Inventing A Millionaire - Bab 286 Minum-Minum

Hingga sekarang, Nova Ji bahkan tidak mengetahui sebenarnya ingatan pria ini sudah kembali atau belum.

Jika ia sudah teringat akan masa lalu, bagaimana mungkin ia masih bisa bekerja dengan begitu serius.

Entah bagaimanapun Nova Ji berpikir, ia sungguh tidak mengerti mengapa bisa muncul masalah seperti ini. Semua hal yang terjadi sepertinya agak berbeda dengan yang ia duga.

Hal ini membuatnya tiba-tiba ingin segera bertemu dengan Robert Huo, mengetahuinya dengan rinci, sebenarnya apa yang dipikirkan oleh pria ini.

Ia adalah orang yang tidak bisa menggangap suatu masalah tidak ada. Mau masalah tahun itu agak rumit, ia juga tidak ingin masalah tersebut mempengaruhi pikirannya.

Hanya saja untuk sementara ini, ia masih belum bisa membuat keputusan. Robert Huo sepertinya memang tidak ada maksud untuk membahas masalah lain dengannya, berbincang singkat, ia pun langsung memutuskan panggilan setelah ada panggilan yang masuk.

Ini bukanlah alasan, memang ada panggilan yang masuk sekarang. Apalagi orang yang menghubunginya adalah orang yang Robert Huo paling peduli.

Setelah panggilan terhubung, di dalam sana terdengar suara Zila Tang. “Dimana kamu?”

Suaranya terdengar sangat beda dari biasanya. Perbedaan suara itu bisa dikenali Robert Huo, lalu berkata. “Aku sedang berada di sebuah kedai teh, ada urusan apa?”

“Apakah ada waktu untuk menemaniku minum?” Zila Tang terdiam sesaat dan berkata. “Aku baru saja turun pesawat.”

“Baru turun pesawat? Kamu datang ke tempatku?” tanya Robert Huo agak terkejut.

Zila Tang bukanlah orang yang suka pergi bermain. Selain ajakan teman di hari biasa dan dirinya yang merasa bosan, biasanya ia hanya berada di rumah main piano, melukis, atau tidak pergi ke kediaman Keluarga Huo mencari Robert Huo berbincang.

Dari hal tersebut, ia bisa dipanggil sebagai gadis rumahan.

Seperti sekarang naik pesawat ke sini dari tempat yang jauh untuk mencari orang minum bersama, ia baru kali pertama melihatnya.

Jika Robert Huo masih menjadi Tuan Muda Besar Keluarga Huo, maka hal tersebut juga tidak begitu aneh. Lagi pula Zila Tang memang memiliki perasaan yang dalam kepadanya. Tapi Robert Huo yang sekarang adalah Shawn Li, bahkan kedekatannya dengan Zila Tang lebih buruk dari Griffin Huo.

Kalaupun ingin mencari orang minum, ia juga tidak seharusnya datang ke sini.

Robert Huo berpikir sebentar, kemudian kepikiran akan sebuah kemungkinan, yaitu Zila Tang diperlakukan buruk oleh orang lain.

Kalau bukan diperlakukan buruk atau suasana hatinya buruk, ia tidak mungkin datang ke sini. Mau Robert Huo merubah wajah yang baru, tapi sifat, nada bicara dan kebiasaannya masih sama seperti sebelumnya.

Gadis polos seperti Zila Tang yang belum tahu banyak akan dunia ini, cukup biasa ingin mencari seseorang yang bisa ia percaya saat ia merasa sedih.

Berpikir seperti ini, Robert Huo tentu tidak ada alasan untuk menolak, lalu ia pun bertanya. “Bagaimana kamu bisa datang ke sini? Naik taksi?”

“Hmm.”

“Biarkan supir taksi langsung datang ke tempatku. Lupakan saja kalau urusan minum. Mari minum teh saja." ujar Robert Huo.

“Tidak, aku mau minum minuman keras!” Zila Tang berkata dengan sikap tegas yang jarang ditemukan.

Tentu saja. Biasanya ia tidak banyak bersikap tegas, karena hampir setiap saat ia selalu menuruti kemauan Robert Huo, sama sekali tidak menyatakan pendapat sendiri. Tapi Robert Huo yang sekarang bukan lagi Tuan Muda Besar Keluarga Huo, melainkan tokoh kecil yang tidak begitu terkenal.

