Inventing A Millionaire - Bab 54 Tempat Penuh Cinta
Dapat dikatakan, memijat diri sendiri dan di pijat oleh orang lain adalah dua rasa yang berbeda.
Terutama jari-jari Natalie Ning yang ramping, meskipun kulitnya tidak selembut sebelumnya karena melakukan pekerjaan rumah sepanjang tahun, tapi gerakan lembutnya, tampaknya dapat mencapai kedalaman hati orang.
Kelembutan itu tak tertahankan.
Hanya saja karena posisi memijat ini, keduanya jadi sedikit lebih dekat. Kehangatan dan kelembutan tubuh Natalie Ning terasa jelas di punggungnya.
Hal ini membuat Robert Huo sedikit tidak nyaman, dan dengan cepat berkata:“Aku baik-baik saja, tidak perlu memijat lagi.”
Selesai berkata, dia mencondongkan tubuh ke depan, lalu mengangkat selimutnya untuk bangun.
Alhasil, ketika selimut itu pun terangkat, setelah melihat kakinya yang telanjang, Robert Huo buru-buru menutup selimut tersebut.
“Dimana pakaianku?” Tanyanya malu-malu.
Dulu dia adalah Tuan muda Keluarga Huo yang sangat hebat, saat ini hampir tersipu karena tidak ada lagi pakaian dan celananya.
Natalie Ning turun dari tempat tidur. Melihat wajahnya yang sedikit aneh, tidak bisa menahan suara tawa, berkata:"...Minum begitu banyak alkohol, mengeluarkan bau tidak enak. Aku melepaskan dan mencucinya untukmu, aku juga bukan orang lain, di depanku apa yang kamu permalukan."
Melihat Natalie Ning yang anggun dalam pakaian kasual, Robert Huo tahu, Natalie Ning tidak menganggap dirinya sebagai orang luar.
Dari segi hukum, keduanya adalah suami istri.
Secara emosional, dia yang telah berperilaku baik akhir-akhir ini, juga berhasil mengubah kesan di benak Natalie Ning, membuat hubungan menjadi lebih dekat dari sebelumnya.
Karena itu, Natalie Ning tidak terlalu malu padanya, bagaimanapun juga, keduanya bahkan sudah punya anak.
Tapi Robert Huo berbeda, Jiwa di tubuhnya bukan lagi Shawn Li, dan dia tidak pernah bisa menembus penghalang dalam hatinya itu.
Pada saat ini, Natalie Ning tiba-tiba membungkuk dan berbaring di depannya, menatap dengan penuh minat:“Kenapa, benar-benar malu?”
Pakaian kasualnya sangat longgar, yang boleh di lihat dan tidak boleh di lihat, semuanya tidak ada yang disembunyikan.
Robert Huo berusaha sangat keras untuk menjauhkan pandangannya dari apa yang tidak harus dia lihat, tetapi kulit putih yang terlihat sekilas, selalu menggerakkan pikirannya seperti kail.
Terutama Natalie Ning sedekat ini. Sedikit aroma tubuh tercium, dan bibir ceri lembut dekat di depannya, membuat seseorang ingin menciumnya.
Natalie Ning yang polos, tidak pernah memikirkan siapa pria yang duduk di seberangnya, karena di matanya, ini adalah suaminya.
Ini menyusahkan Robert Huo, maju salah, tetapi tidak ada tempat untuk mundur.
Pada akhirnya, dia tidak punya pilihan selain memundurkan tubuhnya sedikit, dan berkata,"Itu, aku tidak bisa keluar tanpa mengenakan pakaian bukan..."
"Bukankah pakaian di letakkan di sebelahmu? Baru dibeli oleh Eugene, belum memakainya, ukuran kalian harusnya sama."Natalie Ning menunjuk ke samping tempat tidur.
Robert Huo menoleh dan melihat, dia melihat pakaian olahraga baru di sana.
Mengabaikan hal-hal lain, dia dengan cepat mengambil pakaiannya dan memakainya dengan cepat. Natalie Ning terkekeh ketika dia melihat di sampingnya, selalu merasa bahwa Shawn Li hari ini sangat lucu.
"Ngomong-ngomong, hari ini kamu telah menuangkan banyak alkohol ke ayah. Meskipun tahu bahwa kamu ingin menggunakan metode ini untuk mengharmoniskan hubunganmu. Tapi ayah memang sudah tua, hal semacam ini seharusnya sudah cukup sampai disini saja. " Kata Natalie Ning.
"Aku tahu." Selesai berpakaian, ketidakwajaran dalam hati Robert Huo menghilang banyak, menepuk wajahnya, dan dia bertanya, “Bagaimana kabar Ayah sekarang?masih tidur?.”
“Dia bangun lebih awal darimu, sudah turun untuk minum semangkuk bubur dan makan dua lagi pangsit yang kamu buat, rasanya sangat enak." Kata Natalie Ning.
Sup pangsit dimakan setelah dibujuk oleh Cornelia Deng dan Natalie Ning, tetapi menilai dari ekspresi Ardi Ning pada saat itu, dia juga sangat menyukai rasanya.
Hanya saja dia merasa canggung, dan setelah makan dua, dia bersikeras bahwa itu tidak enak. Bahkan Gaby menertawakannya, dia begitu besar dan masih membohongi orang, membuat Ardi Ning sangat malu.
“Selama kalian suka makan, aku akan bungkus lebih banyak lagi di nanti. Masakan ini bisa disimpan lama setelah dibekukan. Aku ingat kamu bilang Ayah suka mie? Aku akan memberinya mie daun bawang, yang seharusnya enak."Robert Huo merenung.
Natalie Ning memandangnya dengan tenang, dan tiba-tiba berkata,“Apa kamu tidak merasa sedih?”
“Apa?”Robert Huo menatapnya. Kemudian dia bereaksi, menggelengkan kepalanya, dan berkata:"Aku tidak melakukan pekerjaan dengan baik sebelumnya, dan aku harus dimarahi. Tidak ada yang disedihkan. Jika tidak melakukan pekerjaan dengan baik dan masih ingin di puji, itu tidak masuk akal."
Natalie Ning memandangnya, dengan puas:“Aku sangat senang jika kamu bisa berpikir seperti ini.”
“Baguslah jika kamu senang…”
Sebelum menyelesaikan pembicaraan, Natalie Ning tiba-tiba melangkah maju dan mencium pipinya dengan lembut. Setelah beberapa saat, lalu tersenyum dan berkata:“Tapi aku lebih suka kamu terlihat yang tidak mabuk. Turun untuk makan. Aku akan membantumu memanaskan bubur.”
Setelah itu, Natalie Ning berbalik dan pergi.
Robert Huo menyentuh pipinya dengan bengong, seolah sentuhan hangat itu masih tersisa.
Mendengar langkah Natalie Ning di lantai bawah, Robert Huo tertawa, sepertinya dia bertingkah terlalu baik?
Sekarang sudah memberikan ciuman, jika dia berperilaku lebih baik. Bukankah...
Apa yang harus aku lakukan saat itu?
Robert Huo pusing saat memikirkan tentang tidur bersama dengan Natalie Ning setiap hari setelah kembali nanti.
Dia adalah wanita yang sangat menarik, dan Robert Huo juga pria normal, dia benar-benar tidak yakin berapa lama pengendalian dirinya dapat dipertahankan.
Terkadang, Robert Huo juga memikirkan, membiarkannya begitu saja, juga tidak ada yang mengetahuinya.
Tetapi dia merasa sedikit canggung di dalam hatinya, bagaimana jika suatu hari Natalie Ning tahu bahwa dia bukan suami aslinya?
Bisakah dia menerimanya?
Natalie Ning adalah tipe wanita paling sederhana yang pernah dilihat Robert Huo.
Kebaikannya, kesederhanaannya, dan kelembutannya membuat Robert Huo tidak tega untuk menyakitinya.
Tidak lama kemudian, Gaby berlari dan meraih tangan Robert Huo dan berkata, "Ayah, ibu menyuruhku memanggilmu ke bawah untuk makan bubur! Bubur seafood buatan nenek sangat enak!"
Melihat putri imut dan berperilaku baik, Robert Huo menghela nafas diam-diam di dalam hatinya, lupakan saja, satu langkah adalah satu langkah.
