Inventing A Millionaire - Bab 282 Hongda Capital
Setelah saling berjabat tangan, mereka masuk ke rumah.
Timmy Wang menatap ke sekeliling rumah itu dengan penuh rasa ingin tahu. Meskipun dalam hati ia terkejut melihat Master dan istrinya tinggal di rumah yang begitu sederhana, tapi ia tak mengatakannya.
Karena ia sangat mengaguminya, apapun yang dilakukan Master pasti masuk akal baginya.
“Maaf rumah ini sangat sederhana, kau suka minuman apa? Ada teh dan jus,” tanya Natalie Ning dengan sopan.
Setelah melewati berbagai pengalaman, ia sudah bisa menebak tingkat ekonomi seseorang melalui cara bicara, sikap, dan penampilannya.
Tentu saja ia mempelajari kemampuan ini bukan untuk membedakan mana yang miskin dan mana yang kaya, tapi untuk menyesuaikan diri.
Robert Huo mengajarinya, bahwa untuk mencapai hasil terbaik, diperlukan metode yang berbeda-beda saat berbicara dengan orang-orang dengan tingkatan ekonomi yang berbeda.
“Aku lebih suka teh, sama seperti Master,” jawab Timmy Wang.
Natalie Ning menatap Robert Huo sejenak lalu mengangguk, lalu pergi untuk menyiapkan teh.
Gaby menggeser sebuah kursi dan duduk di sebelah Timmy Wang, ia mendongak dan dengan penuh rasa ingin tahu bertanya, “Kak, bukankah ayahku sangat hebat?”
“Tentu saja!” jawab Timmy Wang.
“Lalu seberapa hebatnya kau dibandingkan ayah?” tanya Gaby.
Timmy Wang memikirkannya masak-masak lalu menjawab, “Sekitar 75%.”
Ini tidak bisa dianggap remeh, ia bisa memiliki 75% kemampuan Robert Huo, berarti ia pasti bisa sukses.
Tapi Gaby mengerutkan bibirnya dan berkata, “Kalau begitu kau sangat payah...”
Timmy Wang tertegun, lalu tertawa. Ia sangat menyukai sikap usil Gaby. Dan karena ia mengagumi Robert Huo, ia tentu juga menyukai keluarganya.
Tak lama kemudian, Natalie Ning datang menyuguhkan teh.
Air terbaik untuk menyeduh teh adalah air pegunungan, kedua air sumur, ketiga air mineral. Air keran sama sekali tidak masuk dalam daftar, karena rasa kaporit dalam air keran akan mengganggu citarasa tehnya. Maka yang paling sering digunakan adalah air mineral.
Tapi Natalie Ning belum pernah mempelajari cara menyeduh teh, ia hanya merebus air keran dan menuangkannya ke teko. Dan teh yang diseduhnya adalah Teh Guanyin berharga jutaan RMB yang diberikan oleh Fernaldy Fang.
Untungnya ia tahu bahwa Teh Guanyin harus dibilas dulu, baru diseduh. Jika tidak daun teh yang sangat mahal itu akan terbuang sia-sia.
Meskipun teknik menyeduh teh Natalie Ning sangat amatir, tapi berkat kualitas tinggi teh itu, wanginya masih memenuhi seluruh penjuru ruangan.
Setelah dituangkan ke cangkir, wanginya bahkan semakin merebak.
Begitu menciumnya, dengan tak sabar Timmy Wang segera meraih dan menyisipnya, mulutnya serasa terbakar kepanasan dan rasa air kerannya tidak begitu enak, tapi ia tetap mengangguk-angguk dan berkata dengan penuh kekaguman, “Teh ini wangi sekali.”
“Seorang teman menghadiahkannya pada kami, jika mau, kau boleh mengambil sebagian,” kata Robert Huo.
Natalie Ning hanya menatapnya dan tak mengatakan apapun.
Ardi Ning merasa tak tega meminum teh yang begitu mahal ini, maka ia memberikannya padanya. Teh ini hanya disuguhkan pada tamu yang sangat penting.
Kini Robert Huo ingin memberikannya pada Timmy Wang, Natalie Ning merasa tawaran ini sangat berlebihan.
Tapi ia tak terlalu mengetahui hubungan Robert Huo dan Timmy Wang, dan latar belakang pria muda yang memanggil suaminya Master ini.
Jika suaminya ingin memberikannya padanya, baiklah, ia juga takkan memprotes.
Perkiraan Timmy Wang tidak meleset.
Teh dengan kualitas sebaik ini pasti harganya setidaknya 6 digit, meskipun rumah Master sangat sederhana, tapi teh yang disuguhkannya sangat berkualitas, memang benar, semakin berisi semakin merunduk.
Saat Robert Huo menyuruhnya mengambil sebagian daun tehnya, Timmy Wang juga tak berbasa-basi menolaknya. Karena terpengaruh oleh Robert Huo, ia juga menjadi pecinta teh. Mana mungkin ia menolak teh berkualitas tinggi ini.
Lagipula Master lah yang memberikan padanya, tidak sopan menolak pemberian dari orang yang berpangkat lebih tinggi.
Setelah itu, Robert Huo memasakkan kepiting saus pedas kesukaan Gaby dan sop tahu dan usus yang telah sangat dirindukan Timmy Wang.
Mereka semua makan dengan lahap, tak tersisa sebutir nasi pun.
Sambil kekenyangan, Gaby dan Timmy Wang memuji kemampuan memasak Robert Huo.
Selisih umur mereka cukup jauh, tapi kepribadian mereka sangat mirip. Natalie Ning tersenyum melihatnya.
Sebenarnya Robert Huo masih ingin berbincang dengan Timmy Wang, tapi Charles Ji kembali menelepon, berkata bahwa orang yang akan ditemuinya ini orang yang sangat penting dan mendesak Robert Huo untuk segera datang.
