Inventing A Millionaire - Bab 208 Bingung
Marshella Deng malas peduli tentang apa yang dipikirkan Yolanda Tang, lagipula Yolanda yang menyinggung tersinggung, yang rugi juga ayah Yolanda, tidak ada hubungannya dengan dirinya.
Dia menoleh lagi dan memberi pelajaran pada Arnold He, "Jangan berpikir seolah-olah kamu sangat punya banyak uang saja, hadiahmu itu bukanlah apa-apa, sudah cukup membuatku malu tahu!"
Kedatangan empat tokoh besar satu persatu. Ditambah dengan pendapatan toko Taobao Natalie Ning, pertahanan psikologis Marshella Deng benar-benar dikalahkan. Sekarang dia hanya ingin menjadi orang yang tidak terlihat, sebaiknya tidak ada yang melihat dirinya.
Sangat disayangkan bahwa putra dan calon menantu perempuannya malah membuat dirinya menunjukkan wajahnya.
Meskipun Alex Liao yang terkenal terkejut barusan, Arnold He masih sedikit tidak rela ketika dia menyebutkan hadiah itu, dia berkata, “Memang ada apa dengan hadiah yang kuberikan, dari awal memang yang terbaik. Siapa di keluarga kita yang memberi lebih bagus dari punyaku?"
“Di keluarga kita memang tidak ada, tapi teman-teman kakak iparmu itu memberi hadiah yang bagus!” Marshella Deng berkata, “Ketika CEO Liao datang, dia mengirim jutaan pesanan untuk bergabung dengannya. Apakah lelaki gemuk tadi itu terlihat tidak mencolok? Dia adalah kepala eksekutif Fernaldy Real Estate, dengan aset lebih dari satu miliar RMB, dia memberi hadiah dua kotak daun teh, 600.000 RMB/0.5kg, dia memberi hadiah sebanyak 1kg. Lalu wanita cantik itu, dia GM di perusahaan cabang Keluarga Ji, dia memberi hadiah banteng emas murni, beratnya 2kg, harganya mencapai lebih dari 700.000 RMB. Coba katakan, dibandingkan dengan hadiah-hadiah mereka, hadiahmu itu seperti apa?"
Arnold He dan Yolanda Tang merasa bodoh saat mendengarnya, hadiah lebih dari satu juta tidak pernah terpikirkan oleh mereka.
Saat membeli hadiah 7000~8000 RMB saja Yolanda Tang masih berkata Arnold He gila, padahal tidak terlalu datang ke tempat kakak sepupunya, untuk apa memberi barang sebagus itu, mereka tidak mengerti cara untuk menghargai.
Tapi sekarang, dia tidak punya pikiran seperti itu lagi.
Ini masih belum berakhir, Marshella Deng berkata lagi, "Pria jangkung barusan, wakil ketua Dewan Perdagangan, Raja Buah Howard Xia! Kamu tahu Howard’s Fruit? Orang-orang ini sangat dekat dengan kakak iparmu.”
Raut muka Arnold He penuh dengan ketidakpercayaan, dan secara naluriah bertanya, "Tidak mungkin ... bagaimana bisa seseorang seperti Shawn Li bisa memiliki hubungan pribadi dengan karakter-karakter seperti itu? Aku belum pernah mendengarnya sebelumnya!"
“Kamu tanya aku, aku tanya siapa?” Marshella Deng memelototinya dan berkata, “Lalu toko ini. Apakah kamu merasa ini tidak bagus itu tidak bagus saat pertama masuk? Kuberitahu padamu, tolong jangan bicarakan ini lagi. Kamu tahu berapa banyak penjualan toko Taobao kakak iparmu dalam sebulan sekarang? Minimal 6 juta! Selain itu pasangan suami istri itu masih merupakan pemegang saham utama di perusahaan diet, mereka menghabiskan 8 juta untuk membeli saham, katanya penjualan mereka bisa mencapai 100 juta RMB dalam setahun, laba bersih lebih di atas 70%! "
Arnold He merasa bodoh, Yolanda Tang tercengang, penjualan bulanan 6 juta, sudah angka yang mengejutkan bagi mereka. Namun, dibandingkan dengan penjualan tahunan sebesar 100 juta, itu tidak signifikan.