Jika suatu saat dia benar-benar tidak bisa mengendalikannya. Akan bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan nanti.
Bagaimanapun, dalam arti tertentu, Robert Huo telah hidup sekali lagi.
Dalam kehidupan ini, Natalie Ning adalah wanita pertamanya.
Setelah turun dengan Gaby. Natalie Ning baru saja keluar dari dapur dengan semangkuk bubur. Melihat dia datang, dia berkata, “Duduk dan makan, apakah kamu ingin telur bebek asin?”
“Tidak usah, makan bubur saja.”Robert Huo berbalik dan melihat ke toko. Di sana, Ardi Ning dan Cornelia Deng sedang melayani pelanggan.
Berkat barang berkualitas tinggi dari Howard’s Fruit dan publisitas pelanggan di pagi hari, bisnis di sore dan malam hari jauh lebih baik.
Meski belum sepenuhnya pulih ke masa puncaknya, tapi jauh lebih baik daripada beberapa waktu lalu.
Ardi Ning juga memperhatikan Robert Huo turun, dia meliriknya dan bergumam sedikit, tetapi tidak melakukan apa pun.
“Jangan bergumam, bukan hanya mabuk? Entah kenapa kalian selalu suka berlomba di meja arak,”kata Cornelia Deng yang sedang menimbang buah untuk pelanggan.
"Siapa bilang aku dibuat mabuk olehnya? Hanya dia, bias mengalahkanku?" Kata Ardi Ning dengan keras kepala.
“Apa kau tidak tahu kamu mabuk seperti apa? Tubuhmu masih penuh bau alkohol. Yang disebut tinju takut orang muda, dan minum arak itu juga sama. Bagaimanapun, dia masih muda, sedangkan kamu sudah berapa umurmu.”Cornelia Deng berkata dengan suara marah.
“Ada apa dengan usiaku? Kalau minum, tiga orang seperti dia bukanlah lawan ku!”Melihat wajah curiga Cornelia Deng, Ardi Ning marah dan berkata:“Kamu jangan tidak percaya, aku dalam kondisi tidak baik hari ini, lain kali aku akan langsung membuatnya minum di bawah meja!"
"Masih ada lain kali? Bukankah kamu ingin sekalian mengusirnya dengan meja juga?"Goda Cornelia Deng.
Ardi Ning terkejut, kemudian menjadi marah dan berkata,“Lempar, lempar sekarang!”
Cornelia Deng tahu bahwa dia hanya mengatakan, dia tidak akan benar-benar melakukan ini, jika tidak, bagaimana dia masih bisa ada di sini bekerja.
Alasan utama mengapa Ardi Ning tidak mencari kesalahan adalah karena Natalie Ning dan Eugene Ning baru saja mengatakan banyak hal baik.
Terutama Robert Huo melakukan apa yang dia suka, dia jelas tidak bisa minum banyak, masih ingin berlomba dengannya, hanya untuk menyenangkan dirinya saja.
Ardi Ning mungkin tidak setuju dengan perilaku seperti itu, tetapi sebagai orang tua, dia masih merasakan sedikit hebat di hatinya.
Tidak peduli seberapa sombongnya pada saat-saat biasa, bukankah masih harus menundukkan kepala dan untuk menyenangkan orang tua?
Selain itu, bisnisnya akan bagus, pada dasarnya adalah usaha Robert Huo. Kepiting berbulu pedas yang dimasak pada siang hari dan pangsit sup kristal yang disantap pada malam hari adalah metode keseharian yang dapat memberikan kesan yang baik.
Ardi Ning adalah warga biasa, kamu benar-benar memberinya uang yang banyak, mungkin dia akan menghancurkan wajah mu dengan amarah.
Semakin banyak bantuan dan cara kecil seperti itu, semakin berguna untuk menyenangkan dia.
Harus diakui, wine yang di minum Robert Huo kali ini tidak sia-sia.
Novel Terkait
Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraCinta Seorang CEO Arogan
MedellineDoctor Stranger
Kevin WongThe Sixth Sense
AlexanderPengantin Baruku
FebiEternal Love
Regina WangInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li