Inventing A Millionaire - Bab 71 Perhatian
“Paman sibuk bekerja, tidak punya waktu untuk datang.” Jawab Natalie Ning.
"Kalau begitu dia..."
"Stella, kita sudah harus pulang, siang nanti masih harus mengerjakan pekerjaan rumah.” Kata Freya Gu menyela dengan cepat, dan berkata kepada Natalie Ning: "Aku akan membawanya mengejar bus, sampai jumpa Nona Ning.”
"Sampai jumpa.” Kata Natalie Ning.
Freya Gu menarik Stella Yue yang terlihat enggan berjalan menuju tempat pemberhentian bus.
Sampai di Halte Bus, Natalie Ning yang kebetulan lewat bersama dengan Gaby.
“Sampai jumpa Bibi Gu!” Gaby melambaikan tangan.
"Sampai jumpa Gaby.”
Melihat ibu dan putri yang bercanda di atas sepeda, Freya Gu merasa sangat iri dalam hati.
Dulu, dia juga pernah sebahagia ini, sayangnya benar-benar hancur karena kecelakaan mobil.
Stella Yue juga menatap ke arah teman kecilnya pergi.Setelah beberapa saat, dia menarik sudut baju Freya Gu dengan pelan.
“Kenapa?” Freya Gu menundukkan kepala dan bertanya.
"Ibu ....." Stella Yue bertanya dengan bingung: "Apakah Paman Li benar-benar tidak akan pernah datang lagi? Dia bilang dia ingin membuatkan ayam rebus kuning untukku, tapi dia belum membuatkannya."
Freya Gu terdiam sesaat. Lalu dia berkata: "Paman tidak akan datang lagi, tapi ibu bisa belajar bagaimana cara membuatnya, nanti akan aku buatkan untukmu, bagaimana?”
“Tidak mau! Yang kamu buat tidak seenak buatan Paman!” Stella Yue memalingkan wajahnya, seolah-olah dia sangat marah.
Freya Gu tidak berdaya, tapi tidak bisa menegur putrinya, karena dia tidak bisa memberinya masa kanak-kanak yang sempurna, ini adalah kelalaiannya sebagai seorang ibu.
Ketika bus tiba, Supir membunyikan klakson sebagai pengingat.
Sebelum masuk ke dalam bus, Freya Gu untuk terakhir kalinya melihat kearah sana, dan menghela nafas kembali, dia dan putrinya masuk ke dalam bus.
Malam hari setelah Robert Huo pulang kerja, dia sibuk membuat ikan asam manis di dapur, Natalie Ning baru selesai memeriksa pekerjaan rumah Gaby, lalu dia mendapat telepon ibunya Cornelia Deng.
“Beberapa hari ini bagaimana?” Cornelia Deng menanyakan kabarnya dulu, terutama apakah Robert mempertahankan perubahannya yang baik.
Natalie Ning tentu saja memilih kata yang enak didengar, tentu saja merupakan kebenaran.
Sejak dia menikah sampai sekarang, tidak ada yang membuatnya merasa lebih baik daripada sekarang.
Setelah Cornelia Deng memastikan suasana putrinya memang dalam kondisi yang baik, dia merasa lebih lega.
“Kamu tidak meneleponku secara khusus karena menanyakan ini kan?” Tanya Natalie Ning.
“Ya dan juga tidak.” Cornelia Deng bertanya: “Bukannya belakangan ini rumah di Komplek Hongyuan Street akan dibongkar?”
“Hm, baru mengirimkan surat pemberitahuan, belum datang memeriksanya bagaimana kamu mengetahuinya?” Tanya Natalie Ning.
“Kata Tuan Hu tetangga sebelah, dia mempunyai rumah di sebelah rumah kalian. Dia bilang tidak lama lagi akan dibongkar.” Kata Cornelia Deng: “Kebetulan Putranya Jason Hu sepertinya bekerja di Perusahaan yang bertanggung jawab atas pengembangan komplek sana. Kita kan sudah lama bertetangga, Kata Tuan Hu, nanti biar putranya membantu kalian mendapatkan nomor yang bagus, agar kalian bisa duluan memilih rumah. Beberapa hari lagi kamu dan Shawn Li datanglah kemari, membelikan mereka makanan yang enak, sedikit bersikap sopan."
