Inventing A Millionaire - Bab 288 Mengumpulkan
Berdasarkan kelakuan si palsu itu, Robert Huo bisa memilih beberapa calon yang menentang Keluarga Huo, persis seperti saat dirinya melawan orang-orang Keluarga Ji, mencari sekelompok orang terlebih dahulu untuk mendukung diri sendiri, lalu menggunakan mereka untuk melawan yang lain.
Dengan lebih profesional, ia ini melawan seseorang dengan cara yang tidak langsung.
Setelah menutup tubuh Zila Tang dengan selimut dan memastikan suhu pendingin ruangan, Robert Huo pun meninggalkan ruangan.
Hotel mewah yang seperti ini, tidak perlu terlalu mencemaskan keamanan Zila Tang untuk tinggal sendiri. Tamu yang bisa tinggal di dalam suite bintang lima bukanlah orang biasa. Jika terjadi suatu masalah, urusan hotel akan sangat besar.
Setelah meninggalkan kamar, Robert Huo menghubungi Griffin Huo untuk memberi tahunya bahwa Zila Tang sedang berada di sini.
Karena saat minum, Zila Tang ada bilang bahwa ia tidak memberi tahu siapapun untuk datang ke sini. Seharusnya sekarang ada banyak orang yang sedang mencarinya.
Mengetahui Zila Tang tengah berada di Robert Huo sana, nada bicara Griffin Huo sangatlah terkejut. “Mengapa ia pergi mencarimu?”
Perilaku si palsu terhadap Zila Tang yang buruk telah tersebar luas di kalangan anggota Keluarga Huo. Tiga puluh menit yang lalu, Griffin Huo baru menghubungi Zila Tang, tapi ia hanya dapat mendengar petunjuk ponsel yang tidak aktif.
Saat ia tengah ragu mau pergi mencari Kak Robert untuk menyatakan rasa bingung dan ketidakpuasan, dirinya tiba-tiba menerima panggilan dari Robert Huo.
Bagi Griffin Huo, Zila Tang mungkin saja mencari sahabatnya untuk bercerita, tapi siapa sangka ia bisa pergi begitu jauh untuk mencari orang yang kurang dikenalnya.
Hal yang terpenting adalah pria ini!
“Ia mencari diriku bukanlah hal yang penting. Hal yang terpenting adalah Keluarga Huo bahkan tidak bisa melindungi seorang wanita yang sudah bertunangan, bukankah ini kurang baik?” ujar Robert Huo.
Griffin Huo menghela nafas, berkata dengan tak berdaya. “Apa dayaku? Martabat Kakak Robert begitu tinggi, siapa yang berani menyalahkannya?”
Robert Huo terdiam, karena ia tiba-tiba menyadari terjadinya masalah yang seperti ini, kemungkinan ada kaitan besar dengan dirinya.
Dulu ia selalu berpikir bahwa kekuasaan keluarga itu harus terpusat, tidak boleh tersebar. Kalau tidak, masalah yang tidak jujur akan sering terjadi, sehingga ia tidak dapat menjalani keinginan dan rencananya dengan baik.
Setelah mengalami pertarungan keluarga berkali-kali, beberapa orang yang tidak melakukan hal-hal berguna dan tidak mau menyerahkan kekuasaannya pun dipermainkan kejam olehnya.
Ditambah setiap keputusan Robert Huo itu terbukti benar dan membawa peningkatan yang besar bagi keluarga. Dengan seperti ini, orang yang berani melawannya hampir tidak pernah ada lagi.
Kalaupun ada, orang-orang itu juga tidak akan menunjukkannya dengan mudah.
Robert Huo memegang sebagian besar kekuasaan, kata-katanya seperti tidak dapat diubah dan orang lain hanya bisa menaatinya. Siapa yang berani menentang?
Hingga sekarang, mau perilaku si palsu itu terhadap Zila Tang itu cukup aneh, tapi tidak ada orang yang berani mengungkapkan rasa ketidakpuasan mereka, apalagi menentang.
Ia tidak lagi mengatai Keluarga Huo dan hanya berkata kepada Griffin Huo. “Kamu beritahu orang Tang’s Corp untuk jangan khawatir. Ia sangat baik di sini. Jika ingin menjemputnya, datanglah setelah dua hari lagi.”
