Inventing A Millionaire - Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
Mereka berdua sambil bercerita di sana, mungkin karena suara hp terlalu besar, Ocean Gu pun bisa mendengarkan beberapa percakapan mereka dengan suara tersamar-samar.
Walaupun mereka tidak tahu Robert Huo itu sebenarnya siapa, namun dari percakapan tersebut bisa diketahui, sepertinya memang merupakan orang dari Howard’s Fruit.
Sampai jalan di luar toko, sambil melihat 4 pria muda itu mengikut di belakang Mike He, terus memindahkan buah ke dalam toko, lalu melihat lagi ke kantong yang dibawa ditangan, hati Ocean Gu merasa kesal.
Dan yang semakin membuat dia ingin memuntahkan darah adalah, di sekitar sini terdapat banyak orang yang melihat mobil chiller boxnya Howard’s Fruit, semuanya pun merasa tertarik dan berjalan kemari, ada yang kenal dengan Ocean Gu pun bertanya ini sedang melakukan apa.
Ardi Ning berdiri di depan toko, sambil berkata dengan gembira: “Karena sebelumnya kualitas buah kami kurang bagus, membuat semuanya tidak suka, jadi aku sengaja memasukkan barang dari Howard’s Fruit, mengenai kualitas produk kalian tenang saja, merk Howard’s fruit, apakah kalian masih tidak percaya? Kalau harga, aku menjamin kepada semuanya, harganya tetap sama seperti sebelumnya, aku Ardi Ning biarpun rugi, juga tidak akan membiarkan tetangga-tetangga memarahi aku menaikkan harga!”
Tadinya banyak orang tidak memiliki rencana untuk membeli buah, namun mendengar dia berkata kalau barangnya dimasukkan dari Howard’s Fruit, semuanya pun merasa penasaran dan datang melihat.
Saat Ocean Gu berjalan ke depan tokonya, pas melihat beberapa pelanggan lamanya hendak ingin masuk ke dalam tokonya, sedang melihat-melihat ke arah toko Ardi Ning.
“Itu bukannya mobil pengangkut barang khusus dari Howard’s fruit? Mengapa berhenti di depan rumah Keluarga Ning?”
“Tadi sepertinya aku mendengar orang berkata, Kak Ning hari ini sengaja memasukkan barang dari Howard’s fruit, dan harganya masih tetap sama dengan harga biasanya, tidak menaikkan harga!”
“Benar tidak? Coba kita pergi lihat, kalau benaran tidak naik harga, tentu saja harus beli dari dia!”
Sambil ngomong, beberapa orang itu pun berjalan pergi ke sana.
Saking kesalnya Ocean Gu pun hampir memuntahkan darah, anaknya Juda Gu keluar dari toko, dengan bingung sambil melihat ke arah toko buah Keluarga Ning sana, bertanya: “Ayah, aku mendengar katanya Paman Ning mereka memasukkan barang dari Howard’s fruit, dan tidak menaikkan harga? Benar atau tidak? Bukannya sangat merugikan jika demikian.”
“Rugi kepalamu!” Ocean Gu berkata dengan sangat kesal, kalau harga dari pesanan pembelian benar-benar seperti apa yang tertulis, bahkan orang bodoh yang menjaga di toko tersebut pun tidak akan rugi.
Juda Gu tidak paham, bertanya: “Mengapa tidak rugi, buah di Howard’s fruit sangat mahal…..”
“Kamu tahu apa kamu, menantu tidak berguna dari Keluarga Ning itu juga tidak tahu kenal siapa dari mana, ia memasukkan barang dengan harga yang lebih rendah daripada kita!” Kata Ocean Gu.
Juda Gu tercengang: “Maksud kamu adalah yang bermarga Li apa itu? Dia bukannya sudah beberapa tahun tidak pulang kemari? Lagi pula hanya dia saja, bisakah dia mendapatkan harga serendah itu?”
Juda Gu terlihat jelas masih tidak percaya, kalau Ocean Gu tidak melihat dengan mata kepala sendiri, dia juga tidak akan percaya.
Namun kenyataan ada di depan mata, kamu merasa curiga pun tidak berguna.
“Sudah, apa yang bisa dilihat, masuk ke dalam toko!” Kata Ocean Gu.
Juda Gu menjawab, lalu ia melihat barang yang dibawa di tangan Ayahnya, bertanya: “Apa yang kamu bawa?”
“Buah yang diberikan oleh Ardi Ning si keledai tua yang keras kepala itu, membiarkan orang itu bangga setengah mati, kamu tadi tidak melihat ekspresinya!” Kata Ocean Gu dengan kesal.
