Inventing A Millionaire - Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
Ekspresi pria paruh baya yang datang bersama dengan Thiago Huo pun langsung berubah, bahkan langsung mengepal tangannya. Berdasarkan sikapnya, terlihat jelas bahwa dia tidak setulusnya hanya demi melindungi Thiago Huo.
Robert Huo berpaling, lalu melirik dingin dan berkata,”Four Dong, beraninya kamu bertindak terhadap diriku! Sungguh pemberani!”
Pria paruh baya itu tercengang, gerakannya bahkan terhenti sejenak.
Pada saat ini, Thiago Huo akhirnya kembali fokus, rasa kesalnya kini berubah menjadi rasa marah, dia kemudian berkata kepada pria paruh baya itu,”Mengapa kamu masih saja tercengang. Habiskan dia! Anggap saja itu adalah perintahku! Habiskan dia!”
Pria paruh baya itu menatap Robert Huo dengan ekspresi terkejut dan ragu, namanya saat ini adalah Jack Dong, nama Four Dong ini bahkan sudah terdengar sedikit asing baginya. Namun, tidak peduli seberapa asing, dia tetap saja merasakannya seperti sebuah mimpi buruk baginya.
Karena pada saat baru saja lahir, berat badannya hanya mencapai empat ratus gram, jadi ayah dan ibunya langsung meninggalkan dirinya di rumah sakit dan tidak menghiraukannya, namun nasibnya cukup baik, mujizat terjadi, hingga dia akhirnya bertahan hidup.
Karena tidak bisa menemukan orang tuanya, pihak rumah sakit hanya bisa mengurusinya selama satu tahun, lalu akhirnya mengantarnya pergi ke panti asuhan.
Dia bertumbuh di panti asuhan sejak kecil. Pada saat berumur enam tahun, ada pencuri yang tertangkap. Ketika sudah dilepaskan, dia langsung membakar panti asuhan itu demi membalas dendam.
Selain dari Jack Dong yang diam-diam keluar untuk menangkap katak pada saat itu, semua orang lain di panti asuhan itu kehilangan nyawa mereka.
Saat Jack Dong membawa sebuah ember kecil penuh dengan katak pulang dan melihat kobaran api yang besar, dia tercengang cukup lama, namun tidak pernah meneteskan air matanya.
Setelah semuanya berakhir, dia menolak untuk kembali ke panti asuhan, hingga dia akhirnya menggunakan dana daruratnya untuk pergi ke sekolah seni bela diri dan bersekolah selama tiga tahun.
Tiga tahun kemudian, Jack Dong meninggalkan sekolah seni bela diri itu, lalu pergi ke segala jenis klub seni bela diri untuk menantang dirinya sendiri.
Setelah dipukuli habis-habisan, juga pernah memukuli orang lain hingga habis-habisan, tantangan yang tidak pernah berhenti itu melatih seorang pelatih seni bela diri yang sangat kuat.
Pada umur 21 tahun, dia mendapati bahwa pelaku yang membakar panti asuhan itu tidak pernah ditembak, sebaliknya masa hukumannya dikurangi dan akan dilepaskan tahun ini.
Pada akhir tahun saat dia berumur 22 tahun, Jack Dong membunuh keluarga dari pelaku itu dan melarikan diri.
Sebelum tiba di rumah keluarga Huo, dia sudah terlebih dahulu mengubah namanya, secara teoritis, tidak ada orang yang dapat mengetahui nama Four Dong ini.
Tidak, mungkin ada yang tahu.
Pria paruh baya itu tiba-tiba teringat kembali akan bintang harapan keluarga Huo itu, dia pernah bertemu dengan orang ini sebelumnya, bijaksana dalam ilmu seni bela diri, dan tidak hanya berpenampilan tampan saja.
Sebagai seorang praktisi seni bela diri yang sudah berlatih sejak kecil, Jack Dong memiliki kemampuan menilai yang jauh lebih tajam dibandingkan orang biasa.
Dari dalam diri pria itu, dia merasakan kekuatan yang tidak terbayangkan, tidak hanya aura superior yang sudah terbentuk dalam jangka waktu yang lama, terlebih lagi tekanan spiritual yang berada dalam jati dirinya.
Di depannya, Jack Dong merasa seakan-akan berdiri telanjang tanpa ada rahasia yang bisa dia sembunyikan.
Jika ada yang tahu rahasianya, maka orang itu pasti adalah bintang harapan.
Jika pria itu mengetahui rahasianya, Jack Dong tidak akan measa heran, tapi pria ini jelas bukan orang itu, bagaimana dia bisa tahu "Four Dong"?
