Inventing A Millionaire - Bab 211 Kemunafikan Dunia

Robert Huo menunggu di depan pintu selama beberapa saat, menatap noda darah di lantai, akhirnya ia meletakkan jus pir itu di depan pintu dan berkata, “Anda harus banyak beristirahat, jika ada masalah, segera hubungi aku.”

“Tak perlu banyak omong kosong! Pergi!” terdengar suara Yacob Zhao dari balik pintu.

Tanpa mengatakan apapun, Robert Huo segera berbalik dan pergi.

Beberapa saat kemudian, Yacob Zhao membuka pintu, menatap jus pir di lantai itu, dan menendangnya.

Jus pir itu tumpah ke lantai, aromanya segera menyebar, tapi pintu segera kembali ditutup, menghalangi aroma itu masuk.

Sepulangnya ke rumah, Robert Huo tak menceritakan hal ini pada Natalie Ning.

Yacob Zhao adalah temannya, tak peduli apapun yang terjadi, ia tak boleh membuat Natalie Ning merasa terbeban. Bagi Robert Huo, sebagai seorang pria, ia tak perlu menyampaikan kabar buruk padanya.

Bukankah biasanya sepasang suami istri selalu berbagi beban dan tanggung jawab dan memikulnya bersama-sama.

Tapi Robert Huo memilih memikul tanggung jawab ini seorang diri.

Tapi keesokan harinya, berita pertama yang dilihat Robert Huo begitu membuka ponselnya adalah: Seorang tokoh terkenal di bidang pendidikan, Profesor Yacob Zhao, diduga menderita kanker stadium akhir!

Berita ini menimbulkan banyak perbincangan, banyak orang berusaha mencari kebenaran informasi ini, karena Profesor Yacob Zhao cukup terkenal.

Banyak orang menanyakannya pada Marco Shang dan kawan-kawan.

Tapi Marco Shang dan kawan-kawan menjawab mereka tak mengetahuinya, juga tak berencana ikut campur dalam hal ini. Karena sejak dulu guru telah mengusir mereka, hubungan mereka dengannya juga tak lagi dekat. Tapi karena rasa kemanusiaan, mereka mendonasikan beberapa ratus ribu RMB padanya.

Jawaban mereka ini mengundang banyak cibiran, mereka dicibir karena dianggap tak berperasaan.

Guru mereka sedang menderita kanker stadium akhir, dan mereka masih mempermasalahkan sikapnya yang dulu, jika bukan karena didikan Profesor Yacob Zhao, mungkinkah mereka bisa sampai di titik ini saat ini?

Orang tak boleh melupakan orang yang telah berjasa terhadapnya, jika tidak mereka akan dianggap tak punya hati nurani!

Tapi Marco Shang dan kawan-kawan tetap bersikeras bertindak seperti ini, tak ada tanda-tanda mereka akan pergi mengunjungi Yacob Zhao.

Ini membuat orang-orang merasa sedih melihat hubungan guru dan para murid itu.

Gurunya menderita kanker stadium akhir pun, mereka tak berniat menjenguknya, sepertinya hubungan mereka benar-benar telah rusak.

Ditambah lagi rumah Keluarga Zhao telah habis dilalap api, hanya tersisa reruntuhan. Dengar-dengar Yacob Zhao telah mengurus dokumen di kantor notaris, ia mendonasikan tanah itu pada negara tanpa memungut biaya sepeserpun.

Beberapa orang bahkan mendengar ia mengumpat Marco Shang dan kawan-kawan di kantor notaris, karena mereka tak bersedia membantu, mereka juga takkan mendapatkan rumah itu!

Dengan ini, berarti Yacob Zhao tak memiliki apapun lagi, seluruh hartanya yang menarik perhatian banyak orang juga telah sirna.

Robert Huo beberapa kali mendatangi rumah Yacob Zhao, awalnya ia melihat masih banyak orang menjenguknya, setelah 4-5 hari, tak terlihat 1 mobil pun terparkir di sana.

