Inventing A Millionaire - Bab 46 Membantu
Kalau biasanya, ucapan dia yang ini 100% pasti akan dikritik oleh Ardi Ning, tapi sekarang, melihat langkah anaknya yang terburu-buru itu, ditambah lagi dengan ucapan Eugene Ning yang jujur itu, Ardi Ning pun terdiam tidak seperti biasanya.
Dia bisa tidak mempedulikan mukanya Robert Huo, namun perasaan anak perempuannya, tetap perlu diperhatikan.
“Kakek, Nenek, Ayah benar-benar sudah berubah menjadi baik, dia memasak masakan yang enak untuk aku dan Ibu setiap hari, sangat enak, benar tidak Paman?” Gaby ikut berkata.
“Benar benar benar, keterampilan memasaknya Shawn Li ini memang hebat, lebih hebat daripada Chef bintang 5!” Eugene Ning berkata dengan wajah yang terlihat sangat setuju.
“Kamu pernah ke hotel bintang 5? Tahu membual saja!” Ardi Ning berkata dan sambil melototinya.
Eugene Ning tersenyum, lalu sambil menggaruk kepalanya: “Tidak pernah makan daging babi, juga pernah melihat babi berlari bukan.”
“Aku lihat kamu ini adalah babi!” Kata Ardi Ning.
walaupun memarahinya, namun hati Ardi Ning tetap tergoyah, karena Cornelia Deng juga sambil membujuknya di samping dengan berkata: “Natalie itu biasanya jika ada apa-apa juga tidak akan diceritakan kepada kita, kesusahan dia, hanya dirinya sendiri saja yang tahu, dia baru pulang dengan susah payah, lupakan saja masalah ini, hanya makan bersama saja, bukan hal besar apa juga.”
“Aku bukan sedang marah kepadanya juga, hanya tidak tega melihat dia tidak hidup dengan baik!”
Di saat yang sama, saat di perjalanan pergi ke Apotek, dengan wajah yang bersalah Natalie Ning sambil bekata kepada Robert Huo: “Maaf membiarkan kamu dimarahi.”
“Tidak apa-apa, sebelum datang tadi sudah sepakat, tidak akan melawan jika dipukul, tidak akan melawan jika dimarahi. Kalau aku hanya dimarahi Ayah saja sudah bisa membuat hatinya merasa lebih lega, itu juga merupakan hal yang baik, tidak perlu makan obat.” Robert Huo berkata dengan sambil tersenyum.
Natalie Ning juga tidak yakin apakah dia benar-benar sudah mengerti, atau berpura-pura saja, namun tidak enak juga jika terus bergulat dalam masalah ini.
“Tapi usaha toko buah jelek, Ayah Ibu pasti akan pusing, toko ini adalah satu-satunya sumber pendapatan mereka, jika benar-benar gagal, aku pun tidak tahu apakah mereka sanggup terima pukulan ini atau tidak.” Natalie Ning berkata dengan sambil menghelakan nafas.
“Sebenarnya masalah ini tidak sulit diselesaikan, aku kenal dengan seserorang yang menjual buah, barangnya seharusnya oke, kalau tidak aku coba menelepon kepadanya, untuk melihat apakah bisa memasukkan buah yang bagus dan murah?” Robert Huo bertanya.
“Kamu kenal?” Natalie Ning bertanya dengan sedikit terkejut: “Dia dari mana?”
"Bisnis utama ada di ibu kota provinsi. Tetapi seluruh provinsi seharusnya ada tokonya," kata Robert Huo.
Orang yang disebut dia ini bukan orang lain, adalah Raja buah Howard Xia.
Natalie Ning bukan tidak percaya dengan perkenalan dari Robert Huo, hanya saja ia merasa Robert Huo ini seorang kutu buku yang tidak pernah keluar rumah, dulu ia juga hanya bermain kartu dan minum minuman alkohol saja, meskipun dia telah banyak berubah akhir-akhir ini tapi bagaimana mungkin ia bisa kenal dengan tokoh besar.
Robert Huo bisa melihat keraguan dari Natalie Ning, lalu ia pun berkata dengan nada yang sangat yakin: “Kamu tenang, kualitas barang mereka sangat terjamin, kalau tidak, aku bawa kamu ke Howard’s Fruit lihat buah-buahnya, kalau kamu merasa bagus, baru meminta dia antar, kalau merasa tidak bagus, yasudah lupakan saja.”
“Howard’s Fruit?” Natalie Ning melihat dia denagn wajah takjub, “Yang kamu maksud adalah orang-orang dari Howard’s Fruit?”
