Inventing A Millionaire - Bab 131 Orang Gila
Perkataan Robert tidak membuat Thiago merasa takut, melainkan malah membuatnya tertawa terbahak-bahak dan brkata, "Keparat, kamu jangan-jangan tolol? Kamu tidak lihat ada berapa orang disisimu dan berapa orang disisiku?"
Seorang lelaki kekar memasukan jari kedalam mulutnya dan bersiul, dan disekeliling langsung muncul setidaknya ada 10 orang lagi, semua orang memegang kayu dan berwajah seram.
Natalie masih belum merasakan kesenangan lebih banyak, dia langsung pucat karena ketakutan melihat adegan ini.
Para lelaki kekar ini tersenyum licik, dan mengepung Robert bertiga.
Thiago mencibir, "Sekarang, siapakah menurutmu yang akan dipukul hingga giginya berjatuhan?"
Para lelaki kekar yang mengepung sama sekali tidak dilihati oleh Robert, dia hanya bertanya, "Apakah kalian bisa mengurus orang-orang ini?"
Seamus tentu saja tidak perlu dibilang, dia memang adalah keturunan dari keluarga bela diri, Yacob menyuruhnya mengantar Robert memang sengaja ada maksud menyuruhnya membantunya.
"Orang-orang ini tidak mengerti bela diri, aku bisa menghabisi 10 orang." Kata Seamus.
Robert melirik kearah Jack lagi, Jack tidak menjawab, dia masih sedang ragu-ragu.
Dia sengaja membocorkan kepada Robert karena dia ingin tahu seberapa banyak Robert mengetahuinya, namun ketika benar-benar bertemu Robert, dia punya sedikit keraguan.
Apakah harus demi orang ini dan menyinggung Tuan Muda Keluarga Huo?"
Apakah ini pantas?"
"Jika kamu pergi sekarang,selain aku mati, jika tidak kamu pasti mati, apakah menurutmu orang-orang ini berani membunuhku?"
Suara Robert membuat Jack gemetaran.
Memang benar kata dia, orang-orang ini memang terlihat kejam, namun pasti tidak akan menimbulkan korban jiwa, mereka juga bukanlah orang bodoh, dinegara hukum begini, penyelesaian terhadap kasus pembunuhan sangatlah parah, sekalipun sehebat apapun, juga susah untuk kabur dari hukuman hukum.
Mungkin orang seperti Thiago masih bisa pura-pura sakit dan dilepaskan atau mungkin pergi ke rumah sakit jiwa dan tinggal beberapa bulan, namun mereka yang merupakan golongan bawah masyarakat sama sekali tidak punya cara untuk menyelamatkan diri.
Jadi, sekejam apapun, ataupun senjata ditangannya seberapa menakutkan, palingan juga menimbulkan luka parah saja.
Sedangkan Robert asalkan hidup dia pasti akan melapor polisi dan mengungkap rahasianya.
Disaat ini Jack sudah bisa mengetahui bahwa hal yang diketahui oleh lelaki ini mungkin sangatlah banyak, setidaknya dia pasti tahu bahwa dirinya pernah membunuh orang, jika tidak dia tidak akan terus mengancamnya.
Setelah mengerti aka ini, Jack menghempaskan nafasnya dan berkata, "Aku bisa melawan 14-15 orang."
Seamus meliriknya sejenak, dia seperti ingin mengatakan sesuatu atau mungkin ingin mengutarakan ketidakpuasannya.
Dirinya mengatakan bisa melawan 10 orang, dia langsung bilang 14-15 orang, ingin beradu?
Jack benaran bukan beradu, semenjak dia meninggalkan sekolah bela diri, yang dia pelajari adalah berbagai jenis beladiri asli, mungkin tidak begitu teraktur seperti Seamus, namun sesuai perkataan orang bahwa tinju sembarang yang bisa melukai master hebat.
ketika seseorang bisa bereaksi cepat dan mengetahui bagaimana cara menyerang titik lemah manusia, teknik yang dia pakai sebenarnya sudah tidaklah begitu memberi dampak yang terlalu besar.
