Inventing A Millionaire - Bab 70 Kerinduan Anak
"Plester yang diberikan oleh Nona Ning sangat efektif, sudah jauh lebih baik, sudah bisa berjalan lebih bebas.”
Kata Freya Gu sambil berjalan mengitari meja makan.
Walaupun dia terlihat normal, tetapi sesekalu alisnya berkerut, dan ini membuktikan bahwa pergelangan kakinya belum sepenuhnya sembuh.
Robert Huo dapat melihat bahwa dia mengatakan ini karena hatinya cemas.
Karena dia bisa memahami pikiran pihak lawan, jadi dia tidak banyak bicara, hanya berkata: “Baiklah, tapi walaupun kakimu sudah hampir baik, tapi obat penghilang sakit ini tetap dimakan dua hari lagi untuk menguatkannya. Selain itu, jangan mengangkat hal yang terlalu berat, kalau tidak nanti akan kambuh.
“Aku tahu.” Freya Gu mengangguk.
Pada saat ini, tiba-tiba Stella Yue berlari mendekat, dengan mengerutkan kening bertanya: “Paman Li, kedepannya kamu tidak datang lagi?”
Robert Huo mengangguk dan berkata: "Kaki ibumu sudah sembuh, jadi paman tidak datang lagi, Kamu harus mendengarkan ibumu di rumah, mengerti?"
"Tapi. Tapi ..." Stella Yue mengerutkan bibirnya, dan keningnya berkerut, ekspresi wajahnya tidak senang.
Freya Gu mendekat dan menariknya, dan berkata: “Paman Li sangat sibuk, tidak bisa selalu membantu kita, ucapkan selamat tinggal pada paman."
"Aku tidak ingin mengucapkan selamat tinggal!" Kata Stella Yue dengan suara sangat keras.
Freya Gu dengan canggung berkata: “Maaf, biasanya aku kurang perhatian pada anak ini .....”
“Tidak apa-apa, aku cukup menyukanya, kalau begitu, aku tidak mengganggu kalian lagi, sampai jumpa.” Setelah Robert Huo selesai berkata, dia menarik Gaby dan berjalan pergi.
Stella Yue melihat punggungnya yang pergi, tiba-tiba berteriak keras: "Paman Li!"
Dia berteriak sambil berlari menuju pintu.
Freya Gu Fei bergegas menghentikannya, Robert Huo menoleh, melihat Freya Gu dengan cepat menutup pintu.
Tapi gerakannya masih tidak cukup cepat, begitu pintu baru tertutup setengah, dia melihat gadis kecil dengan dua kuncir kuda mengerutkan bibirnya, dan menangis dengan keras.
"Aku ingin makan masakanmu!"
Anak itu menangis keras dari balik pintu.
Meskipun Freya Gu tepat waktu menutup pintu, tapi tidak sepenuhnya menutupi suaranya.
Stella Yue menangis dengan sangat sedih. Robert Huo dapat membayangkan bahwa dia sekarang seharusnya sedang memberontak, ingin keluar menemuinya.
Namun, Freya Gu pasti memeluknya dengan erat.
Karena wanita ini tidak akan mudah mempercayai orang lain.
"Paman! Paman, kembalilah kamu!" Teriak Stella Yue menanguis dengan keras.
Gaby mendongkak, menatap ayahnya, bibirnya berkerut, dia sepertinya ingin menangis, tetapi akhirnya tetap ditahannya.
Meskipun dia masih kecil, tapi dia sangat pengertian, tahu kapan harus berbicara kapan tidak seharusnya berbicara.
Dia menunduk menatap putrinya yang sedih karena teman kecilnya, Robert Huo sedikit menghela nafas dan berkata: "Ayo kita pergi."
Gaby menjawab ‘o’ dengan pelan, menundukkan kepalanya dan menggandeng tangan Robert Huo dan berjalan menuruni tangga.
Terdengar suara kaki di dalam rumah, dan membuat Stella Yue menangis semakin keras.
Di balik pintu kamar, sama seperti yang diperkirakan Robert Huo, Freya Gu memeluk erat Stella Yue, bersikeras tidak membiarkannya membuka pintu dan berjalan keluar.
Dia tidak menegur putrinya karena keributannya. Karena dia tahu bahwa putrinya terlalu kurang akan kasih sayang seorang ayah.
Jarang bertemu pria yang benar-benar membantu mereka, tentu saja anak kecil akan dengan mudah bergantung padanya.
Jangankan anak kecil, bahkan dirinya juga seperti itu.
Semakin dia tahu bahwa Robert Huo adalah orang baik, semakin Freya Gu tidak berani berhubungan dengan dia, dia takut dirinya akan terjebak sama seperti anak kecil.
Walaupun hanya sedikit pemikiran, itu tidak seharusnya ada!
"Stella, bisakah jangan menangis lagi? Ibu akan membuatkan makanan enak untukmu.” Drea Gu berkata dengan lembut.
"Tidak mau! Tidak mau! Aku tidak mau!" Stella Yue berusaha untuk memberontak dan meraih gagang pintu: “Aku mau Paman Li! Aku tidak mau dia pergi!”
Freya Gu semakin erat memeluknya, nada suaranya masih tetap lembut: “Dia telah pergi, tidak akan kembali lagi. Tapi Ibu masih disini, Ibu akan menemanimu ...selamanya.”
Nada suaranya semakin lama semakin rendah, dan itu terdengar semakin menyedihkan.
Dia telah pergi dan tidak akan kembali lagi.
Tidak hanya membicarakan tentang Robert Huo, dulu saat Stella Yue melihat ayahnya dikremasi, juga pernah bertanya, Ayah pergi kemana?
Saat itu, Freya Gu juga mengucapkan kalimat ini.
Dia telah pergi ……
Dia tidak akan kembali lagi ...
Dia memeluk putrinya dengan erat, air mata mengalir turun, Freya Gu tidak tapi apa yang membuatnya sakit, apakah sedang menangisi nasibnya yang buruk?
Atau tiba-tiba tidak terbiasa karena tidak ada yang akan datang lagi?
Ibu dan putri terus seperti ini berpelukan di belakang pintu sambil menangis.
Sangat menyedihkan, seoalah-olah seluruh dunia telah meninggalkan mereka.
Robert Huo saat ini sudah turun tangga bersama Gaby.
Gaby menoleh dan menatap rumah Freya Gu, tiba-tiba bertanya: “Ayah, apakah mereka masih menangis?"
Robert Huo tidak menoleh ke belakang, hanya menggelengkan kepalanya, berkata: "Aku rasa seharusnya sudah tidak menangis lagi, Stella sama denganmu, sangat pemberani.”
Gaby menjawabnya singkat, menundukkan kepala, setelah beberapa saat, bertanya lagi: “Di masa depan jika kamu memasak sesuatu yang enak, bisakah aku membawakannya untuk dia?”
“Tentu saja.” Robert Huo mengangguk.
“Ayah adalah yang terbaik!” Kata Gaby dengan gembira, lalu menundukkan kepalanya, menoleh melihat lantai tiga, berkata: “Aku sungguh berharap dia memiliki ayah sama sepertiku.”
Kata-kata anak itu penuh dengan kepolosan, tetapi juga sangat tulus.
Tanpa niat apapun, dia mengatakan tentang apa yang paling hati mereka inginkan.
Kebaikan putrinya membuat Robert Huo semakin menyayanginya. Malaikat kecil seperti ini, betapa beruntungnya dia, dapat bertemu dengan dia dari ribuan orang yang ada.
"Dia akan ada.” Robert Huo menghiburnya.
"Benarkah? Kapan?"
"Aku tidak tahu, mungkin harus menunggu kamu makan sampai seperti Peppa Pig.”
"Aku tidak mau makan sampai seperti Peppa Pig!"
"Kalau begitu, apakah kamu ingin seperti George Pig? Itu tidak akan berhasil."
"Aku juga tidak akan menjadi seperti George Pig! Ayah jahat! Aku tidak peduli padamu!”
Robert Huo tertawa lebar, berhasil mengalihkan perhatian sang anak, saling bergandengan tangan menghadap matahari terakhir yang terbenam.
Karena tidak perlu membantu Freya Gu lagi, Robert Huo tidak lagi mengantar Gaby ke sekolah, dia langsung kembali ke perusahaan membantu Nova Ji menyelesaikan beberapa rencana pengembangan yang lebih rumit.
Apalagi minggu depan Nova Ji akan mengajaknya menghadiri diskusi Perwakilan Dewan Perdagangan, ini adalah penampilan pertama Nova Ji di Dewan Perdagangan. Jadi harus memberi kesan yang baik kepada berbagai perwakilan perusahaan terkemuka dari seluruh dunia.
Masalah ini sangat penting bagi Nova Ji, dan dia ingin membuat beberapa rencana yang lebih cemerlang.
Robert Huo sebagai Asisten GM, dan juga orang yang paling dia percayai dan hargai, tentu saja akan sibuk selama beberapa hari.
Jumat, Freya Gu turun dari bus dengan hati-hati,setelah istirahat beberapa hari, kakinya sudah jauh lebih baik. Walaupun sesekali masih terasa sakit, tapi tidak terlalu menyakitkan.
Ketika dia berjalan dengan perlahan ke gerbang sekolah, terdengar suara yang cukup riang: “Nona Gu, apakah kakimu sudah lebih baik?”
Freya Gu menoleh dan melihat Natalie Ning mengendarai sepeda listrik mndekat.
Meskipun alat transportasi yang dikendarainya sangat murahan, tapi Natalie Ning erlahir dengan kecantikan, mengendarai sepeda listrik tidak mempengaruhi kecepatan orang-orang jalanan yang menoleh ke arahnya.
Melihat wanita ini yang penampilannya tidak jauh berbeda darinya, tapi jelas siapa yang lebih ceria dan lebih bahagia, Freya Gu tiba-tiba merasa rendah diri, dan merasa kehilangan yang tidak dapat dijelaskan.
Karena Natalie Ning telah datang, itu berarti Robert Huo tidak akan datang menjemput anak-anak.
Apa yang dirinya katakan kemarin sepertinya telah menjadi kenyataan, dia tidak akan pernah kembali lagi.
Melihat Freya Gu yang terdiam, Natalie Ning bertanya dengan ragu: "Nona Gu, ada apa denganmu? Apakah kamu baik-baik saja?"
"Ah? Bukan apa-apa, hanya memikirkan sesuatu. Hari ini kamu yang menjemput anak?” Tanya Freya Gu, lalu wajahnya memerah, karena omongannya yang tidak masuk akal.
Natalie Ning adalah orang yang sangat baik, bahkan jika pihak lain mengajukan pertanyaan bodoh, dia tidak akan sengaja mempermalukannya.
“Pekerjaan Ayahnya anak-anak lebih sibuk, jadi aku yang datang, ngomong-ngomong kakimu sudah lebih baikan?” Tanya Natalie Ning.
"Sudah lebih baikan, terima kasih untuk plesternya, ini bekerja dengan sangat baik." Kata Freya Gu.
“Baguslah kalau begitu.” Natalie Ning mengangguk.
Gerbang sekolah terbuka dan anak-anak keluar dengan dipimpin oleh guru.
Gaby dan Stella Yue bergandenan tangan, dan berlari melompat mendekat.
“Ibu!” Gaby menghampiri dengan sangat senang.
Tetapi Stella Yue melihat ke kiri dan ke kanan, tidak menemukan orang yang ingin dia temui, jadi dia bertanya, "Apakah Paman Li tidak datang?"
Freya Gu sangat canggung, di depan istri orang lain, anaknya menanyakan keberadaan Paman Li.
“Stella, apakah buah yang kuberikan padamu beberapa hari yang lalu enak?” Tanya Natalie Ning tersenyum.
“Enak!” Aku Stella Yue, dan bertanya lagi: “Bibi Ning, Apakah Paman Li tidak datang menjemput Gaby?”
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangPerjalanan Selingkuh
LindaPernikahan Kontrak
JennyStep by Step
LeksCantik Terlihat Jelek
SherinUnlimited Love
Ester GohMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeLove at First Sight
Laura VanessaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li