Inventing A Millionaire - Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
Wanita muda itu memakai cincin berlian besar dengan 1,3 karat di tangan, tapi masih memasang wajah yang tidak puas berkata, “Kecil sekali, sama sekali tidak bagus. Sayang, aku mau yang lebih besar lagi.”
Pria tua yang tengah merangkul pinggangnya dengan usia kira-kira lima puluh tahun pun berkata dengan murah hati. “Boleh, kamu boleh bebas memilihnya! Cincin berlian memang harus beli yang lebih besar. Cincin berlian yang begitu kecil bukankah sangat memalukan.”
Meskipun ucapannya tidak menunjuk kepada siapapun, tapi ucapannya ini membuat wajah sepasang kekasih muda itu agak memerah, lalu mereka pun buru-buru pergi meninggalkan tempat setelah membayarnya.
Tampang mereka yang buru-buru membuat sepasang suami tua istri muda itu semakin merasa unggul.
Di saat yang sama, Robert Huo juga sudah selesai memilih cincin berlian yang ia inginkan, yaitu sepasang cincin pernikahan dengan berat 1,5 karat. Meskipun berat karatnya tidak begitu menakjubkan, tapi model cincinnya masih sangat baru.
“Tuan, selera Anda bagus sekali. Ini adalah model terbaru yang baru dirancang oleh Direktur Desain yang kita undang dari luar negeri!” ujar sales dengan hormat.
Mau baru atau bukan tak apa-apa, yang penting terlihat cantik. Bagi Robert Huo, hal yang disukai Natalie Ning lebih penting dari darimana Direktur Desain-nya berasal.
Dan ucapan sales itu membuat sepasang suami tua dan istri muda itu menoleh kemari.
Saat mereka melihat cincin berlian yang terletak di hadapan Robert Huo, mata wanita muda itu pun bersinar.
Model yang dipilih Robert Huo memang sangat menarik, wanita muda itu pun langsung menyukainya, lalu segera menarik lengan pria tua di sampingnya bertingkah lucu. “Sayang, aku juga mau model itu. Bolehkah kamu membelikannya untukku?”
“Boleh, boleh.” Pria tua itu menepuk punggung tangannya, lalu berkata kepada sales. “Mohon bawakan sepasang model cincin itu juga kepada kita.”
“Sungguh maaf sekali, setiap model cincin berlian di toko kami hanya ada satu, tidak ada model yang sama. Anda boleh mencoba model ini, ini juga berasal satu Direktur Desain yang sama.” ujar sales sambil mengambil model cincin berlian yang lain.
“Tidak mau! Aku mau yang model itu!” ujar wanita muda itu tidak terima.
“Toko macam apa ini, kita datang untuk memberi uang dan kita tidak dapat membeli barangnya? Memiliki banyak cabang di dalam negeri? Pelayanannya buruk sekali!” Pria itu langsung menegur sales itu, lalu memandang ke arah Robert Huo dan bersikap arogan berkata, “Anak muda, pacarku menyukai model ini. Kalau tidak, kamu pilih lagi yang lain. Demi membayar kerugianmu, aku kasih dua puluh ribu lagi untukmu dengan model ini.”
Harga sepasang cincin ini hanya memerlukan delapan puluh ribu RMB. Dua puluh ribu RMB sudah sama dengan seperempat harga cincin tersebut. Bagi pria tua ini, syarat yang ia tawar sudah cukup baik.
Dan Robert Huo meliriknya tak peduli, menggelengkan kepala berkata, “Maaf, aku sudah memilihnya.”
“Sayang, aku maunya cincin itu!” Wanita muda itu lagi-lagi menggoyangkan lengan pria tua itu.
Pria tua itu digoyangnya bagai sedang menaik kapal. Di saat yang sama, ia juga merasa malu karena dirinya ditolak Robert Huo, ia pun mendengus berkata. “Siapa yang bilang kamu sudah memilihnya, maka kamu yang memilikinya. Kamu juga belum bayar. Hei kamu, aku tambah lima puluh ribu RMB lagi untuk model ini. Segera bungkus itu untukku!”
Sales itu memandang Robert Huo dan pria tua itu dengan kesulitan. Secara adil, ia lebih ingin menjualkannya kepada Robert Huo. Sikap pria tua itu memang terlalu buruk, memasang gaya orang kaya boros yang tinggal mengambil uang untuk memukul orang.
Tapi toko perhiasan ini bukan ia yang mendirikannya. Di sekitarnya masih ada sales lain, jika ada orang yang melapornya kepada atasan, bilang ia membiarkan toko perhiasan kurang memperoleh penghasilan sebanyak lima puluh ribu RMB, ia mungkin saja akan langsung dipecat.
Seperti toko perhiasan pertama yang memiliki banyak cabang di dalam negeri ini, setiap karyawan memperoleh jaminannya sendiri. Penjualan mereka biasanya juga sangat baik, gaji tambah komisi kira-kira bisa mencapai puluhan ribu RMB.
Di kota yang seperti ini, perlakuan yang seperti ini sudah terhitung sangat baik. Siapa yang mau kehilangan pekerjaan ini.
Setelah ragu lama, sales itu memandang Robert Huo dengan rasa bersalah, lalu berkata. “Sungguh maaf sekali, Tuan. Kalau tidak….”
Robert Huo mengerti kesusahan para sales ini. Mereka tidak terus mementingkan uang, ada banyak waktu dimana mereka tidak bisa memutuskannya sendiri.
Jadi ia tidak bermaksud untuk menyusahkan sales itu dan hanya berkata, “Kamu tidak perlu meminta maaf. Beli barang harus ada yang mau membelinya dan persaingan yang adil. Kalau Tuan ini suka membeli barang dengan cara lelang, maka aku juga hanya bisa menemaninya. Begini saja, aku tambah enam puluh ribu.”
Sales dan pria tua itu termenung. Mereka tidak sangka Robert Huo bisanya tidak memilih mundur, bahkan ikut untuk menambah sejumlah uang yang lebih banyak.
Sebenarnya sales ini sangat bahagia. Lagi pula pelanggan menambah uang untuk membeli barang, maka komisinya juga akan ikut meningkat banyak. Apalagi nominal yang ditambah Robert Huo lebih banyak dari pria tua yang menyebalkan itu.
Untuk pria tua, ia pun memasang wajah penuh dendam memandang Robert Huo dan berkata dengan sinis. “Anak muda, kamu ini ingin melawanku dengan kemampuan finansial? Aku tidak tahu apakah kamu kuat melawanku atau tidak.”
“Kalau uangku tidak cukup, aku tentu akan langsung menyerah, tidak akan memaksa diri untuk berpura-pura.” ujar Robert Huo datar.
Ia bukanlah orang yang suka membanggakan kekayaan atau kemampuan finansial. Mau ia berada di Keluarga Huo, ia juga membuat orang mengalah karena tingkah lakunya. Saat berada di luar, selain mementingkan makanan, biasanya ia lebih suka memilih yang sederhana saja.
Sekarang dirinya terlahir kembali di tubuh Shawn Li. Semuanya harus dimulai dari awal lagi, dirinya pun tidak ada modal untuk membanggakan diri.
Tapi hari ini berbeda. Sepasang cincin berlian ini dipilih Robert Huo oleh Natalie Ning yang mewakili cinta mereka berdua.
Emas bisa dihitung, tapi tidak dengan cinta.
Tidak hanya ratusan ribu, mau jutaan lebih, Robert Huo juga rela mengeluarkannya.
Ucapannya membuat pria tua itu semakin suram. Pria tua itu tidak banyak cakap dan langsung mengeluarkan kartu ATM-nya menaruh di atas konter berkata. “Kartu ini ada lima ratus ribu. Kalau berani, kamu tawar lagi dengan harga yang lebih tinggi!”
Lima ratus ribu sudah bisa membeli cincin berlian besar di atas tiga karat lebih. Meskipun ini adalah toko perhiasan peringkat pertama dalam negeri, tapi jarang ada pelanggan yang begitu kaya.