Ini menunjukkan orang-orang itu telah kehabisan kesabaran dan harapan.

Setelah Yacob Zhao mendonasikan seluruh hartanya dan mengumumkan kondisi kesehatannya, ia tampak jauh lebih santai.

Setiap hari ia berjalan mengelilingi perumahan, saat menganggur ia menanam bunga dan tumbuh-tumbuhan.

Ia tak pernah meminum jus pir yang dikirimkan Robert Huo, kanker parunya telah mencapai stadium akhir. Meminumnya pun takkan ada gunanya.

Beberapa orang sering melihat Yacob Zhao muntah darah. Dokter berkata, dengan kondisinya saat ini, mungkin ia hanya bisa bertahan 1-2 bulan lagi.

Selama beberapa saat, sama sekali tak ada orang yang mengunjungi profesor tua itu, ia benar-benar telah dilupakan.

Hanya Robert Huo yang tetap mengunjunginya setiap hari, tak ada alasan lain, ia hanya tak ingin profesor brilian yang telah banyak berkontribusi untuk negara dan masyarakat ini merasa kesepian di masa tuanya.

Juga, karena saat pertama kali mereka bertemu, Yacob Zhao berkata padanya, “Jangan terlalu terpaku pada kejayaanmu. Semakin tinggi kau mendaki, semakin jauh jarakmu dari permukaan tanah. Dan saat kau tak bisa lagi melihat permukaan tanah dengan jelas, kau bisa dengan mudah terjatuh. Karena itu, selalulah bersikap waspada. Jangan terus menatap ke depan, sesekali lihatlah ke bawah, apakah pijakanmu masih kuat.”

Saat itu Robert Huo tak terlalu menganggap serius perkataan ini hingga setelah ia sadar dari koma. Barulah ia menyadari, ini adalah prinsip hidup yang telah disimpulkan profesor tua ini.

Robert Huo benar-benar mengalami apa yang dikatakannya, saat ia tak bisa lagi melihat permukaan tanah dengan jelas, ia benar-benar terjatuh dari puncak.

Karena itu, setelah sadar dari koma, Robert Huo selalu mengingat wejangan ini, ia harus ingat untuk melihat ke bawah!

Karena itu, Yacob Zhao bisa dianggap sebagai pedoman hidupnya.

Setelah sadar dari koma, ia memperbaiki hubungannya dengan banyak orang dan ia sangat menghormati Yacob Zhao.

Mungkin karena sebentar lagi ia akan mati, sikap Yacob Zhao pada Robert Huo mulai kembali membaik seperti dulu, perlahan, banyak orang mulai mengetahui bahwa masih ada seorang pria muda yang tak pernah meninggalkan sisi Yacob Zhao.

Banyak orang bersikap sinis melihat apa yang dilakukan Robert Huo ini. Ia telah menjadi bahan lelucon orang-orang yang tak dikenalnya.

Yacob Zhao yang dulu membuat banyak orang berlomba-lomba mendekatinya, tapi Yacob Zhao yang sekarang bukanlah siapa-siapa.

Sudah 2 minggu sejak penyakit kankernya diumumkan, tapi Marco Shang dan kawan-kawan tetap tak bergeming. Semua orang menjadi yakin pasti telah terjadi perselisihan antara guru dan para murid ini.

Mungkin saat Yacob Zhao meninggal nanti, mereka tetap akan menghadiri pemakamannya untuk menghormati hubungan mereka dulu. Tapi jika mereka ingin mendapatkan relasi baru dengan menggunakan nama besar profesor tua ini, sepertinya takkan bisa lagi.

Apalagi rumah Yacob Zhao telah habis terbakar dan didonasikan, ia tak memiliki apapun lagi yang bisa menarik perhatian orang.

Menurut mereka, Robert Huo adalah seorang pria muda yang tak memahami situasi dan kondisi. Ia masih mengira ia akan bisa mendapatkan suatu keuntungan, bagaikan bermimpi di siang bolong.

