Inventing A Millionaire - Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
Kini di perusahaan cabang, tak ada yang berani meremehkan Robert Huo, semakin tinggi pangkat mereka, semakin mereka memahami betapa luar biasanya Robert Huo.
Terutama keluarga inti yang memiliki hubungan dekat seperti Charles Ji, ia tahu mereka bisa berada di titik ini berkat Robert Huo.
Jika tak ada pria ini, Nova Ji pasti harus menikah dengan Keluarga Liu, atau meninggalkan keluarganya.
Dan saat mereka memintanya mengurus perusahaan cabang, bisa mempertahankan keuntungan tahun lalu saja sudah bagus bagi mereka, apalagi berhasil meraih peningkatan keuntungan 300%.
Karena tahu Robert Huo sangat hebat, Charles Ji juga senang bisa memiliki hubungan baik dengannya. Bahkan Colin Ji juga sangat menghormati Robert Huo.
Kini kedudukan Colin Ji di Keluarga Ji juga meningkat drastis, seperti yang telah diperkirakan Robert Huo. Karena Robert Huo juga, hubungannya dengan Nova Ji mulai membaik. Keluarganya juga tak berani mengenyahkannya dan tak berani mencari masalah dengannya.
Dulu, saat Colin Ji memberikan 20 juta pada Nova Ji, pada akhir bulan seseorang melaporkan hal ini pada Cedric Ji.
Hasilnya, Cedric Ji membentaknya dengan ketus tanpa berusaha menginvestigasi sama sekali.
Uangnya juga telah diberikan, apa gunanya lagi mempeributkannya? Hanya akan menyinggung perasaan orang.
Jika memang ini perbuatan yang salah, bicarakan baik-baik padaku, jangan sengaja memarahiku.
Kini tak hanya Dirut, semua orang juga selalu menyapanya dengan sopan dan ramah setiap kali bertemu Colin Ji.
Suasana yang harmonis ini membuat Colin Ji setiap hari tersenyum cerah.
Kini ia merasa sangat bersyukur ia tidak mengkhianati Robert Huo, jika tidak, ia tak mungkin menikmati suasana seperti saat ini.
Dan ekspektasi Colin Ji untuk beberapa tahun ke depan semakin meningkat, jika Nova Ji bisa memasuki tingkatan kedua dengan lancar, ia akan mendapatkan lebih dari 10 juta, ia bisa langsung pensiun dan menikmati masa tuanya.
Robert Huo tak terlalu mempedulikan hal ini, juga merasa enggan ikut campur.
Ia hanya memfokuskan diri pada urusannya sendiri. Di satu sisi, ia mengembangkan bisnis pribadinya, di sisi lain, ia bekerjasama dengan Nova Ji untuk memperluas lingkup bisnisnya.
Dan beberapa saat ini, Robert Huo juga membutuhkan bantuan Colin Ji untuk mempercepat kemajuan perusahaan. Apalagi Colin Ji adalah pengatur finansial keluarga, kemampuannya jauh lebih baik dibandingkan Nova Ji.
Tapi Robert Huo tetap bersikukuh, tak boleh terlalu bergantung pada orang yang tak merasa berhutang budi padanya!
Seperti Nova Ji yang telah ditolongnya keluar dari kesulitan, pasti tak akan mengkhianatinya. Saat perusahaan cabang semakin berkembang, hubungan mereka juga jadi semakin dekat.
Maka Robert Huo berharap perusahaan cabang itu akan semakin sukses.
Ia secara khusus menyusun sebuah rencana dan memberikannya pada Nova Ji.
Setelah membacanya, Nova Ji menatapnya dengan ekspresi terkejut, “Ekspansi ke luar negeri? Tidakkah rencana ini terlalu besar?”
“Kau adalah Dirut, jika kau tak berani berekspansi ke luar negeri, kapan kau akan bisa memasuki tingkat atas?” tanya Robert Huo.
