Inventing A Millionaire - Bab 132 Ajaran Leluhur
Ketika Robert mengambil kayu, Natalie juga sangatlah takut, sekalipun tadi dia ketakutan parah dan bahkan ingin bunuh diri untuk mempertahankan kesusilaannya.
Namun jika dipukul menggunakan kayu sebesar itu, sekalipun tidak mati juga pasti luka parah.
Orang yang bunuh diri tidak akan terpikiran hukum, karena tidak berhubungan dengan orang lain.
Tapi melukai orang lain harus dihukum.
Natalie bukanlah orang yang jika disinggung dan akan melawan dan membalas, sekalipun dia benar-benar berharap Thiago pergi mati saja, namun dia tetaplah berkata, "Shawn, kamu jangan........."
Sebelum selesai berkata, Robert sudah berada dihadapannya, dia memberikan kayu ditangannya kepada Natalie, "Kamu yang pukul."
"Huh?" Natalie tercengang.
"Dia berkata tidak sopan kepadamu, bertindak tidak senonoh kepadamu, patut dipukul, jika kamu ingin mematahkan kaki dan tangannya, aku tidak akan melarangmu." kata Robert dengan tenang.
Natalie terlihat tegang, dia tidak pernah bertengkar dengan orang lain, bahkan beradu mulut saja juga sangatlah jarang.
Menyuruhnya melakukan hal seperti ini mana mungkin bisa dia lakukan.
"Bagaimana jika sudahi saja......." Natalie ragu-ragu.
Robert tidak banyak membujuknya, dia melemparkan kayu kearah Jack, "Patahkan satu tangan dan kakinya."
Jack menerima kayunya dan tidak banyak berkata, dia langsung berjalan kearah Thiago.
Disaat dia turun tangan, dia sudah menyinggung keluarga Huo, jika memang begitu, masih ada apa yang perlu diragukan lagi?
Melihat Jack yang mendekat, Thiago berteriak kencang, "Jack, kamu berani memukulku!? Kamu, kamu tidak ingin hidup lagi?!"
Jack menatapinya dan mengangkat kayu ditangannya, "Justru karena ingin hidup, makanya memukulmu."
"Apakah kamu berani! Kakakku adalah Robert Huo, jika kamu berani menyerangku, aku suruh dia........."
Perkataan Thiago sampai setengah saja sudah menjadi jeritan kesakitan.
Kayu yang besar itu menghantam tangannya, suara patah terdengar, wajah Thiago terlihat jauh lebih pucat, sebelum dia menjerit lagi, Jack menghantam lagi, dan mematahkan kakinya juga.
Thiago yang terjatuh dilantai ingin memeluk tangannya, namun kakinya juga sangatlah sakit, dia kesakitan hingga nyaris pingsan.
Sedangkan ekspresi Jack masih biasa saja, seolah dia hanya memukul seekor anjing saja, dan bukan adalah seorang Tuan muda Keluarga Huo.
Robert berjalan kearahnya dan menyalakan hpnya lalu memutarkan video dihpnya.
Didalam video, terlihat segala hal yang diperlakukan oleh Thiago kepada Natalie, semuanya terekam, suaranya masih terhitung jernih, setidaknya jika didengar dengan teliti masih terdengar apa yang dia katakan.
"Satu tangan dan satu kaki adalah pelajaran yang diberikan kepadamu, jika kamu merasa tidak puas, aku bisa menemanimu pergi kembali ke keluarga Huo, aku ingin melihat apa yang akan terjadi denganmu jika berada didepan altar ajaran leluhur keluarga Huo."
Thiago kesakitan hingga air matanya mengalir, kedua matanya merah dan menatapi Robert, dia ingin mencabik-cabik orang ini.
Namun video itu juga membuatnya mengerti bahwa dirinya salah menyinggung orang.
Disaat yang begitu gawat, lelaki ini masih bisa begitu tenang dan mempertahankan bukti dulu, dan dia seolah sangatlah tahu akan keluarga Huo.
Salah satu ajaran leluhur keluarga Huo, "Sekalipun mati juga tidak membully yang lemah, tidak membully wanita dan anak kecil."
ajaran leluhur keluarga Huo kedua, "Masalah tidak dibawa ke keluarga orang."
Yang pertama adalah membuat orang keluarga Huo bisa lurus dan tidak meninggalkan bahan bicaraan untuk orang lain bagi keluarga Huo, dan kedua itu adalah memberikan jalan mundur bagi orang lain, dan juga sama saja memberikan jalan belakang bagi diri sendiri, semua hal tidak boleh dilakukan hingga buntu.
Ini adalah pelajaran penting yang dipahami oleh para leluhur keluarga Huo dan ini diukir didinding altar leluhur.
Jika ada yang melanggarnya maka harus menerima hukuman diruang altar dan membacanya 7 hari dan 7 malam, selain makan, mulutnya tidak boleh berhenti, jika ingin tidur, akan ada orang yang akan mencambukmu.
Perlakuan seperti itu jangankan Tuan Muda Besar yang hidup nyaman, bahkan masyarakat biasa saja juga tidak banyak yang bisa menerimanya.
Jadi orang keluarga Huo juga jarang mencari masalah.
Namun tidak ada orang yang bisa menebak hal yang terjadi, setelah melewati banyak kehidupan tenang, juga semakin banyak orang-orang busuk seperti Thiago.
Mereka tahu bahwa jika melanggar ajaran leluhur akan dihukum berat, jadi setiap kali menimbulkan masalah akan berusaha untuk menutupi masalahnya.
Sedangkan tetua keluarga Huo juga menerima saja tindakan seperti ini, asalkan orang yang bersangkutan tidak menuntut, maka mereka anggap tidak tahu.
Jika Robert memberikan video ini ke keluarga Huo, maka level tingkatan kedua dari Thiago pasti akan digantikan dan dia pasti akan disiksa berat.
Robert tidak lagi basa basi lagi, dia menyimpan hpnya dan menarik Natalie untuk pergi.
Natalie juga sangatlah tegang, suaminya begitu tegas, dan mematahkan kaki dan tangan orang itu tanpa becanda.
meskipun merasa sangatlah senang, namun sekali terpikiran dengan masalah yang mungkin muncul, maka dia sedikit khawatir lagi.
Disaat ini, Robert seolah terpikir sesuatu, dia menghentikan langkahnya dan berkata kepada Thiago, "Oh iyam lain kali jika kamu masih ingin mencari masalahmu, sebaiknya jangan mengungkit nama kakakmu, jika tidak lain kali aku mendengar itu lagi, aku jamin kamu pasti akan lebih parah daripada sekarang!"
Harapan dari keluarga Huo sekarang adalah palsu, sebagai orang asli, Robert tentu saja tidak berharap ada orang lain yang menggunakan namanya untuk berbuat onar, terutama orang-orang seperti Thiago.
Thiago terbaring dilantai, air mata dan ingusnya bercampur dengan darah, dan bercampur diwajahnya sehingga dia terlihat sangatlah menderita.
Dia terus menatapi sosok belakang Robert, tatapannya penuh rasa dendam dan marah, namun dendamnya hanya sesaat saja.
Ketika Robert dan lainnya benar-benar sudah pergi, didalam pabrik hanya terdengar suara erangan para lelaki kekar saja, rasa takut dihati Thiago kembali terpancing lagi.
Dia merasa dirinya akan mati.........
"Tolong!" Thiago berteriak karena ketakutan, "Kalian para pecundang, cepat panggil ambulan!"
Suaranya terdengar hingga diluar pabrik, Natalie mendengarkannya, setelah ragu-ragu sejenak, dia bertanya, "Apakah mau panggilkan ambulan untuk mereka? Aku takut terjadi apa-apa......"
"Mereka berdua tahu batasnya ketika turun tangan, tidak perlu khawatir." Robert menasehati Natalie lalu bertanya, "Bagaimana denganmu, kamu tidak terluka kan?"
