Inventing A Millionaire - Bab 116 Stella Yue Menghilang
Hari berlalu seperti itu, tibalah malam jumat, langit mendung. Tidak lama setelah Robert Huo pulang kerja, hujan pun mulai turun.
Dia baru saja masuk, Gaby pun berlari kearahnya, bertanya: “Ayah, apa kamu benar-benar tidak akan pergi kerumah bibi Gu lagi?”
“Mengapa tiba-tiba menanyakan hal ini?” tanya Robert Huo.
“Karena Stella Yue akhir-akhir ini sering menanyakan hal ini padaku, kapan ayah akan pergi dan memasakkan masakan enak untuknya. Tadi sore saat pulang sekolah. Bibi Gu juga tidak menjemputnya, aku rasa dia sangat sedih.” Ujar Gaby.
Natalie Ning kemudian berbalik dari depan komputernya, dan mengatakan: “Freya Gu sepertinya terlambat menjemputnya karena kelas dansanya sana sangat sibuk, dia sudah menghubungi pihak sekolah.”
Robert Huo kemudian menyahut, dia lantas berjongkok dan mengelus kepala putri kecilnya, dan mengatakan: “Kita tidak sembarangn bertamu kerumah orang, kita hanya bisa pergi jika kita diundang.”
“Stella Yue sudah mengundangmu!” jawab Gaby.
“Tetapi ibunya tidak.” Jawab Robert Huo.
Wajah Gaby kelihatan sangat tidak senang. Robert Huo kemudian melihat Natalie Ning, melihat wanita itu juga memperlihatkan ekspresi tidak berdaya.
Robert Huo tahu kalau hubungan keduanya sangat baik, dan mampu memahami perasaan putrinya, bagi anak-anak. Teman sepermainan mereka saat disekolah, adalah orang yang paling dekat dengan mereka diluar kedua orang tua mereka.
Selesai makan, Natalie Ning kemudian mengawasi putrinya mengerjakan tugas sekolahnya, Robert Huo duduk di meja komputer dan membantu wanita itu melakukan promosinya.
Baru duduk selama dua menit, kepalanya tiba-tiba saja dibasahi oleh tetesan air.
Dia mengangkat wajahnya, ternyata air hujan merembes diatas sana.
Natalie Ning segera mendekat dengan ember, dan mengomel: “Waktu itu sudah meminta Eugene Ning untuk mencarikan orang memperbaikinya, baru berapa lama sejak saat itu, sekarang sudah bocor lagi, benar-benar tidak bisa diandalkan! Lain kali jika bertemu dengannya, aku pasti akan memarahinya!”
“Atap yang bocor akan sangat sulit diperbaiki, daripada menyalahkannya, lebih baik kita cepat beli rumah baru.” Ujar Robert Huo.
Akhir-akhir ini bisnis toko Taobao mereka cukup lancar, setiap hari margin keuntungan mereka mencapai RMB 10.000, hanya dalam beberapa minggu, didalam akun mereka sudah ada begitu banyak uang.
Berdasarkan pemikiran Robert Huo. Rumah disebelah tenggara kota akan menjadi pilihan terbaik.
Sekarang harga rumah sangat murah, satu unit rumah dengan tiga kamar dengan luas area seratus lebih m2, hanya dikisaran harga RMB 1000.000.
Bagi orang biasa, kredit rumah sebesar RMB 700.000, mungkin termasuk cukup besar. Tapi bagi Robert Huo, ini sama sekali bukan apa-apa.
Karena kebocorannya sudah terlalu besar, ditambah lagi dua wanita kesayangannya juga harus merasakan penderitaan ini, kalau tidak tinggal menunggu dua bulan lagi, membeli rumah dengan cash juga bukan mimpi lagi.
Natalie Ning juga tidak menolak gagasan ini, dalam hal ini mereka memiliki pemikiran yang sama, jika sudah memiliki uang yang pertama mereka lakukan adalah membeli rumah, sisa pemuasan nafsu yang lain akan di kesampingkan.
“Nanti haruskah kita mencari informasi dari kakak Fang? Dia adalah bos perumahan, pasti dia mengenal banyak orang dalam, setidaknya harganya bisa lebih murah.” Natalie Ning mencoba memberikan saran.
Sementara Robert Huo berpikir, beberapa tahun belakangan ini saudaranya sendiri tidak bisa diandalkan, bukankah mencari orang yang dikenal malah akan semakin mudah terjebak. Tetapi Fernaldy Fang juga bukan orang yang buruk, dan cara pemikiran Natalie Ning termasuk lebih sederhana, jika menolak ide wanita ini untuk mencari kenalan, mungkin saja dia tidak akan senang untuk waktu yang cukup lama.
Jika bisa sedikit lebih hemat. Dan juga membuat istri senang, mengapa dia tidak melakukannya?
“Kalau begitu besok boleh menghubunginya, setelah Gaby kembali dari les, kita pergi melihat rumahnya dulu.” Ujar Robert Huo.
“Aku juga mau ikut! Aku juga mau ikut!” Gaby berteriak dengan sangat keras.
“Baiklah, setelah selesai les, kita pergi bersama.” Ujar Robert Huo sambil tertawa.
“Dia harus les dibeberapa tempat, kita mana ada waktu untuk melihat lebih banyak rumah, kamu juga sudah terlalu menuruti keinginannya!” ujar Natalie Ning dengan tidak senang, sebenarnya mata wanita itu sudah membentuk satu garis karena terlalu senang.
Banyak sekali orang yang menganut paham laki-laki lebih berkuasa dari wanita, tapi suaminya bukan salah satu diantaranya, malah sebaliknya pria ini sangat memanjakan putrinya, hal ini membuat Natalie Ning merasa sangat bahagia.
Karena itu, mereka sekeluarga membuat diskusi singkat untuk rencana besok.
Setelah Gaby menyelesaikan pekerjaan rumahnya, dia tetap melakukan aktifitas seperti mencuci muka, dan tidur.
Hujan diluar sana semakin deras, setelah fajar. Robert Huo bangun kemudian membuang air yang ada didalam ember. Ketika kembali, dia kemudian mengambil handuk dan meletakkannya dibawah ember, agar suara bising tidak mengganggu tidur dua wanita kesayangannya.
Baru menyelesaikan semua ini, dia menyadari kalau Natalie Ning juga sudah terbangun. Wanita itu berdiri disamping pintu kamar dan melihatnya sambil tersenyum.
“Tidak tidur, apa yang lucu?” tanya Robert Huo.
“Melihat suamiku sangat memperhatikan kehidupanku dan putriku.” Jawab Natalie Ning sambil tersenyum.
“Sudah selesai nontonnya?”
“Sekarang sudah selesai, tapi kedepannya aku masih ingin menontonnya.”
Mendengar hal ini Robert Huo merasa sakit kepala, wanita ini tiba-tiba saja mahir merayu, bagaimana mungkin dia sanggup menahannya!
Disaat itu, terdengar ketukan di pintu mereka.
Robert Huo segera melihat kearah jam dinding, sekarang sudah jam 2.30, siapa yang bisa datang di jam seperti ini?
Natalie Ning cukup penakut. Karena takut wanita itu lantas menarik tangan pria itu, dan mengatakan: “Tanya dulu siapa, jangan-jangan perampok.”
“Hujan sederas ini, malam sudah selarut ini, benar-benar professional sekali bukan?” Robert Huo tersenyum bercanda pada wanita itu, tetapi dia juga bertanya: “Siapa ya?”
Diluar terdengar suara gemetar: “Aku……”
Suara ini terdengar sangat tidak asing, tapi sesaat mereka tidak bisa mengingat siapa pemilik suara tersebut, untung saja dalam hal ini Natalie Ning lebih baik dari pria itu. Dia segera bisa mengetahui pemilik suara ini: “Sepertinya ini suara nona Gu.”
“Freya Gu?” Robert Huo kemudian mendekati pintu dan membukanya, ternyata memang Freya Gu yang berdiri disana.
Sekujur tubuhnya basah karena air hujan, kakinya juga penuh lumpur, sepertinya dia kabur dengan sangat buru-buru.
Angin dingin kemudian bertiup, membuat wanita itu gemetar hebat.
Natalie Ning segera mengatakan: “Benar-benar nona Gu ya, cepat masuk, cepat masuk! Mengapa kamu sampai basah kuyup seperti ini?”
Freya Gu tidak masuk, dia melihat Natalie Ning, kemudian melihat Robert Huo, wajahnya terlihat khawatir dan bertanya: “Apa kalian melihat putriku?”
