Inventing A Millionaire - Bab 286 Minum-Minum
Hingga sekarang, Nova Ji bahkan tidak mengetahui sebenarnya ingatan pria ini sudah kembali atau belum.
Jika ia sudah teringat akan masa lalu, bagaimana mungkin ia masih bisa bekerja dengan begitu serius.
Entah bagaimanapun Nova Ji berpikir, ia sungguh tidak mengerti mengapa bisa muncul masalah seperti ini. Semua hal yang terjadi sepertinya agak berbeda dengan yang ia duga.
Hal ini membuatnya tiba-tiba ingin segera bertemu dengan Robert Huo, mengetahuinya dengan rinci, sebenarnya apa yang dipikirkan oleh pria ini.
Ia adalah orang yang tidak bisa menggangap suatu masalah tidak ada. Mau masalah tahun itu agak rumit, ia juga tidak ingin masalah tersebut mempengaruhi pikirannya.
Hanya saja untuk sementara ini, ia masih belum bisa membuat keputusan. Robert Huo sepertinya memang tidak ada maksud untuk membahas masalah lain dengannya, berbincang singkat, ia pun langsung memutuskan panggilan setelah ada panggilan yang masuk.
Ini bukanlah alasan, memang ada panggilan yang masuk sekarang. Apalagi orang yang menghubunginya adalah orang yang Robert Huo paling peduli.
Setelah panggilan terhubung, di dalam sana terdengar suara Zila Tang. “Dimana kamu?”
Suaranya terdengar sangat beda dari biasanya. Perbedaan suara itu bisa dikenali Robert Huo, lalu berkata. “Aku sedang berada di sebuah kedai teh, ada urusan apa?”
“Apakah ada waktu untuk menemaniku minum?” Zila Tang terdiam sesaat dan berkata. “Aku baru saja turun pesawat.”
“Baru turun pesawat? Kamu datang ke tempatku?” tanya Robert Huo agak terkejut.
Zila Tang bukanlah orang yang suka pergi bermain. Selain ajakan teman di hari biasa dan dirinya yang merasa bosan, biasanya ia hanya berada di rumah main piano, melukis, atau tidak pergi ke kediaman Keluarga Huo mencari Robert Huo berbincang.
Dari hal tersebut, ia bisa dipanggil sebagai gadis rumahan.
Seperti sekarang naik pesawat ke sini dari tempat yang jauh untuk mencari orang minum bersama, ia baru kali pertama melihatnya.
Jika Robert Huo masih menjadi Tuan Muda Besar Keluarga Huo, maka hal tersebut juga tidak begitu aneh. Lagi pula Zila Tang memang memiliki perasaan yang dalam kepadanya. Tapi Robert Huo yang sekarang adalah Shawn Li, bahkan kedekatannya dengan Zila Tang lebih buruk dari Griffin Huo.
Kalaupun ingin mencari orang minum, ia juga tidak seharusnya datang ke sini.
Robert Huo berpikir sebentar, kemudian kepikiran akan sebuah kemungkinan, yaitu Zila Tang diperlakukan buruk oleh orang lain.
Kalau bukan diperlakukan buruk atau suasana hatinya buruk, ia tidak mungkin datang ke sini. Mau Robert Huo merubah wajah yang baru, tapi sifat, nada bicara dan kebiasaannya masih sama seperti sebelumnya.
Gadis polos seperti Zila Tang yang belum tahu banyak akan dunia ini, cukup biasa ingin mencari seseorang yang bisa ia percaya saat ia merasa sedih.
Berpikir seperti ini, Robert Huo tentu tidak ada alasan untuk menolak, lalu ia pun bertanya. “Bagaimana kamu bisa datang ke sini? Naik taksi?”
“Hmm.”
“Biarkan supir taksi langsung datang ke tempatku. Lupakan saja kalau urusan minum. Mari minum teh saja." ujar Robert Huo.
“Tidak, aku mau minum minuman keras!” Zila Tang berkata dengan sikap tegas yang jarang ditemukan.
Tentu saja. Biasanya ia tidak banyak bersikap tegas, karena hampir setiap saat ia selalu menuruti kemauan Robert Huo, sama sekali tidak menyatakan pendapat sendiri. Tapi Robert Huo yang sekarang bukan lagi Tuan Muda Besar Keluarga Huo, melainkan tokoh kecil yang tidak begitu terkenal.
