Inventing A Millionaire - Bab 87 Berubah.
Tanpa membiarkan Robert Huo membantunya, Freya Gu berdiri sendiri, membungkuk untuk mengambil ember dan pel itu, ia sambil berkata: "Tuan Li, maaf, aku tidak melihatmu berjalan ke arah sini."
Meskipun tidak tahu mengapa, tapi Robert Huo dapat dengan jelas merasakan rasa asing yang sengaja di berikan oleh Freya Gu.
Setelah merasa sedikit ragu-ragu, Robert Huo bertanya, "Bagaimana sekolahnya Stella sekarang? Aku sudah lama tidak melihat anak itu."
Dia tidak bertanya di mana Freya Gu tinggal. Dia juga tidak bertanya apa hasil gugatannya, karena semua itu mungkin akan melukai harga diri wanita yang rapuh ini.
Freya Gu mengemasi barang-barang tersebut dan menjawab, "Terima kasih, Tuan Li atas perhatianmu. Stella baik-baik saja. Jika tidak ada hal lain lagi, aku harus pergi ke tempat lain untuk mengurusi sesuatu. Aku pergi dulu dan sampai jumpa nanti."
Setelah itu, Freya Gu berbalik dan berjalan pergi. Dia berjalan dengan cukup tegas dan bahkan tidak memberi kesempatan kepada Robert Huo untuk menanyakan apakah dia membutuhkan bantuan.
Saat itu, Eugene Ning keluar dari kantor dan melihat Robert Huo berdiri di sana. Kemudian ia berkata: "Hei kakak ipar, kamu masih belum pergi?"
“Aku baru saja bertemu dengan ibunya teman Gaby dan berbicara dengannya sebentar.” Robert Huo memberi isyarat menunjuk pada Freya Gu dan bertanya, “Apakah kamu pernah melihatnya?”
Eugene Ning hanya melirik ke belakang, dan berkata: "Aku sudah pernah melihatnya, wanita cantik yang seperti Xishi yang bekerja paruh waktu itu, jadi dia ibunya teman Gaby? Seharusnya kamu katakan tadi!"
“Wanita cantik seperti Xishi yang bekerja paruh waktu?” Robert Huo bertanya dengan sedikit bingung: “Apa maksudmu?”
“Dia adalah pekerja paruh waktu, dia sangat cantik, seperti tahu Xishi tapi bernasib buruk.” Eugene Ning berkata: “Tetapi aku dengar bahwa dia juga sangat miskin. Dia merawat empat orang tua sendirian. Dia hanya bisa melakukan pekerjaan paruh waktu. Dia sering melakukan pekerjaan cuman setengah dan langsung pergi karena urusan rumah. Jadi meskipun dia cantik, kebanyakan kantor tidak suka menerimanya. Dulu saat perusahaan rumah tangga mengirimkannya untuk melakukan pekerjaan bersih-bersih disini, aku langsung mengusirnya. Aku merasa sedikit malu sekarang."
Melihat tubuh bagian belakang Freya Gu yang masuk ke dalam lift, Robert Huo sedikit menghelakan nafasnya. Sepertinya kehidupan Freya Gu lebih sulit dari apa yang dia perkirakan.
Empat orang tua dan satu anak. Dia bahkan tidak memiliki pekerjaan yang menetap dan tidak mendapatkan pekerjaan paruh waktu yang lancar.
Jika bukan karena kecantikannya, aku khawatir dia akan dipecat oleh perusahaan rumah tangga.
Dalam pertemuan ini, Freya Gu tidak menunjukkan kelemahannya. Jika dia tidak tahu bahwa wanita itu telah diusir dari rumah, Robert Huo mungkin akan mengira kehidupannya masih sama seperti sebelumnya.
“Jika dia datang lagi nanti, biarkan dia bekerja, wanita ini memang sangat kasihan,” kata Robert Huo.
“Jangan khawatir, jika aku tidak menghormatimu, setidaknya aku harus menghormati keponakanku yang lebih tua.” Eugene Ning bertanya sambil tersenyum, “Mau pulang? Apakah kamu ingin aku mengantarmu?”
