Inventing A Millionaire - Bab 230 Pengikut
Investor yang tidak terhitung jumlahnya dibuat terkurung dengan penurunan harga yang drastis ini. Mereka tidak diberi peluang untuk melepas sahamnya.
Portofolionya sudah minus dalam, para investor tidak berani menjual saham United Industrial Corp dalam harga tinggi. Kerugiannya akan terlalu besar……
Dalam tiga hingga empat bulan terakhir, saham United Industrial Corp terus mengarah jatuh. Harganya per saat ini adalah dua belas koma tujuh yuan. Dengan grafik yang merah setiap harinya, bisa tidak menyentuh batas bawah pada hari-hari tertentu sudah terhitung luar biasa.
Saham yang hancur seperti ini bisa dipastikan sudah tidak memiliki bandar. Sebelum saham mengalami penurunan, mereka pasti telah menjual kepemilikannya dalam harga tinggi.
Soal kapan bandar baru akan masuk dan menaikkan harga, tidak ada seorang pun yang bisa memastikan. Ketika bersiap masuk, mereka sendiri juga tidak akan memberitahukan orang lain.
Grafik United Industrial Corp saat ini sepertinya tidak layak untuk diperhatikan. Seorang manajer investasi tidak akan tertarik padanya.
Tetapi, sudut bibir Robert Huo sedikit terangkat. Ia melihat pergerakan kecil yang cukup menarik.
Saat perdagangan tadi pagi dibuka, United Industrial Corp sempat memiliki tenaga untuk naik, namun kenaikannya hanya berakhir di persentase nol koma nol enam persen. Tengah hari, menjelang beristirahatnya perdagangan, harga saham itu juga naik dengan persentase serupa.
Pada pembukaan sesi sore, harga saham terhitung mengalami kenaikan nol koma nol enam persen sebanyak tiga kali. Tersembunyi di tengah grafik yang datar di bawah, kenaikan kecil ini tidak menarik perhatian mata.
Alasan Robert Huo memperhatikan kenaikan-kenaikan harga sebesar nol koma nol persen ini adalah karena dirinya pernah jadi bandar saham. Dulu, fluktuasi kenaikan dengan persentase ini adalah salah satu metode yang ia gunakan untuk menguji kekuatan naik saham.
Bertahun-tahun lalu, ketika baru bersentuhan dengan industri keuangan, si pria merasa pasar saham sangat menarik. Ia pernah menjadi investor ritel kecil yang modalnya tidak lebih dari seratus juta yuan, juga pernah jadi investor besar dengan modal lebih dari satu juta yuan. Selain nitu, menggunakan modal belasan juta, ia sempat mencoba jadi bandar.
Untuk emiten yang total kapitalisasi pasarnya mencapai puluhan miliar yuan, modal bandar sebesar belasan juta yuan tentu tidak terhitung banyak. Tetapi nyatanya, modal segitu sudah cukup untuk mempengaruhi pergerakan harga, yang kemudian menarik perhatian investor-investor kecil.
Pada naik turunnya saham, investor kecil juga punya komposisi terbesar.
Bandar saham yang cerdas tidak akan benar-benar mengendalikan perusahaan dengan membeli lima puluh satu persen saham.
Mereka hanya perlu memusatkan kekuatan. Beli cukup banyak saham dengan harga rendah, tarik naik seketika saat diperlukan, tahan harga pada angka yang tinggi, kemudian bekerja sama dengan perusahaan untuk merilis kabar baik yang besar atau pun kecil.
Melihat harga saham naik hingga mencapai batas atas, seperti halnya kucing yang mencium bau amis ikan, investor kecil akan datang membeli dengan penuh semangat. Keyakinan mereka terhadap kenaikan saham yang masih bisa berlanjut juga didasari oleh berita positif yang dirilis.
Setelah berhasil membesarkan modalnya dari seratus ribu yuan menjadi satu juta yuan, lalu melipatgandakan satu juta yuan jadi sepuluh juta yuan, kemudian mengubah sepuluh juta yuan jadi tiga ratus juta yuan, Robert Huo berhenti bermain saham.
Memang tidak ingin menjadi buaya besar di pasar saham, ia sempat mencoba jadi bandar hanya karena ingin mengetahui isi pikiran para bandar. Dengan begitu, ketika menghadapi kerepotan serupa, dirinya di kemudian hari tidak akan kewalahan dan kebingungan.
