Inventing A Millionaire - Bab 214 Perubahan Sikap
Robert Huo tak bisa berkata-kata, bahkan Nova Ji yang tak mengenal Yacob Zhao saja mengetahui tentang hal ini, menandakan berita ini telah tersebar luas.
Nova Ji juga tak lanjut membahas hal ini lebih dalam, ia bukan seorang yang suka membicarakan orang lain dari belakang, ia berkata, “Jika memang ada urusan, tak apa pergilah. Mengenai kantor cabang luar negeri ini akan kudiskusikan dengan Paman Ketiga dulu. Dan anggota Keluarga Huo yang kau sebutkan tadi, jika ada waktu tolong aturkan waktu untuk kami bertemu.”
“Baik, nanti akan kutelepon ia untuk menanyakan kapan ia punya waktu luang,” jawab Robert Huo.
Setelah mendiskusikan beberapa urusan perusahaan, mereka berdua pun berpisah.
Setelah Robert Huo meninggalkan kantor, Nova Ji menatap ke pintu dengan ekspresi muram, ia tampak sangat khawatir.
Meskipun sebagian besar hal yang kita khawatirkan tak pernah terjadi, tapi yang membuatnya merasa heran, kinerja pria ini semakin lama semakin hebat.
Jika memang hal yang dikhawatirkannya tidak terjadi, bagaimana bisa ia berubah sedrastis ini.
Ia yang dulunya kutu buku itu, tak mungkin berubah menjadi seperti ini.
Setelah beberapa saat, Nova Ji menghela nafas panjang, berusaha mengusir kekhawatiran di hatinya.
Tak peduli apapun yang terjadi, saat ini belum ada petunjuk yang jelas, tak perlu terlalu dipikirkan. Kita jalani dan amati saja.
Setelah ia meninggalkan kantor, Robert Huo menerima telepon dari Natalie Ning.
“CEO Mu sudah datang, hendak membeli saham kita,” nada bicara Natalie Ning terdengar sangat gembira.
“Aku sudah bisa membayangkan selebar apa senyumanmu, jangan tampak terlalu gembira, kau akan membuatnya merasa tidak nyaman,” kata Robert Huo sambil tertawa.
“Kau sangat mengenalku!” dengus Natalie Ning dengan nada merajuk.
Robert Huo juga sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan merajuknya, ia berkata, “Aku takkan ikut campur dalam hal ini, kau saja yang berdiskusi dengannya. Ingat, perusahaan kita sangat menjanjikan, jangan menurunkan syarat kita.”
“Tenanglah, aku tahu.”
Sejak mendiskusikan kerjasama dengan perusahaan pengiriman saat itu, juga karena kepopuleran kegiatan itu, rasa percaya diri Natalie Ning perlahan mulai meningkat. Kini ia merasa percaya diri menghadapi siapapun.
Alasan kedatangan Wesley Mu sangat jelas, CEO perusahaan diet ini juga melihat kepopuleran kegiatan itu telah jauh melampaui perkiraannya, dan omzet Toko Taobao itu telah mencapai jumlah yang fantastis.
Dan ini masih belum puncaknya.
Dengan kata lain, selama masih ada orang gemuk di dunia ini, kegiatan itu akan semakin populer.
Ia juga mendengar Natalie Ning hendak membuka Toko di Platform Internasional Taobao dan akan mengadakan kegiatan yang sama.
Kepopuleran kegiatan itu di dalam negeri saja sudah sangat mencengangkan dan membuat penjualan mereka terus meningkat setiap hari. Jika mereka bisa mencaplok pasar luar negeri, berapa banyak uang yang akan mereka dapatkan?
Wesley Mu melihat potensi besar dalam hal ini dan tak lagi menunda-nunda.
Jika ia mendiskusikannya saat ini, ia masih bisa mendapatkan bagian, jika ia menundanya ke bulan depan, atau bahkan 2 minggu ke depan saja, ia mungkin takkan mendapatkan bagian sama sekali.
Saat itu terjadi, mereka akan menyingkirkannya dan membangun perusahaan sendiri, habislah ia.
Lagipula resep diet sudah hampir semuanya diketahui secara publik, hampir tak ada yang masih menjadi rahasia.
Dan selain obat diet, Natalie Ning juga telah meluncurkan katering diet dan penjualannya sangat menjanjikan. Meskipun harganya sangat murah, tapi mau tak mau orang harus memakannya setiap hari.
Jika ditotal, keuntungannya setiap bulan juga sangat fantastis.
Kali ini, tujuan utama Wesley Mu adalah, tak peduli berapapun harga yang harus dibayarnya, ia harus bisa mendapatkan sebagian keuntungan kegiatan itu!
Wajar ia merasa cemas, saat ini Robert Huo dan Natalie Ning memegang 30% saham, bisa dibilang pemegang saham terbesar. Mereka membeli semua barang dengan harga pokok.
Tak peduli sebanyak apapun penjualannya, sebenarnya perusahaan hanya mendapatkan sangat sedikit keuntungan, hanya meningkatkan reputasi mereka.
Siapa yang tidak cemas jika seperti ini?
Saat Robert Huo mengemukakan ia hendak menguasai seluruh saham perusahaan, para pemegang saham menjadi marah, menggebrak meja dan berkata orang ini terlalu banyak bermimpi. Seorang pemilik Toko Taobao kecil ingin menguasai sebuah perusahaan besar dengan omzet tahunan ratusan juta? Tidakkah ia sedang berusaha menipu?
Tapi kini, mereka semua mendesak Wesley Mu untuk berdiskusi dengannya.
Melihat Toko Taobao itu meraih omzet penjualan puluhan juta per bulannya, sementara mereka tak meraup keuntungan sedikitpun, mereka merasa sangat iri.
