Inventing A Millionaire - Bab 275 Iri Hati
Nova Ji duduk di depan meja rias cukup lama.
Kekhawatiran dalam hatinya membuat dia tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan memikirkan akan bertemu Robert Huo besok, dia merasa lebih gelisah.
Jika pria itu benar-benar mengingat semuanya, dia harus bagaiamana menghadapinya?
Nova Ji masih tidak bisa melupakan apa yang terjadi tahun itu.
Setelah beberapa saat, dia baru menghela nafas dan meletakkan ponselnya.
Tidak ada gunanya memikirkannya sekarang, setelah besok tiba, dengan sendirinya akan tahu apa yang harus dilakukan.
Jika benar-benar tidak bisa menyembunyikannya, maka lupakan sajalah. Setelah bertahun-tahun dia juga telah lelah bersembunyi. Setiap melihat wajah itu, dia tidak akan bisa tidur di malam hari.
Karena akhir-akhir ini berjalan sangat lancar, dia telah hampir melepaskan segalanya. Sekarang karena beberapa pesan dari Natalie Ning, dia kembali menyimpannya dalam hati.
Malam ini ditakdirkan untuk membuat banyak orang terjaga.
Keesokan paginya, Natalie Ning menguap ketika dia bangun, Robert Huo terlihat sangat energik.
“Apakah semalam tidak beristirahat dengan baik?” Tanya Robert Huo.
Natalie Ning memalingkan wajahnya ke samping dan membuat gerakan tidak apa-apa, berkata: “Lumayan, hanya saja karena belakangan ini terlalu lemah, tidak cukup istirahat semalaman.”
“Jika tidak tahan, beristirahatlah selama dua hari, lagipula sekarang telah berada di jalurnya, kamu istirahat selama dua hari juga tidak menunda apapun.” Kata Robert Huo penuh perhatian.
Kekhawatirannya semakin membuat Natalie Ning merasa rumit, sangat banyak hal yang ingin langsung dijelaskannya ke Robert Huo.
Namun setelah ragu-ragu beberapa saat, dia tetap memilih untuk menyerah.
Karena ini bukan hanya soal mereka berdua, tapi juga sangat berkaitan dengan Nova Ji.
Robert Huo dapat melihatnya, tapi dia tidak bertanya atau mengatakan apa pun, hanya berpura-pura tidak tahu apa-apa. Setelah berbasa-basi beberapa kata dengan Natalie Ning, dia pergi membantu Cornelia Deng membuat sarapan.
Setelah Gaby bangun, lalu ribut meminta ingin memakan Xiao Long Bao. Pagi-pagi begini, dari mana dia membelikannya Xiao Long Bao, karena Robert Huo memiliki banyak akal, dia langsung membuatkan mantou berbentuk lobster kecil, Ini baru membuatnya senang.
Sebenarnya, Gaby tahu pagi-pagi begini tidak terlalu mungkin ada Xiao Long Bao, dia hanya ingin melalui sikap manjanya ini untuk lebih dekat dengan orang yang lebih tua.
Gadis kecil, dapat dimengerti jika sesekali menunjukkan sifat kekanak-kanakan, apalagi dia anak yang sangat pintar dan manis, walaupun tahu tidak masuk akal, orang-orang juga tidak akan keberatan.
Untuk membuat gadis kecil itu senang, awalnya Cornelia Deng dari dalam kamar menarik telinga Eugene Ning dan memintanya mengantar mereka pergi.
Tapi ketika sampai di depan pintu dan melihat Robert Huo mengendarai Mercedes E-Class mendekat, mereka sedikit tertegun.
"Wah, Mercedes? E atau S?" Eugene Ning bertanya dengan mata terbelalak.
"E-Class." Kata Robert Huo turun dari mobil.
“Dilengkapi dengan 4 RWD! Beli baru? Berapa harganya?” Eugene Ning mengelilingi mobil dan melihat-lihatnya.
Dia mengendarai mobil Nissan seharga 100 ribu Rmb, dulu dia merasa lumayan, tapi jika dibandingkan dengan Mercedes E-Class yang panjangnya lebih dari lima meter, tiba-tiba dia merasa bahwa mobilnya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan mobilnya.
“Mobil yang semalam kubahas, sekitar 600 ribu Rmb, tidak sampai 700 ribu Rmb.” Jawab Robert Huo sambil membuka mobil agar Natalie Ning dan Gaby naik ke dalam mobil.
Gaby gadis kecil ini berlari ke dalam mobil dengan sangat gembira, memegang disana dan memegang disini, dan tidak lupa berteriak kepada Ardi Ning dan Cornelia Deng yang berdiri di depan pintu: “Kakek! Nenek! Kami juga telah membeli mobil!"
Tentu saja Ardi Ning dan Cornelia Deng tahu mereka telah membeli mobil, tapi setelah mendengar Robert Huo menghabiskan 600 ribu Rmb untuk mobil ini, tetap merasa terkejut.
Karena belum lama ini, pasangan muda ini bahkan tidak punya uang untuk membeli rumah.
Tapi sekarang, rumah sudah dibeli, dan akan segera mendekornya, mobil juga telah dibeli, dan lagi mobil mewah seharga 600-700 ribu Rmb.
Mungkin dibandingkan dengan mobil mewah kelas atas dengan diatas jutaan Rmb, Mercedes E-Class ini tidak seberapa, tetapi jika dibandingkan dengan pekerja biasa ini jumlah yang sangat besar, sulit dibayangkan.
Toko buah Ardi Ning sekarang memiliki keuntungan harian ribuan atau bahkan puluhan ribu Rmb, tapi memintanya menghabiskan begitu banyak uang untuk membeli mobil, dia pasti tidak rela.
Begitu banyak uang, lebih bagus untuk membeli rumah?
Sebaliknya, Eugene Ning, duduk di kursi pengemudi dan melihat-lihat, dan akhirnya turun dengan rasa iri, berkata: “Kakak Ipar, kamu terlalu luar biasa. Bilang beli langsung beli, Kamu membelinya seperti membeli sayuran.”
“Paman, Ayahku yang terbaik!” Kata Gaby di kursi belakang memujinya.
Eugene Ning menggosok hidungnya dengan marah, dan berkata: "Aku juga cukup baik! Dua bulan lagi aku akan mengganti mobil!”
"Mobilmu baru dikendarai beberapa tahun dan kamu akan menggantinya!” Ardi Ning memarahinya: “Sudah sebesar ini, istri aja belum punya, ganti pantatmu!”
Wajah Eugene Ning memerah karena dimarahi. Meski masih sangat pagi, sudah banyak orang berlalu lalang di sekitar. Dia sudah berumur dua puluh lima dua puluh enam tahun, dan dimarahi oleh Ayahnya dia merasa sangat malu.
Ardi Ning tidak terlalu mempedulikannya, Robert Huo ingin membeli apa, itu urusannya, memang benar dia adalah ayah mertuanya, tapi tetap tidak bisa mengatur menantunya.
Tapi putranya sendiri, maka harus mendengarkan dia!
"Cukup bagus membeli mobil, tidak kepanasan dan tidak kehujanan, cukup bagus.” Kata Cornelia Deng dari samping: “Hanya saja ada banyak mobil di jalanan, Hati-hati saat mengemudi, Jangan gegabah."
Robert Huo mengangguk mendengar perintahnya, menunjukkan dia telah mengingatnya.
“Wihh Mercedes Tuan Ning, mobil siapa ini?” Tanya seorang kenalan yang lewat.
Ardi Ning berkata dengan bangga: "Mobil baru Shawn Li, tidak mahal 700 ribu Rmb.”
Wajah-wajah kenalan-kenalan tercengang, bagi mereka, ini pasti angka yang sangat mengejutkan.
Dan semakin mereka menunjukkan ekspresi terkejut dan iri hati, Ardi Ning semakin senang.
Tidak peduli berapa banyak yang dihabiskan, bukankah yang terpenting adalah untuk mendapatkan perhatian dan kecemburuan orang lain?
Beberapa menit kemudian, setelah mendapat cukup banyak perhatian, ditambah lagi Gaby sudah hampir telat, karena desakan Cornelia Deng, Ardi Ning baru membiarkan tiga orang itu pergi.
Melihat indahnya lampu belakang Mercedes E-Class, Ardi Ning tersenyum.
Cornelia Deng memelintirnya dan berkata: "Lihat seperti apa penampilanmu, yang tidak tahu akan berpikir kamu yang membeli mobil itu.”
"Apa salahnya jika bukan aku yang membelinya. Itu juga dibeli oleh menantuku!" Kata Ardi Ning.
"Wow, sekarang telah memanggilnya dengan sebutan Menantuku, jika diingat kembali kamu dulu .....”
"Kamu ini, sudah dibilang tidak membuka lembaran lama, kenapa kamu selalu mengungkit masa lalu.”
Pasangan tua itu bertengkar, Eugene Ning terlalu malas untuk mendengarkannya, orang tuanya sering melakukannya. Dua hari bertengkar kecil, tiga hari bertengkar besar, setelah selesai bertengkar tetang harus melakukan apa yang harus dilakukan. Seolah-olah bumbu kehidupan mereka, dapat diselesaikan dengan adu mulut.
Di sisi lain, Robert Huo mengantar Gaby ke sekolah terlebih dahulu. Saat gadis itu turun, dia melambai dengan gembira kepada Robert Huo dan berteriak: "Ayah, ingatlah untuk menjemputku ketika sekolah selesai!"
Anak-anak, tetap saja masih saling membandingkan. Biasanya orang tua murid mengantar jemput dengan mobil. Gaby bukan tipe yang suka pamer, tapi mengenai mobil baru, masih membuatnya berharap banyak murid, bahkan guru yang melihatnya membeli mobil baru.
Robert Huo bisa memahami pemikirannya, berkata sambil tersenyum: "Baik, ayah akan menjemputmu sepulang sekolah."
Setelah mendapatkan janjinya, Gaby baru masuk ke sekolah dengan gembira.
Kemudian, Robert Huo mengantar Natalie Ning ke perusahaan, kebetulan bertemu dengan Owen Ning dan Sisilia Jian.
Keduanya tidak lagi tinggal bersama, masing-masing telah menyewa kamar sendiri-sendiri, kebetulan hari ini di waktu yang sama mereka bertemu.
Melihat Natalie Ning turun dari mobil Robert Huo, Sisilia Jian melirik Owen Ning, lalu berlari mendekati mobil dan berteriak: “Selamat Pagi Bos!”
“Selamat pagi, apakah kamu sudah sarapan?” Tanya Robert Huo dengan santai, dan ketika dia melihat Owen Ning berdiri di sana, dia mengangguk menyapanya.
Owen Ning awalnya yang memandang remeh Robert Huo, jangan dilihat dia kerja kepada orang lain, sebenarnya di dalam hatinya dia tidak pernah memandang tinggi seorangpun orang yang di dalam kantor.
Baik Robert Huo maupun Natalie Ning atau beberapa orang yang direkrut masuk, dia menganggap mereka tidak kompeten.
Bos dan Nyonya Bos, mengandalkan keberuntungan membangun perusahaan, dan beberapa orang yang direkrut masuk tidak ada yang bisa dibandingkan dengan dia.
Baik dari kualifikasi pendidikan, universitas ternama, kemampuan kerja, sangat jauh berbeda.
Secara keseluruhan, Owen Ning sekarang menempatkan dirinya pada posisi yang sangat tinggi, sedangkan yang lain, mereka adalah batu loncatannya.
Selain karena meremehkan Robert Huo, ada Sisilia Jian yang ‘Berapi karena dikipasi angin’, bagaimana bisa dia merespons dengan baik?
Novel Terkait
My Secret Love
Fang FangWonderful Son-in-Law
EdrickBack To You
CC LennyCantik Terlihat Jelek
SherinLove at First Sight
Laura VanessaIstri Yang Sombong
JessicaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li