Melihat kondisinya saat ini, sepertinya harta Yacob Zhao yang paling berharga hanyalah sebuah rumah di bagian barat laut kota.

Mungkin hanya sekitar 1 juta RMB?

Banyak sekali...

Dulu, mungkin akan banyak orang yang menjilat Yacob Zhao demi rumah bernilai 1 juta ini, tapi kini setelah mengetahui Yacob Zhao berselisih dengan Marco Shang dan kawan-kawan, jika mereka bersikap baik pada profesor tua ini, hal ini bisa-bisa akan menyinggung orang-orang yang berkuasa itu.

Tak ada yang berani mengambil resiko ini.

Suatu hari, saat Robert Huo menemaninya berjalan santai, Yacob Zhao bertanya padanya, “Apakah kau mempunyai sebuah ambisi atau cita-cita besar?”

“Punya,” Robert Huo mengangguk, “Jauh lebih besar dibandingkan ambisi orang-orang pada umumnya, bahkan aku mungkin bisa gagal.”

“Sayang sekali aku tak bisa membantumu,” desah Yacob Zhao, “Sebenarnya sejak pertama kali berbincang denganmu, kau sudah tahu bahwa aku sudah tua dan tak memiliki apapun, dan hubunganku dengan para muridku juga telah hancur. Jika kau dekat denganku, ke depannya kau akan sulit menjalin hubungan dengan mereka. Dan karena kau mempunyai banyak ambisi besar, tidakkah kau merasa ini keputusan yang salah?”

“Kondisi akan selalu berubah, aku tak takut pada mereka,” kata Robert Huo sambil tersenyum, “Dan dalam bisnis, yang terpenting adalah keuntungan. Jika karena sekarang aku dekat denganmu, mereka rela melepaskan keuntungan yang akan mereka dapatkan di masa depan, itu keputusan yang sangat bodoh. Aku juga tak ingin berbisnis dengan orang semacam itu.”

“Kau benar-benar sembrono,” jawab Yacob Zhao, “Jika ini bulan lalu, aku pasti telah mengkritikmu, anak muda harus bersikap rendah hati. Tapi kini aku merasa, anak muda yang sembrono juga bukanlah sesuatu yang buruk. Jika tidak sembrono, mana mungkin bisa mendobrak aturan lama dan menciptakan masa depan yang baru. Sayang sekali aku tak bisa memberimu apapun, hanya rumah ini.”

“Aku tak menginginkan rumahmu, donasikanlah pada mereka yang membutuhkan. Atau juallah lalu donasikan hasil penjualannya pada Yayasan Perlindungan Anak,” kata Robert Huo, “Aku masih muda dan sehat, masih bisa mencari uang sendiri.”

“Jadi kau datang untuk berbincang denganku setiap hari karena kau mengasihaniku?” Yacob Zhao menghentikan langkahnya, menoleh menatapnya, dan bertanya.

“Bukan mengasihani, tapi menghormati,” jawab Robert Huo dengan serius, “Seorang profesor seperti anda, meskipun tak memiliki apapun, tidak seharusnya dilupakan begitu saja.”

Yacob Zhao tertegun, lalu tertawa, “Kau jauh lebih pandai menyanjung dibandingkan Griffin Huo.”

“Aku sedang mengatakan yang sebenarnya, bukan sedang menyanjung,” kata Robert Huo.

“Baiklah, aku mempercayai perkataanmu,” Yacob Zhao merenung sejenak, lalu kembali berkata, “Jika kau begitu menghormatiku, bisakah kau membantuku?”

“Membantu apa?”

Tak lama kemudian, di rumah Yacob Zhao, Robert Huo membaca beberapa dokumen, di dalamnya tertulis ia memiliki saham di beberapa perusahaan yang didirikan Harvey Deng, Joel Miao, dan kawan-kawan, yang bernilai lebih dari 7 juta RMB.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu