Inventing A Millionaire - Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
“Apanya yang tidak jelas, hanya karena sebuah pakaian lalu menjadi tidak jelas? Pemikiran kuno!” Ramona Zhuo memutar matanya, berkata : “Dan juga, kamu jangan menyinggung lagi di depanku tentang pacarnya itu, Owen siapa benar bukan? Selain belajar, apa ada gunanya lagi? Tidak ada uang, tidak memiliki latar belakang, bila putri kita menikah dengan kutu buku itu, apa tidak rugi? Lagipula dia tidak memiliki kemampuan yang besar, namun temperamennya tidak kecil. Tidak memiliki apa-apa, masih setiap hari berlagak seperti seorang penguin. Menurutku, jika putri kita ingin mencari pacar, maka seharusnya mencari pria seperti Tuan Li. Tidak hanya tampan, dia juga memiliki kemampuan, perkataan dan perbuatannya pun sesuai.”
“Ibu, apa yang kamu katakan! Bosku itu sudah lama menikah, bahkan anaknya sudah duduk masuk sekolah dasar!” Sisilia Jian tersipu berkata, dari awal dia sudah tahu ibunya sangat tidak menyukai Owen Ning.
Tidak hanya dia, termasuk ayahnya, Gavin Jian juga sama, hanya saja dia adalah laki-laki, memiliki gengsi, dia juga seorang pemimpin, tidak enak bila bicara langsung. Meskipun merasa pacar putrinya tidak baik, juga hanya bisa memilih menggunakan kata-kata yang paling galak untuk membimbing dan mendidik.
Berbeda dengan Ramona Zhuo, dia mengatakan semua yang dipikirkannya, tidak peduli apa yang kamu pikirkan.
Anak perempuan yang saya lahirkan sendiri, jika tidak memikirkannya untuknya maka untuk siapa lagi?
“Sudah menikah? Dia terlihat masih sangat muda, masih umur berapa sudah menikah, buat apa terburu-buru, benar-benar!” Kata Ramona Zhuo merasa sayang.
“Kamu ini suka mengurusi urusan orang lain, sekarang sudah tahu dia sudah menikah, jangan cerewet lagi.” Kata Gavin Jian.
Ramona Zhuo memelototinya lagi, berkata : “Memang kenapa kalau sudah menikah, dibandingkan dengan Owen siapa itu. Meskipun pernikahan kedua, tetap lebih baik darinya! Jika menyuruhmu memilih, kamu akan memilih siapa sebagai menantu priamu?”
“Tentu saja….” Gavin Jian hanya berbicara sampai setengah, tidak melanjutkan bicara lagi.
Karena dia juga ragu, benar, harus memilih siapa sebagai menantunya?
Meskipun Owen Ning dan putrinya adalah teman kuliah, memiliki landasan hubungan, namun orang ini memang tidak terlalu unggul, sulit untuk membuat hal yang besar.
Sebaliknya bos yang barusan, terlihat sangat bersemangat, sangat menarik.
Hanya sayangnya sudah menikah, sudah tidak ada harapan.
Wajah Sisilia Jian dibuat merah oleh mereka berdua, dia bergegas menarik masuk keduanya ke dalam rumah, berkata : “Kalian berdua jangan sembarangan ikut campur, aku juga bukannya tidak laku, apakah perlu begitu khawatir?
“Bagaimana bisa tidak khawatir, tahun ini kamu sudah berusia 26 tahun, saat aku berumur sepertimu, aku pergi ke mana-mana! Begitu banyak orang di sekeliling, siapa yang setiap hari tidak mengunggah foto cucu mereka. Hanya aku yang cuma bisa menatapnya!” Ramona Zhuo berkata dengan tidak puas.
Sudah tidak banyak yang bisa dilakukan dan ingin dilakukan oleh orang-orang di usia ini, mungkin harapan terbesar adalah rumah yang penuh dengan cucu.
Yang paling utama adalah orang-orang di sekitar semuanya begitu, bila kamu tidak, maka kamu ketinggalan zaman, maka sama saja ditendang dari lingkaran pergaulan.
Tidak mudah membujuk orang tuanya masuk ke dalam rumah, Sisilia Jian tanpa sadar melirik ke arah Robert Huo pergi, detak jantungnya masih tetap berdebar.
Barusan Ramona Zhuo berkata, jika mencari pacar seperti Robert Huo, maka meskipun pernikahan kedua juga akan tetap lebih baik daripada dengan Owen Ning, meskipun mungkin dia tidak benar-benar mendukung putrinya untuk mencari orang yang menikah kedua kalinya, namun arti dalam ucapannya membuat hati Sisilia Jian bergetar.
Sudah pernah menikah...apakah boleh?
Dulu selalu mendengar orang berkata bahwa pria yang pernah bercerai adalah yang terbaik.
Karena cukup matang, tahu memberi perhatian kepada orang, juga tahu apa penyebab konflik dalam hidup.
Saat baru mendengar teori tersebut, Sisilia Jian masih meremehkannya, dia memiliki kecantikan, kecerdasan, latar belakang keluarganya juga tidak buruk. Mungkin tidak bisa dibandingkan dengan para bilioner, namun dalam dunia pekerja, bisa dikatakan dia berada di garis depan.
Antara mencari orang yang bertalenta, atau mencari yang memiliki kemampuan yang mengejutkan. Bagaimanapun tidak akan mencari pria yang menikah kedua kalinya, betapa memalukannya.
Tapi sekarang, Sisilia Jian tiba-tiba menyadari, teori yang pernah dia dengar dulu, sepertinya benar.
Jaket yang menutupi bahunya seakan masih meninggalkan kehangatan telapak tangan pria itu, membuat seluruh tubuhnya merasa hangat.
Dibandingkan dengan Robert Huo, Owen Ning benar-benar tidak berguna.
Tapi, hubungannya dengan bos perempuan begitu baik, bagaimana mungkin….
Pada saat memikirkan ini, tiba-tiba Sisilia Jian merasa seakan wajahnya sangat panas, dengan sedikit malu memukul dahinya.
Sembarangan berpikir apa, jangankan bos bagaimana, CEO Ning sangat baik terhadapnya, dia tidak mungkin menjadi orang ketiga di antara mereka!
Mengingat rupa Robert Huo dan Natalie Ning yang dengan bahagia bergandengan tangan memasuki kantor beberapa hari yang lalu, rasa iri di hatinya hampir akan meluap.
Mungkin benar apa kata orang, rumput tetangga selalu tampak lebih hijau.
Setelah kembali ke rumah, Robert Huo memberitahu kondisi Sisilia Jian, mengetahui dia begitu menderita karena perihal Owen Ning menghianati perusahaan, Natalie Ning dengan rasa menyayangkan berkata : “Gadis ini sangat peduli dengan perasaan orang, satu sisi adalah mantan pacarnya, sisi lain adalah perusahaan, mungkin memang benar-benar menimbulkan banyak masalah baginya.
“Sebenarnya tidak perlu merasa sulit. Menurutku, sepertinya setelah dia menyadari orang yang ada di dalam bayangannya pada kenyataannya hancur, hatinya sedikit tidak bisa menerima. Tunggu beberapa saat sampai dia sudah berpikir jernih, secara alami akan lebih baik.” Kata Robert Huo.
“Lalu bagaimana denganmu besok? Jika Owen Ning benar-benar tidak menelpon, apakah kamu akan melaporkannya?” Natalie Ning bertanya : “Kalau tidak, bagaimana kalau kita mencarinya sendiri?”
Hati Natalie Ning lunak, dia tidak ingin membuat masalah ini menjadi tidak enak dipandang, juga takut orang lain di perusahaan akan terpengaruh karena hal ini.
Namun Robert Huo tidak berpikir seperti itu, dia berkata : “Masalah ini menjadi suatu krisis untuk perusahaan, juga merupakan sebuah kesempatan. Bila dilakukan dengan baik, kita bisa membuat perusahaan lebih kompak, dalam tingkat tertentu juga bisa mencegah terjadi kembali masalah seperti ini. Jadi, bila ingin dilakukan, harus melakukannya dengan terang-terangan. Melakukannya dengan terang-terangan, membuat semua orang tahu!”