Juda Gu mendekatinya dan mengambilnya, lalu ia berkata dengan terkejut: “Kualitasnya bagus ya, ini anggur Kyoho atau anggur Summer black?”
“Anggur Kyoho dan Summer black saja kamu tidak bisa membedakannya? Kamu bodoh?” Ocean Gu semakin kesal, mengangkat tangan dan hendak ingin memukul kepalanya, namun saat mengangkat tangannya sampai setengah, ia pun berhenti.
Bukan karena tidak ingin memukulnya, tapi karena ia teringat sesuatu dengan tiba-tiba.
Saat Robert Huo sedang menelepon tadi, ia pernah mengucapkan sebuah kalimat: “Terima kasih Wakil Ketua Xia.”
Saat baru mendengarkan kalimat tersebut, karena hati Ocean Gu menyimpan terlalu banyak keterkejutan, jadi tidak memiliki energi untuk memikirkan terlalu banyak.
Namun sekarang memikirkan kembali kalimat ini, dia pun teringat dengan tersamar-samar, Bos besar dari Howard’s fruit, sepertinya marga Xia? Kalau dia tidak salah ingat, Bos Xia ini, sepertinya adalah Wakil ketua dari Dewan Perdagangan.
Teringat sampai di sini, Ocean Gu pun tidak menahan diri untuk gemetar, menantu tidak berguna di Keluarga Ning itu, tadi sedang bertelepon dengan Bos besar dari Howard’s fruit?
Kemungkinan ini, membuat hati Ocean Gu merasa sangat terkejut.
Tidak, tidak mungkin.
Kalau dia benar-beanr kenal dengan tokoh besar seperti itu, bagaimana mungkin Ardi Ning tidak membiarkan dia berkunjung selama bertahun-tahun?
Pada saat itu Shawn Li dimarahi Ardi Ning sampai sangat menyedihkan, semua tetangga melihatnya dengan mata kepala sendiri, mendengar sendiri.
Pasti dia salah dengar….
Walaupun berusaha menghibur diri sendiri, namun menolehkan kepala melihat mobil chiller box yang berhenti di depan toko buah Keluarga Ning, keterkejutan di dalam hati Ocean Gu, masih tidak bisa menghilang.
Dan di sebelah sini, Ardi Ning dan Cornelia Deng dengan sangat gembira sambil menyambut pelanggan yang ramai memasuki toko, walaupun sebagian besar buah-buahan belum selesai dipindahkan, tapi pelanggan sama sekali tidak ada rasa tidak suka.
Orang yang sering membeli buah, bagus atau tidak, dilihat saja langsung akan tahu.
Buah yang ada di rak, semuanya berkualitas tinggi, dengan spontan mengambil salah satu ikat anggur dan menanyakan harga, dan yang merupakan kejutan yang menyenangkan adalah harga tetap merupakan harga lama.
Ardi Ning bersikap sangat teguh dalam berbisnis, tidak karena harga pemasukkan barang rendah, kualitas barang tinggi langsung menaikkan harga.
Seperti apa yang dia katakan, orang yang datang membeli buah semuanya merupakan tetangga, sudah mendukung usaha dia selama bertahun-tahun, ia pun merasa tidak enak jika mengambil keuntungan yang terlalu banyak dari mereka.
Banyak orang langsung mengeluarkan dompet atau hp, kamu mengambil seikat anggur, aku mengambil seikat pisang, dia mengambil beberapa buah naga dan bergegas untuk membayarnya.
Ardi Ning yang sudah beberapa hari tidak sibuk seperti ini, ekspresi semangat diwajahnya tidak bisa ditutupi.
Eugene Ning dan Natalie Ning juga tidak santai, sambil membantu menerima pembayaran atau sambil mengambil kantong untuk pelanggan.
Robert Huo dan Cornelia Deng, sambil mengarahkan staf pengiriman barang, memindahkan buah yang lebih ke dalam gudang.
Saat ini, orang di dalam rumah ini sudah tidak ada yang mempermasalahkan masalah yang pernah dilakukan Robert Huo dulu, semuanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Setelah lewat 40 50 menit, akhirnya selesai juga memindahkan buah, Manajer toko Mike He dengan sangat sopan memberikan kartu namanya kepada semua orang, berkata: “Jika membutuhkan pengantaran barang, silahkan menghubungi aku kapan saja, hp aku aktif 24 jam, layanan sepanjang hari, jika ada masalah dengan buah-buahan, juga silahkan cari aku kapan saja, semoga bisnis Paman dan Tante laris manis!”