“Iya.” Robert Huo menganggukkan kepala.
Toko buah yang dioperasikan langsung Howard Xia terkenal dengan kualitas tinggi di seluruh provinsi. Tentu saja, harganya sedikit lebih mahal daripada toko biasa.
Jika benar-benar bisa memasukkan barang dari toko mereka, maka pasti bisa menang dari semua toko yang ada di sekitar.
Natalie Ning boleh merasa ragu-ragu kepada Robert Huo tidak dapat mengenal tokoh-tokoh besar, namun ia tidak akan meragukan keaslian dari kata-katanya.
“Kamu kenal dengan karyawan di tokonya atau Manajer toko? Bisa meminta mereka mengirimkan berapa banyak barang kepada kita?” Tanya Natalie Ning.
“Seharusnya terhitung sebagai Bos……mengenai berapa banyak barang, toko buah di rumah, aku rasa juga tidak memerlukan banyak, seharusnya ada sebanyak berapa yang kita butuhkan.” Kata Robert Huo.
Kalimat awal pertama, Natalie Ning tidak memasukkannya ke dalam hati hanya menganggap tokoh yang disebut dengan Bos itu mungkin adalah level Manajer toko.
Karena Robert Huo berkata dengan begitu yakin, bahkan dianggap sebagai percobaan terakhir kali, Natalie Ning juga menganggukkan kepala dan berkata: “Oke, kalau begitu coba kamu tanya.”
Sampai di Apotek, Natalie Ning masuk ke dalam untuk membeli obat, Robert Huo mengeluarkan hp, dan menelepon Howard Xia.
Sebelumnya Howard Xia memberikan sebuah kartu nama kepada dirinya, di atas kartu nama tersebut adalah nomor pribadi, orang yang bisa mendapatkan nomor telepon ini tidaklah banyak.
Hanya berdering sebentar, telepon tersebut langsung tersambung, terdengar suara Howard Xia yang sangat bersemangat itu, “Halo, dengan siapa ini?”
“Wakil ketua Xia, aku adalah Ro……Shawn Li.” Robert Hu terbiasa mengucap seperti demikian, hampir saja keceplosan.
“Wah, Tuan Li ya, hahaha, aku masih berpikir kapan hari ada jika ada kesempatan ingin mengajak kamu untuk pergi meminum teh bersama, tidak ku sangka malah kamu yang berinisiatif menelepon aku, kenapa, apakah sudah tidak betah lagi kerja di Keluarga Ji sana? Satu kata dari kamu saja, aku akan mengatur posisi untuk kapan kapan saja.” Kata Howard Xia.
Sejak memberikan posisi Representatif komersial kepada Nova Ji, Howard Xia pun tidak terlalu takut pada Keluarga Ji, dan menjadi lebih berani dalam merebut orang berbakat seperti Robert Huo.
Kalau dulu, dia tidak berani mengatakan kata-kata seperti ini dengan terang-terangan.
Robert Huo tersenyum, dan berkata: “Kantor masih oke, baru saja dipromosikan menjadi Asisten GM, sepertinya di dalam waktu dekat tidak bisa membantu Wakil Ketua Xia.”
“Dipromosikan? " Howard Xia sambil menepuk bibirnya, dengan nada sedikit menyesal ia berkata: “Jika dari awal aku tahu akan seperti ini pasti sudah tidak mau memuji kamu, membiarkan mereka menjadi orang yang mengenali orang berbakat, hati aku ini merasa tidak enak!”
Di dalam mata Howard Xia, Robert Huo jelas merupakan talenta yang sangat berbakat, siapapun yang bisa memiliki Asisten seperti itu, pasti akan sangat membantu karirnya.
Sebelumnya ia langsung memuji Robert Huo di depan Nova Ji dan Charles Ji, karena dia menghargai orang berbakat seperti dia, tidak ingin membiarkan seseorang yang begitu berbakat jatuh ke dunia fana, menjadi orang biasa.
Dan sekarang, Howard Xia juga benar-benar menyesal, dulu seharusnya tidak mengatakan banyak hal baik tentang Robert Huo, mending memarahi dia, lalu membiarkan orang Keluarga Ji memecat dia, sehingga dirinya bisa merekrutnya.
“Wakil Ketua Xia bercanda saja, bisa dari sebuah kios kecil di tepi jalan, sampai perusahaan dengan skala miliaran, dan tanpa partisipasi pemilik modal, kehebatan seperti ini, mana mungkin membutuhkan bantuan dari orang lain.” Robert Huo berkata dengan benar-benar sangat mengaguminya.