“Tapi perusahaan kita tak punya pengalaman beroperasi di luar negeri, dan kudengar standard di sana sangat berbeda dari negara ini, peraturannya juga lebih ketat. Jika kita membuat sedikit saja kesalahan, banyak orang akan menuntut kita,” Nova Ji merasa sangat cemas, banyak rekannya telah berhasil di dalam negeri, tapi begitu mereka berekspansi keluar negeri, mereka jatuh bangkrut.
Dunia luar sangat menarik, tapi juga sangat penuh jebakan.
Mereka telah menganut kapitalisme selama bertahun-tahun, tentu teknik berbisnis mereka jauh lebih hebat dibandingkan para pebisnis lokal.
“Pengalaman bisa dikumpulkan, kita juga bukannya langsung membuka bisnis. Kita bisa membuka kantor cabang di luar negeri terlebih dahulu, mencoba menjadi agen proyek bagi para perusahaan luar negeri. Setelah kita memahami teknik bisnis mereka dan memahami situasi pasar, baru kita bangun perusahaan kita sendiri,” kata Robert Huo, “Aku telah memperhitungkan, kantor cabang seperti ini takkan menghabiskan terlalu banyak biaya, tapi bisa membuka jalan untuk kita berekspansi. Nanti saat kita memerlukannya, kita bisa langsung menggunakannya.”
Nova Ji tak mengatakan apapun, belum pernah ada anggota Keluarga Ji yang berbisnis di luar negeri. Untuk membuka sebuah perusahaan cabang di luar negeri, mereka harus berusaha mati-matian mencari uang hanya untuk bertahan hidup.
Perusahaan cabangnya saat ini telah berkembang pesat di dalam negeri, jika ia memutuskan berekspansi ke luar negeri, sangat mungkin karena skala operasinya terlalu besar, ia takkan bisa mendapatkan keuntungan.
Rencana Robert Huo cukup bagus, hanya saja terlalu cepat, membuat Nova Ji merasa tak mampu mengikutinya.
Ia tak tahu bahwa pria di hadapannya ini telah sangat familiar berbisnis di luar negeri.
Kemajuan pesat Keluarga Huo akhir-akhir ini juga berkat perusahaan luar negeri mereka yang telah berkembang dengan baik.
Pasar dalam negeri hanya itu-itu saja. Tak peduli sekeras apapun kau berusaha, hanya sebesar itu keuntungan yang akan kau dapatkan. Hanya dengan cara mengambil keuntungan dari luar, barulah kita bisa mendapatkan lebih banyak.
Mungkin bagi perusahaan tingkat menengah, membangun kantor cabang di luar negeri sama sekali tak ada gunanya, hanya meningkatkan biaya operasional. Tapi bagi Robert Huo, ini adalah rencana yang strategis.
Ada pepatah, orang yang cepat-cepat mengarungi sungai untuk menjadi yang pertama kali menangkap kepiting akan sangat rawan terjatuh. Tapi orang yang pertama kali menangkapnya pasti akan menjadi yang pertama menikmatinya juga.
Beginilah dunia bisnis, jika seseorang tak berani mengambil resiko, ia selamanya hanya akan menjadi pebisnis kecil.
Kesempatan selalu datang sepaket dengan resiko.
“Aku akan mempertimbangkannya dulu, aku juga perlu mendiskusikannya dengan paman ketiga. Kini seluruh uang perusahaan telah habis terpakai, untuk membangun kantor cabang di luar negeri kita butuh persetujuannya untuk mengeluarkan uang lagi. Jika tidak, jika kita terlambat membayar tagihan, semuanya akan berantakan,” kata Nova Ji dengan waswas.
Robert Huo tahu visi Nova Ji tak sejauh dirinya, ia juga tak akan memaksanya. Ia mengangguk dan berkata, “Aku hanya memberikan usulan, apakah akan dilaksanakan atau tidak, kaulah Dirutnya, kau yang berhak membuat keputusan.”
