Inventing A Millionaire - Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
"Ayah, Shawn, dia berperilaku sangat baik akhir-akhir ini..."Natalie Ning mengatakan sesuatu yang menyenangkan tepat waktu.
Meskipun Ardi Ning tidak membantah, dia masih bergumam:“Bukankah hanya mendapatkan beberapa buah, berkata sepertinya sangat luar biasa.”
Cornelia Deng tersenyum dan menyeret Natalie Ning ke dapur kecil di belakang dan berkata: “Ayahmu pada temperamen itu, baik atau buruk, dia punya ide, dia hanya merasa malu berkata, tapi kamu juga jangan mudah tertipu. Biarpun dia benar-benar seperti yang kamu katakan mengubah beberapa kekurangan, tapi penderitaan selama ini?”
"Ibu, Aku tidak benar-benar menderita."Natalie Ning menunduk dan berkata.
"Dirumah kecilnya yang rusak, generasi kakeknya sudah tinggal di sana. Aku mendengar dari Eugene bahwa saat hujan rumah kalian akan bocor? Bahkan tidak mampu membeli rumah komersial yang benar, dan kamu masih mengatakan mengikutinya tidak menderita."Cornelia Deng berkata semakin menjadi sedih, dan menyentuh dahi Natalie Ning dengan jari. Mengatakan: "Lihatlah betapa kurusnya dirimu! Salahkan aku. Aku dulu mengajarimu tiga kepatuhan dan empat kebajikan. Jika dari dulu tahu akan terjadi hal seperti ini, aku seharusnya tidak mengajarimu hal-hal ini."
Keluarga Cornelia Deng adalah guru selama tiga generasi. Itu juga dianggap keluarga cendikiawan.
Sebagian besar ideologinya masih bertahan di akhir abad terakhir, dan mendidik puterinya dengan disiplin, ketat dan tradisional.
Dulu, dia selalu bangga dengan pikirannya, merasa putrinya sangat polos dan bersih, menjadi seorang anak yang patuh.
Tapi sekarang melihat penampilan putrinya yang menyedihkan, dia menyesal menanamkan konsep yang agak ketinggalan jaman ini pada putrinya.
Seharusnya membiarkan dia untuk belajar mandiri, dan meskipun perceraian itu tidak baik, tapi lebih baik daripada menjalani kehidupan yang sulit selamanya.
Adapun perubahan yang dilakukan Robert Huo, baik Cornelia Deng dan Ardi Ning memiliki ide yang sama.
Hanya satu hal seperti itu tidak cukup untuk mengubah kesan mereka terhadap dirinya. Jika menantu ini ingin membuktikan dirinya, maka harus membiarkan mereka melihat lebih banyak perubahan dengan mata kepala sendiri.
Mereka telah mengharapkan ini sebelumnya, tetapi sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, Shawn Li tidak memberi mereka harapan apapun.
Gaby melompat dan berlari ke dapur, dari dalam terdengar suara Robert Huo dan dia tertawa serta berbicara, suara wajan berbunyi, aromanya secara bertahap menyebar.
Cornelia Deng, yang sedang duduk di ruang makan kecil, melihat kembali ke dapur, wangi yang menawan. Membuatnya mencium tanpa sadar.
Natalie Ning sangat menyadari hal ini, dan segera berkata,"Shawn tidak tahu kapan dia belajar seni memasak, masakannya enak, bahkan Eugene menyukainya."
"Dia benar-benar bisa memasak?" Cornelia Deng bertanya dengan agak heran.
Dalam kesannya, Shawan Li adalah seorang kutu buku yang tidak tahu apa-apa kecuali membaca. Minta dia untuk mengupas kentang, dan dia bisa mengupas dan hanya tersisa seukuran kelingking.
"Kamu nanti mencicipinya dan akan tahu, ini sangat enak."Kata Natalie Ning.
Saat berbicara, Eugene Ning keluar dengan mangkuk kecil, dan berkata dengan ekspresi puas:“Dangdangdang, kepiting pedas, hidangan bintang lima, melayani kedua tuan!”
