Inventing A Millionaire - Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
Walaupun sikap CEO Huang ini terlihat jelas lebih ramah terhadap Robert Huo dibandingkan terhadap dirinya yang merupakan seorang GM, namun Nova Ji tidak merasa tidak senang.
Dia dapat berdiri di sini karena semua inisiatif Robert Huo, tanpa dia, dirinya kini sudah berada dalam perjalanan pulang.
Terlebih lagi, Robert Huo ternyata langsung membalas Leon Sang pada akhir negosiasi, hal yang berada di luar dugaannya adalah, hal ini bahkan membuatanya merasakan kesenangan yang berbeda.
Serangan Leon Sang yang sebelumnya sudah membuat Nova Ji merasa sangat kesal dan takut.
Ketika melihat orang itu kini berakhir seperti ini, dia tentu saja merasa senang.
Anggota-anggota Dewan Perdagangan terus pergi, Leon Sang juga tidak menetap terlalu lama.
Sebelum melangkah pergi, dia menatap tajam Robert Huo, lalu berbicara dengan sikap kejam,”Tunggu saja kamu!”
Robert Huo pun hanya mengabaikan ucapan kejam yang sudah bosan dia dengar ini.
Seorang CEO dengan aset miliyaran rupiah menuturkan kata-kata kejam yang tidak jauh berbeda dengan ucapan para gangster jalanan, pantas saja Luyao Chemicals terus mengalami kemunduran setiap tahunnya.
“Ayo pergi juga. Kita tidak boleh membuat semua orang menunggu kita berdua saja,”ucap Robert Huo.
“Baik.” Nova Ji pegi meninggalkan ruang pertemuan bersama dengannya, di tengah perjalanan mereka menuju ke lantai enam belas, dia sudah benar-benar tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi, jadi dia pun bertanya,”Bagaimana kamu bisa mengetahui permasalahan Luyao Chemicals?”
“Apakah kamu percaya jika itu hanyalah sebuah rumor?” Tanya Robert Huo.
Nova Ji menatapnya, setelah beberapa saat berlalu, dia berkata,”Jika kamu menjawabnya dengan serius, aku akan mempercayainya.”
Robert Huo tertawa dan menjawab,”Aku serius.”
Robert Huo sebelumnya hampir pernah membangun koneksi bisnis dengan Luyao Chemicals, dia hanya mendapat kabar bahwa kualitas produk perusahaan kimia yang satu ini tidak terlalu bagus, sehingga dia pun mencari perusahaan lainnya.
Namun Robert Huo selalu memperhatikan segala jenis kabar yang bersangkutan dengan pihak yang bekerja sama dengannya ataupun pihak lawannya.
Dia memang hanya mendengar rumor bahwa pekerja teknisi Luyao Chemicals direbut pergi, namun kabar tersebut langsung menghilang dalam sekejap, semua posting dihapus dengan sebersih mungkin.
Pada saat itu, Robert Huo sedang berada pada masa kejayaannya, dia tidak terlalu memperhatikan permasalahan perusahaan yang tidak bekerja sama dengannya.
Hari ini, dia pun tiba-tiba teringat kembali akan kabar yang dia dapatkan beberapa tahun yang lalu.
Sepanjang konferensi yang berjalan selama tiga jam, Robert Huo mencari semua berita terbaru mengenai produk Luyao Chemicals selama beberapa tahun ini.
Dia kemudian menyadari bahwa produk Luyao Chemicals sudah mengalami tiga kali penyesuaian dalam jangka waktu tiga tahun, namun komentar dari setiap jenis produk yang berkembang tetap saja sangat buruk.
Banyak perusahaan kecil yang bekerja sama dengannya berkata bahwa produknya tidak mengalami perbedaan dibandingkan dengan produk beberapa tahun yang lalu, tidak tahu perkembangan apa yang sebenarnya dilakukan.
Setelah menggabungkan semua kabar ini, Robert Huo menilai bahwa informasi mengenai pekerja teknisi Luyao Chemicals yang direbut pergi itu adalah sungguhan, ditambah lagi dengan sifat Leon Sang, dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mungkin menghabiskan uang yang sudah dia dapatkan untuk merekrut kembali pekerja teknisi yang sangat ahli.
Leon Sang sendiri mungkin merasa puas terhadap dirinya sendiri. Mungkin juga belum sempat mencelakai orang lain, namun Robert Huo sudah menggunakan hal ini untuk menekannya mati-matian.
Robert Huo memilih Leon Sang sebagai targetnya hanya karena dia sudah melihat keserakahan dan kesepelean dari tatapan para CEO itu.
Dia tahu jelas bahwa para kaum elit di dunia bisnis ini benar-benar sangat kejam, Robert Huo tergolong memiliki alasan yang cukup masuk akal ketika memilih dirinya.
Mengenai peringatan Oscar Kang, Robert Huo juga tidak terlalu keberatan.
Pria tua itu terlihat paham menilai mana yang benar dan tidak, dia tidak akan mungkin sengaja mempersulit Nova Ji karena hal ini.
Dia bukannya memperingati Nova Ji dan Robert Huo, tetapi memperingatkan semua orang untuk tidak mencari kesalahan orang yang membuat mereka merasa tidak senang hanya untuk menekan mereka.
Dewan Perdagangan adalah tempat dimana persatuan adalah hal yang paling diutamakan.
Sambil berbincang, mereka berdua pun akhirnya tiba di aula lantai enam belas.
Karena orang yang hadir adalah para sosok hebat, maka peraturannya tentu saja juga sangat tinggi, bahkan Nova Ji juga jarang sekali menghadiri acara pesta seperti ini.
Mengenai Robert Huo, tingkatan acara seperti ini sepertinya sedikit terlalu rendah untuk seorang Tuan Muda Besar Huo.
Semua anggota Dewan Perdagangan berkumpul bersama, makan dan berbincang, banyak orang yang tidak memiliki urusan lain berinisiatif untuk berbincang dengan Nova Ji, bahkan tidak sedikit orang datang untuk mengajak Robert Huo bersulang.
Pesta malam konferensi yang pertama pun berjalan dengan sangat baik dan harmonis.
Setelah Howard Xia mengantar Oscar Kang naik ke mobil, dia pun kembali untuk menemani Nova JI dan Robert Huo berkenalan.
Dengan bantuan tuntunannya, ditambah dengan penampilan yang cukup baik dari mereka berdua saat konferensi tadi, maka proses berkenalan lebih mendalam lagi tidak akan menjadi masalah.
Bruce Huang juga masih belum kehilangan kepercayaan diri, dia datang dan minum alkohol bersama dengan Robert Huo sejenak.
Dia juga tergolong sebagai sosok yang paling unik di tengah acara tersebut, orang lain menggenggam segelas angur merah, hanya dia sendiri yang menggoyangkan Maotai.
Komentar Howard Xia terhadap orang yang satu ini sangatlah sederhana,”Jadilah saudaranya atau lawannya, tidak ada diantaranya.”
Jika Bruce Huang mampu mempertahankan sifatnya yang “polos” di tengah lahan bisnis yang sangat licik ini, maka hal ini menjelaskan bahaw Bruce Huang tidak tidak berotak seperti sikap yang dia tampilkan, dengan kata lain, kemampuannya bahkan mungkin saja jauh lebih mengejutkan dibandingkan apa yang dipikirkan oleh orang lain.
Robert Huo sangat menyukai orang seperti dirinya ini, setidaknya berkomunikasi dengannya tidak perlu menghabiskan tenaga yang terlalu banyak.
Namun Howard Xia tidak menyukai Bruce Huang karena merasa bahwa dia terlalu emosional, tidak berpikiran panjang sedikitpun. Dia pasti akan mengalami masalah karena sifatnya ini suatu hari nanti.
Dalam menghadapi hal ini, Robert Huo lebih memilih untuk tidak berkomentar.
Dia sudah memikrikan kehidupan dengan sangat jelas, dalam waktu puluhan tahun yang singkat ini, tidak peduli apakah kamu adalah orang kaya ataupun orang biasa, tidak ada yang tahu ketidakterdugaan apa yang akan terjadi padamu di masa depan.
Jadi, pada saat masih hidup, hiduplah seperti orang yang kamu sendiri sukai adalah hal yang paling penting.
Jika tidak, setelah kamu mati, orang lain bahkan mungkin saja masih belum mengetahui dirimu yang sebenarnya.
Pesta malam berlangsung mulai dari pukul enam, acara terus berlangsung hingga pukul sepuluh lebih dan orang-orang baru mulai melangkah pergi.
Nova Ji minum sedikit terlalu banyak hari ini, terlihat jelas bahwa dia merasa sangat senang.
Dalam beberapa hari ini, alkohol sepertinya menjadi pelampiasannya setelah segala jenis tekanan menekannya selama beberapa hari ini.
Ketika acara dibubarkan, dia sudah mabuk hingga mulai linglung saat berjalan.
Robert Huo sedikit lebih baik dibandingkan dirinya, setidaknya masih bisa menuntunnya sambil berjalan menopang pada sisi dingin.
Dua pelayan wanita mengikuti mereka dari belakang dan bersiap-siap untuk menuntun mereka kapan saja, hal yang membuat mereka lebih terkejut lagi adalah, Robert Huo terlihat mabuk sangat berat, namun setiap kali hendak terjatuh, dia selalu saja kembali berdiri tegak.
Pria ini sepertinya juga tidak mudah jatuh pada saat mabuk.
Sampai saat masuk ke kamar, Robert Huo tidak pernah membiarkan kedua pelayan itu menuntunnya sekalipun.
Setelah menutup pintunya, dia menuntun Nova Ji ke dalam kamar, membantunya melepaskan sepatunya, lalu memasukkannya ke dalam selimutnya.
Setelah meminum terlalu banyak alkohol, mulutnya terasa sangat kering, tubuhnya juga merasa seakan-akan hendak terbakar.
Robert Huo menuangkan segelas air, meminumnya habis, lalu berjalan linglung kembali ke kamarnya.
Untung saja dia masih bisa mempertahankan kesadarannya pada saat mabuk, setidaknya tahu di mana letak kamarnya.
Setelah beranjak ke atas tempat tidur, Robert Huo pun langsung tertidur tanpa melepas pakaiannya.
Setelah sepuluh menit berlalu, Nova Ji yang juga merasa haus berjalan keluar dari kamarnya, tidak tahu berapa barang yang sudah dia tabrak hingga akhirnya menemukan gelas.
Setelah meminum segelas air, dia pun kembali ke kamar dengan keadaan yang terlihat seakan-akan bisa terjatuh kapan saja.
Karena sudah terlalu mabuk, dia benar-benar tidak bisa membedakan kamarya, juga tidak mempunyai kekuatan untuk mempertimbangkan hal ini lagi.
Dia hanya sembarangan mendorong pintunya dan masuk, sebelum naik ke atas tempat tidur, dia bahkan sembarangan melepas pakaiannya dan masuk ke dalam selimut karena merasa tubuhnya terlalu panas.
Robert Huo yang berada dalam selimut yang sama dengannya itu secara samar menyadari sepertinya ada orang yang sedang berada di sampingnya, namun dia kini tidak menyadarinya dengan jelas, dia bahkan mengira bahwa dirinya sedang di rumah sehingga tidak menghiraukannya lagi.
Dengan demikianlah, mereka berdua tidur di atas satu tempat tidur yang sama karena kebetulan.
Keesokan pagi harinya, Robert Huo terbangun dengan kepala yang masih terasa sedikit pusing.
Walaupun kadar alkohol anggur merah tidak setinggi rum putih, namun efek sampingnya cukup kuat. Ditambah dengan Bruce Huang yang kemudian datang dan mengajaknya untuk meminum dua gelas Maotai, efeknya pun terasa smakin berat.
Setelah menepuk wajahnya, Robert Huo membuka selimutnya dan berencana untuk menggerakan tubuh, lalu menyikat giginya dan mencuci wajahnya.
Namun, ketika selimut di buka, dia melihat sebuah kaki panjang yang berkulit putih cerah.
Dia tercengang sejenak, melihat ke arah atas kakinya, lalu melihat rambut di atas bantal.
Nova Ji tidur pada sisinya sehingga wajahnya tidak terlihat, namun aroma yang memenuhi selimut itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa itu adalah seorang wanita.
Setelah mengucek matanya, Robert Huo pun berdiri tercengang cukup lama.
Pada saat tidur kemarin, dia tahu jelas bahwa dia sedang tidur sendirian, mengapa kini bertambah satu orang?
Dia perlahan berjalan ke sisi lainnya, setelah melihat wajah Nova Ji, Robert Huo pun tiba-tiba merasa merinding.
Sejak kapan wanita ini masuk?
Untung saja pakaian yang dia kenakan masih tergolong lengkap, selain dari jaket yang sudah terlepas tidak tahu sejak kapan di atas tempat tidurnya, semuanya masih berada dalam keadaan yang baik.
Hal ini membuktikan bahwa tidak ada yang terjadi di antara mereka berdua.
Setelah menghela nafas lega dalam hati, Robert Huo perlahan berjalan ke sisi pintu dan bersiap-siap untuk membuka pintu, lalu pergi.
Tidak tahu apakah karena suara benturan sandal terhadap permukaan lantai membangunkan Nova Ji, atau dia memang sudah terbangun sejak awal, namun pada saat Robert Huo baru saja menyentuh daun pintu, Nova Ji langsung membuka matanya.
Secara samar, dia melihat sebuah bayangan tubuh yang sedang bergoyang, rasa waspada yang muncul dalam hatinyapun langsung membuatnya terbangun dalam sekejap.
Setelah langsung terduduk, Nova Ji lansung berteria,”Siapa!”
Robert Huo juga ikut terkejut, dia berpaling lalu melihat Nova Ji yang hanya mengenakan pakaian dalam sedang duduk di sana.
Dia sepertinya masih belum menyadari kondisinya sendiri, setelah melihat jelas wajah Robert Huo, Nova Ji tercengang sejenak, ekspresi wajahnya kemudian menegang, lalu berkata,”Sejak kapan kamu masuk! Apa yang ingin kamu lakukan!”
Robert Huo tersenyum kusut, dia yang ingin bertanya sejak kapan kamu masuk.
Namun terlihat jelas bahwa ini bukanlah saat yang tepat untuk membahas semua ini, Robert Huo langsung berpaling dan berkata,”Kenakan pakaianmu terlebih dahulu.”
Nova Ji tercengang, lalu menunduk dan melirik dirinya, setelah beberapa detik berlalu, dia pun langsung berteriak tajam.
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyMy Goddes
Riski saputroCinta Yang Terlarang
MinnieAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaHis Second Chance
Derick HoRahasia Istriku
MahardikaTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li