Inventing A Millionaire - Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
Tetapi, jika ia tidak sedang buang waktu untuk minum-minum dan main kartu, dia sebenarnya sedang apa? Mengapa dia menghilang secara misterius?
Nova Ji tanpa sadar memikirkan kecelakaan lalu lintas. Apakah Shawn Li tertabrak di jalanan yang letaknya agak terpencil, lalu penabraknya melarikan diri dan bahkan menyembunyikan tubuhnya?
Pikiran ini membuat wajahnya memucat. Wanita itu menggelengkan kepala demi mengusir kemungkinan ini, lalu berkata: “Berhentilah menangis, coba katakan ke aku kapan dan ke mana dia cabut. Mari kita analisis bersama. Oh iya, aku bisa menyuruh orang kantor untuk mencari orang Departemen Penegakan Hukum. Coba kita lihat apakah kita bisa mengecek rekaman kamera CCTV.”
Di bawah bujukan Nova Ji, Natalie Ning menjadi sedikit tenang. Dengan terisak, ia menceritakan kronologis Robert Huo meninggalkan kantor.
Kronologisnya sangat sederhana dan biasa, jadi mereka tidak menemukan titik kecurigaan apa pun.
Nova Ji mau tidak mau menelepon orang Departemen Urusan Hukum dan Departemen Relasi Publik kantor. Ia menyuruh mereka berusaha mendapatkan rekaman kamera CCTV di sekitar gedung kantor Robert Huo dan Natalie Ning.
Tetapi, sekarang sudah bukan waktu yang cocok untuk mencari-cari orang. Pada jam segini, orang-orang sudah pulang kerja. Bahkan jika kamu berhasil mendatangi rumahnya, orang-orang itu belum tentu berkenan memperlihatkan rekaman kamera CCTV.
Perkara kamera CCTV milik pemerintah yang tersebar di sudut-sudut jalan, mereka perlu menjalani serangkaian proses pengajuan. Bagaimana pun juga, insiden ini bukan sebuah kasus besar. Insiden ini “hanya” menyangkut hilangnya seorang pria dewasa selama beberapa jam.
Semua orang melalui malam ini dengan tidak nyaman. Akibat terus menangis, mata Natalie Ning bahkan menjadi bengkak seperti kacang kenari.
Sudah mencari sekian lama namun belum juga memperoleh kabar, Ardi Ning sendiri juga menjadi agak gelisah.
Bagaimana bisa seorang pria dewasa menjadi sesulit ini untuk dicari?
Di masa lalu, jika Shawn Li menghilang, Ardi Ning bisa jadi akan membeli petasan dan menyalakannya sebagai wujud perayaan. Tetapi, dengan berubahnya Robert Huo secara drastis, juga dengan kontribusinya dalam memajukan bisnis buah, ia telah memandangnya sebagai seorang menantu idaman.
Ia tidak tertarik mengingat masa lalu lagi. Asalkan menantunya telah berubah, maka ia akan sangat menghargai perubahan itu……
Sekarang Robert Huo menghilang tanpa bisa dijelaskan, Ardi Ning dan Cornelia Deng yang baru berbahagia beberapa hari jelas kesulitan beradptasi dengan situasi.
Demikian pula Nova Ji. Ia bisa memperoleh uang satu miliar yuan dari keluarga Ji berkat bantuan Robeert Huo. Tanpa kebaikan pria ini, ia sekarang bisa saja telah dipaksa menikah dengan orang dari Liu’s Corp.
Momen bersejarah itu cukup untuk membuat wanita itu merasa berhutang budi pada pria itu.
Orang-orang dari Departemen Urusan Hukum telah berhasil menemui perwakilan gedung yang menjadi domisili kantor Robert Huo dan Natalie Ning. Sesuai dengan perkiraan mereka, perwakilan gedung tidak bersedia memberikan rekaman. Alasannya adalah ingin melindungi privasi semua pengunjung gedung.
Ah, rekaman kamera CCTV gedung saja tidak mau, jadi lupakanlah harapan mendapatkan rekaman kamera jalanan milik pemerintah. Standar pelaporan kasus saja belum terpenuhi, siapa yang bersedia membantumu coba?
Proses semakin bergulir, Natalie Ning semakin ketakutan. Dengan waktu yang semakin berlalu, ia semakin yakin suaminya tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja.
Sudah tidak bisa menangis lagi, wanita itu hanya bisa duduk dengan wajah pucat dan tubuh lesu.
Melihat penampilannya yang menyedihkan, Nova Ji tidak bisa tidak menarik nafas panjang.
Pada momen ini, pintu rumah diketuk orang.