“Omong kosong!”Cornelia Deng memaki sambil tersenyum dan menunduk, tapi bahkan lebih terkejut.
Di mangkuk kecil, tujuh atau delapan ekor kepiting berbulu diletakkan dengan rapi, dan berbagai bumbu serta pasta kacang yang harum memancarkan aroma yang luar biasa.
Gerakan Eugene Ning sedikit lebih besar ketika meletakkan mangkuk, seekor kepiting berbulu besar terbuka karena diguncang, dan sudah dipotong menjadi delapan bagian.
Aroma daging kepiting tercampur dengan bumbu penyedap. Cornelia Deng tidak bisa menahan tetapi menelan ludahnya.
Itu terlihat enak?
Eugene Ning mengatakan sebelumnya bahwa dia ingin Robert Huo membantu di dapur, Cornelia Deng mengira itu hanya akting untuk ditonton orang, tetapi dia tidak menduga itu menjadi sangat mirip.
Bahkan beberapa tamu yang membeli buah dari luar langsung menuju dapur untuk melihat-lihat. Beberapa pelanggan bahkan berteriak:“Kakak Ipar, memasak makakan enak apa di pagi hari?”
Cornelia Deng sadar dan menjawab,“Eugene membuat kepiting pedas, mari mencoba?”
"Aku tidak sanggup menerima pujian ini!" Eugene Ning bergegas keluar sambil berteriak :"Kakak iparku yang memasaknya, paman, mau mencoba? Tidak usah uang!”
"Kakak ipar?"pelanggan itu terkejut, baru kemudian dia melihat Natalie Ning duduk di dalam. Dia memandang Ardi Ning dengan heran, merendahkan suaranya dan bertanya,“Ganti menantu laki-lakimu?”
Keluarga Ning hanya memiliki satu perempuan, jadi tentu saja hanya ada satu menantu laki-laki. Tapi mantan menantu laki-laki sebelumnya, Shawn Li, terkenal tidak bisa apapun.
Untuk mengatakan bahwa dia membuat hidangan yang harum ini, tidak ada yang akan mempercayainya.
Ardi Ning sangat malu ketika ditanya, jika berkata tidak mengganti mengubahnya, sangat memalukan. Bagaimanapun, dia telah mengatakan di depan semua orang sebelumnya bahwa selama dia masih hidup, dia tidak akan pernah membiarkan Shawn Li masuk kedalam rumahnya.
Tapi jika mengatakan itu berubah... Itu lebih semabarangan!
“Pertanyaan yang begitu banyak, 34rmb.”Ardi Ning tidak menjawab. Dia menyerahkan buah itu kepada pelanggan itu dan mendesak: “Cepat, ada beberapa orang di belakang.”
Pelanggan itu juga tidak keberatan, mengetahui bahwa pertanyaan semacam ini sebenarnya agak memalukan, jadi dia tersenyum dan tidak bertanya lagi.
Setelah sekitar empat puluh menit, semua pelanggan yang tertarik dengan truk pengangkut makanan dingin tadi akhirnya pergi, dan Eugene Ning sedang mengunyah cakar kepiting berbulu. Sambil berteriak:“Ayah, sudah selesai belum, cepat makan kepiting, sangat enak!”
“Belum pernah makan kepiting sebelumnya? Kenapa harus berteriak! Tiap hari hanya tahu makan!”Ardi Ning memakinya.
“Kakek, ayo makan kepiting, sangat enak!”Teriak Gaby juga.
"Untung ada cucuku yang mencintaiku.” kata Ardi Ning.
Eugene Ning tampak terluka. Kaki kepiting pedas di mulut sudah tidak terasa.
Ardi Ning selesai berbicara, dia berjalan ke dapur kecil dan tercengang melihat ada tiga hidangan di atas meja.
Selain kepiting berbulu pedas, ada juga asparagus goreng dan sepanci sop daging kambing.
Asparagus berwarna hijau zamrud, dan sup menempel padanya, memantulkan cahaya redup.
Dan sup daging kambing yang seperti susu, dengan sedikit seledri, menghilangkan baunya, tetapi juga membuat rasa daging kambing lebih kaya.