"Tapi Shawn Li bilang dia tidak berencana mendapatkan rumahnya lagi, dia ingin mengambil uang pembongkaran, dan membeli rumah di tempat lain.” Kata Natalie Ning.
“Ah? Tidak mau rumahnya lagi? Dia ingin membeli dimana?” Tanya Cornelia Deng.
"Sepertinya di sisi barat laut, aku juga tidak begitu jelas." Kata Natalie Ning.
Sebelumnya saat pembongkaran Robert Huo membicarakannya sedikit dengannya, tapi tidak terlalu jelas. Selain itu, Natalie Ning tidak terlalu peduli di mana dia tinggal, jadi dia tidak banyak bertanya.
“Barat Laut? Tempat yang sangat jauh, kedepannya Gaby akan sangat jauh pergi ke sekolah!” Cornelia Deng tiba-tiba teringat sesuatu, dan bertanya:“ Apakah karena masih harus menambah harganya? Kalian tidak bisa mengeluarkan uang sebanyak itu ya? Jika kekurangan uang, katakan pada ibu .....”
"Sungguh bukan karena kekurangan uang. Shawn Li mendapatkan bonus beberapa waktu lalu, sekitar enam tujuh puluh ribu Rmb. Aku juga ada satu dua puluh ribu Rmb, jika benar-benar tidak bisa, kami juga bisa mendapatkan pinjaman.”
"Pinjaman apa! Sudah bertahun-tahun, baru menabung sebanyak itu? Apa yang dilakukan Shawn Li!” Tiba-tiba terdengar suara Ardi Ning: “Sudah, keputusannya seperti ini, Akhir pekan bawa Gaby kemari, sekalian mengundang Tuan Hu makan di rumah kita. Masalah uang kamu tidak perlu khawatir, ada aku dan ibumu, kalau tidak bisa juga kita manfaatkan bocah itu!”
"Hei, hei, aku belum selesai bicara ..."
"Apa yang harus dikatakan lagi, tutup telepon!"
Terdengar suara Cornelia Deng dan Ardi Ning samar-samar saling bersahutan, lalu telepon ditutup.
Natalie Ning tersenyum pahit, temperamen ayahnya benar-benar tidak berubah sama sekali, tetapi seiring bertambahnya usia, dia tampaknya semakin mudah tersinggung.
Robert Huo membawa ikan asam manis, bersama dengan Gaby yang melompat keluar dari dapur. Melihat dia yang linglung dengan ponsel ditangannya, dia bertanya: “Ada apa? Siapa yang menelepon?”
"Ibu dan ayah ..." Natalie Ning mempertimbangkan kalimat berikutnya, lalu berkata: “Kata Ayah dan Ibu, Anak Tuan Hu tetangga kita bekerja di perusahaan real estate. Nanti, dia bisa membantu kita mendapatkan nomor, jadi lebih mudah untuk memilih rumah. Mereka meminta kita akhir pekan ini pulang bersama Gaby, lalu mengundang Tuan Hu dan keluarganya makan malam.”
Mengenai masalah uang, Natalie Ning tidak mengatakan apa-apa, dia merasa bahwa hal semacam ini akan dengan mudah melukai harga dirinya.
Suaminya memang sudah banyak berubah sekarang, tapi keluarga mereka tidak punya uang lebih itu adalah kenyataan.
Jika bukan karena puluhan ribu Rmb bonus yang diberikan oleh CEO pabrik Huang, sekarang hanya ada 20.000 Rmb yang telah berusaha dihemat oleh Natalie Ning.
Di zaman sekarang bisa dengan mudahnya menghabiskan seratus Rmb, apalagi hanya memiliki dua puluh ribu Rmb, sama sekali tidak bisa menyelesaikan masalah ini.
“Apakah kamu tidak mengatakan pada mereka kita tidak menginginkan rumah itu?” Tanya Robert Huo.
"Sudah kukatakan, tapi ayah dan ibu merasa barat laut terlalu jauh, tidak sebagus disini, dan sedikit jauh dari sekolah Gaby .....”
Robert Huo berpikir sejenak, lalu tersenyum berkata: “Ayah dan ibu cukup perhatian pada kita, kalau begitu kita makan dulu, nanti kita akan bicarakan lagi setelah akhir pekan ke sana.”
