Inventing A Millionaire - Bab 249 Warisan
Dia berkata begitu dan orang properti juga tidak mengatakan apa-apa.
Bagaimanapun juga Yacob Zhao adalah seorang profesor yang terkenal, biarpun dimasa tua dia kehilangan ketenaran dan kekayaannya, tetapi kontribusi dia sebelumnya tidak dapat disangkal.
Orang seperti ini, jika tidak ada orang yang mengurus kematiannya, itu agak terlalu menyedihkan untuk orang yang melihatnya.
Oleh karena itu Robert Huo bersedia maju untuk melakukannya dan orang properti juga senang melihatnya.
Mengenai masalah penyegelan barang, seperti yang dikatakan Robert Huo, boleh mencari seseorang untuk melakukannya.
Kemudian, dibawah pimpinan komunitas dan orang properti, dokter juga tidak banyak bicara dan meletakkan jenazah.
Setelah peti kristal diangkut kemari, jenazah tuan besar dimasukkan kedalam, pada saat yang sama pengurus rumah duka juga secara khusus mengutus orang datang mendirikan tenda pemakaman.
Didalam rumahnya mereka menemukan satu foto lama Yacob Zhao, kemudian mempebesarnya untuk dijadikan foto almarhum.
Segalanya tampak teratur, banyak orang yang tinggal didalam komplek datang melihat keramaian, atau melihat apakah ada sesuatu yang bisa dibantu.
Tidak peduli apakah Yacob Zhao adalah seorang profesor atau bukan, setidaknya dia tinggal dikomplek ini, seorang lelaki tua meninggal. Bahkan tidak ada anak yang menyelenggarakan jamuan perpisahan, hal ini sangat mudah membangkitkan rasa simpati orang lain.
Robert Huo tidak memakai pakaian berkabung, karena dia akui bahwa dia tidak memenuhi syarat untuk menggantikan anak cucu Yacob Zhao.
Berdiri didepan aula duka, Robert Huo adalah orang pertama yang menaruh tiga batang dupa dan membakar dua genggam uang kertas.
Setelah Natalie Ning mendengar kabar ini, dia juga membawa Gaby datang.
Robert Huo mengantarkan gadis kecil ini sampai didepan aula duka dan berkata: “Bakar beberapa kertas untuk kakek dan menundukkan kepala tiga kali.”
Gaby sangat patuh, dia berjalan sampai didepan pot dupa, melihat foto almarhum yang ada diatas meja dan tidak takut sama sekali.
Robert Huo berdiri disampingnya dan berkata pada jenazah yang ada didalam peti Kristal: “Tuan besar, putriku datang sedikit terlambat, tidak sempat membiarkan mu melihatnya secara langsung. Aku menyuruh dia menundukkan kepala tiga kali, memanggil mu kakek untuk meminta maaf. Kamu jangan khawatir, aku tidak akan melupakan apapun yang kamu pesankan padaku.”
Natalie Ning berdiri disampingnya, melihat ekspresi suaminya yang tenang, dia mengulurkan tangannya dan memegang kepalan tangan Robert Huo.
Disaat berbicara, Robert Huo menggenggam tangannya dengan sangat erat yang menunjukkan bahwa hati dia tidak setenang kelihatannya.
Tanpa banyak menghibur, Natalie Ning tahu bahwa Robert Huo sangat menghormati orang tua ini, kepergian orang tua ini membuat dia hampir tidak bisa menghindari kesedihan.
Jangan katakan orang lain, bahkan dia yang tidak banyak berkomunikasi dengan Yacob Zhao, setelah melihat orang tua terhormat ini meninggal dan tidak ada orang yang peduli, dia juga merasa sangat sedih.
Orang yang datang membakar kertas. Kebanyakan adalah warga komplek.
Disaat mereka datang, mereka selalu memperhatikan pria yang duduk bersila diatas tanah, memoles beberapa potongan kayu.
Semua orang tahu bahwa pria ini memiliki hubungan yang sangat baik dengan Yacob Zhao, dia adalah orang pertama yang berinisiatif untuk bertanggung jawab mengurus kematian profesor tersebut. Persahabatan seperti itu membuat orang jadi terkagum.