Di hadapannya, Zila Tang terus bersikap tegas terhadap kemauannya memang merupakan hal yang biasa.

Mengetahui suasana hati Zila Tang yang kurang baik, Robert Huo juga tidak banyak cakap dan berkata. “Baiklah. Kalau begitu, kamu datang ke kedai teh cari aku, lalu kita baru pergi minum minuman keras bersama.”

Minum minuman keras bukanlah tindakan jahat, apalagi ada Robert Huo yang menjaganya, dirinya juga tidak takut ada apa yang akan terjadi pada Zila Tang jika ia banyak minum.

Kemudian, ia memberi tahu alamat kedai teh kepada Zila Tang.

Empat puluh menit kemudian, sebuah taksi berhenti di depan kedai teh. Zila Tang pun turun dari mobil, Robert Huo langsung mengetahui bahwa Zila Tang pernah menangis.

Sepasang matanya yang lembut dan tenang, saat ini tampak agak kosong dan membengkak.

Zila Tang tahu ia menyadarinya, lalu langsung mengusap matanya dan berkata. “Saat datang ke sini, ada debu yang masuk ke dalam mata.”

Robert Huo berdehem pelan, tidak menanyakan masalah apa yang ia temui dan juga tidak menanyakan apakah ia lelah dalam perjalanan, hanya berkata, “Ayo, aku bawa kamu pergi minum.”

Mereka berdua naik mobil Robert Huo, lalu berangkat menuju bar yang diarahkan navigasi.

Bar yang beroperasi pada pukul ini sangatlah sedikit. Lagi pula di dalam negeri, bar itu hanyalah sebutan lain untuk kehidupan malam hari.

Robert Huo sengaja memilih bar sepi yang beroperasi dua puluh empat jam, tidak begitu berisik dan suasana minum juga terhitung agak baik.

Masuk ke dalam bar, pelanggan di dalam sangatlah sedikit, tidak ada pelayan yang menyambut di depan pintu, hanya terdapat bartender yang berdiri di belakang konter bar sambil memainkan ponsel.

Robert Huo berjalan kemari mengetuk konter bar berkata, “Tolong bawakan dua gelas bir.”

Kadar alkohol pada bir termasuk agak rendah, tidak mudah mabuk.

Sedangkan Zila Tang langsung menggelengkan kepalanya berkata, “Aku tidak mau minum bir, aku minum minuman yang kadarnya tinggi!”

Robert Huo memandangnya, tak lebih dari tiga detik, ia langsung menoleh ke bartender dan berkata. “Dua gelas wiski dengan es batu.”

Minuman yang sering ditemukan ini sama sekali tidak langka di dalam bar.

Bartender menuangkan dua gelas wiski, menambahkan es batu dan mendorong kemari.

Zila Tang mengambil salah satu gelasnya, lalu bersulang dengan gelas milik Robert Huo berkata, “Bersulang!”

Setelah itu, ia pun menengadah, minum habis sekali teguk.

Kadar alkohol pada wiski tidak terhitung kecil, dimulai dari empat puluh persen. Bagi orang yang toleransinya kurang terhadap alkohol, minuman ini sudah termasuk sangat tinggi.

Zila Tang itu termasuk orang yang kurang toleransi terhadap alkohol. Kalau biasanya ada minum, ia juga hanya minum anggur.

Meskipun wiski ini ditambah es batu dan kadar alkoholnya agak mengurang, tapi minuman ini masih termasuk salah satu jenis arak putih. Ia langsung menghabiskan seteguk seperti itu, seketika dirinya terbatuk keras karena rasa alkohol yang kuat dan aroma yang tajam.

“Jangan minum terlalu cepat, pelan-pelan lebih seru.” Ujar Robert Huo.

“Ada apa yang seru?” Wajah Zila Tang agak memerah karena batuk, tapi ia masih menegakkan leher berkata kepada bartender. “Berikan segelas lagi!”

Robert Huo tidak menyuruhnya jangan minum banyak, karena ia tahu gadis yang seperti adik perempuannya ini memang datang untuk mabuk.

