Inventing A Millionaire - Bab 95 Buku.
“Padahal, banyak hal yang bisa berdampak pada psikologis seseorang, apakah dulu kamu pernah jatuh? Yang sedikit lebih parah,” tanya Pan Simi.
Robert Huo menggelengkan kepalanya dan menjawab: "Tidak."
“Jadi pernahkah kalian menonton video tentang luka karena jatuh, seperti patah tulang atau adegan berdarah-darah. Adegan yang tidak bisa kamu lupakan?” Tanya Pan Simi lagi.
Robert Huo ingin mengatakan tidak, tetapi setelah merasa ragu-ragu, dia menjawab: "Dulu aku melihat video mengendarai sepeda motor dan menabrak bus, orang muda itu terluka dengan sangat parah."
Pan Simi menunduk dan mencatat di buku catatannya, lalu ia mengajukan beberapa pertanyaan lagi.
Natalie Ning tidak butuh waktu lama untuk membeli air. Dia kembali sekitar lima belas menit kemudian.
Ia membawa tiga botol air ke atas, Natalie Ning berjalan ke dekatnya dan bertanya, "Bagaimana?"
“Sangat bagus.” Pan Simi tersenyum dan berdiri. Ia mengatakan: "Kondisinya tidak buruk. Mungkin hanya gangguan psikologis sederhana. Dia bisa datang ke sini seminggu sekali untuk perawatan psikologisnya, dia seharusnya akan segera pulih."
“Sungguh, baguslah.” Natalie Ning tampak terlihat lega.
Ia memberikan Pan Simi sebotol air, dia mengambil sebotol lagi untuk Robert Huo, kemudian bertanya, "Teman sekelasku di perguruan tinggi tidak buruk bukan?"
“Cukup baik, tapi suka berbicara dengan membingungkan,” kata Robert Huo sambil tersenyum.
"Membingungkan?"
Natalie Ning jelas tidak tahu arti dari perkataannya, Pan Simi mengetahuinya, tetapi dia tidak menjelaskannya, hanya saja ia telah menurunkan penilaiannya terhadap Robert Huo di dalam hatinya.
Pria ini benar-benar berpura-pura bodoh tidak tahu apa-apa!
Namun saat ini ia tidak perlu mempermasalahkan hal ini, karena ini baru tahap awal memahami kondisi pasien, pengobatan lain perlu dilakukan secara bertahap.
Natalie Ning mengobrol dengan Pan Simi beberapa saat kemudian, Setelah itulah ia bersama dengan Robert Huo meninggalkan klinik.
Setelah meninggalkan klinik, Natalie Ning bertanya, "Apakah kamu merasa kesal?"
“Mengapa aku harus merasa kesal?” Robert Huo menoleh dan melihat bahwa wanita itu khawatir padanya, dia tertawa dan berkata: “Jangan terlalu banyak berpikir, aku tahu kamu melakukan ini untuk kebaikanku. Selain itu, aku juga berharap untuk bisa pulih dengan lebih cepat."
"Sungguh? baguslah." Pipi Natalie Ning sedikit memerah. Dilihat dari ekspresinya, sepertinya dia sedikit salah paham.
Robert Huo hanya mengatakan itu dengan santai, tetapi dia malah salah paham mengira bahwa pria ini sangat ingin pulih.
Robert Huo tidak bisa menjelaskan, hal semacam ini hanya semakin di jelaskan akan semakin tidak jelas.
Dan Natalie Ning sedang memikirkan pesan Pan Simi sebelum ia pergi.
"Suamimu seharusnya trauma oleh bayangan psikologis tertentu. Dalam hal ini, ia membutuhkan konseling psikologis. Di sisi lain, kamu juga harus mendekatinya dan membimbingnya keluar dari trauma ini. Jangan tanya aku bagaimana membimbingnya, kalian sudah memiliki anak, apakah aku harus tetap mengajarimu? Singkatnya, lakukan hal-hal yang lebih intim, tapi jangan terlalu menekannya."
Cara ini adalah proses psikoterapi yang diperlukan, Natalie Ning sendiri bukanlah karakter yang sangat pandai menjaga diri, kalau tidak dia tidak akan disentuh malam itu.
Namun dia masih merasa sedikit malu untuk dirinya bisa memintanya terlebih dahulu untuk melakukan hal-hal tersebut.
Baginya, sesekali meminta duluan, bisa dianggap sebagai perasaan antara suami istri. Tapi jika sering terjadi. Sepertinya ia terlihat sangat kecanduan.
Semakin ia memikirkannya, semakin wajahnya menjadi merah.
Meskipun Robert Huo memperhatikan keanehannya, tapi pria itu hanya mengira wanita itu salah paham. Jadi ia tidak terlalu peduli.
Yang lebih ia pedulikan sekarang adalah bagaimana menggunakan kekuasaan Keluarga Ji untuk bisa menghubungi Keluarga Huo.
Keluarga Huo jarang mengeluarkan berita yang penting baru-baru ini. Kembarannya tampaknya telah menghilang, tetapi tidak ada yang merasa aneh.
Sejujurnya, situasi ini membuat Robert Huo sangat terganggu.
Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan keluarga Huo. Apakah sesuatu telah terjadi, apakah orang yang terdekatnya saat ini baik-baik saja.
Jika memungkinkan, Robert Huo ingin segera pergi ke rumah Keluarga Huo untuk mengetahui situasi di sana saat ini.
Tidak peduli apa hasilnya, itu lebih baik daripada saat ini dia hanya bisa menembak-nebak.