Karena tiba-tiba angkanya melonjak tinggi, jarak ini sangat besar.
“Tidak, tidak mung …."
"Jangan bilang tidak mungkin lagi, faktanya ada di depan mata, kakakmu dan pasangannya sudah tidak seperti dulu lagi. Apa kamu tidak lihat bibi dan pamanmu berbicara lebih banyak dalam kelompok keluarga setiap hari? Ketika menantunya tidak bisa dulu, apa kamu melihat mereka berbicara?” kata Marshella Deng.
Raut wajah Arnold He dan Yolanda Tang menjadi kusam, apa yang dikatakan Marshella Deng membuat mereka terlalu kaget, agak sulit untuk dicerna untuk sementara waktu.
Marshella Deng tidak berkata apa-apa, sebenarnya setelah memilah-milah berita yang didapatnya hari ini, dia juga merasa agak sesak.
Terlalu terkejut, terlalu kaget, itu seperti melihat seorang pengemis yang tiba-tiba melepas mantel kotornya, lalu memperlihatkan baju besi emas di dalamnya.
Jelas-jelas enam bulan lalu masih belum seperti ini, kenapa tiba-tiba terjadi perubahan besar?
Sebelumnya mereka terlalu rendah diri. Atau karena alasan lain?
Marshella Deng tidak berani bicara, juga tidak berani bertanya.
Robert Huo dan Natalie Ning sedang berbicara dengan Nova Ji, Fernaldy Fang dan lainnya di depan pintu, setelah sekian lama, orang-orang besar ini pergi satu per satu dan mereka pun kembali ke toko.
Selama mereka pergi, kerabat jauh lebih pendiam, melihat sekeliling satu per satu, dan tidak ada yang mau bicara.
Bicara apa?
Bicara apapun tetap merasa canggung, masih lebih baik tutup mulut saja.
Apa yang disebut melewati satu hari terasa seperti satu tahun, ya seperti sekarang ini. Yang terpenting adalah, belum ada orang yang berani berakta mau pergi.
Pemandangan sebesar itu telah disiapkan, dan akan sangat memalukan untuk berkata mau pergi saat ini.
Hanya Ardi Ning dan Cornelia Deng yang merupakan pasangan paling normal, dengan senyuman di seluruh wajah mereka, membuka kotak rokok yang baru saja diberikan Fernaldy Fang, mengambil isinya dan memberikannya pada juru masak.
Meskipun ada satu atau dua ratus bungkus rokok, sangat menyakitkan untuk membubarkan dengan cara ini, tapi karena diberikan oleh orang lain, Ardi Ning juga bisa mengertakkan gigi dan menerimanya. Hanya saja, meski harga rokoknya mahal, namun tidak sebaik yang diharapkan, dan ada sedikit rasa pedas di tenggorokan.
Beberapa orang merokok sampai terbatuk. Tapi tidak ada yang berani membuangnya begitu saja.
Apakah ada yang berani membuang rokok yang diberikan oleh CEO Fernaldy Real Estate?
Kalau tidak terbiasa merokok, berarti kamu tidak memahami selera kelas atas!
Ketika Robert Huo kembali, dia melihat sekelompok orang merokok tanpa suara, merasa toko itu seperti sedang terbakar. Natalie Ning sedikit mengernyit, tanpa sadar menutupi hidungnya.
Kebanyakan wanita tidak menyukai bau asap, begitu pula Natalie Ning.
Melihat gadis itu mengerutkan kening, Ardi Ning dengan cepat mematikan rokok di tangannya, dan yang lainnya secara alami mengikutinya.
Melihat sekelompok orang dengan cepat menyeka mata mereka, malah membuat Natalie Ning merasa tidak enak.