Mata Natalie Ning berbinar, lalu wanita itu melompat turun dari sofa dan berlari untuk membuka pintu. Sayang, begitu menengok ke luar, ia tidak melihat siapa pun.
“Siapa itu?” Nova Ji menghampiri dan bertanya. Menyadari kekosongan orang di luar, ia bergumam: “Anak tetangga mana yang iseng malam-malam begini……”
Persis ketika ingin mengajak Natalie Ning kembali duduk, Nova Ji melihat kertas kecil tertempel di pintu rumah.
Wanita itu mengambilnya. Di kertas itu tertulis: “Van putih, nomor plat B99875.”
Nova Ji menengok ke kiri dan ke kanan, namun masih belum melihat siapa pun.
Ia menunduk dan kembali membaca tulisan yang tertera di keras. Detak jantungnya tiba-tiba meningkat cepat.
Tulisan ini bisa jadi hanya sebuah lelucon, namun Nova Ji lebih percaya bahwa ada orang yang dengan sengaja memberikan petunjuk, dan petunjuk ini bisa dikaitkan dengan hilangnya orang!
Mungkin karena bingung melihat Nova Ji berdiri berlama-lama di depan pintu, Eugene Ning yang baru kembali menghampirinya: “Kakak Nova Ji, ada apa?”
“Seseorang menempelkan kertas bertuliskan plat nomor kendaraan ini di pintu. Aku curiga ini pesan ini berkaitan dengan Shawn Li.” Nova Ji bertutur pada Eugene Ning: “Kamu jaga Natalie Ning, aku akan mencari orang untuk menyelidiki mobil ini!”
“Baik, kamu tenang saja. Ada hasil penelusuran apa, tolong hubungi kami secepat-cepatnya!” Eugene Ning berpesan sebelum mereka berpisah.
Nova Ji mengangguk, lalu berlari ke Mercedes-Benz Maybach-nya.
Setelah mobil super mewah itu pergi dengan cepat, Jack Dong berjalan keluar dari salah satu sudut rumah. Ia melirik ke arah mana mobil itu pergi, lalu kembali menatap rumah. Akhir-akhirnya, pria itu memutuskan tetap tinggal di sini.
Kemampuannya berkelahi sangat bagus. Delapan hingga sepuluh orang lawan secara sekaligus bukan masalah besar untuknya.
Tetapi, dalam hal mengerahkan segenap sumber daya manusia dan sumber daya benda untuk mencari orang hilang, kemampuannya tidak cukup.
Paham dengan kondisi diri, Jack Dong memutuskan menunggu semalaman saja. Barusan, ialah yang menempelkan kertas bertuliskan plat nomor kendaraan.
Apakah Nova Ji akan menggunakan orang-orang perusahaan untuk pergi mencari atau menyerahkan petunjuk ini ke polisi, itu tidak ada hubungannya dengan ia.
Ketika semua orang kewalahan dengan hilangnya Robert Huo, Dave Tong dan dua bawahannya berkunjung sejenak ke tempat penyekapan.
“Bagaimana kabarnya? Masih tenang kah dia?” Dave Tong bertanya.
“Masih, dia semalaman tidak macam-macam kok.” Pria bertato melanjutkan, “Lagipula, ada aku di sini, dia memang bisa melakukan apa?”
Dave Tong hanya berdiri di depan pintu dan tidak masuk, namun bisa melihat noda darah di wajah Robert Huo. Ia tahu bawahannya yang satu ini menggemari kekerasan. Pastilah dia yang main tangan pada tawanannya……
Tidak tertarik menanyakan itu, ia mengangguk dan mengganti topik pembicaraan: “Kalian berdua tidurlah sebentar. Nanti malam, datang lagi ke sini untuk ganti jaga.”
“Kak Dave, berhubung kita sudah punya pemahaman yang jelas tentang dia, buat apa kita terus mendiamkannya begini?” Pria bertato bertanya tidak paham.
“Buru-buru buat apa sih!” Dave Tong memarahi dan mengingatkan: “Ingatlah, kita bukan penculik sungguhan, juga tidak menyekapnya untuk memperoleh tebusan. Kita menculiknya untuk mencuri hati keluarga Huo. Jika sudah punya hubungan yang erat dengan mereka, masihkah kita harus khawatir dengan urusan mencari uang? Jadi, sekali pun kita setuju dengan penawaran pemuda itu, kita tidak boleh membiarkannya pergi begitu cepat. Jika tidak, begitu orang keluarga Huo melihatnya sudah bebas saja, kita mau memberi penjelasan apa?”
“Betul, betul, aku tidak ingin itu terjadi.” Pria bertato berkomentar.
“Makanya, kamu tidak usah tanya-tanya. Memangnya kamu sudah lebih cerdik dari Kak Dave?” Bawahan lain bertanya lagi: “Kak Dave, jadi kita sudah setuju dengan tawarannya nih?”
“Sepuluh juta yuan…… dibilang banyak tidak banyak, dibilang sedikit juga tidak sedikit. Kalian sudah bekerja keras, jadi amatlah layak jika kalian memperoleh uang itu. Apalagi, berhubung tawaran ini datang sendiri ke kita, masa kita mau menolak?” Dave Tong menjawab dengan diakhiri kedipan sebelah mata.
“Kak Dave memang yang terbaik!” Bawahan itu tersenyum gembira.
Sepuluh juta yuan dalam bentuk tunai…… Andai masing-masing dari mereka hanya dapat sepuluh persen, nominalnya masih satu juta yuan.
Ikut Alex Liao, pendapatan tahunan Dave Tong mencapai angka jutaan yuan. Sementara itu, bawahan-bawahan yang cuma menjilat bokong si pria ini per tahun maksimal hanya dapat dua ratus hingga tiga ratus ribu yuan.
Alhasil, uang satu juta yuan bagi mereka teramat besar!
Setelahnya, tanpa masuk rumah untuk berkomunikasi dengan Robert Huo, Dave Tong membawa pria bertato dan satu bawahannya lagi pergi.
Tahu bahwa mereka akan menerima uang tebusan dari Robert Huo, dua bawahan yang tetapp tinggal tidak bersikap sekejam sebelumnya pada tawanan itu. Bahkan, mereka juga sempat membukakan lakban mulutnya dan menghadiahinya beberapa teguk air.
“Bro, jangan salahkan kami berdua karena berbuat kejam. Seseorang ingin tangan dan kakimu, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami memang memperoleh pemasukan dari membawa bencana pada orang lain.” Seorang bawahan bertutur.
Robert Huo bisa membaca bahwa Dave Tong telah luluh. Lebih tepatnya, Dave Tong beserta semua bawahannya sudah luluh.
Tetapi, pelepasan dirinya nampaknya belum akan terjadi dalam waktu dekat.
Robert Huo mencoba bertanya: “Bolehkah kalian mengizinkanmu menelepon orang rumah untuk mengabari bahwa aku aman di sini?”
“Kalau itu sih jangan ditanya. Sebelum Kak Dave memberi perintah, kamu harus diam-diam di sini. Kamu tidak boleh menganggu siapa pun dengan teleponmu.”
Si pria malang mengangguk patuh. Ia bisa melihat bahwa lawan bicaranya ini jago berbicara baik, namun hatinya teramat keras. Orang macam ini sangat sulit diajak berkomunikasi. Alhasil, ia juga malas mengeluarkan tenaga untuk berbicara.
“Omong-omong, kamu yakin keluargamu punya uang tunai sebanyak sepuluh juta yuan? Jangan sampai ketika kami memintamu menyerahkan uang, keluargamu malah tidak mampu beri. Andai itu terjadi, jangan salahkan kami jika kamu melakukan kekejaman!”
Robert Huo tersenyum: “Jangankan uang tunai sepuluh juta yuan, dua puluh juta yuan pun kami punya. Jika tidak punya, mana berani aku menyampaikan tawaran segila ini?”
Dua bawahan menatap satu sama lain dengan tercengang.
Melihat kegembiraan dalam tatapan mereka, senyum Robert Huo merekah. Di balik itu, hatinya sebenarnya tetap dingin……
Suatu hari berlalu dengan cepat.
Setelah menugaskan orang untuk menyelidik, Nova Ji mendapat laporan bahwa itu adalah plat nomor tiruan. Mobil yang aslinya terdaftar dengan plat itu adalah sebuah sedan Toyota, bukan sebuah van. Menerima kabar bahwa plat nomor kendaraannya diduplikasi, pemilik sedan Toyota langsung melapor polisi.
Mencari sebuah kendaraan yang menggunakan plat nomor tiduran sama sekali tidak mudah. Di tengah volume lalu lintas harian yang begitu besar, mereka perlu mengecek banyak sekali video untuk melakukan verifikasi dan penjejakan. Terbayang kah betapa ribetnya?
Yang terpenting, andai berhasil menemukan keberadaan mobil itu, kamu belum tentu akan berhasil menemukan orang yang kamu cari…...
Novel Terkait
Hanya Kamu Hidupku
RenataDon't say goodbye
Dessy PutriAfter The End
Selena BeeTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniBretta’s Diary
DanielleRahasia Istriku
MahardikaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li