Sayangnya. Sebagai tuan muda tertua dari Keluarga Huo, dia tahu betul bahwa keluarga sebesar itu tidak dapat dimasuki oleh sembarang orang, atau orang luar tidak dapat bertemu dengan mereka jika mereka ingin sekalipun.
Semakin besar suatu keluarga, semakin ketat penjagaan dari pihak luar, dengan hubungan yang tidak pasti, sulit bagimu untuk dapat dekat dengan mereka.
Jika tidak, Robert Huo tidak harus menyiapkan seratus ribu rencana, dia ingin menggunakan Keluarga Ji sebagai batu loncatannya.
Dia berencana untuk kembali ke toko buah untuk membeli permen gula, tetapi Natalie Ning berkata bahwa dia ingin membeli beberapa buku tentang operasional bisnis dan melatih kemampuannya.
Dalam bidang ini, Natalie Ning memang lemah, meskipun Robert Huo adalah guru yang sangat baik. Tetapi tidak mungkin untuk dirinya dapat mengajarinya setiap hari.
Natalie Ning tidak ingin mengganggunya sepanjang waktu, bagaimanapun, selain itu, tidak ada yang bisa ia dilakukan di rumah kecuali menjawab pertanyaan pelanggan dan melakukan siaran langsung.
Rumah itu begitu besar. Sulit juga untuknya melakukan pekerjaan rumah.
Karena Natalie Ning ingin belajar, Robert Huo secara otomatis tidak akan keberatan.
Meski ada pepatah yang mengatakan bahwa membaca ribuan buku tidak sebaik melakukannya langsung, tetapi dalam kehidupan nyata. Membaca lebih banyak buku juga termaksud hal yang sangat bagus. Bahkan bisa dikatakan bahwa bagi kebanyakan orang, ilmu didapat dengan membaca ribuan buku. Hal ini jauh lebih nyaman dan lebih praktis daripada melakukannya langsung.
Jadi keduanya pergi ke Toko Buku Xinhua, Natalie Ning menyerahkan tugas untuk memilih buku kepada Robert Huo, sedangkan ia pergi ke area anak-anak untuk membeli buku untuk Gaby, buku yang cocok untuk anak-anak.
Robert Huo melihat-lihat di depan rak buku, pada akhirnya ia memilih beberapa buku, yang lebih cocok untuk seorang pemula di bidang tersebut.
Dengan kerajinan dan kepintaran Natalie Ning, tidak perlu waktu lama dia pasti bisa mempelajarinya.
Ketika dia hendak pergi, bahu Robert Huo di tepuk, sehingga ia berpaling untuk melihat siapa itu. Seorang pria tua bertopi dengan tongkat di tangannya berkata: "Anak muda, bisakah kamu membantuku mengambil buku dengan puggung buku berwarna hitam itu?"
Robert Huo mengangkat kepalanya dan melirik kesana, ia berdiri dengan berjingkat untuk mengambilnya, kemudian bertanya dengan santai: "Kamu ingin membaca ini? Masa magang Franklin bab 3 sebenarnya tidak cocok untuk dibaca oleh orang yang sedikit tua dan gaya penulisannya sedikit sulit di mengerti."
Orang tua itu tertegun, kemudian bertanya, "Bagaimana kamu tahu ini adalah bab ketiga dari magang Franklin?"
“Mungkin hanya kebetulan. Aku lebih suka membaca buku yang tidak populer. Tidak banyak buku seperti ini yang berwarna hitam dengan lesu ini, ditambah ketebalannya sama, kemudian juga diletakkan di rak buku kategori ini, jadi aku tahu." Robert Huo berkata padanya, ia menurunkan buku itu, tersenyum dan menyerahkan buku tersebut kepada orang tua itu, kemudian berkata: "Namun, ini adalah terjemahan dari Guru Ma Lerren. Meskipun tingkat terjemahan bahasa Spanyolnya tidak buruk, tapi ini masih sedikit kurang baik."
“Kamu mengerti bahasa Spanyol?” Orang tua itu melihat dirinya dari atas dan ke bawah dengan rasa ingin tahu, lalu tiba-tiba menunjuk ke buku lain di rak dan bertanya, “Apakah kamu tahu buku itu?”
Robert Huo melihat ke arah jarinya dan bertanya, "Apakah buku merah dengan garis hitam di dalamnya?"
"Benar."
“Jika aku tidak salah menebaknya, seharusnya itu adalah buku Donaldson, seorang penulis yang tidak berambisi di Amerika Utara, yang menulis buku tentang kehidupan di pasaran. Edisi deluxenya, jarang di temukan,” kata Robert Huo sambil menurunkan buku itu.
Nama penulis ditandai dengan jelas dalam bahasa Cina, jika membuka halaman pertama, dapat melihat kata pengantar umum, yang isinya persis sama dengan yang dia katakan.
Orang tua itu tampak sangat senang dan berkata: “Bukan anak biasa, aku telah melihat banyak orang yang suka membaca buku, tetapi untuk buku-buku yang tidak terkenal seperti itu, kamu adalah orang pertama yang mengenali siapa pengarangnya hanya dari luar bukunya saja. Daya ingatanmu sangat bagus. Tidak buruk dan lagu jumlah bacaanmu cukup banyak, di universitas mana kamu kuliah?"
Novel Terkait
Hidden Son-in-Law
Andy LeeHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraInnocent Kid
FellaMy Lady Boss
GeorgeJalan Kembali Hidupku
Devan HardiMenaklukkan Suami CEO
Red MapleInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li