Ardi Ning dan Cornelia Deng dengan sangat antusias mengantar orang sampai ke depan pintu, lalu Mike He pun berjabat tangan dengan Robert Huo, dengan sikap yang lebih sopan dan menyanjung daripada saat ia menghadapi Ardi Ning mereka, berkata: “Tuan Li, jika tidak ada urusan lain, maka aku pergi terlebih dahulu.”
“Baik, maaf sudah menyusahkan semuanya.” Robert Huo sambil menganggukkan kepala, dan Eugene Ning pun memberikan satu pack rokok Chunghwa.
Tadinya Mike He tidak berencana untuk menerima rokok tersebut, namun langsung dilempar ke dalam mobil oleh Robert Huo: “Sudah kerja dalam waktu yang begitu lama, tidak memberikan minum kepada semuanya juga, rokok ini nanti dibagikan bersama, jangan segan-segan.”
Dia sudah berkata demikian, Mike He juga tidak menolaknya lagi, hanya saja sikap ia terhadap Robert Huo, menjadi semakin antusias.
Setelah dia masuk ke dalam mobil, mobil tersebut maju dengan perlahan.
Sambil menyaksikan mobil chiller box tersebut pergi, Robert Huo menolehkan kepala kepada Eugene Ning dan berkata: “Nanti aku kirim uang rokok itu.”
Robert Huo yang meminta Eugene Ning pergi membeli satu pack rokok ini, mendengarkan ucapan ini, Eugene Ning pura-pura tidak senang dan berkata: “Kamu kali ini, membantu rumah menghemat uang sebanyak 10.000 20.000 RMB, satu pack rokok saja bukanlah apa-apa, jangan mengungkit uang dengan aku, mengungkit uang ini merusak hubungan.”
Tahu ia sedang bercanda, Robert Huo pun tidak peduli, lagi pula hanya satu pack rokok saja, memang tidak seberapa.
Setelah kembali ke toko, Robert Huo melihat Ardi Ning, Cornelia Deng, dan Natalie Ning, semuanya berdiri di dekat kasir dan sambil melihatnya.
Tatapan dan ekspresi beberapa orang ini, terlihat jelas sedikit aneh, membuat Robert Huo tidak menahan diri sambil menyentuh wajahnya sendiri.
Tapi gerakan dia ini terlihat sedikit tidak jelas, membuat Natalie Ning tidak menahan diri dan tertawa.
Senyumannya memengaruhi orang lain, dan wajah Cornelia Deng juga terlihat lebih banyak senyuman.
Di 1 jam sebelumnya, ini adalah hal yang sulit dibayangkan, apalagi saat baru melihat Robert Huo, wajah Cornelia Deng itu, sangat dingin tidak beda jauh dengan Ardi Ning.
Dan Ardi Ning, walaupun tidak tertawa, tapi bisa terlihat kalau ekspresi wajahnya sudah mereda, setidaknya sudah tidak seperti saat awal baru bertemu, yang terlihat hendak ingin mencekik Robert Huo mati di tempat.
Gaby di samping sambil mengupas pisang yang baru dipindahkan, sambil makan sambil menunjukkan wajah senang kepada Ardi Ning: “Bagaimana, Aku bilang Ayah hebat bukan!”
Ardi Ning berusaha mengatakan sesuatu, namun tidak melihat ia mengatakan apapun yang bisa dia bantah.
Robert Huo membuktikannya dengan kenyataan, kalau dirinya berguna, biarpun sebelumnya mereka sangat membenci dirinya, sekarang mencium satu rumah yang dipenuhi dengan bau buah-buahan yang harum, siapa lagi yang berani menegurnya sekarang?
Tahu sifat Ardi Ning keras, tidak gampang mengalah kepada orang lain, Cornelia Deng menunjukkan sebuah tatapan kepada Eugene Ning.
Eugene Ning sangat peka, sambil menarik Robert Huo dan berkata: “Bukannya siang nanti Gaby ingin makan kepiting cabe pedas ya, kamu ikut aku ke dapur, ajar aku bagaimana cara membuatnya, Kak, kamu temani Ayah dan Ibu untuk ngobrol di sini saja, urusan masak serahkan saja kepada kami berdua.”
Sambil melihat Eugene Ning menarik Robert Huo ke dalam dapur, Ardi Ning hendak membuka mulutnya, namun akhirnya ia juga tidak mengatakan apa-apa.
Novel Terkait
Menaklukkan Suami CEO
Red MapleMy Tough Bodyguard
Crystal SongCutie Mom
AlexiaStep by Step
LeksPenyucian Pernikahan
Glen ValoraMy Charming Lady Boss
AndikaTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelKamu Baik Banget
Jeselin VelaniInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li