“Baik, aku akan memberi tahu mereka. Tapi aku tidak bisa memastikan apakah mereka mau menunggu atau tidak.” Ujar Griffin Huo.
Zila Tang adalah satu-satunya anak perempuan Dirut Tang, orang yang paling disayangi dalam satu perusahaan, tidak ada satupun orang yang ingin ia mengalami sesuatu. Jadi setelah orang-orang Tang’s Corp menerima berita tersebut, mereka pun langsung datang minta Zila Tang.
Meskipun tidak dapat langsung menjemput Zila Tang pergi, setidaknya mereka juga harus memastikan bahwa ia itu aman.
Untuk hal ini, Robert Huo tentu mengetahuinya, jadi ia pun tidak banyak bertanya.
“Apakah aku boleh berbincang dengan Kak Zila?” tanya Griffin Huo.
“Ia mabuk dan sudah tidur.” balas Robert Huo.
“Mabuk?” Suara Griffin Huo seketika meninggi beberapa tingkat. “Kamu tidak melakukan apa-apa kepadanya, bukan?”
Robert Huo terdiam beberapa detik, lalu membalas. “Tentu saja!”
Lalu ia langsung memutuskan panggilan, meninggalkan Griffin Huo yang kebingungan di sana.
Apa yang dimaksud dengan tenang saja? Maksudnya pasti ingin melakukan sesuatu, atau pasti tidak melakukan apapun?
Setelah itu, Robert Huo pun meninggalkan hotel, naik taksi pulang.
Di saat yang sama, Timmy Wang tiba di sebuah lembaga Pendidikan.
Mendorong pintu, ia menemukan puluhan siswa yang duduk di dalam ruangan. Sedangkan di depan mimbar, seorang pria yang berusia tiga puluh tahun lebih tengah menulis beberapa poin pelajaran di atas papan tulis.
Saat melihat Timmy Wang, pria yang memakai kacamata itu agak terkejut.
Wajah Timmy Wang terukir senyuman dan berkata, “Kak Ma, guru menyuruhku untuk memanggilmu pulang kerja.”
Pria berkacamata itu gemetar pelan, bahkan kapur hampir saja jatuh ke lantai. Setelah keterkejutan di awal, ia pun melempar kapur dengan senang, berlari ke hadapan Timmy Wang, bertanya dengan sangat semangat. “Sungguh? Bos benar-benar sudah kembali?”
“Hmm.” Timmy Wang mengangguk.
“Ayo pergi!” Pria berkacamata itu tanpa ragu menariknya berjalan ke luar.
Murid-murid di kelas terkejut melihat semua ini. Ada seorang murid yang berani dan berteriak, “Guru Ma, lalu bagaimana dengan kita?”
“Kalian?” Pria berkacamata itu tertawa kencang dan berkata, “Terserah apa yang mau kalian lakukan. Aku tidak mengajar les lagi!”
Lalu mereka berdua berlangkah cepat ke luar ruangan dan meninggalkan murid-murid yang saling berpandang kebingungan.
Empat jam kemudian, mereka berdua tiba di sebuah perusahaan jasa kunci.
“Jasa buka kunci lima puluh RMB, pasang kunci biasa delapan puluh RMB, pasang kunci digital seratus lima puluh RMB.” Pria yang tengah membongkar kunci tua terus merunduk berkata.
“Kak Qi!” teriak pria berkacamata.
Tangan pria itu gemetar pelan, kemudian mengangkat kepala. Saat memandang pria berkacamata dan Timmy Wang, wajahnya pun terpenuhi rasa terkejut.
Timmy Wang tersenyum memandangnya berkata, “Kak Qi, guru memanggilmu pulang kerja.”
Pria bermarga Qi itu memandangnya, lalu memandang lagi pria berkacamata. Akhirnya tanpa banyak cakap, ia langsung membuang kunci di tangannya dan berkata, “Ayo pergi!”
Masih kata-kata singkat yang sama dan memiliki maksud perasaan semangat yang sama.
Kebetulan saat itu ada pelanggan yang masuk ke dalam dan berkata, “Pak, aku lupa bawa kunciku lagi, tolong nanti bantu aku buka kuncinya.”