Komisi toko perhiasan untuk setiap pembelian adalah dua persen. Komisi dari lima ratus ribu sama dengan sepuluh ribu!
Beberapa sales yang di samping juga mengirim tatapan penuh iri. Pandangan mereka membuat suasana hati wanita muda itu meledak, lalu menggandeng lengan pria tua itu sambil memasang wajah arogan, berjinjit mendaratkan kecupan ringan di pipi pria tua itu dan memujinya. “Sayang, kamu hebat sekali!”
Saat ini, Robert Huo juga menaruh kartu ATM di atas konter dan berkata, “Aku kurang ingat berapa jumlahnya di dalam, tapi seharusnya cukup untuk membeli cincin ini. Begini saja, mau Tuan ini tawar berapa banyak, maka aku akan menambah sepuluh ribu darinya. Hingga ia tidak dapat menawar lagi, kamu boleh langsung menggesek kartu ATM-nya untuk membayar.”
Orang-orang di sana tercengang. Kelakuan orang kaya yang jarang terjadi pada biasanya membuat mereka merasa seru.
Diri sendiri punya uang atau tidak itu tidak penting, melihat orang kaya yang sedang berkelahi lebih menarik.
Wajah pria tua itu kurang enak dipandang. Baginya, lima ratus ribu itu bukan dua atau tiga RMB. Awalnya ia kira setelah mengeluarkan sejumlah uang ini, ia bisa menakuti anak muda yang berpakaian biasa dan sama sekali tidak mirip orang kaya ini mundur.
Tapi siapa yang menduga bahwa anak muda ini bisa-bisanya terus melawannya, sama sekali tidak ada niat untuk mundur.
Ia bisa mengeluarkan begitu banyak uang. Tapi hanya karena dirinya kesal dan menghabiskan sepuluh kali lipat dari harga awal untuk membeli cincin berlian ini, sepertinya agak tidak pantas.
Lagi pula wanita di sampingnya bukanlah istri sendiri, ia hanya wanita penghibur yang bisa ditinggalkan kapanpun setelah dirinya bosan.
Wanita muda itu sepertinya juga mengerti bahwa tidak baik untuk terus menambah uang. Ia pun mengerucutkan bibir berkata, “Memangnya mengeluarkan kartu ATM itu adalah orang kaya? Siapa yang tahu berapa sisa uang di dalamnya, jangan-jangan nominalnya tidak mencapai lima angka. Jangan bilang aku tidak memberi peringatan kepadamu, pria yang berpakaian murah ini sama sekali tidak mirip orang yang bisa membeli cincin seharga ratusan ribu. Jika kalian nanti menemukan kartunya tidak ada uang, jangan salahkan kita yang langsung melapor 315 untuk menuntut kalian menipu uang kita bersama orang lain!”
Setelah ia berkata seperti itu, banyak orang yang di dalam toko langsung melihat ke arah Robert Huo. Lebih pastinya adalah melihat gaya pakaiannya.
Dilihat dengan teliti, pakaian anak muda ini memang sangat biasa. Pakaian dan sepatunya sangat sederhana, bukanlah merk terkenal. Pergelangan tangannya juga tidak terpasang jam tangan, sama sekali tidak mirip dengan orang kaya.
Orang-orang mengatakan yang miskin main mobil, yang kaya main jam tangan. Orang kaya mana yang tidak memakai jam tangan seharga jutaan?
Bahkan sales itu juga ikut curiga dan memikirkan apakah ia harus membiarkan Robert Huo terus menawar lagi.
Kalau tidak, hingga akhir ia menawar sejumlah harga yang tinggi dan tidak mampu membayarnya, bukankah dirinya yang sial?
Orang yang memikirkan ini tidak hanya sales seorang, bahkan ada beberapa pelanggan yang berpikir seperti itu, curiga apakah ini adalah cara toko atau orang itu yang berlagak kaya.
Novel Terkait
Inventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li