Robert Huo memasukkan cerutu ke dalam kantong teh dan menyerahkannya kepada Ardi Ning, dia berkata, "Ayah, bawalah semua ini, aku tidak merokok, aku juga tidak terlalu suka teh."
“Aku merasa tidak enak ….” Ardi Ning terlihat senang dan ragu-ragu, daun teh seharga 600.000/0.5kg, dia akan merasa sayang sekali jika meminumnya. Meneguknya itu ibarat membuang uang.
"Tidak ada perlu dirasa tidak enak, aku juga tidak meminumnya. Menyimpannya adalah pemborosan." Robert Huo tersenyum.
Natalie Ning ikut membujuk, "Dia memintamu mengambilnya, ambil saja. Bukankah bibi tadi berkata, kalian telah bekerja keras seumur hidup, dan inilah waktunya untuk menikmatinya."
Beberapa orang di samping tampak canggung ketika mendengarnya, yang mereka katakan sebenarnya dari sudut yang konyol, mereka tidak terlalu peduli pada siapa pun.
Sekarang Natalie Ning mengatakannya lagi, seolah mereka tampak berlebih.
Putri dan menantu sudah berkata demikian, Ardi Ning tidak munafik lagi, dia menerimanya dan berkata, "Baiklah, aku akan menyimpannya nanti, ini adalah harta karun yang berharga! Disimpan beberapa tahun, mungkin saja akan naik harganya!"
“Lihatlah seperti apa dirimu, gadis itu memintamu untuk meminumnya, malah menunggu naik harga, setiap hari hanya memikirkan uang saja!” kata Cornelia Deng.
“600.000/0.5kg, apakah kamu bersedia meminumnya?” balas Ardi Ning.
“Teh Guanyin tidak lebih baik dari Teh Pu’er, tidak bisa disimpan lama, sekarang teh baru, saat yang tepat untuk meminumnya. Kalau disimpan beberapa tahun, rasanya tidak seenak saat ini,” kata Robert Huo.
Ardi Ning tercengang, lalu menghela nafas, "Baiklah, kalau begitu aku akan mencobanya saat pulang nanti, mari coba cicipi teh yang legendaris. Oh iya, adik ketiga suka minum teh, nanti kita cicipi bersama, mari kita coba rasa teh itu!"
Ferdi Ning dan yang lainnya mengangguk tidak wajar.
Ardi Ning tidak benar-benar ingin mengajak mereka minum teh. Teh seharga ratusan ribu bahkan tidak cukup untuk diminum sendiri, apalagi untuk orang ini. Perkataan ini hanya untuk dipamerkan saja.
Semua orang memahami pikirannya, tetapi tidak ada yang akan membongkar arti sesungguhnya saat ini.
Kalau benar-benar ingin menebalkan muka dan memintanya, meski Ardi Ning memberikannya, ini akan menjadi lelucon seumur hidup.
Membandingkan antar kerabat terkadang lebih serius daripada orang asing, tentu saja, tidak ada yang mau jadi bahan lelucon seumur hidup.
Setelah beberapa saat, setelah Ardi Ning dan Cornelia Deng cukup menikmati kesenangan langka ini, mereka melambaikan tangan dan mendesak semua orang untuk bergegas ‘pergi’, jangan menunda bisnis putri dan menantunya itu.
Tentu saja, mengundang orang-orang besar untuk makan siang tidak dapat dihindari, Ardi Ning juga akhirnya memutuskan untuk makan di hotel bintang lima.
Sekarang belum waktunya makan, tapi bisa main kartu dan mengobrol dulu.
Setelah sekelompok orang pergi, toko segera menjadi lebih sepi, Natalie Ning akan memulai siaran langsung, agar pelanggan melihat proses memasak juru masak, Eugene Ning berjalan kemari sambil tersenyum dan berkata, "Kak, kakakku yang baik …."
Novel Terkait
Perjalanan Selingkuh
LindaHalf a Heart
Romansa UniverseBlooming at that time
White RoseInnocent Kid
FellaLoving Handsome
Glen ValoraSee You Next Time
Cherry BlossomInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li