Natalie Ning bukannya tidak mengerti prinsip ini, dia hanya tidak bisa seperti Robert Huo, mengubah krisis menjadi motivasi untuk terus maju ke depan. Karena di dalam proses ini, selalu ada beberapa orang, beberapa hal, yang mengganggu dia.
Tidak banyak mengambil pusing masalah ini, karena tahu hasil seperti apa yang paling menguntungkan, walau Natalie Ning tidak tega, tapi dia hanya bisa menerimanya.
Hatinya selalu tahu dengan jelas, perusahaan bisa sampai di skala hari ini, 90% kredit ada pada Robert Huo, dan 5% keberuntungan, sisa 5% lagi, mungkin harus dibagikan sebagian kepada para koki.
Singkatnya, kepercayaan diri Natalie Ning masih belum cukup, di hadapan orang lain mungkin dia bisa terlihat percaya diri dan kuat, tapi di hadapan Robert Huo, dia selalu tanpa sadar menundukkan kepalanya, merasa perbedaan antara dia dan Robert Huo sangat besar.
Robert Huo mengetahui hal ini, tapi tidak bisa membujuknya, kepercayaan diri tidak pernah datang dari nasihat dan bujukan saja, melainkan harus melalui belajar dari situasi yang nyata, serta pengalaman sukses yang dikumpulkan dalam waktu yang panjang.
Hari kedua jam enam, Robert Huo mengirimkan laporan yang sudah dibereskan kepada pengacara, saat jam setengah tujuh, dia dan Natalie Ning muncul di kantor bersama.
Para karyawan hari ini juga datang sangat pagi, setelah datang mereka melihat ke Robert Huo dan Natalie Ning terlebih dahulu, kemudian memandang orang lain.
Kemarin Robert Huo berkata, dia berharap leakers dapat meneleponnya sebelum jam setengah delapan.
Sekarang waktunya sudah tiba, mereka ingin tahu pilihan dari leakers itu.
Kelihatannya emosi Natalie Ning tidak terlalu tinggi, dia duduk di depan komputer, tidak tahu sedang melakukan apa.
Robert Huo sedang duduk di sofa minum teh, tidak berapa lama, Sisilia Jian datang.
Setelah istirahat semalaman, keadaannya pulih sedikit. Hanya saja matanya masih terlihat merah dan bengkak.
Melihat Robert Huo hari ini juga datang begitu pagi ke kantor, jantung Sisilia Jian berdegup, dia tahu hari ini bukanlah hari biasa.
Lewat 5 menit, Owen Ning melangkah masuk ke dalam kantor.
Hampir semua orang mengarahkan pandangan mereka padanya.
Owen Ning tidak terpengaruh sedikitpun, wajahnya masih menunjukkan senyuman, bahkan kepercayaan diri di wajahnya semakin bertambah.
Kemarin orangtuanya sudah berhasil membantunya menerima imbalan, mobil mewah, rumah mewah. Uang yang cukup besar, imbalan ini membuat Owen Ning merasa dunia ini tidak terbatas indahnya.
Mengenai pertengkaran dengan Sisilia Jian kemarin setelah pulang kerja, dia juga tidak menaruh di dalam hatinya.
Seorang wanita bodoh, tidak mau juga tidak apa-apa!
"Apa kabar CEO Li, apa kabar CEO Ning.” Owen Ning berinisiatif menyapa mereka.
Sikapnya alami dan tenang membuat beberapa orang lain sedikit ragu, kenapa tidak terlihat seperti leakers?
Meskipun sebagian besar orang menunjukkan ekspresi ingin tahu, tapi tidak satupun dari mereka memiliki ekspresi khawatir, ini menunjukkan apa?
Apakah mungkin seperti tebakannya, bos hanya menakut-nakuti?
Saat Owen Ning berjalan menuju kursinya, Robert Huo mengangkat kepalanya, berkata : “Owen Ning, apakah ponselmu masih ada?”
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiLove And War
JaneBehind The Lie
Fiona LeeAku bukan menantu sampah
Stiw boyInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li