Yang paling bisa membedakan mereka berdua adalah dibidang kecepatan dan kekuatan.
Dibidang ini, Jack tidak kalah dibandingkan dengan Seamus, terlebih dia masih punya sebuah kelebihan dibanding Seamus, yaitu benar-benar pernah membunuh orang.
Pernah membunuh orang dengan ingin membunuh orang, suasana hati yang dimiliki mereka akan berbeda ketika menghadapi musuh.
Sama seperti saat ini, Jack sama sekali tidak memprtimbangkan bagaimana cara melukai musuh dan tidak membunuhnya, Seamus lebih banyak pertimbangan dibidang ini.
Sepuluh tambah empat belas, hasilnya dua puluh empat, lelaki kekar yang berada dihadapan mereka palingan 17-18an saja, mereka bisa menghadapinya.
"Setelah hal ini selesai, kamu tidak perlu mengkhawatirkan yang lain." sambil berkata, Robert melangkah maju.\
Jack terus mengikuti dari belakang, entah karena peracaya atau tidak, namun dia sepertinya memang sudah tidak punya pilihan lain.
Melihat Robert yang berjalan begitu tenang kedepan, Thiago dengan ekspresi marah berkata, "Hati-hati dengan yang ikut dia itu, bisa sedikit kungfu, patahkan kaki mereka, jangan bunuh, aku mau dia masih hidup dan dia tahu apa akibatnya menyinggungku!"
Diantara para lelaki kekar ini, ada seseorang yang punya sifat buruk dan langsung maju, "Anak keparat, berbaringlah!"
Meskipun hanyalah kayu, namun tenaga orang ini besar, jika menghantam kepala,pasti tidak bisa bangkit lagi.
Robert bahkan tidak melihatnya, seolah dia tidak mengetahui gerak gerik orang ini.
Seamus berteriak dan menendang tangan orang ini dan membuatnya tidak bisa memegang kayunya, lalu ditengah udara dia berbalik badan dan menendang dada orang itu.
Lelaki kekar yang setidaknya ada 80-90an kilo itu langsung tertendang terbang beberapa meter.
Orang lainnya ketika melihat ini, semuanya memaki dan mengambil senjata ditangannya dan menyerbu.
Seamus sama sekali tidak takut, dia bahkan tidak punya pemikiran untuk mundur sama sekali, dia juga menyerbu kearah musuh.
Kungfunya hebat dan juga bisa menahannya, sekalipun dipukul dengan kayu, dia juga seperti tidak apa-apa saja.
Berbalik lelaki kekar, mereka yang ditinju oleh Seamus pasti kesakitan dan berwajah pucat.
Meskipun begitu, Seamus juga tidak mungkin sekaligus menahan 17-18an orang.
Untung aja masih ada Jack, setelah memilih untuk menyerahkan diri ke Robert, Jack menghadapi serangan, Jack menundukkan badannya dan meninju orang itu.
Tinju yang licik itu membuat wajah lelaki kekar yang ditinjunya bahkan terlihat biru, setelah itu, lelaki kekar itu sambil memegang bagian vitalnya dan mengerang kesakitan.
Jack yang tumbuh diarea perkotaan tidak bisa mengunakan teknik yang anggun, yang dia tahu dan dia pelajari adalah jurus yang licik dan juga efisien.
Manakah titik yang dipukul dan akan membuat orang kehilangan daya tempur, dia akan menyerang tempat itu.
Tinju, siku, lutut, tendang alat vital, memukul hidung..........
Berbagai jenis serangan dikerahkan, hanya belasan detik saja, disekelilingnya sudah ada banyak orang yang terbaring.
Para lelaki kekar yang tadinya sombong itu sekarnag semuanya ingin sekali masih punya dua buah kaki dan berlari keluar, sayangnya mereka tidak punya kaki lainnya dan hanya bisa mengerang kesakitan sambil memegang alat vital mereka.
Erangan ini membuat ekspresi Thiago semakin buruk, dari marah menjadi pucat dan terakhir penuh dengan rasa takut.
Ketika orang terakhir yang ditendang oleh Seamus dan mengeluarkan suara patah tulang, Robert kebetulan tiba dihadapan Thiago.
Berjarak kurang dari 10cm dengannya, dan badannya yang juga lebih tinggi setengah kepala, Robert melirik dari atas kebawah, dan nada bicaranya yang ganas untuk menatapi lawan bicaranya.
"Menurutmu, apa yang harus aku bayarkan?"
Nada bicara Robert begitu menakutkan hingga Thiago gemetaran.
Waktu itu dirumah, dia sudah ditampar berkali-kali oleh orang itu, sekarang masalahnya begitu besar, adegan dihadapannya juga jauh lebih parah daripada sebelumnya.
Rasa takut didalam hatinya membuatnya tidak punya pemikiran lain dan hanya bisa berkata dengan suara gemetaran, "Aku, aku adalah tuan Muda keluarga Huo........."
"Plak!"
Sebuah suara tamparan yang kencang, Thiago memegang wajahnya dan Robert berkata, "Tamparan ini demi orang tua mu dan keluarga Huo untuk memberi pelajaran kepadamu, kamu tidak cocok menjadi keturunan dari keluarga Huo."
"Kamu, kamu........."
Thiago hanya mengatakan dua kata saja, dia lalu merasa bagian bawah badannya sakit.
Robert menendangnya dengan kejam, dan sebuah hantaman lutut mengarah kemulut Thiago.
Thiago mengerang sambil memegang bagian vitalnya, satu tangannya memegang mulutnya, ada banyak darah yang mengalir keluar dari tangannya, serangan Robert itu menggunakan banyak tenaga, Thiago bahkan merasa giginya goyang.
"Barang yang tumbuh lebih banyak di lelaki itu bukan dipakai untuk tidak sopan kepada wanita, melainkan untuk mengajarimu mematuhi alam dan berkembang biak, jika kamu tidak mengerti, maka kamu tidak perlu menggunakannya lagi."
"Orang tuamu melahirkanmu dan memberimu gigi adalah untuk membuatmu bisa makan dengan kenyang, memberimu lidah adalah untuk berbakti kepada orang tua dan juga kakak, jika kamu tidak memerlukannya, aku bisa menghancurkannya untukmu."
Thiago sekarang kesakitan didua arah, mana mungkin dia bisa mengeluarkan suara.
Dua menit yang lalu, dia masih sangatlah sombong, dia tidak menyangka hanya dua menit saja dirinya akan menjadi begini.
10 detik sebelumnya dia pernah memikirkannya, orang ini mungkin akan memukulnya, namun tidak menyangka akan begitu kejam.
Diwajah dan tatapan Thiago penuh dengan rasa takut, dia tidak mengerti, mengapa orang ini begitu tidak takut terhadap keluarga Huo, apakah dia benar-benar tidak takut dengan pembalasan dari keluarga Huo?
Mengapa!
Mengapa!
Tidak ada yang berani tidak menghiraukan keberadaan keluarga Huo, tidak ada yang berani memperlakukan orang keluarga Huo seperti begini!
Namun sekarang Thiago melihatnya, dia menjadi orang yang pertama merasakannya.
Namun itu membuatnya nyaris patah gigi.
Seamus dan Jack setelah mengurusi para rombongan lelaki kekar, mereka juga mendekat, kedua orang ini terlihat ada bekas diserang, namun tidaklah terluka parah, palingan hanya luka luar saja.
Robert melirik kearah samping, dia lalu berjalan melewatinya.
Ketika dia mengambil kayu, Thiago bahkan nyaris ingin berteriak meminta tolong.
Orang ini,,,,,,,,,apakah orang ini gila?
Apa yang ignin dia lakukan?
Novel Terkait
The Sixth Sense
AlexanderMy Secret Love
Fang FangMy Cold Wedding
MevitaLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieCinta Di Balik Awan
KellyKamu Baik Banget
Jeselin VelaniInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li