Robert Huo akan sedikit membungkuk, kepada setiap orang yang datang membakar kertas, kemudian melanjutkan kerjaan kayunya.
Pada saat kemarin ini, dia hanya ingin mengerjakan kotak kayu itu dengan cepat, pengerjaannya tidak terlalu bagus. Tetapi sekarang, dia mempunyai banyak waktu, tuan besar juga tidak akan terlalu cemas lagi.
Oleh karena itu dia ingin melakukan yang terbaik untuk membuat kotak kayu itu lebih sempurna.
Tiga jam setelah tenda didirikan, seorang pria memakai jas dan kacamata berjalan masuk.
Dia melihat Robert Huo kemudian bertanya: “Apakah kamu yang bertanggung jawab atas urusan kematian profesor Zhao?”
Robert Huo menatapnya dan bertanya: “Ada apa?”
“Halo, nama saya Carlos Dong, pengacara yang disewa oleh profesor Zhao.” Pria paruh baya itu berkata, lalu mengeluarkan sebuah dokumen dari tasnya dan berkata: “Disini saya punya surat wasiat yang ditinggalkan oleh profesor Zhao. Secara khusus mempercayakan kepada orang pertama yang bertanggung jawab mengurus kematiannya. Sederhananya, kamu menangani hal-hal ini untuk profesor, dan kamu adalah ahli warisnya.”
Pria paruh baya itu menyerahkan dokumennya, tetapi Robert Huo tidak ada maksud untuk menerimanya.
Dia melakukan hal ini bukan untuk mendapatkan warisannya, tetapi untuk menghilangkan rasa bersalah dihatinya.
Robert Huo tidak bergerak, membuat pria paruh baya itu sedikit malu, dia mengambil kembali dokumen itu dan berkata: “Tidak masalah jika kamu tidak menerimanya, isi surat wasiat sudah dikonfirmasi oleh saya dan profesor sendiri, juga telah disahkan dan memiliki efek hukum. Berdasarkan isi surat wasiat, anda akan mewarisi semua aset profesor, termasuk rumah ini, wisma rumah tua, dan simpanan barang antik didalam brankas dengan total nilai sekitar 400juta Selain itu didalam surat wasiat mengharuskan semua uang tunai harus melalui prosedur hukum. Proses donasi The Hope Project ada saya yang bertanggung jawab untuk mengawasinya. Terakhir, profesor Zhao secara khusus menelepon saya dua hari yang lalu, dia mengatakan jika kamu yang mengurus kematiannya, bantu dia menyampaikan ini.”
Ketika pengacara paruh baya itu menyebutkan harta warisan. Robert Huo tidak mengangkat kepalanya, bahkan gerakan tangannya tidak berhenti.
Tidak seperti Natalie Ning, orangnya yang sedikit bodoh, rumah komplek ini tidak seberapa, harganya sekitar 1,8juta tetapi wisma rumah tua itu mahal.
Mencakup wilayah yang luas juga merupakan wilayah perkotaan, konon ada seorang developer yang ingin membelinya dengan harga 300juta, tetapi tuan besar tidak mau menjualnya.
Dan juga barang antik yang bernilai sekitar 400juta?
Bukankah semua barang antiknya terbakar dengan rumah itu?
Ini adalah kue besar yang dijatuhkan dari langit, yang membuat Natalie Ning sedikit tertegun.
Robert Huo menatap pengacara paruh baya itu dan bertanya: “Apa yang disampaikan oleh profesor?”
Pengacara paruh baya Carlos Dong melihat sekilas kayu yang ada ditangan Robert Huo kemudian berkata: “Profesor Zhao meminta saya memberitahumu, berharap suatu hari kamu bisa belajar bagaimana mengisi kotak kayu ini dengan air.”
Robert Huo tertegun mendengar ini, kalimat ini sedikit aneh dan sulit dimengerti.
Kotak kayu diisi air kelihatan aneh, nyatanya tidak terlalu sulit. Pada zaman kuno tidak ada tong besi. Semuanya adalah tong kayu yang juga bisa menampung air.
Asalkan pengerjaannya cukup bagus, tong kayu tidak akan ada celah untuk air keluar.
Tetapi Robert Huo tahu, Yacob Zhao meminta orang untuk menyampaikan ini, pasti bukan meminta dia menggunakan kotak kayu sebagai ember.
Kalimat ini seharusnya memberitahu dia beberapa filosofi hidup.
Namun kalimat profesor Zhao terlalu rumit, membuat orang sulit memahaminya untuk sementara waktu.
Carlos Dong melihat keraguan Robert Huo, mengangkat bahu dan berkata: “Kamu jangan tanya saya, saya juga tidak paham maksud perkataan profesor Zhao ini, dia hanya meminta saya untuk menyampaikannya saja.”
Robert Huo terdiam sesaat, kemudian mengulurkan tangannya dan berkata: “Berikan saya surat wasiat dan segala macam dokumennya.”
Tanpa ragu-ragu Carlos Dong menyerahkan barang-barang itu kepadanya, kemudian kelihatan dengan tidak sengaja bertanya: “Jika kamu ingin mengubah beberapa barang ini menjadi uang, saya kenal beberapa rumah lelang yang bagus, termasuk wisma juga bisa……”
“Aku tidak mengatakan ingin menjualnya.” Robert Huo menatap dia dan berkata: “Sekarang aku tidak akan menjualnya, kedepannya juga aku tidak akan menjualnya.”
“Kalau begitu barang-barang ini…..”
“Sebelumnya mereka semua milik profesor, kedepannya juga masih sama. Tuan besar tidak memiliki keturunan, tidak ada yang mewarisi, aku juga tidak akan serakah dengan barang murah ini. Barang-barang ini akan selalu menjadi miliknya. Aku akan membangun museum kecil diwismanya dan meletakkan semua barang antik agar orang-orang bisa melihatnya, sehingga semua pengunjung yang datang bisa mengingat bahwa didunia ini, pernah ada seorang lelaki tua bernama Yacob Zhao yang tinggal didunia ini.” Robert Huo berkata dengan tegas.
Dimata orang biasa, jika detak jantung berhenti itu berarti mati.
Dimata dokter, jika gelombang otak menghilang itu berarti mati.
Dimata para filsuf, hanya ada satu orang yang benar-benar dilupakan dari sejarah, tidak ada lagi jejak yang tertinggal didunia ini, terlebih lagi tidak akan ada menyebut namanya. Itulah kematian yang sebenarnya.
Robert Huo akui dia bukan seorang filsuf , namun menurutnya Yacob Zhao iya .
Oleh karena itu. Seorang filsuf tidak ingin dirinya dilupakan oleh orang-orang.
Dia ingin membangun tanah murni untuk Yacob Zhao, ingin mempertahankan namanya selama mungkin dalam sejarah yang panjang ini.
Uang sama sekali tidak penting bagi tuan besar keluarga Huo. Yang paling penting adalah menemukan makna keberadaan hidup diri sendiri dalam kehidupan baru ini.
Natalie Ning sedang duduk disebelahnya, dia menatap ekspresi mata Robert Huo, secara bertahap menunjukkan kekaguman yang kuat.
Ini adalah suaminya sendiri, pria yang tidak mendambakan uang.
Disaat seseorang dihadapkan dengan uang ratusan juta dan hatinya sedikitpun tak tergerak, apa kamu bisa bilang dia tidak mulia?
Sebelumnya, Natalie Ning belum pernah melihat orang semulia ini, yang bisa dia lihat disekitarnya bahkan yang didengarnya, semua adalah orang awam.
Robert Huo melebihi tingkatan ini, yaitu orang yang belum pernah dia lihat dan belum pernah dia dengar.
Yang membuat dia bahagia adalah orang ini adalah suaminya.
Bisa menjadi istri dari orang ini, membuatnya merasa bahwa dia mungkin telah menyelamatkan departemen perbankan dikehidupan sebelumnya.
Novel Terkait
My Tough Bodyguard
Crystal SongIstri Pengkhianat
SubardiPejuang Hati
Marry SuAkibat Pernikahan Dini
CintiaMy Cold Wedding
MevitaMy Cute Wife
DessyInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li