Selama bermain saham, Robert Huo memperoleh satu pengikut.
Secara tegas, dia sebenarnya tidak bisa dianggap pengikut. Dia hanyalah seorang pemuda yang bertemu dengannya ketika ia mengamati pergerakan harga saham di kantor bursa dan nyambung berbincang dengannya.
Ketika berkenalan dengan Robert Huo, pemuda bernama Timmy Wang ini baru saja lulus SMA.
Memutuskan jadi pengikut Robert Huo, Timmy Wang menyaksikannya menciptakan keajaiban secara terus-menerus. Ketika si pria memutuskan berhenti, dia duduk di tingkat dua kuliah.
Walau Robert Huo tidak pernah menyebut dirinya telah menerima seorang pengikut, Timmy Wang selalu bersikeras untuk memanggilnya guru. Itu karena dia tahu bahwa gurunya ini jauh lebih hebat dari siapa pun.
Berapa banyak orang yang bisa melipatgandakan modal seratus ribu yuan jadi tiga ratus juta yuan dalam dua tahun tanpa kekuatan luar apa pun?
Yang gurunya lakukan ini sudah bukan keajaiban, melainkan campur tangan dewa!
Dalam dua tahun terakhirnya, Robert Huo juga mempelajari hampir semua sarana finansial. Sebagai pemuda yang sangat cepat dalam belajar, Timmy Wang mampu mengikuti ritme cepatnya.
Ketika berhenti bermain saham, si pria memberikan modal seratus ribu yuan pada pengikutnya itu. Dengan bercanda, ia bilang bahwa jika dia bisa memperoleh tiga juta yuan dalam dua tahun seperti dirinya, dia akan secara resmi diterima sebagai pengikut.
Tiga tahun telah berlalu, Timmy Wang tidak pernah datang mencarinya. Sebaliknya, Robert Huo juga tidak pernah mengontak anak itu.
Namun sekarang, melihat kenaikan harga nol koma nol enam persen sebanyak tiga kali, Robert Huo tahu bahwa Timmy Wang masih bermanin saham.
Kelihatannya sudah cukup kuat ia sekarang, sudah bisa jadi bandar!
Berhubung bandar baru saham ini adalah muridnya, Robert Huo secara alamiah tahu apa tren selanjutnya.
Normalnya, tes kenaikan ini hanya dilakukan sekali hingga dua kali dalam sehari untuk mencegah investor lain membaca petunjuknya.
Hari ini sudah melakukannya tiga kali, Timmy Wang berarti yakin momennya sudah matang.
Dilihat dari grafik, upaya menaikkan harga sebesar nol koma nol enam persen tidak menemui kendala berarti. Jumlah lot yang dijual sangat sedikit, dan itu sangat membantu kenaikan.
Kalau begitu, jika masih menggunakan cara yang ia ajarkan, dalam sepuluh menit terakhir perdagangan hari ini, harga saham akan ditarik hingga batas atas! Tidak dibuat naik secara landai, kenaikan ini akan berjalan perlahan-lahan, jadi investor kecil punya kesempatan untuk masuk dan keluar. Bagaimana pun, Robert Huo dulu tidak mau menjadi bandar yang terlalu ganas. Ia masuk dunia saham hanya untuk memahami pola pikir bandar sekaligus bersenang-senang, jadi buat apa dirinya menjahili investor ritel dengan terlalu kejam?
Setelah memastikan grafik, Robert Huo langsung menunjuk saham United Industrial Corp dan bilang: “Aku pilih saham ini. Jika keberuntunganku baik, di sisa waktu ini dia bisa naik tajam. Jika kurang baik, berarti naik tajamnya besok.”
Joel Miao tidak merespon dan hanya memandang dua manajer investasinya. Ia tidak terlibat dalam urusan investasi saham, jadi biarlah yang terlibat yang memberi tanggapan.
Seorang manajer investasi memandang Robert Huo dengan ekspresi mengejek, kemudian berkomentar: “United Industrial Corp menderita kerugian besar karena masalah serius enam bulan lalu. Sejak masalah itu muncul, harga saham telah terpotong hingga satu pertiga dari harga puncaknya. Dengan penurunan yang tidak berhenti-berhenti selama empat bulan, kita bisa memastikan bahwa saham ini sudah tidak memiliki bandar. Jadi, harganya tidak berkemungkinan naik.”
Joel Miao mengangguk dan menatap Robert Huo lagi. Pria itu bertanya, “Kamu sudah dengar keterangan ahli. Yakin pilih saham ini?”
Yang ditanya mengangguk tegas, “Seratus persen yakin.”
“Tampaknya, tuan ini tidak memercayai kata-kataku. Berhubung kamu begitu punya kepercayaan diri, maka kita saksikan saja pergerakannya.” Manajer investasi tersenyum dingin.
Joel Miao duduk dengan kaki tegak. Nadya Feng dengan ramah menghampirinya, menyodorkan sebatang cerutu, dan membantunya menyalakan.
Bau cerutu memenuhi semua sudut ruang kerja si direktur utama. Tidak ada yang berbicara, hanya suara hembusan asap cerutu pria itu yang sesekali terdengar.
Di tengah hembusan asap, detik dan menit berlalu. Sembilan menit menjelang penutupan perdagangan sore ini, alis Robert Huo terangkat sedikit.
Berdasarkan perkiraannya, harga saham United Industrial Corp sekarang seharusnya sudah mulai gerak.
Tetapi sampai saat ini, perkiraannya belum juga terwujud.
Mengapa belum juga dinaikkan?
Mungkinkah Timmy Wang tidak lagi bermain saham?
Mungkinkah Timmy Wang sudah jadi bandar namun bukan di saham ini?
Mungkinkan tiga kali kenaikan harga sebesar nol koma nol enam persen tadi hanya kebetulan?
Tidak, pasti bukan kebetulan. Ah, semoga bukan!
Kepercayaan diri yang telah dilatih selama bertahun-tahun meyakinkan Robert Huo bahwa penilaiannya tidak mungkin salah.
Entah apakah menyadari perubahan raut Robert Huo, Joel Miao tiba-tiba mengajukan tawaran lagi: “Masih ada enam menit sebelum perdagangan tutup. Jika mau mengganti saham lain, kamu mungkin masih punya sedikit peluang untuk menang.”
Hati direktur utama pada akhirnya melembut. Ia tidak ingin melihat kandidat pertama yang diutus oleh mantan dosennya pergi dari kantor dengan rasa malu.
Tetapi, tanggapan yang ditanya membuat si penanya kesal.
“Tidak mau.” Jawaban Robert Huo singkat dan kuat.
Joel Miao mendengus dan tidak berbicara lagi.
Sudah diberi kesempatan tetapi tidak mau memanfaatkan, jangan salahkan aku jika tesmu hari ini berakhir menyedihkan!
Salah satu seorang manajer investasi mengejek: “Terkadang, kepercayaan diri yang berlebihan akan membuat seseorang jadi berpikiran sempit. Tidak semua hal harus menemui kegagalan dulu, baru kamu tersadar dan mengganti arah. Dengan pengalamannya yang sedikit, orang muda tidak bisa menghindari kesalahan. Asalkan bersedia mengoreksinya, ia masih punya kesempatan berhasil.”
Setelah dimarahi habis-habisan oleh Joel Miao, manajer investasi membutuhkan seseorang untuk melampiaskan amarah dan rasa tidak terimanya. Berhubung ada Robert Huo yang berinisiatif datang kemari, ia jelas akan menjadikannya sasaran.
Ia harus menginjak-injak pemuda ini untuk menonjolkan kehandalannya!
Robert Huo melirik pria itu dan membalas, “Apa yang kamu katakan tidak salah. Jika kamu terlalu percaya diri, kamu akan menjadi sombong.”
Kata-katanya diucapkan ulang dengan utuh, mana mungkin manajer investasi tidak mengerti maksud Robert Huo? Ini adalah ejekan balasan……
Jelas-jelas tidak mengerti apa-apa, begitu diberi masukan, kok kamu tidak mau dengar? Kamu adalah orang dengan wajah paling tebal yang pernah aku temui!
Manajer investasi itu membuang nafas panjang tanda pasrah. Begitu ia bersiap mengkritik Robert Huo lagi, rekannya tiba-tiba bertanya bingung: “Kok tiba-tiba naik ya?”
Novel Terkait
Inventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li