"Tapi kamu bukannya ingin ..."
“Itu bentuk perhatian orang tua, tidak bisa ditolak. Ini semua bisa kita sesuaikan. Selain itu, karena bertetangga, walaupun tidak meminta bantuannya, mengundang makan juga wajar untuk mempererat hubungan.” Kata Robert Huo.
Natalie Ning sedikit banyak merasa tersentuh, dia dapat melihat, Robert Huo memang tidak berencana mendapatkan kembali rumah itu, tapi tidak menganggap serius hal ini dengan orang tua.
Di mana pun dia akhirnya membeli rumah, setidaknya apa yang dia lakukan sekarang masih sangat hangat.
Natalie Ning yang sudah sangat lega, berjalan mendekat dan mengambil sumpit, mengambil sepotong daging ikan, lalu meletakkannya di samping mulut Robert Huo, tersenyum berkata: “Melihat karena kamu pandai berbicara, silahkan makan ikan ini sebagai hadiah.”
Sangat jarang suasana di dalam rumah sehangat ini, jadi Robert Huo tidak menolaknya, lagipula hanya menerima makanan dari sumpit saja.
Adapun tentang pola pikir Ardi Ning, Robert Huo mengerti dengan sangat baik.
Sulit bagi orang tua untuk melihat tren masa depan dan menjelaskannya kepada mereka. Ini bisa dimengerti.
Berdasarkan temperamen Ardi Ning, ditambah lagi dengan prasangka Ardi Ning, yang terburu-buru, kerja keras yang telah dia lakukan sebelumnya akan kembali sia-sia.
Daripada memperburuk hubungan keluarga karena masalah ini. Akan lebih baik jika mengikutinya saja.
Rumah di dalam komplek bukanlah masalah besar bagi Robert Huo, ingin membeli di Barat Laut, menurutnya masih akan banyak kesempatan.
Bahkan jika tidak bisa membelinya sekarang, tidak berbahaya.
Namun jika hal ini bisa digunakan untuk mempererat hubungan kedua belah pihak, ini lebih pantas.
Minggu, Gaby kembali melompat-lompat di atas tempat tidur pagi-pagi sekali, dan menarik Natalie Ning yang sedikit lelah karena setiap hari bekerja sampai jam 12: “Ibu,ibu, cepat bangun, matahari telah bersinar!”
Natalie Ning yang merasa terganggu karena dia, tepat ketika dia bangun, Robert Huo menahan bahunya.
Lalu, Robert Huo menggendong Gaby, berkata: “Ibu butuh istirahat, Ayah akan membawamu sikat gigi, nanti makan telor mata sapi atau roti keju?”
"Bisakah makan roti keju dengan telur mata sapi? Yang manis?"
"Tentu saja bisa."
Kata ayah anak itu sambil berjalan menuju kamar mandi.
Natalie Ning berbaring di atas tempat tidur, setengah memicingkan matanya melihat ayah anak itu, rasa kantuk perlahan menghilang, hanya ada perasaan hangat yang mengalir di dalam hatinya.
Setelah mandi dan makan, setelah bersiap-siap mereka bertiga satu kelarga naik taksi pergi ke toko buah.
Saat pertama kali bertemu Robert Huo, sikap Natalie Ning sangat dingin, sama sekali tidak berencana menyapanya. Malah sikap Cornelia Deng jauh lebih baik, dia berinisiatif mengajak Robert Huo berbicara.
Dalam beberapa hari terakhir, truk Howard Xia yang mengantarkan buah segar, setiap hari tepat waktu mengantarkan buah-buah segar, orang-orang di sekitar tahu bahwa Toko Buah keluarga Ning menghabiskan banyak uang untuk memasukkan buah dari Toko Howard Xia, dan lagi tidak menaikan harganya.
Baik itu pelanggan tetap ataupun orang baru, semuanya suka disini membelinya.
Toko Freya Gu perlahan menjadi sepi, setiap hari dia menggertakkan gigi, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan.
Juga tidak bisa seperti Ardi Ning memasukkan barang dari Howard’s Fruit, tidak ada artinya menghasilkan uang jika merugi.
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiVillain's Giving Up
Axe AshciellyMy Lifetime
DevinaThe Richest man
AfradenIstri Pengkhianat
SubardiMy Cute Wife
DessyInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li