Minum-minum merupakan salah satu cara untuk melampiaskan emosi. Dengan tidak melukai diri, tidak melukai orang lain, maka semuanya tak bermasalah.

Menunggu bartender membawa segelas wiski lagi, Zila Tang pun langsung menghabiskannya dalam seteguk, lalu minta segelas lagi.

Robert Huo menemaninya minum gelas kedua. Ketika gelas ketiga datang, ia membuka mulut berkata, “Apakah ada yang tahu kamu datang ke sini?”

“Untuk apa beri tahu orang lain? Memangnya ada apa jika mereka mengetahuinya? Semua itu tidak penting!” Entah apa yang dipikirkan Zila Tang, ia pun menggertak gigi berkata seperti itu.

“Kamu tampak sangat kesal?” tanya Robert Huo.

“Tidak, aku tidak kesal.” Zila Tang menghabiskan gelas ketiga sekali teguk. Minum sekali teguk sebanyak tiga kali membuat perutnya seperti ada api yang tengah membara. Alkohol bereaksi dengan cepat, sehingga seluruh tubuhnya memerah, bagai seekor udang yang sudah matang.

Mabuk mulai terasa, kesadaran Zila Tang pun menjadi tidak begitu jelas dari sebelumnya. Ia meminta lagi wiski gelas yang keempat. Di saat yang sama, ia memandang Robert Huo bertanya, “Menurutmu, aku cantik tidak?”

Robert Huo mengangguk berkata, “Tentu cantik.”

“Kalau begitu, apakah aku disukai banyak orang?”

“Tentu.”

“Ayahku adalah Dirut Tang’s Corp, memiliki jumlah kekayaan yang sebanyak ratusan miliar, apakah latar belakangnya buruk?”

“Tidak buruk.”

“Lalu mengapa Kak Robert tiba-tiba menjadi cuek kepadaku? Aku sungguh tidak tahu apa kesalahanku, padahal aku tidak melakukan apapun!” ujar Zila Tang. Matanya tiba-tiba memerah, ia pun menahan tangis berkata. “Dasar tidak jelas. Aku sungguh tidak mengerti mengapa ia mau bersikap begitu kepadaku. Sebenarnya apa yang aku lakukan sehingga ia merasa kesal kepadaku? Aku hanya ingin bertemu dengannya….. ingin berbincang dengannya, menemaninya berbincang…..”

Robert Huo sudah mengerti. Zila Tang bisa seperti ini dikarenakan si anggota Keluarga Huo yang palsu itu.

Meskipun tidak mengetahui apa yang dilakukan si palsu itu, sehingga gadis ini begitu sedih, tapi ia sendiri juga bisa menebaknya.

Griffin Huo dulu pernah bilang si palsu ini menjauh dari orang-orang terdekat, bahkan penanggung jawab kantor Presdir juga dirubah. Hal ini bisa menjelaskan bahwa si palsu itu akan tetap menjadi yang palsu.

Mau wujudnya sama dengan seperti dirinya, hatinya pasti juga merasa takut dan hanya bisa memilih untuk menjauhkan diri dari orang-orang terdekat.

Dari beberapa orang ini, Zila Tang sudah pasti kenal baik terhadap Robert Huo.

Si palsu itu ingin menjalani rencana selanjutnya, maka menjauhi Zila Tang akan menjadi pilihan yang terbaik.

Meskipun ia sendiri sangat kesal karena si palsu itu membuat Zila Tang seperti ini, tapi di sisi lain, Robert Huo juga bisa merasa lega.

Karena dengan seperti ini, si palsu ini tidak mungkin sering mengambil keuntungan dari Zila Tang.

Meskipun ia sendiri hanya menganggap Zila Tang sebagai adik perempuan, tapi setidaknya mereka berdua pernah memiliki kontrak perjodohan. Kalau tidak ada kecelakaan ini, mereka mungkin saja sudah mau tiba di langkah acara pernikahan.

Kalau seperti itu, bagaimana mungkin Robert Huo rela melihat si palsu itu membawa Zila Tang ke ranjang begitu saja.

Sekarang si palsu itu inisiatif untuk menjauhi Zila Tang, hal tersebut merupakan hal baik baginya.

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu