Inventing A Millionaire - Bab 120 Mencairkan Cek
Kebetulan Robert Huo juga sambil membawa semangkuk bubur dari dapur, lalu bertanya dengan spontan: “Apa yang mengejutkan orang?”
Wajah Freya Gu semakin memerah, tadinya dia memang sangat kaku di depan Robert Huo, sekarang merasa semakin tidak enak.
Natalie Ning mendengus dan berkata: “Topik wanita, mengapa harus beritahu kamu.”
“Baiklah, Gaby, kamu ingin minum susu atau sup telur?” Robert Huo menolehkan kepala dan bertanya.
Gaby tidak langsung menjawabnya, malah melihat ke Stella Yue: “Kamu ingin makan apa?”
“Aku ingin makan bubur…..” Kata Stella Yue.
Gaby menolehkan kepala, lalu menjawab: “Ayah, kamu ingin makan bubur.”
Robert Huo merasa tidak berdaya, berapapun usia seorang wanita, apakah pemikirannya melompat seperti ini saat menjawab pertanyaan?
Untung saja Natalie Ning dan Freya Gu ada di samping, kedua Ibu ini datang membujuk mereka, baru berubah lagi menjadi minum susu, kalau tidak, Robert Huo harus menghabiskan waktu lebih dari setengah jam untuk menyiapkan sarapan.
Setelah selesai makan, Robert Huo membereskan mangkuk dan sumpit, dan Natalie Ning hendak mengantarkan Gaby untuk pergi les.
Mumpung kesempatan ini, Freya Gu juga ingin berpamitan, hanya saja Stella Yue sambil menarik baju Robert Huo, bagaimanapun ia tidak ingin pergi.
Biarpun Freya Gu menunjukkan gaya seperti sedang marah, dia pun tetap seperti itu.
Akhirnya juga Robert Huo yang berjanji dengan anak gadis ini, tunggu 2 hari lagi akan membuat makanan yang enak untuknya, setelah membujuknya dengan lama, dan Gaby yang ada di samping pun sambil menjamin, Stella Yue baru menyetujui dengan sedikit terpaksa.
Walaupun demikian, ketika anak gadis itu pergi, matanya tetap memerah, dan dia melambai tangan kepada Robert Huo dengan tidak rela: “Paman Li, kamu harus datang lebih awal ya, aku tidak makan beberapa hari ini, kalau kamu tidak datang membuat makanan untukku, aku akan mati kelaparan.”
Robert Huo juga merasa terhibur olehnya, apakah ini sebagai pemaksaan dengan menggunakan kematian.
“Sampai berjumpa Ayah, jangan lupa siang nanti datang mencari aku dan Ibu, bersama-sama kita pergi melihat rumah.” Gaby juga sambil melambaikan tangan, berpamitan dengan Robert Huo.
“Iya tahu, tidak akan lupa.” Jawab Robert Huo.
Jika bukan karena Gaby mengingatkannya, Robert Huo benar-benar hampir lupa kalau mereka sudah berjanji hari ini akan pergi melihat Listing property.
Sambil berpikir-pikir, ia menelepon kepada Fernaldy Fang terlebih dahulu, untuk memberitahukan rencana ia hari ini.
Mengetahui Robert Huo akhirnya tetap memilih untuk membeli rumah di Area Barat Laut, Fernaldy Fang terlihat sengat senang.
Karena meskipun potensi area barat laut telah ditentukan oleh Biro Perencanaan, namun di dalam hati Fernaldy Fang, tidak ada sumber informasi yang lebih meyakinkan daripada tindakan Robert Huo.
Sekarang Robert Huo akan membeli rumah di Area Barat Laut, maka hal ini pasti sudah dipastikan.
“Di sana memang ada beberapa listing property yang bagus, Ini dikembangkan oleh beberapa teman lamaku, begini saja, nanti siang aku pergi bersamamu, sekalian mengajak mereka untuk makan bersama, saling berkenalan, Mengenai harga, nanti kamu beritahu kepada Adik ipar, tenang saja, jika tidak mendapatkan diskon 20%, maka Kakak akan memotong kepalaku dan dijadikan bola untuk ditendang Adik ipar.” Fernaldy Fang berjanji sambil menepuk dada.
“Kegiatan olah raga yang begitu menakutkan, dia sepertinya tidak mau berpartisipasi,” kata Robert Huo sambil tersenyum.
Fernaldy Fang tertawa keras, salah satu alasan mengapa dia mengagumi Robert Huo adalah karena meskipun pria ini memiliki latar belakang keluarga yang biasa saja, tapi ia sama sekali tidak memiliki rasa tidak leluasa orang miskin saat menghadapi orang kaya.
Ini berasal dari kemampuan pribadi, yang membawa kayakinan dan kepercayaan diri.
Terkadang manusia ini memang aneh, kamu semakin merendahkan diri, dia pun semakin tidak menghiraukan kamu, sebaliknya jika bersikap seperti memiliki kedudukan yang sama, dia malah semakin ingin mendekati diri.
Robert Huo sendiri merupakan tipe orang yang paling teratas, tentu saja dia paham bagaimana cara "menangani" orang-orang seperti Fernaldy Fang.
Setelah menyetujui waktu pertemuan pada siang hari nanti, Robert Huo menelepon Nova Ji lagi dan mengatakan kepadanya bahwa dia akan pergi melihat rumah hari ini, jadi tidak masuk ke kantor.
Robert Huo tidak menganggap serius sistem kerja perusahaan, sudah bukan sekali dua kali, atau sehari dua hari.
Sebelumnya saat dia belum menunjukkan kemampuannya yang luar biasa itu, dia sudah berani untuk tidak pergi bekerja selama 1 atau 2 bulan, sekarang dia sudah naik jabatan, tentu saja semakin tidak takut.
Tentu saja, kedua ini masih ada perbedaannya, setidaknya sekarang dia tahu harus menelepon terlebih dahulu sebagai tanda menghormati.
Akhir-akhir ini juga tidak ada urusan besar yang perlu dia tangani di kantor, Nova Ji juga tahu, orang seperti Robert Huo, tidak perlu terikat dengan perusahaan dan mengikuti jadwal kerja 8 jam seperti karyawan biasa.
Baja yang bagus harus digunakan pada pedang, dia cukup untuk muncul saat dibutuhkan saja.
Tidak mengatakan hal ini, hanya masalah Robert Huo berhasil memenangkan Colin Ji dengan kata-katanya, dan membiarkan Nova Ji memiliki kesempatan untuk dipromosikan ke urutan tingkatan kedua, jasa besar ini cukup baginya untuk melakukan apa pun yang diinginkannya.
Butuh aku memperkenalkan seseorang dari perusahaan real estate? Oh? Fernaldy Fang? Kamu kena juga?” Robert Huo berkata kalau dirinya sangat akrab dengan Fernaldy Fang, Nova Ji pun tidak banyak berkata yang lain lagi, hanya berkata: “Cek terakhir kali, aku sudah meminta Departemen Keuangan untuk mencairkan uang tersebut ke dalam Payroll cardmu, nanti coba diperiksa kembali.”
Robert Huo tertegun, baru teringat, sebelumnya saat pura-pura terakuisisi, agar sandiwaranya terlihat lebih realistic, Robert Huo mendapatkan sebuah cek palsu di sebuah toko fotokopi, nominal di cek tersebut adalah 1.000.000 RMB.
Itu murni untuk menipu Colin Ji dan lainnya saja, tidak menyangka, Nova Ji benar-benar mencairkan cek tersebut.
“Kamu tidak perlu berterima kasih kepadaku, ini adalah hadiah yang pantas kamu dapatkan, karena semua orang juga sudah tahu aku memberikan sebuah cek 1.000.000 RMB kepadamu, maka itu memang sudah seharusnya menjadi milikmu.” Kata Nova Ji.
Robert Huo tersenyum, berkata: “Kamu ingin mencoba mengikat aku dengan uang?”
“Jika kamu dapat diikat dengan uang, aku akan melakukannya dengan senang hati.” Kata Nova Ji.
Mereka berdua tidak mengatakan hal ini dengan terlalu jelas, dapat terikat atau tidak, tidak perlu dikatakan dengan begitu jelas, setidaknya pada saat ini, semuanya terlihat sangat optimis.
Robert Huo juga tidak berpura-pura dengan munafik tidak menginginkan uang ini, uang bukan barang yang bagus, tapi juga merupakan barang yang bagus.
Ketika ingin menggunakannya untuk melakukan sesuatu, itu bagus.
Tadinya Robert Huo ingin menggunakan tabungan di rumah untuk membayar DP, membeli sebuah rumah 3 kamar dengan ukuran 100 m2, namun sekarang telah memiliki uang sebesar 1.000.000 RMB, mungkin bisa mempertimbangkan untuk membeli rumah dengan 4 kamar? Atau area yang lebih luas. Kalau tidak, beli 2 rumah, lagi pula harga rumah di Area barat laut sana hanya akan terus meningkat dengan pesat, tidak akan menurun.
Dia tidak ingin tinggal di dalam vila lagi, dulu tinggal di dalam vila sampai ingin muntah, bagi Robert Huo, vila seluas 500 600 m2, tidak senyaman ruah kecil dengan luas puluhan meter persegi.
Tempat yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, hanya puluhan meter persegi saja, terlalu besar itu hanya untuk dilihat orang lain saja.
Ada orang yang membutuhkan rumah untuk bergengsi, memuaskan keinginan, tapi Robert Huo tidak membutuhkannya.
Setelah menutup telepon, Robert Huo kembali ke dalam rumah untuk membereskan pekerjaan rumah, ia baru sadar, kalau pakaian luar dan pakaian dalam Freya Gu tergantung di kamar mandi semua, mungkin karena tadi ia pergi dengan buru-buru jadi lupa mengambilnya.
Tapi pakaian dalamnya masih basah, ambil pulang juga tidak berguna.
Sambil melihat ukuran pakaian dalam yang menarik perhatian itu, Robert Huo sedikit terkejut, apakah badan Freya Gu sebagus itu? Pantas saja ia membuka kelas dance, sepertinya memang ada dasarnya.
Namun ia tidak melihatnya lagi, juga tidak menyentuh barang-barang yang mungkin dapat membuat Natalie Ning salah paham, Robert Huo kembali ke ruang tamu dan membuka komputer, mulai mencari informasi listing property tentang Area Barat laut sana.
Walaupun ada Fernaldy Fang yang membantu menawarkan harga, tapi lokasi spesifiknya, tetap harus dilihat terlebih dahulu.
Bagaimanapun ada seorang Bos besar pernah mengatakan, hal terpenting dalam membeli rumah adalah, lokasi, lokasi dan lokasi!
Tidak lama kemudian, Natalie Ning juga kembali, mereka berdua mempelajarinya dengan teliti selama 2 jam lebih, mengangkat kepala dan melihat sudah hampir waktunya, mereka baru bersama-sama keluar untuk menjemput anak.
Setelah menjemput Gaby dari les, sekeluarga betiga langsung pergi ke Departemen Penjualan di komplek yang baru dibangun di Area Barat Laut, menunggu sekitar 5 menit, Fernaldy Fang pun datang.
Kakak satu ini masih sama seperti sebelumnya, mengenakan celana besar dan singlet, jika ia mengenakan sandal, berkata dirinya ini ingin pergi mandi pun ada yang akan percaya.
“Kak Fang, penampilanmu dan kekayaan kamu ini kurang cocok.” Kata Natalie Ning sambil bercanda, mungkin karena sudah akrab dengan Fernaldy Fang, ditambah dengan Miliarder satu ini tidak sombong, jadi di depannya, Natalie Ning juga tidak merasa kaku.
Fernaldy Fang juga tertawa, berkata: “Orang yang memiliki puluhan miliar dan ratusan miliar saja bisa mengendarai sepeda jelek untuk mendukung perlindungan lingkungan, aku mengenakan pakaian seperti ini untuk menghemat bahan kain untuk negara. "
“Paman Fang pelit sekali.” Gaby sambil berkata dengan sambil membuat ekspresi iseng.
Fernaldy Fang sangat marah, dan berkata: "Siapa bilang aku pelit? Aku akan memberitahumu apa itu murah hati! Ayo! Beli rumah!"
Natalie Ning tertawa dengan diam-diam, sambil mengikuti mereka masuk ke dalam Departemen Penjualan.
Sebenarnya, orang-orang di Departemen Penjualan sudah lama melihat mereka, tetapi tidak tahu apakah karena rumah-rumah di Area Barat Laut ini terlalu sulit untuk dijual, dan para sales pun tidak tertarik untuk menarik pelanggan dengan inisiatif.
Apalagi penampilan Fernaldy Fang yang terlihat seperti tukang lulur ini, membuat orang melihatnya saja langsung merasa tidak tertarik.
Beberapa orang ini masuk ke dalam Departemen Penjualan, tapi tidak ada orang yang datang menyambut mereka dengan inisiatif, Fernaldy Fang melihat ke kiri dan kanan, akhirnya dengan kesal ia berteriak: “Apakah kalian tidak ada yang datang menyambut tamu!”
Novel Terkait
My Superhero
JessiMy Enchanting Guy
Bryan WuGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniCinta Dan Rahasia
JesslynWahai Hati
JavAliusLoving Handsome
Glen ValoraInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li