Maka Wesley Mu segera mendatangi kantor New Hope Corp.
Setelah menutup telepon, Natalie Ning tersenyum pada Wesley Mu yang duduk di hadapannya dan berkata, “Suamiku masih ada urusan penting, tak bisa datang kemari saat ini, anda bisa mendiskusikan urusan ini denganku.”
“Tak apa, saat ini...”
Natalie Ning mengangkat tangannya, memotong pembicaraan Wesley Mu, dan sambil tersenyum berkata, “Sebelumnya, aku ingin memberitahukan syarat kami pada CEO Mu, kami akan memegang 65% saham, tidak kurang sepeserpun, jika anda merasa ini bukan masalah, kita bisa lanjut berdiskusi, jika anda merasa keberatan, aku hanya akan menjamu anda makan, lalu kita lanjut diskusikan hal ini lain kali.”
Wesley Mu tertegun, ia merasa wanita cantik di hadapannya ini sangat berbeda dibandingkan sebelumnya.
Saat ia pertama kali bertemu Natalie Ning, ia hanyalah orang biasa yang berbicara padanya dengan takut-takut.
Kemudian, saat ia mendiskusikan kerjasama dengan perusahaan pengiriman, meski ia tampak lebih percaya diri, tapi ia tetap menuruti keputusannya, ia hanya seperti pemeran pembantu.
Tapi hari ini saat lagi-lagi bertemu dengannya, ia melihat Natalie Ning tampak semakin tegas, wibawanya sudah seperti pebisnis kelas atas dengan aset yang besar.
Sejak pertemuan pertama itu hingga saat ini baru sekitar 1-2 bulan. Bagaimana bisa perubahannya begitu drastis?
Ia tak tahu, saat ini kemampuan Natalie Ning telah meningkat sehingga ia jadi penuh percaya diri. Dan yang terpenting, karena setiap saat ia selalu bersama Robert Huo, ia mulai terbawa karakternya. Mengadopsi sikap dan pola pikirnya.
Dan seperti inilah Robert Huo, jika ia telah memegang kartu kemenangan, ia takkan memberimu kesempatan untuk membalas.
Antara menyerah, atau buka kartunya, agar yang lain tahu seberapa besar kekalahanmu. Tak perlu berusaha meminta belas kasihan. Dalam permainan seperti ini hanya ada pemenang, tak ada malaikat.
Maka kini Natalie Ning juga mulai berbicara dan bersikap seperti seorang wanita hebat. Tapi tak seperti para wanita hebat lain pada umumnya, ia hanya menunjukkan ketegasannya di satu sisi. Saat berbicara, ia masih terdengar sangat lembut dan ramah dengan senyuman di wajahnya.
Tapi orang seperti ini justru yang paling sulit untuk ditaklukkan, karena di balik senyumannya, tak ada ruang untuk membantah.
Wesley Mu terdiam. Sejak awal ia sudah tahu ia harus membayar tinggi jika ingin ikut mendapatkan keuntungan ini.
Saat ia pertama kali menyinggung tentang hal ini, Robert Huo hanya menginginkan 51% saham, tapi kini, Natalie Ning menginginkan 65%.
Jangan anggap 14% hanya perbedaan kecil, lihatlah keseluruhannya, jika mereka sepakat, ia hanya akan mendapatkan 35% keuntungan.
“CEO Mu, tak perlu gugup, minumlah tehnya dulu,” Natalie Ning menuangkan secangkir teh untuknya.
Teh itu adalah Teh Guanyin kualitas terbaik yang diberikan Fernaldy Fang saat itu. Ardi Ning sungguh tak rela meminum teh yang berharga 600,000 RMB per 5 ons itu. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya ia memberikan 5 ons teh itu pada Natalie Ning untuk menjamu kliennya.
Teh Guanyin memang memiliki aroma yang kuat, begitu disiram air panas, harum tehnya segera menguar.
Aromanya tercium di seluruh penjuru ruangan.
Tapi dalam hati, Wesley Mu merasa getir.
Jika saja bulan lalu ia menyetujuinya, perusahaannya masih bisa mendapatkan 49% saham, kini 14% lebih rendah, dengan kata lain untuk setiap 2 hari yang ditundanya, ia kehilangan 1%.
Ia merasa sangat tidak rela, tapi Natalie Ning telah menunjukkan kebulatan tekadnya. Jika hari ini ia tak menyetujuinya, saat ia kembali lagi beberapa hari lagi, ia pasti akan semakin menaikkan syaratnya.
Dan menurut yang dikatakan Robert Huo saat itu, selanjutnya bisa-bisa ia akan meminta 80%.
“Aku harus mempertimbangkannya dulu, aku harus berdiskusi dengan para pemegang saham, karena ini bukan perusahaanku seorang,” kata Wesley Mu.
Natalie Ning tak mengatakan apapun, hanya membuat gerakan mempersilahkan.
Wesley Mu segera mengeluarkan ponselnya dan berjalan keluar dari kantor, ia pasti sedang menghubungi para pemegang saham yang lain.
Natalie Ning meraih secangkir teh dari atas meja dan menyisipnya, senyuman tetap terpampang di wajahnya.
Sikapnya saat ini bagaikan seorang jenderal yang telah meraih kemenangan, tapi tetap mempertahankan sikap elegannya.
Seorang wanita muda yang sedang bekerja tak jauh dari sana mendongakkan kepala menatapnya dengan penuh rasa kagum, ia perlahan menyikut pria di sebelahnya dan berkata, “Lihatlah Kak Natalie, sikapnya sungguh berwibawa. Menurutmu, kapan aku bisa menjadi sepertinya?”
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddyEternal Love
Regina WangGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMata Superman
BrickJalan Kembali Hidupku
Devan HardiMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeMarriage Journey
Hyon SongInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li