Meskipun hanya tiga hidangan, tapi masing-masing sangat mewah, membuat orang menjadi tertarik.
Bahkan Cornelia Deng juga ikut berkata:“Datang dan rasakan, rasanya sangat enak, tidak lebih buruk dari restoran.”
“Ini lebih baik dari restoran!”Kata Gaby tidak puas dari samping.
“Iya, lebih baik dari restoran. Nenek moyang kecilku!” Kata Cornelia Deng dengan wajah penuh kasih sayang.
Ardi Ning mengamati sekeliling tanpa sadar, tetapi tidak melihat sosok Robert Huo. Sebaliknya, suara membuat adonan datang dari dapur.
Natalie Ning berinisiatif menjelaskan:“Dia membeli banyak kepiting berbulu, dan dia juga membeli setengah kilo dagin babi berkualitas. Dia berkata bahwa dia akan membuatkan sup dan pangsit untukmu, dan mungkin butuh waktu sedikit baru selesai.”
“Siapa yang ingin!” Ardi Ning bergumam dan duduk, melihat ke sekeliling, dan berkata: “Jam makan belum sampai. Kenapa memasak begitu banyak makanan? Bahkan tidak tahu jam berapa makan, bukankah dia bodoh?”
"Kamu berbicaralah lebih dikit, siapa yang sudah mengatur waktu makan?"Cornelia Deng memasukkan sepasang sumpit ke tangannya.
"Ayah, minum lah Chinese Wine yang berkualitas ini."Kata Eugene Ning, dan menuangkan secangkir Chinese Wine hangat ke Ardi Ning.
Ardi Ning masih sedikit menyukai apa yang ada di cangkir, dia tertawa, dan berkata,“Kapan kamu belajar berbakti kepada ayahmu? Tidak sia-sia untuk membesarkanmu begitu besar!”
Eugene Ning meletakkan termos itu dengan tatapan malu dan berkata:"Ini, ini dibeli oleh Shawn Li..."
Ardi Ning baru saja mengambil cangkirnya, dan berhenti saat ini.
“Plakk” dia membanting cangkir di atas meja, dengan suara dalam berkata:"Dirumah ini tidak ada wine lagi? Apa sudah tidak ada uang membeli wine? Kenapa harus meminum punya nya?"
"Ayah,Shawn dia tahu bahwa kamu suka minum anggur, khususnya membeli yang sudah berusia 20 tahun, dia berkata itu cocok dengan kepiting, Kamu... " Natalie Ning dengan cepat menjelaskan.
Tentu saja, Ardi Ning tahu anggur di gelas itu sangat enak, baik atau buruk, dia bisa mencium baunya.
Tapi tidak peduli seberapa bagus anggur itu, hanya jika Robert Huo membawanya, dia tidak ingin meminumnya.
Untuk urusan buah, boleh saja diberikan oleh anak ini. Sekarang harus makan kepiting berbulu dan minum wine yang dibelinya. Bagaimana dia bisa merasa di hormati?
Ardi Ning adalah seorang tetua, dan dia tidak bisa meletakkan kehormatan.
"Ayah, kenapa kamu begitu keras kepala? Kakak ipar sebenarnya..."
Eugene Ning hanya berbicara setengah, tetapi ditarik oleh Cornelia Deng, karena raut wajah Ardi Ning menjadi lebih buruk, jika terus mengatakan beberapa kata lagi, khawatir dia mungkin akan mengangkat meja.
Hari ini adalah pertama kali putrinya kembali ke keluarganya dalam beberapa tahun. Cornelia Deng tidak ingin membuat masalah menjadi terlalu jelek di hari seperti ini.
“Lupakan saja, jangan minum kalau tidak ingin minum,”kata Cornelia Deng .
Eugene Ning mengerti apa yang dia maksud, jadi dia tidak banyak bicara, hanya bisa melirik ke kakaknya, Natalie Ning.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaUnplanned Marriage
MargeryMy Greget Husband
Dio ZhengIstri Yang Sombong
JessicaCutie Mom
AlexiaPejuang Hati
Marry SuInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li