“Kalau ini aku memang tidak rendah hati.” Kata Howard Xia sambil tertawa.
Mereka berdua yang sambil ngobrol ini, terlihat seperti teman yang sudah kenal dengan lama.
Robert Huo benar-benar kagum dengan Raja buah ini, dan Howard Xia juga sangat suka dengan anak muda yang tidak merendahkan diri dan tidak sombong ini, mereka bisa dikatakan sangat cocok.
“Kalau kamu mencari aku bukan karena masalah mengundurkan diri, kamu bukan ingin mentraktir aku makan kan? Jika kamu benar-benar ingin kemari, malam ini aku ada waktu luang.” Kata Howard Xia.
“Traktir makan itu gampang saja, beberapa hari lagi acara Negosiasi Dewan Perdagangan akan dimulai, nanti aku pasti hadir, tapi hari ini, sebenarnya aku ingin meminta bantuan Wakil Ketua Xia secara khusus.” Kata Robert Huo.
“Kamu katakan saja.”
"Ayah mertuaku membuka sebuah toko buah, baru-baru ini, kebun setempat hancur total akibat tanah longsor, sifat dia juga lebih konservatif dan takut ditipu saat membeli barang dari sumber yang tidak dikenalnya, jadi sekarang karena dia tidak bisa memasukkan buah dengan kualitas yang baik, usahanya pun sangat suram, Wakil Ketua Xia merupakan pemain hebat di bidang ini, bisakah mengirim sedikit barang untuk membantu kami?”
“Aku kira ada masalah besar apa, hal kecil seperti ini tidak termasuk bantuan apa-apa, aku ingin mengambil sedikit utang budi dari kamu aja tidak bisa.” Howard Xia berkata dengan nada yang sangat menyesal, lalu ia berkata: “Baiklah, serahkan kepada aku saja, kamu nanti kirim alamatnya ke hp aku, akan diantar dalam waktu 1 jam!”
“Tidak peduli seberapa besar atau kecil masalahnya, masalah ini tetap sudah berutang budi kepada Wakil Ketua Xia, aku berterima kasih terlebih dahulu kepada Wakil Ketua Xia.” Robert Huo berkata sambil tersenyum.
Howard Xia juga merupakan orang yang terus terang, mereka berdua sangat cocok, lalu mengobrol sebentar, setelah Natalie Ning keluar, baru menutup telepon.
Melihat Robert Huo sedang mengetik sesuatu di layar hp, Natalie Ning berjalan kemari dan bertanya: “Sudah menemukan orangnya?”
“Sudah, 1 jam kemudian barang akan di antar.” Robert Huo menjawab.
" Apakah saja yang diantar? Ada kurma manis tidak? Orang-orang di sekitar sini sangat suka makan kurma." Kata Natalie Ning.
“Aku tidak bertanya ada buah apa saja, tapi sesuatu yang ditangani olehnya kamu tenang saja, seharusnya ada semuanya” Kata Robert Huo.
Howard Xia bisa mengoperasi bisnisnya sampai begitu besar, kalau hal kecil seperti ini saja bisa terjadi masalah, maka sudah terlalu tidak sesuai dengan level dia.
Melihat Robert Huo berkata dengan begitu yakin, Natalie Ning juga tidak enak untuk terus bertanya, biarpun dia merasa Robert Huo tidak bertanya dengan detil ada buah apa saja, sudah bersikap sedikit ceroboh.
Tapi dia di bawah situasi seperti ini, masih ingin membantu untuk menangani masalah di rumah, sudah sangat bagus.
Ketika keduanya kembali ke toko buah dengan berdampingan, Ardi Ning sudah masuk ke dalam rumah, dan dari jauh sudah bisa mendengarkan Gaby menghiburnya sampai dia tertawa dengan keras.
Dan Cornelia Deng berdiri di depan pintu sambil menunggu, Natalie Ning hendak ingin maju untuk menceritakan hal baik tentang Robert Huo, agar dia memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam rumah, Cornelia Deng pun menarik tangannya, melihat ke kiri dan kanan, lalu menghelakan nafas, berkata: “Terlihat lebih kurus, kamu ini, beberapa tahun baru pulang sekali, kejam sekali.”
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaUnplanned Marriage
MargeryTakdir Raja Perang
Brama aditioThat Night
Star AngelPergilah Suamiku
DanisInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li