Charles Ji adalah calon penerus Colin Ji, meskipun nantinya Nova Ji yang akan mengepalai Ji’s Corp, ia tetap tak boleh menyinggung Charles Ji. Semakin payah kemampuannya, semakin mudah ia melobinya untuk membantunya.
Nova Ji ingin menggantikan posisi Cedric Ji sebagai Dirut perusahaan keluarga, tapi kesulitan terbesarnya adalah ia kekurangan pendukung dari keluarga inti. Meskipun Colin Ji masih bisa dibujuk, tapi yang lain takkan bisa semudah itu dibujuk.
Maka, Charles Ji adalah kandidat yang paling pantas.
Setelah mempertimbangkan, akhirnya Robert Huo menuruti Charles Ji.
Tapi karena Timmy Wang adalah seorang pria, tentu kurang etis jika ia meninggalkannya di rumah ini, maka ia juga membawanya pergi.
Sembari menuruti Charles Ji, ia juga bisa mendapatkan tempat yang lebih privat untuk lanjut mengobrol dengan Timmy Wang.
Timmy Wang juga tak keberatan. Dengan kepribadiannya saat ini, ia takkan kikuk bertemu orang baru.
Setelah mencuci peralatan masak dan makan, Robert Huo dan Timmy Wang menuju ke teahouse yang disebutkan Charles Ji.
Charles Ji adalah pecinta alkohol, ia tak menyukai teh. Ia pasti memilih tempat ini agar ia terlihat elegan, dan mungkin karena ia tahu Robert Huo suka minum teh.
Setibanya di teahouse, saat Robert Huo dan Timmy Wang memasuki ruangan Charles Ji, mereka melihat Charles Ji sedang duduk dengan seorang pria berkacamata berusia sekitar 40an tahun.
Melihat Robert Huo telah tiba, dengan gembira Charles Ji segera bangkit berdiri dan memperkenalkan mereka, “CEO Gao, inilah Asisten Li yang kusebutkan tadi. Li, ini CEO Gao dari Hongda Capital.”
“Hongda Capital?”
Mendengarnya, Robert Huo langsung bisa menebak apa yang hendak dilakukan Charles Ji.
Hongda Capital adalah perusahaan yang membantu perusahaan-perusahaan lain mengurus IPO dan listing. Mereka memiliki banyak modal dan bisa membantu perusahaan melakukan merger dan akuisisi sebelum masuk ke IPO. Setelah saham mereka terjual, baru mereka menguangkannya dan mengembalikan modalnya.
Dan selama proses ini, mereka akan dikenakan charge 10-15% untuk komisi, dan bunga untuk modal dalam jumlah besar bisa mencapai 20%.
Singkatnya, jika mereka meminta Hongda Capital membantu mengurus proses IPO mereka, total biaya yang harus mereka bayarkan akan lebih dari 30%.
Dan untuk masuk dalam listing, perusahaan harus memiliki aset setidaknya 1 miliar, maka berarti, saat saham mereka memasuki pasar saham, Hongda Capital akan mendapatkan setidaknya 300 juta RMB.
Bagi orang biasa, ini adalah jumlah yang sangat besar. Tapi bagi para pelaku usaha, hanya dengan cara menjual sahamlah mereka bisa mendapatkan banyak uang dan mencapai kebebasan finansial.
Jangankan 30%, bahkan 40-50% pun mereka tetap bersedia!
Begitu mereka memasuki listing, aset mereka akan berlipat ganda hingga ratusan kali lipat, apalah artinya uang kecil ini?
Juga, mereka tak membayarnya dari kocek pribadi, melainkan dari uang perusahaan.
Charles Ji juga seorang yang sangat ambisius, Penjualan perusahaan cabang Ji’s Corp sangat banyak dan pangsa pasar mereka sangat tinggi, selain nilai aset yang masih belum mencapai batas, semua aspek lain sudah sangat bagus.
Maka Charles Ji menemui CEO Gao dengan harapan ia dan Hongda Capital bisa membantu perusahaan cabang Ji’s Corp untuk go public.
Banyak orang merasa, listing hanya membuang-buang uang, tak ada keuntungan lain, hanya melemahkan ekuitas.
Tapi untuk go public, tak ada jalan lain selain listing.
Perusahaan negara tak perlu melakukan listing karena mereka memiliki penyokong yang kuat. Sedangkan perusahaan swasta tak memiliki sokongan seperti itu. Jika mereka ingin mengembangkan usaha dan memperluas pangsa pasar, mereka harus go public dan mendapatkan tambahan modal yang besar.
Dan menggunakan modal yang besar ini untuk mengalahkan para kompetitor.
Dalam bisnis apapun, selama bisa menempati posisi teratas, mendapatkan keuntungan adalah hal yang mudah.
Robert Huo tak berusaha menghalangi proses listing perusahaan cabang Ji’s Corp, tapi Hongda Capital adalah perusahaan yang terkenal licik.
Memang dari luar, tampaknya mereka hanya menarik komisi 30%, tapi dalam prosesnya, mereka diam-diam menjual rahasia perusahaan dengan harga tinggi pada perusahaan kompetitor.
Setelah mendapatkan dokumen rahasia ini, perusahaan kompetitor bisa membuat strategi yang lebih tepat, dan Hongda Capital akan menginvestasikan modal yang lebih besar secara diam-diam dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Novel Terkait
Menaklukkan Suami CEO
Red MapleMy Cute Wife
DessyGet Back To You
LexyPergilah Suamiku
DanisDoctor Stranger
Kevin WongAir Mata Cinta
Bella CiaoSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiThe Great Guy
Vivi HuangInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li