Inventing A Millionaire - Bab 49 Kualitas Super Tinggi
Wajah Cornelia Deng juga tidak enak dilihat, ingin meminta orang dari Howard’s Fruit memindahkan kembali barang-barang tersebut.
Mereka kehilangan 20.000 RMB sekaligus, dan keluarga mereka bukan pabrik pencetak uang juga, dari mana memiliki uang cadangan sebanyak itu.
“Kamu, kamu ini benar-benar bodoh! Kesal sekali aku! Kesal sekali aku!” Ardi Ning sambil menunjuk Robert Huo, seluruh badannya gemetar, hendak ingin langsung menendangnya sampai mati.
Ocean Gu sambil melihat di samping sambil merasa senang dengan diam-diam, ternyata ini perbuatan dari menantu tidak bergunanya Keluarga Ka Ning, sudah terduga, bagaimana mungkin Ardi Ning akan rela kehilangan uang seperti ini.
Natalie Ning tidak begitu paham dengan hal-hal ini, melihat wajah Ayah dan Ibunya begitu tidak enak dilihat, dia buru-buru bertanya: “Ibu, kenapa? Buahnya terlalu banyak?”
Sejujurnya, dia juga merasa buah sebanyak 3.000 kg ini terlalu banyak, toko yang tidak begitu besar, buat apa memasukkan begitu banyak buah.
Cornelia Deng tahu anak perempuannya tidak terlalu paham dengan ini, lalu ia menghelakan nafas dan berkata: “Tidak menyalahkan Ayahmu juga, harga buah dari Howard’s Fruit, jauh lebih tinggil sebesar 20% daripada harga kita, kalau 3.000 kg buah ini benar-benar masuk ke toko, setidaknya kita juga harus mengalami kerugian sebesar 10.000 atau 20.000 RMB, Jangan katakan Ayahmu marah, aku pun hampir tidak bisa menahan diri untuk marah. "
Natalie Ning tertegun setelah mendengar kata-kata tersebut, sekali memasukkan barang akan mengalami kerugian sebesar 20.000 RMB?
Dia langsung melihat ke Robert Huo, saat ia hendak ingin bertanya, Robert Huo malah berkata dengan hendak ingin menangis dan tertawa: “Ibu, sejak kapan aku berkata kalau buah-buah ini dimasukkan dengan harga eceran?”
Sambil ngomong, Robert Huo memberikan daftar harga yang ada di tangan kepada Cornelia Deng, berkata: “Walaupun aku tidak terlalu mengetahui kondisi harga buah, tapi menurut harga beli biasanya, harga ini masih termasuk sangat adil.”
Cornelia Deng mengambil daftar harga tersebut, lalu tidak menahan diri ia berteriak: “Murah sekali!”
Keterkejutan dari istrinya, membuat Ardi Ning juga tidak menahan diri berjalan kemari dan melihat, saat ia melihat harga yang ada di dalam daftar harga tersebut, ia langsung tertegun.
Robert Huo sambil tersenyum di samping dan berkata: “Bagaimana, harganya tidak termasuk mahal bukan? Kalau tidak ada masalah, membiarkan mereka memindahkan barang terlebih dahulu.”
Suara Cornelia Deng pun sedikit gemetar, dengan tidak sadar sambil menganggukkan kepala: “Pindah, pindah saja….”
Ardi Ning juga tidak membantah, harga dari pesanan pembelian tersebut, sudah menahan semua kata-kata penolakan dari dia.
"Tapi Ardi Ning masih belum menyerah terhadap pemikiran dia yang diskirminatif itu, sambil berkata: “Harga begitu murah, mungkin saja itu adalah barang-barang gagal yang tidak diinginkan, aku harus mengecek dulu bagaimana kualitasnya!
Manajer toko Mike He walaupun tidak paham hubungan orang-orang ini, tapi melihatnya saja ia langsung tahu bahwa Ardi Ning merupakan orang tua dari Robert Huo.
Dia langsung lari kemari, dengan inisiatif ia menemani Robert Huo mengecek barang tersebut.
Dan Ocean Gu pun sambil mendekat dan bertanya dengan penasaran: “Kalian benar-benar berencana untuk memasukkan buah dari Howard’s Fruit ya? Harganya bagaimana?”
“Lumayan rendah, tidak jauh beda dengan harga kebun buah biasanya.” Kata Cornelia Deng.
Bagaimana mungkin Ocean Gu akan percaya, barang di Howard’s Fruit itu sudah terkenal mahalnya, bagaimana mungkin harganya akan sama dengan barang yang dimasukkan dari kebun biasa? Kamu mengira mereka ini sedang beramal?
Jadi hanya ada kemungkinan harga itu palsu, kalau tidak kualitas buahnya tidak bagus.
Ocean Gu merasa Cornelia Deng seharusnya tidak akan berbohong tentang masalah harga, dengan begitu maka hanya ada satu kemungkinan.
Akhirnya belum 2 menit, Ardi Ning langsung berlari kemari dengan wajah semangat, dan berkata kepada para anak muda tersebut: “Ayo ayo ayo, silahkan memindahkannya ke dalam! Eugene, segera mengosongkan Gudang! Tidak! semua barang yang ada di rak dibuang ke dalam gudang, semua buah langsung pajang di atas rak saja!”
Di dalam tangan Ardi Ning masih ada sekotak anggur, dibungkus dengan kertas kraft, diatas kotak plastik tersebut terbungkus dengan plastic wrap, terlihat sangat berkelas.
Kegembiraannya membuat Ocean Gu semakin bingung, tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Kak Ning, Apakah buah ini sangat bagus?"
“Tentu saja bagus, sangat sangat bagus!” Ardi Ning melirik sekilas ke dia, dengan wajah yang bangga berkata: “Hanya barang-barang di tokomu saja, dengan kuda pun kamu tidak sanggup mengejar!”
Dia berkata demikian, Ocean Gu pun menjadi sedikit tidak puas.
Buah yang dimasukkan itu, juga merupakan buah yang dimasukkan dari kebun buah terkenal dari provinsi lain, kualitas buahnya tidak berbeda jauh dengan kebun lokal.
Bisa membuat dia tidak bisa mengejarnya, memangnya kualitas sebagus apa?
Impor murni, dipilih dengan sangat cermat?
“Kedengarannya saja bagus, siapa tahu itu buah-buahan yang jelek.” Kata Ocean Gu sambil cemberut.”
Ardi Ning memang sudah tidak senang dengan dia yang setiap hari kemari untuk pamer, mendengar ucapan tersebut, dia langsung merobek plastic wrap di kotak plastik, mengambil anggur tersebut dari kertas kraft dan membawanya, sambil tersenyum dengan dingin: “Kalau begitu kamu harus melihat dengan jelas apakah ini adalah buah-buahan yang jelek."
Ocean Gu melihatnya, langsung tertegun.
Hanya melihat anggur yang ada di tangan Ardi Ning itu besar seperti mata naga, warna ungu yang sangat murni, seolah-olah terlihat secerah batu onyx, dari jarak beberapa meter jauh pun masih bisa mencium aroma yang luar biasa itu.
Sekian lama Ocean Gu menjual buah, lihat saja dia langsung tahu kalau itu merupakan anggur Kyoho yang berkualitas tinggi.
Tidak menunggu ia menyadarkan diri, orang dari Howard’s Fruit langsung memindahkan buah-buah yang lain dengan terus menerus.
Pisang yang berwarna kuning, buah naga yang berwarna merah, semangka yang berwarna hijau, stoberi yang berwarna merah, blueberry yang berwarna biru tua…….
Berbagai macam buah, sangat lengkap, dan dilihat dari luar saja, kualitas setiap buah terlihat sangat tinggi.
Ocean Gu pernah ke toko Howard’s Fruit, dia bisa melihat, barang-barang ini tidak berbeda dengan barang-barang yang dijual di toko.
Di banding dengan buah yang dipilih dengan cermat ini, kualitas buah di tokonya, memang masih jauh.
Melihat wajah Ocean Gu terlihat tidak enak, Ardi Ning malah merasa senang, dengan bangga ia berkata: “Bagaimana, sekarang sudah puas kamu!”
Ocean Gu menyadarkan diri, sambil bergumam: “Memangnya kenapa kalau kualitas tinggi, harganya mahal, sama saja harus mengalami kerugian.”
“Matamu yang mana melihat harganya mahal?” Ardi Ning mengambil pesanan pembelian dari tangan Cornelia Deng, dan menunjukkannya di depan Ocean Gu, berkata: “Kamu buka matamu dengan lebar dan lihat dengan baik, harga ini, kamu berani bilang mahal?”
Ocean Gu melihat sekilas, lalu langsung tertegun.
Harga di atas, murahnya tidak terduga.