“Stella Yue? Tidak.” Natalie Ning kemudian menggelengkan kepalanya.
Robert Huo melihat ada yang tidak beres, dia lantas mengerutkan keningnya: “Apa, malam-malam begini dia kabur?”
“Bukan, aku tidak menemukannya disekolah, dan ibu gurunya mengatakan kalau dia sudah pulang sendiri. Tapi setelah aku mencarinya sampai sekarang, aku masih belum berhasil menemukannya!” wanita itu kembali melihat Natalie Ning, Freya Gu kemudian menggigit bibirnya. Mengatakan: “Aku pikir dia bisa datang kesini, mencari Li…… mencari Gaby.”
“Kamu masuk dulu.” Robert Huo menjulurkan tangannya dan menarik wanita itu masuk, kemudian menutup pintu.
Pintu membuat suara hujan teredam, sedikit membuat Freya Gu merasa lebih nyaman. Natalie Ning segera mengambilkan handuk untuk melap air hujan di tubuh Freya Gu.
Robert Huo kemudian bertanya tentang situasi itu, dia baru tahu, di tempat les dansanya hari ini juga ada orang tua murid yang terlambat datang menjemput anaknya, dan wanita ini sangat bertanggung jawab. Oleh karena itu dia menunggu sampai jam 7 malam, setelah orang tua anak itu datang wanita itu baru beranjak.
Pada akhirnya setelah sampai sekolah dia menyadari kalau anaknya telah menghilang, dia menghubungi gurunya, dan gurunya mengatakan kalau putrinya jam 6.30 sudah jalan kaki pulang sendiri.
Sebenarnya dia ingin mengantarkan anak itu. Tetapi Stella Yue bersikeras ingin pulang sendiri dan mengatakan kalau dia hapal jalan pulang rumah.
Dia melihat anak itu naik bus umum dengan mata kepalanya sendiri, setelah itu dia pun meninggalkannya.
Freya Gu dengan sangat ketakutan, segera kembali ke kelas dansanya, tetapi dia tetap tidak menemukan putrinya.
Sejak pindah dari rumah suaminya, mereka berdua selalu tinggal di kelas dansa yang disewanya, bisa disimpulkan, Stella Yue sudah seharusnya kembali kesana.
“Apa kamu sudah mencarinya di rumah yang dulu?” tanya Robert Huo.
“Sudah, tapi tidak ada. Aku sudah mencarinya disemua tempat yang mungkin akan dikunjunginya, karena aku tidak berhasil menemukannya, aku pun berpikir mungkin dia datang kesini……” mengatakannya Freya Gu tidak bisa membendung air matanya: “Salahku, tidak seharusnya aku menjemputnya selarut itu, dia pasti sudah diculik orang jahat!”
“Jangan pesimis dulu, mungkin dia tersesat, apa kamu sudah menghubungi pihak kepolisian?” tanya Robert Huo.
“Aku sudah melaporkannya, tapi mereka mengatakan waktu untuk pembuatan laporan masih belum cukup, jadi tidak bisa, mereka memintaku untuk mencarinya terlbih dahulu.” Ujar Freya Gu, sambil menangis: “Tapi tidak peduli sekeras apapun usahaku aku tetap tidak berhasil menemukannya!”
“Jangan takut, Natalie Ning, kamu buatkan air hangat untuk Freya Gu, setelah itu ganti baju, agar dia tidak sampai masuk angin, aku akan menelepon sebentar.” Ujar Robert Huo.
“Baik, nona Gu, ayo ikut aku.” Ujar Natalie Ning.
Tetapi, Freya Gu sama sekali tidak ingin pergi kemana pun, dia datang untuk mencari putrinya, sekarang hatinya sangat gelisah. Meskipun diantara dia dan Robert Huo tidak terjadi apapun, tetapi dia merasa kalau purtinya sepertinya sangat menyukai pria ini, dan seolah-olah seperti menemukan sosok ayah ada pria ini, ini adalah sebuah kerugian bagi Natalie Ning.
Jika bukan karena dia tidak berhasil menemukan anaknya, mana mungkin dia mau datang.
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiHabis Cerai Nikah Lagi
GibranCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoKing Of Red Sea
Hideo TakashiMy Enchanting Guy
Bryan WuInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li