Nada bicaranya yang lembut dan tatapannya yang penuh perhatian membuat Natalie langsung menangis.
Air matanya terus berkucuran, dia langsung memeluk Robert dan berkata, "Waktu itu aku sampai ingin bunuh diri mengigit lidah, aku sangatlah takut, aku kira tidak bisa bertemu denganmu lagi."
Robert menjadi fokus, dia tidak menyangka bawha Natalie bahkan berpikir seperti itu.
Dia menghempaskan nafasnya, dan berkata, "Sepertinya hanya mematahkan satu kaki dan tangan orang itu masih terlalu enak untuknya!"
Untung saja Natalie tidak apa-apa, jika tidak, Robert benar-benar mungkin akan membunuh Thiago langsung.
Dia tidak melakukannya karena pertama teringat dengan ajaran leluhur, dan memberikannya sebuah batas yang tidak boleh dilalui, satunya lagi karena juga untuk mencari kesempatan untuk berhubungan dengan keluarga Huo nanti.
Jika membunuh Thiago, dia memang melampiaskan ketidak senangannya, namun jika ingin berhubungan dengan keluarga Huo lagi, akan sangatlah susah.
Didunia ini, selain dari hidup dan mati, semuanya adalah masalah kecil.
'
Keluarga Huo tidak akan mempersulit seseorang yang menyerang balik karena di bully, tapi dia juga tidak akan menerima orang yang membunuh keturunan mereka, ini juga adalah prinsip dasar dari keluarga.
Jika tidak ditahan masalah kecil, maka akan mempersulit kondisi, hanya saja itu membuat Robert sedikit lebih merasa bersalah kepada Natalie.
Jika dia menhalangi mobil dari awal, mungkin ketakutan Natalie akan menjadi lebih sedikit.
"Maaf." kata Robert.
Natalie memeluknya dan menangis beberapa saat, barulah dia menghapus air matanya, "Mengapa kamu mengatakan maaf, orang itu terlalu jahat, itu juga bukan karena kamu, lagipula, kamu juga membalas dendam untukku, oh iya, siapakah kedua orang ini?"
Cara pengalihan pembicaraan yang begitu buruk, Robert tentu saja mengerti, namun saat ini sekalipun mengerti dia juga harus berpura-pura tidak tahu.
Dia memperkenalkan, "Ini adalah Seamus, supir dari professor Yacob Zhang, ini adalah Jack, dia adalah temanku."
Natalie menghapus air matanya dan bergegas berjabat tangan dengan kedua orang ini, "Terima kasih bantuan kalian, jika bukan karena kalian, kami berdua mungkin akan menderita hari ini."
Seamus masih terhitung sopan, dia berkata, "Tidak perlu sungkan, professorlah yang menyuruhku kemari, jika ingin berterima kasih, juga seharusnya berterima kasih kepada professor."
Sedangkan Jack, sikapnya terlihat jelas lebih tidak peduli.
Satu-satunya tujuannya datang kemari adalah untuk mencari tahu seberapa banyak yang diketahui oleh Robert, dan bukan untuk mendengar ucapan terima kasih.
Menatapi lelaki yang setelah jabat tangan dan tidak berkata sama sekali, Natalie sedikit canggung.
Robert langsung pura-pura batuk dan Jack kaget, barulah dia berkata, "Tidak perlu terima kasih."
Melihat Jack yang terlihat tidak biasam sekali melihat Robert yang tenang, Natalie terasa seperti seorang anak kecil yang dibully dan bersembunyi dibelakang ayahnya dan melihat ayahnya memberi pelajaran kepada orang itu.
Rasa seperti itu lumayan enak, seolaha dihadapannya ada sebuah gunung yang menghalangi dihadapannya, baik masalah apapun yang dihadapinya, juga tidaklah perlu ditakutkan.
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraCinta Yang Berpaling
NajokurataTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelGet Back To You
LexyInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li