Pembunuhan harus dibayar dengan nyawa, hutang harus dibayar dengan uang, inilah adalah sebuah kebenaran abadi.
Meskipun pencuri itu sudah membunuh puluhan orang di seluruh panti asuhan, itu bukanlah alasan Jack Dong mempunyai hak untuk membunuhnya, setidaknya tidak pantas secara hukum.
Begitu ada yang tahu bahwa dia adalah pelaku pembunuhan dan pembantaian tersebut, dia harus dihukum berat secara hukum, sekalipun hal itu terasa tidak adil baginya.
Oleh karena itu, Jack Dong tidak berani melaksanakan perintah Thiago Huo.
Tidak hanya dia takut rahasianya terungkap, tetapi juga rasa kagum yang muncul pada diri Robert Huo, saat dia pertama kali melihat Bintang Harapan.
Mengapa sebuah keluarga biasa, seorang pria biasa memiliki kekuatan seperti itu?
Terutama tatapan matanya, tatapan yang melampaui penghinaan dalam maksud di dunia sekuler, dia tidak akan membuat kamu merasa terhina. Kamu hanya bisa merasakan jarak besar antara kedua sisi yang sulit dilewati.
Ketika melihat Jack Dong tidak bergerak, Thiago Huo berteriak dengan marah: "Apakah kamu bodoh! Sialan, cepat habiskan dia!"
"Phak."
Suara yang nyaring kembali terdenar lainnya, jika Thiago Huo merasa tidak percaya terhadap tamparan pertama, maka kini dia sudah mulai ragu mengenai kehidupannya pada tamparan kedua.
Sejak kecil, banyak orang yang sudah pernah memukulinya, tapi mereka semua bermarga Huo.
Selain daripada orang yang memiliki marga ini, tidak ada yang berani melakukan apapun padanya.
Sekarang, keadaan ini akhirnya terpecahkan.
Seorang pria bermarga Li menamparnya hingga linglung.
"Beraninya kamu memukul......" Thiago Huo kali ini bereaksi jauh lebih cepat dibandingkan sebelumnya, dia hanya butuh dua detik untuk langsung mengomel.
Namun, suara “phak” yang kembali menjawabnya.
Setelah tiga tamparan secara berturut-turut, Thiago Huo mulai bertanya-tanya di dalam kepalanya.
Namun, Robert Huo hanya bersikap datar dan berkata,"Aku lebih tua darimu, kamu sudah memarahi orang yang lebih tua darimu, kamu memang pantas dipukul. Aku akan memukulmu satu kali untuk setiap kalimat omelan yang kamu ucapkan. Jika kamu tidak percaya, kamu boleh mencobanya."
Thiago Huo sudah ditampar hingga hampir saja menggila, tiga tamparan! Mengapa orang ini bisa seberani itu!
Griffin Huo juga ingin mengajukan pertanyaan yang sama, Ronny Wang jauh lebih ingin bertanya, bagaimana dia bisa seberani itu?
Ini bukanlah orang biasa, tetapi Tuan Muda dari keluarga Huo, terlebih lagi bukanlah sejenis keluarga cabang yang tidak berdaya!
Seorang anggota tingkatan kedua. Bahkan orang-orang seperti Howard Xia saja harus bersikap hati-hati terhadap dirinya
Karena dia ini adalah anggota keluarga Huo!
Terlebih lagi, Keluarga Huo memiliki bintang harapan melindungi mereka, tidak akan ada yang berani meremehkan mereka!
Griffin Huo menatap mata Robert Huo dengan heran, sedikit ragu, dan sedikit rasa kagum.
Orang ini lumayan hebat! Dia berani memukul Thiago Huo yang bahkan tidak berani dia pukul secara terus-menerus. Benar-benar melegakan!
Sedangkan mengenai Ronny Wang, tatapannya terlihat sedikit ketakutan.
Pria ini bahkan berani memukul Thiago Huo, jadi apa yang harus terlebih dahulu dia persiapkan? Dia tidak akan mengambil bangku, lalu menghancurkannya, bukan?
Ketika teringat akan hal ini, Ronny Wang mundur selangkah secara tidak sadar, dengan ekspresi yang penuh kekaguman dan kepanikan.
Robert Huo tentu saja tidak akan memukul Ronny Wang, orang kecil yang tidak menonjol, tindakan yang sedikit berlebihan saja tidak pantas mendapatkan perhatiannya.
Dia memukul Thiago Huo hanya karena marganya adalah Huo.