“Jangan marah, aku hanya ingin mempertimbangkannya dulu...” Nova Ji berusaha menjelaskan, tapi kemudian berhenti di tengah-tengah, karena ia merasa alasannya akan membuatnya tampak lemah.
Ia harus bersikap tegas di hadapan pria ini, tapi karena ia sangat bergantung padanya, ia sama sekali tak bisa bersikap tegas padanya.
Ini membuat Nova Ji merasa sangat kesal. Ia merasa ia menjadi lemah di hadapan Robert Huo.
Ia adalah Dirut, kenapa ia menunjukkan kelemahannya di hadapan bawahannya!
“Sebenarnya untuk kantor cabang luar negeri ini, aku bisa membantumu mencari orang untuk mengurusnya,” kata Robert Huo.
“Siapa?” tanya Nova Ji.
“Griffin Huo, seorang anggota tingkatan kedua di Keluarga Huo, meskipun ia tak terlalu terlibat dalam urusan bisnis, tapi ia memiliki kedudukan yang tinggi dalam keluarga,” jawab Robert Huo.
“Kau juga mengenal anggota Keluarga Huo?” Nova Ji tertegun.
Saat hari pembukaan toko itu, Nova Ji sudah merasa sangat terkejut melihat Alex Liao, Fernaldy Fang, dan lain-lain datang untuk memberi ucapan selamat pada Robert Huo.
Bawahannya yang bukan siapa-siapa ini rupanya tak disangka-sangka berteman dengan banyak orang terkenal. Kini ia bilang ia juga mengenal Keluarga Huo, apakah ia sedang membual?
“Bagaimana kau bisa mengenalnya?” tanya Nova Ji.
“Dari Profesor Yacob Zhao, beberapa saat lalu saat aku mengunjunginya untuk minum teh, kebetulan ia juga datang mengunjunginya, lalu kami mengobrol,” Robert Huo menjelaskan.
Nova Ji tampak semakin tertegun, Yacob Zhao? Profesor yang sangat terkenal di bidang pendidikan itu?
Ia mengenalnya, bahkan mengunjunginya untuk minum teh?
Bisa mengunjunginya untuk minum teh, berarti hubungan mereka cukup dekat.
Meskipun kini popularitas Yacob Zhao telah memudar, tapi wibawanya yang dulu masih terngiang, dan banyak orang masih mengaguminya saat membicarakannya.
Nova Ji menatap Robert Huo dengan heran lalu bertanya, “Kau masih ingat St. John’s Bar?”
“St. John’s Bar?” Robert Huo tertegun dan bertanya, “Apa maksudnya?”
Nova Ji memperhatikan ekspresinya lekat-lekat dan akhirnya memastikan ekspresi terkejutnya tidak berpura-pura. Jika tidak, berarti kemampuan aktingnya hebat sekali.
Nova Ji menghembuskan nafas lega, menggeleng, dan berkata, “Bukan apa-apa, hanya bertanya. Oh ya, kudengar Profesor Yacob Zhao menderita kanker paru? Apakah kau sudah menjenguknya?”
“Sudah, ia juga meminta bantuan padaku, aku juga ingin ijin cuti dua hari lagi untuk mengurus masalah ini,” kata Robert Huo.
“Ia meminta bantuanmu?” setelah mendengarnya, Nova Ji menggeleng dan mendesah, “Sepertinya profesor tua itu benar-benar telah dilupakan, ia memiliki begitu banyak murid, tapi malah meminta bantuan pada orang biasa sepertimu. Tak heran banyak yang berkata ia telah dilupakan.”
Novel Terkait
My Goddes
Riski saputroLoving Handsome
Glen ValoraLove In Sunset
ElinaUnlimited Love
Ester GohMy Superhero
JessiMy Only One
Alice SongSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaInnocent Kid
FellaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li