Harga buah-buahan yang di luar musim atau tidak biasa pada dasarnya sama dengan harga mereka pemasukkan barang pada biasanya, tetapi buah-buahan sering ditemui, setidaknya 10% lebih murah, atau bahkan 20% lebih murah.
Harga yang seperti ini, jauh lebih murah daripada harga barang yang dimasukkan Ocean Gu dari provinsi lain.
“Bagaimana mungkin…..” Ocean Gu sambil melihat pesanan pembelian tersebut sampai terbengong, sudah tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.
Dia benar-benar tidak bisa paham, buah yang dimasukkan dari Howard’s Fruit, bagaimana bisa mendapatkan harga yang begitu murah!
Ardi Ning tidak menertawakan dia lagi, hanya diam-diam melirik Robert Huo.
Saat ia baru melihat harga tersebut, lalu ia melihat lagi kualitas buah di mobil, keterkejutan di hati Ardi Ning, tidak kalah dari Ocean Gu.
Dia juga tidak paham, bagaimana Robert Huo bisa melakukan hal ini.
Kualitas yang begitu tinggi, harganya malah lebih rendah daripada harga mereka memasukkan barang pada biasanya, kalau bukan karena tahu latar belakang Robert Huo, berkata kalau menantu ini adalah anak dari pemilik Howard’s Fruit pun Ardi Ning tidak akan merasa curiga.
Hanya anak kandung, yang bisa mendapatkan harga seperti ini bukan?
“Sudah sudah.” Tidak ada yang perlu dipamerkan, kalian sudah tidak muda lagi, masih suka bersaing seperti anak kecil.” Cornelia Deng mengambil pesanan pembelian tersebut, sambil meredakan suasana.
Suasana hati Ardi Ning sekarang sedang bagus, ia juga tidak berkata banyak, hanya mengambil satu kantong anggur dan beberapa buah naga, membungkusnya dan diberikan kepada Ocean Gu, berkata dengan tertawa senang: “Jika kamu ingin makan buah, datang ke sini untuk ambil saja, cukup banyak.”
Sikap yang sama, tadi Ocean Gu baru saja melakukannya, sekarang roda kehidupan berputar, membuat wajahnya sebentar terlihat hijau sebentar terlihat merah, namun satu patah kata pun tidak bisa ia ucapkan.
Dia ingin mempertanyakan keaslian pesanan pembelian ini, tetapi mobil chiller box dari Howard’s Fruit ada di di luar pintu dan diparkir di sana. Apa yang harus dia gunakan untuk mempertanyakan?
Paling tidak Ocean Gu tahu bahwa Ardi Ning tidak akan mengeluarkan uang sebanyak itu, menyewa sebuah mobil chiller box untuk bersandiwara, sama sekali tidak berarti.
Dan semakin nyata masalah ini, dia semakin merasa sulit percaya.
Untungnya, meski toko buah keluarga Kak Ning berhasil bangkit kembali, tapi dia masih memiliki seorang menantu yang tidak berguna.
Ocean Gu secara tidak sadar melupakan kenyataan bahwa masalah buah ini dibantu oleh Robert Huo, ia hanya memikirkan menantu tidak berguna Keluarga Ning ini, tetap merupakan sebuah lelucon.
Sekarang jika ia masih tinggal di sini, hanya akan semakin memalukan saja, Ocean Gu pun membalikkan badan dan pergi dengan wajah kurang senang.
Saat ia lewat, hp Robert Huo berbunyi.
Setelah ia mengangkat telepon tersebut, terdengar suara Howard Xia di dalam telepon tersebut.
Suasana hati Raja buah ini sepertinya juga sangat bagus, sambil bertanya dengan tertawa senang: “Adik Li, buah-buahan sudah sampai belum?”
“Sudah sampai, sedang memindahkannya.” Jawab Robert Huo, : “Kualitasnya sangat bagus, terima kasih Wakil Ketua Xia.”
“Jangan segan-segan dengan aku, hanya hal kecil saja, tidak perlu diingat terus, tapi persahabatan adalah persahabatan, bisnis adalah bisnis, buah-buah ini aku bisa memberikan kepadamu dengan harga pemasukkan barang, tidak minta lebih dengan kamu, juga tidak kurang, tidak bermasalah kah?” Tanya Howard Xia.
“Kalau sudah seperti ini aku masih memiliki masalah, maka aku sudah terlalu tamak.” Kata Robert Huo sambil tertawa.
Novel Terkait
After The End
Selena BeeBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesMy Lady Boss
GeorgeHis Soft Side
RiseWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li