Adik lelaki yang tidak terdidik itu berani memarahi dirinya yang merupakan seorang kakak, bahkan menyepelekan kakak iparnya, siapa lagi yang harus dia pukul jika bukan dia?
Dalam sekejap, selain daripada Robert Huo, tidak ada orang lain yang berbicara di ruangan itu, hingga terasa sangat tenang.
Thiago Huo kini merasa sedikit tercengang, dia terkadang berinisiatif untuk mengangkat kepalannya dan bertengkar dengan orang lain, lagipula, tidak akan ada orang yang berani membalasnya ketika dia bertindak.
Tapi sekarang, dia tidak berani bertindak seperti ini.
Karena pada perkelahian biasa, orang lain akan takut dengan keluarga Huo yang menyokongnya dari belakang, Jack Dong juga akan membantunya.
Tapi sekarang, dua cara yang dia andalkan sudah tidak berguna, jika dia bertindak, dia hanya bisa menanggungnya sendiri.
Apakah dia bisa melawannya?
Ketika melihat bentuk tubuh Robert Huo yang tidak terlalu kuat, Thiago Huo mempertimbangkannya dengan serius, dia mungkin tidak bisa mengalahkan......
Karena orang ini menamparnya dengan sangat mulus, seakan-akan dia sering menampar orang.
Hal yang paling penting adalah, sama seperti Jack Dong, Thiago Huo juga merasakan aura yang menakjubkan dari dalam diri Robert Huo.
Dia merasa sangat tidak rela. Pria yang miskin, atas dasar apakah dia membuat dirinya takut?
Tapi insting tubuhnya memang demikian, dia tidak bisa merubah gejolak syaraf otak hanya karena perasaan rela yang berada dalam hatinya.
“Jika kamu sudah selesai mengomel, cepat minta maaf kepada kakak iparmu,”ucap Robert Huo secara tiba-tiba.
Wajah Thiago Huo berubah menegang. Sialan, apakah aku masih harus meminta maaf karena sudah kamu tampar tiga kali? Apakah kamu tidak bertindak terlalu kelewatan?
Natalie Ning mungkin juga merasa bahwa ini adalah pertama kalinya dia datang, meskipun tindakan dan cara berbicaranya agak sembrono, namun tiga tamparan sepertinya sudah cukup.
Jadi, dia pun berinisiatif untuk berkata,"Sudahlah, kamu juga sudah menamparnya. Jika meminta maaf......"
Thiago Huo merasa sangat tersentuh ketika mendengarnya, inilah contoh orang yang baik, orang yang cerdas dan berpengetahuan.
Namun, Robert Huo menggelengkan kepalanya dan berkata,"Aku memukulnya karena dia patut dipukul, meminta maaf adalah apa yang harus dia lakukan. Ini adalah dua hal yang berbeda."
Thiago Huo terus mengoceh dalam hatinya, mengapa ada dua hal yang berbeda, bukankah semuanya adalah satu hal yang sama?
Tetapi dia tidak berani membantah, dia hanya bisa sesekali melirik Jack Dong, berharap lelaki praktisi seni bela diri yang kuat ini tiba-tiba menjatuhkan bocah ini, sehingga dia bisa mengambil kesempatan untuk menendangnya beberapa kali.
Namun Jack Dong masih saja tercengang oleh karena panggilan "Four Dong", bagiamana dia mungkin bergerak.
Robert Huo mengangkat tatapannya dan bepaling, lalu bertanya dengan sikap santai,"Mengapa, apakah kamu merasa tidak yakin?"
Ketika melihat bahwa dia seakan-akan hendak mengangkat tangannya lagi, ekspresi Thiago Huo berubah menjadi penuh rasa takut, tapi dia juga adalah anggota keluarga Huo, bersujud dan memohon belas kasihan sepertinya terasa terlalu memalukan baginya.
Dia mengeraskan hati dan mencoba untuk mempertahankan harga dirinya yang terakhir,"Kamu, jangan bersikap terlalu kelewatan, aku adalah Tuan Muda dari keluarga Huo, ayahku adalah......"
"Phak!"
Tamparan lain kembali menghampirinya, Robert Huo hanya berbicara dengan sikap dingin,”Menindas yang lebih lemah, martabat keluarga Huo benar-benar habis oleh karena dirimu! Tamparan ini untuk adalah tamparan keluarga Huo untukmu!
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangSee You Next Time
Cherry BlossomMy Greget Husband
Dio ZhengThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensPejuang Hati
Marry SuSuami Misterius
LauraCantik Terlihat Jelek
SherinInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li