Di hadapannya, Zila Tang terus bersikap tegas terhadap kemauannya memang merupakan hal yang biasa.
Mengetahui suasana hati Zila Tang yang kurang baik, Robert Huo juga tidak banyak cakap dan berkata. “Baiklah. Kalau begitu, kamu datang ke kedai teh cari aku, lalu kita baru pergi minum minuman keras bersama.”
Minum minuman keras bukanlah tindakan jahat, apalagi ada Robert Huo yang menjaganya, dirinya juga tidak takut ada apa yang akan terjadi pada Zila Tang jika ia banyak minum.
Kemudian, ia memberi tahu alamat kedai teh kepada Zila Tang.
Empat puluh menit kemudian, sebuah taksi berhenti di depan kedai teh. Zila Tang pun turun dari mobil, Robert Huo langsung mengetahui bahwa Zila Tang pernah menangis.
Sepasang matanya yang lembut dan tenang, saat ini tampak agak kosong dan membengkak.
Zila Tang tahu ia menyadarinya, lalu langsung mengusap matanya dan berkata. “Saat datang ke sini, ada debu yang masuk ke dalam mata.”
Robert Huo berdehem pelan, tidak menanyakan masalah apa yang ia temui dan juga tidak menanyakan apakah ia lelah dalam perjalanan, hanya berkata, “Ayo, aku bawa kamu pergi minum.”
Mereka berdua naik mobil Robert Huo, lalu berangkat menuju bar yang diarahkan navigasi.
Bar yang beroperasi pada pukul ini sangatlah sedikit. Lagi pula di dalam negeri, bar itu hanyalah sebutan lain untuk kehidupan malam hari.
Robert Huo sengaja memilih bar sepi yang beroperasi dua puluh empat jam, tidak begitu berisik dan suasana minum juga terhitung agak baik.
Masuk ke dalam bar, pelanggan di dalam sangatlah sedikit, tidak ada pelayan yang menyambut di depan pintu, hanya terdapat bartender yang berdiri di belakang konter bar sambil memainkan ponsel.
Robert Huo berjalan kemari mengetuk konter bar berkata, “Tolong bawakan dua gelas bir.”
Kadar alkohol pada bir termasuk agak rendah, tidak mudah mabuk.
Sedangkan Zila Tang langsung menggelengkan kepalanya berkata, “Aku tidak mau minum bir, aku minum minuman yang kadarnya tinggi!”
Robert Huo memandangnya, tak lebih dari tiga detik, ia langsung menoleh ke bartender dan berkata. “Dua gelas wiski dengan es batu.”
Minuman yang sering ditemukan ini sama sekali tidak langka di dalam bar.
Bartender menuangkan dua gelas wiski, menambahkan es batu dan mendorong kemari.
Zila Tang mengambil salah satu gelasnya, lalu bersulang dengan gelas milik Robert Huo berkata, “Bersulang!”
Setelah itu, ia pun menengadah, minum habis sekali teguk.
Kadar alkohol pada wiski tidak terhitung kecil, dimulai dari empat puluh persen. Bagi orang yang toleransinya kurang terhadap alkohol, minuman ini sudah termasuk sangat tinggi.
Zila Tang itu termasuk orang yang kurang toleransi terhadap alkohol. Kalau biasanya ada minum, ia juga hanya minum anggur.
Meskipun wiski ini ditambah es batu dan kadar alkoholnya agak mengurang, tapi minuman ini masih termasuk salah satu jenis arak putih. Ia langsung menghabiskan seteguk seperti itu, seketika dirinya terbatuk keras karena rasa alkohol yang kuat dan aroma yang tajam.
“Jangan minum terlalu cepat, pelan-pelan lebih seru.” Ujar Robert Huo.
“Ada apa yang seru?” Wajah Zila Tang agak memerah karena batuk, tapi ia masih menegakkan leher berkata kepada bartender. “Berikan segelas lagi!”
Robert Huo tidak menyuruhnya jangan minum banyak, karena ia tahu gadis yang seperti adik perempuannya ini memang datang untuk mabuk.
Minum-minum merupakan salah satu cara untuk melampiaskan emosi. Dengan tidak melukai diri, tidak melukai orang lain, maka semuanya tak bermasalah.