"Tidak perlu, toko online baru saja berjalan dengan benar. Saat itu pasti kalian sibuk. Kamu urus saja urusanmu. Aku akan naik taksi untuk pulang." Kata Robert Huo.
Eugene Ning tidak memaksa untuk mengantarnya pulang, setelah beberapa percakapan, akhirnya mereka bubar.
Ketika Robert Huo meninggalkan gedung perkantoran itu, Freya Gu duduk di sebelah ember pembersih di tangga, ia meremas-remas kain di tangannya berkali-kali.
Dia menundukkan kepalanya dan hatinya merasa sangat kacau.
Saat suaminya meninggal. Dia merasa seperti semua langit runtuh, dia pikir itu adalah saat-saat paling putus asa dalam hidup.
Tetapi beberapa hari yang lalu, ketika kedua mertuanya melaporkannya di pengadilan untuk memperjuangkan kepemilikan rumah, Freya Gu menyadari bahwa dunianya belum benar-benar runtuh.
Di pikirannya bawah jurang ada delapan belas lapisan neraka.
Belakangan ini, mertuanya memenangkan gugatan, memenangkan 17% haknya, sehingga hal ini memberi mereka kekuatan yang cukup untuk mengusir Freya Gu.
Jika dia tidak memberi uang, maka ia harus pergi..
Freya Gu tahu mengapa mertuanya melakukan ini. Mereka di hasut oleh adik iparnya dan mengatakan bahwa suaminya telah meninggal. Wanita mana yang tidak akan menikah lagi?
Selain itu, dia sangat muda dan cantik, tidak masalah untuknya mempunyai anak lagi.
Setelah menikah lagi, apakah orang itu akan mengurus kalian berdua?
Meskipun dulu Freya Gu memperlakukannya dengan sangat baik. Saat merawat orang tua, ia melakukan yang terbaik yang dia bisa, tetapi anaknya mati dengan capet, orang tua itu menjadi sangat panik ketika hal itu terjadi.
Mereka terus diberitahu oleh putrinya tentang masalah ini selama beberapa tahun ini, tetap padai akhirnya mereka benar-benar percaya.
Alasan mereka bersaing untuk memiliki rumah itu sangat sederhana. Hanya untuk memperoleh uang masa tua mereka. Jika suatu hari nanti Freya Gu menikah lagi dan mengabaikan mereka, mareka masih bisa pindah ke panti jompo.
Fraye Gu bisa memahami alasan ini, tetapi hal ini sangat menghancurkan hatinya.
Untuk merawat para orang tua itu, dia hampir menyerahkan segalanya, tidak ada pekerjaan formal, tidak ada tabungan.
Ia mejadi janda ketika dia masih muda dan cantik, saat dia seharusnya paling menikmati hidup. Bahkan dia tidak bisa membeli baju baru.
Dia tidak bisa makan enak, tidak bisa berpakaian dengan pakaian bagus, bahkan jika anaknya ingin pergi ke taman bermain yang harganya puluhan RMB, dia harus berpikir dengan sangat lama.
Oleh karena itu, kata percaya dan tidak akan pernah muncul dalam kamusnya.
Semakin Robert Huo terlihat mempesona, semakin dia merasa jauh dari pria itu, dari awal mereka bukan orang yang berada di dunia yang sama. jadi untuk apa sering bertemu.
Apalagi saat dia melihat Robert Huo hari ini, Freya Gu ingin mati rasanya.
Menurutnya, kerja per jam bukanlah pekerjaan yang terpuji. Mungkin pekerjaan tidak membedakan tinggi atau rendahnya seseorang, tetapi hal ini menentukan kualitas seseorang, inilah pekerjaan yang akan dipilih oleh orang yang paling tidak ada keahlian.
Siapapun yang memiliki kemampuan atau impian dalam hidupnya, akan memilih pekerjaan lain.
Karyawan perusahaan rumah tangga pada dasarnya lebih mempekerjakan wanita paruh baya yang berusia di atas empat puluh tahun, sangat sedikit wanita yang berusia sekitar tiga puluh tahun.
Di satu sisi, karena kebanyakan orang lebih mempercayai karyawan yang lebih tua, di sisi lain, orang muda cenderung memandang rendah pekerjaan ini.