“Aku tidak kerja lagi, kamu cari orang lain saja.” Pria bermarga Qi itu selesai berkata, lalu menarik Timmy Wang dan pria berkacamata langsung pergi.
Pelanggan itu memandang punggung kepergian beberapa orang itu dengan terkejut, lalu memandang lagi alat-alat kunci yang memenuhi ruangan itu. Kamu tidak mau bekerja lagi, hingga toko juga tidak ditutup? Apakah tidak takut ada orang yang datang mencuri?
Kejadian yang sama terjadi di berbagai tempat.
Beberaoa orang yang ikut kerja dengan Robert Huo sekarang berpencar di berbagai tempat, masing-masing menjalani usaha sendiri.
Ada yang mengajar, ada yang menjalankan jasa buka kunci dan juga ada orang yang menjual daging babi.
Biasanya bertemu dengan mereka, pasti hanya menganggap mereka sebagai orang biasa. Tapi siapa yang menyangka bahwa beberapa tahun yang lalu, mereka ini pernah menimbulkan kericuhan di pasar sekunder.
Sekarang sekalinya Timmy Wang membuka mulut, mereka sama sekali tidak ragu, langsung membuang pekerjaan mereka dan pergi begitu saja.
Tidak ada orang yang rela untuk menerima hidup biasa. Sebelumnya mereka hidup merendahkan diri hanya demi mereka bisa diam-diam menyelesaikan misi saat ada seseorang yang memerlukan mereka.
Orang yang seperti mereka, lebih baik memperoleh pusat perhatian yang sedikit, yang terbaik adalah satu dunia tidak mengetahui keberadaan mereka.
Dengan seperti ini, mereka jadi lebih mudah untuk menjalani misi.
Robert Huo sama sekali tidak peduli terhadap beberapa masalah ini, atau bisa dikatakan ia ini bukanlah dewa, ia sama sekali tidak mengetahui apa saja yang orang lain lakukan.
Ia hanya perlu tahu, setelah perintahnya sudah diberikan, pasti akan ada orang yang dapat menyelesaikan masalah untuknya.
Saat Timmy Wang sibuk mencari orang, Robert Huo tengah masak di rumah.
Menunggu Natalie Ning membawa Gaby pulang, meja makan pun sudah terpenuhi dengan makanan.
Gaby berteriak senang, lalu mengambil sepotong daging asam manis ke dalam mulut dan tidak lupa juga untuk memuji. “Ayah hebat sekali! Enak sekali!”
“Belum cuci tangan sudah makan? Cepat cuci tangan sana!” ujar Natalie Ning.
“Tak apa-apa, tunggu ia selesai makan sepotong ini baru pergi cuci saja.” Ujar Robert Huo.
“Kamu terus memanjakannya, lihatlah dirimu bisa memanjakannya hingga kapan!”
Meskipun Natalie Ning berkata seperti itu, tapi hatinya sangatlah bahagia, bahkan wajahnya pun terukir penuh dengan senyuman, karena ia sangat menyukai suasana seperti ini. Melihat suami menyayangi putrinya, rasa itu merupakan rasa yang paling diinginkan setiap istri.
“Ayah yang terbaik! Aku paling sayang Ayah!” ujar Gaby menjilat.
“Dasar bocah penjilat!” Natalie Ning mendecih berkata, “Apakah dunia ini hanya Ayahmu yang terbaik? Apakah Ibu tidak baik?”
“Ibu juga baik, tapi Ayah yang terbaik. Ayah bisa masak makanan enak untukku!” ujar Gaby sambil terkikik.
“Ibu yang terbaik. Tidak ada ia, bagaimana mungkin ada kehidupan bahagia yang seperti kita sekarang ini. Menurutmu benar, bukan?” ujar Robert Huo.
Gaby bertingkah untuk berpikir. Beberapa saat kemudian, ia baru mengangguk berkata, “Baiklah, apa yang Ayah katakan itu benar.”
Gayanya yang berlagak seperti orang dewasa sungguh membuat tawa Natalie Ning Pecah. Sepasang Ayah dan putri ini sungguh hebat dalam berbicara, sehingga orang tidak dapat marah kepada mereka.
Lalu Robert Huo pun membawa Gaby pergi mencuci tangan, baru datang makan.
Novel Terkait
Inventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li