Menunggu bartender membawa segelas wiski lagi, Zila Tang pun langsung menghabiskannya dalam seteguk, lalu minta segelas lagi.
Robert Huo menemaninya minum gelas kedua. Ketika gelas ketiga datang, ia membuka mulut berkata, “Apakah ada yang tahu kamu datang ke sini?”
“Untuk apa beri tahu orang lain? Memangnya ada apa jika mereka mengetahuinya? Semua itu tidak penting!” Entah apa yang dipikirkan Zila Tang, ia pun menggertak gigi berkata seperti itu.
“Kamu tampak sangat kesal?” tanya Robert Huo.
“Tidak, aku tidak kesal.” Zila Tang menghabiskan gelas ketiga sekali teguk. Minum sekali teguk sebanyak tiga kali membuat perutnya seperti ada api yang tengah membara. Alkohol bereaksi dengan cepat, sehingga seluruh tubuhnya memerah, bagai seekor udang yang sudah matang.
Mabuk mulai terasa, kesadaran Zila Tang pun menjadi tidak begitu jelas dari sebelumnya. Ia meminta lagi wiski gelas yang keempat. Di saat yang sama, ia memandang Robert Huo bertanya, “Menurutmu, aku cantik tidak?”
Robert Huo mengangguk berkata, “Tentu cantik.”
“Kalau begitu, apakah aku disukai banyak orang?”
“Tentu.”
“Ayahku adalah Dirut Tang’s Corp, memiliki jumlah kekayaan yang sebanyak ratusan miliar, apakah latar belakangnya buruk?”
“Tidak buruk.”
“Lalu mengapa Kak Robert tiba-tiba menjadi cuek kepadaku? Aku sungguh tidak tahu apa kesalahanku, padahal aku tidak melakukan apapun!” ujar Zila Tang. Matanya tiba-tiba memerah, ia pun menahan tangis berkata. “Dasar tidak jelas. Aku sungguh tidak mengerti mengapa ia mau bersikap begitu kepadaku. Sebenarnya apa yang aku lakukan sehingga ia merasa kesal kepadaku? Aku hanya ingin bertemu dengannya….. ingin berbincang dengannya, menemaninya berbincang…..”
Robert Huo sudah mengerti. Zila Tang bisa seperti ini dikarenakan si anggota Keluarga Huo yang palsu itu.
Meskipun tidak mengetahui apa yang dilakukan si palsu itu, sehingga gadis ini begitu sedih, tapi ia sendiri juga bisa menebaknya.
Griffin Huo dulu pernah bilang si palsu ini menjauh dari orang-orang terdekat, bahkan penanggung jawab kantor Presdir juga dirubah. Hal ini bisa menjelaskan bahwa si palsu itu akan tetap menjadi yang palsu.
Mau wujudnya sama dengan seperti dirinya, hatinya pasti juga merasa takut dan hanya bisa memilih untuk menjauhkan diri dari orang-orang terdekat.
Dari beberapa orang ini, Zila Tang sudah pasti kenal baik terhadap Robert Huo.
Si palsu itu ingin menjalani rencana selanjutnya, maka menjauhi Zila Tang akan menjadi pilihan yang terbaik.
Meskipun ia sendiri sangat kesal karena si palsu itu membuat Zila Tang seperti ini, tapi di sisi lain, Robert Huo juga bisa merasa lega.
Karena dengan seperti ini, si palsu ini tidak mungkin sering mengambil keuntungan dari Zila Tang.
Meskipun ia sendiri hanya menganggap Zila Tang sebagai adik perempuan, tapi setidaknya mereka berdua pernah memiliki kontrak perjodohan. Kalau tidak ada kecelakaan ini, mereka mungkin saja sudah mau tiba di langkah acara pernikahan.
Kalau seperti itu, bagaimana mungkin Robert Huo rela melihat si palsu itu membawa Zila Tang ke ranjang begitu saja.
Sekarang si palsu itu inisiatif untuk menjauhi Zila Tang, hal tersebut merupakan hal baik baginya.
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinAku bukan menantu sampah
Stiw boyCinta Yang Tak Biasa
WennieAdore You
ElinaLove Is A War Zone
Qing QingMy Lifetime
DevinaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li