Jika bukan pilihan terakhir, hanya sedikit anak muda yang datang untuk melakukan pekerjaan ini.
Dan dia adalah salah satu orang yang terpaksa.
Di tempat kerja, ada beberapa orang yang selalu membicarakannya karena kecantikannya, Freya Gu tidak terlalu mempedulikannya.
Dia terbiasa dibicarakan. Ini hal yang umum untuknya.
Pada saat Robert Huo melihatnya, dia tahu bahwa hatinya sedang kacau.
Mungkin karena Robert Huo terlalu baik, mungkin karena keluarganya terlalu bahagia. Freya Gu selalu memikirkan banyak hal, setiap kali dia melihatnya.
Terkadang, dia bahkan berpikir, jika dia menikah dengan Robert Huo. Kehidupan akan seperti apa?
Semakin sering pikiran ini muncul, semakin dia merasa bersalah di dalam hatinya, karena seharusnya dia tidak melakukannya.
Pada saat yang sama, dia akan semakin membenci takdirnya.
Teringat dulu saat dia melihat Eugene Ning dengan Gaby. Melihat wajahnya yang penuh dengan senyuman bahagia, tubuh Freya Gu sedikit gemetar.
Sama-sama wanita, tapi mengapa dia berakhir di akhir yang seperti ini?
Haruskah kita menyalahkan ketidakadilan Tuhan?
Tidak, Tuhan itu adil. Ia telah memberikan kebahagiaan pada dirinya, tetapi Ia hanya mengambil kembali kebahagiaan itu.
Adapun masa depan, itu adalah pilihannya.
Iya, jalan kehidupannya itu pilihan sendiri, sama seperti setelah suaminya meninggal, dia memutuskan untuk tidak pernah menikah lagi dan merawat keempat orang tua itu dengan sepenuh hati.
Tapi sekarang, kedua mertuanya telah memilih untuk memalingkan wajah mereka karena pengaruh dari adik iparnya. Sementara hal ini semakin membuat Freya Gu merasa putus asa, hal ini juga memberinya kesempatan untuk memilih lagi.
Jika dia kehilangan, dia akan selalu mendapatkan, Apa yang dia dapatkan tergantung pada apa yang dia inginkan.
Apa yang diinginkan Freya Gu sangat sederhana. Dia hanya berharap dia tidak lagi harus begitu merendahkan diri. Dia berharap ketika dia melihat Robert Huo lagi, dia tidak akan merasa malu.
Mungkin dia tidak akan pernah bersama pria seperti itu, tetapi dia berharap saat bertemu lagi nanti, dia bisa berbicara dengannya dengan senyum dan penuh percaya diri.
Dalam posisi bebas dan setara.
Alih-alih menjadi Cinderella di pojokan, menunggu pangeran seperti dalam dongeng.
Melihat kain di tangannya yang sepertinya belum dicuci, Freya Gu berdiri dari sisi ember itu, dia perlahan-lahan melipat kain itu dan meletakkannya di atas ember.
Melihat berbagai alat pembersih yang telah menemaninya selama beberapa tahun terakhir ini, Freya Gu berbalik dan meninggalkan tangga.
Dia berjalan dengan sangat cepat dengan mengambil langkah besar, seolah-olah ingin mengucapkan selamat tinggal pada semua ini secepat mungkin.
Sikap teguhnya itu memberikannya semangat hidup yang berbeda untuk pertama kalinya.
Jika Robert Huo masih ada di sini, dia pasti bisa melihat bahwa mata Freya Gu menunjukkan kerinduan dan keinginan untuk hidup.
Pengejaran yang hampir mencapai titik keras kepala, adalah dasar dari sukses!
Kekuatan pendorong yang mendukungnya untuk mengejar kesuksesan, malah berasal dari pria yang berpotensi.
Robert Huo tidak tahu bahwa kemunculannya akan mendorong Freya Gu untuk mengubah pandangannya dan cara hidupnya.
Pada saat yang sama, Charles Ji menundukkan kepalanya sambil menjawab panggilan telepon di ponselnya.
Di telepon, Colin Ji memarahinya dengan sangat kejam.
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyPengantin Baruku
FebiMy Cold Wedding
MevitaLoving Handsome
Glen ValoraMore Than Words
HannyCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li