That Night
Star AngelPengantin Baruku
FebiIstri Yang Sombong
JessicaCinta Di Balik Awan
KellyLove Is A War Zone
Qing QingMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li